Abstrak
Pandemi COVID-19 telah memaksa sistem pendidikan melakukan pembelajaran
jarak jauh (PJJ) peristiwa ini rentan bagi peserta didik di daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal (3T) karena berpotensi kehilangan hak belajarnya. Tujan penelitian ini
sebagai tinjauan umum terkait pembelajarn daring selama pandemi COVID-19.
Pembelajaran virtual menjadi solusi untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar
meski lembaga pendidikan telah menerapkn PJJ. Mengingat waktu dan tempat menjadi
beresiko selama ini. Namun, teknik pmbelajaran virtual ini sangat penting untuk di
evaluasi, karena koneksi jaringan menjadi suatu kendala yang dihadapi peserta didik
yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet. Apalagi peserta didik tersebut
tempat tinggalnya di daerh pedesaan, terpencil dan tertinggal.
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan hak setiap anak bangsa yang sudah tertera dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke-4 yaitu
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus baru
yaitu Sars-coV-2 ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 desember
2019. Virus corona atau Covid-19 ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, bahkan kematian. Sampai dengan saat ini
setidaknya ada lima jenis virus corona yang diidentifikasi pada manusia (Dkk, 2020).
Tercatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat setiap harinya, per
tanggal 30 maret 2021 jumlah kasus Covid-19 mencapai 1.505.775 kasus dengan angka
kematian 40.754 kasus (Gugus Covid-19, 2021). Dengan adanya pandemi Covid-19 ini
pemerintah memberikan kebijakan untuk membatasi aktivitas di luar rumah dan untuk
tetap berada dirumah sampai meredanya pandemi ini. Adapun hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyebaran terinfeksi virus corona adalah dengan menerapkan 3M
yang dianjurkan pemerintah yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci
tangan menggunakan sabun di air yang mengalir. Diharapkan dengan dilaksanakannya
3M ini dapat mengurangi penyebaran virus corona di sekitar masyarakat.
Pertengahan bulan Desember 2019, dunia seolah diguncang dengan adanya berita
mengenai penyebaran virus, yang berasal dari negara Tiongkok. Menurut berita yang
beredar, virus tersebut berasal dari pasar rakyat di Wuhan. WHO (World Health
Organization) menamakan virus tersebut dengan COVID 19 (Coronavirus Disease 2019).
Dengan sifatnya yang mudah menular dan cepat beradaptasi di segala kondisi, membuat
virus tersebut dapat merebak dengan cepat. Merebaknya virus seperti berita hoaxs yang
mudah menyebar di internet. Penyebaran virus yang mula-mula berada di selingkung
Wuhan, lama kelaman dengan banyak jalur perpindahan antar warga dari China menuju
Indonesia maupun dari China ke penjuru Dunia. Membuat virus tersebut sulit untuk
dijinakkan.
Bulan Pebruari 2020, menjadi awal mula COVID 19 masuk ke Indonesia. Bermula
dari datangnya warga Indonesia yang baru pulang dari Wuhan, menyebabkan kluster
baru di Indonesia. Sontak para masyarakat di buat geger dengan berita adanya kluster
baru di Indonesia. Dengan adanya kluster baru, membuat Pemerintah mengambil langkah
strategis dalam penyikapannya. Pemerintah, khususnya Menteri Kesehatan langsung
melacak siapa saja yang pulang ke Indonesia. Langkah Pemerintah dalam hal
penanganan kasus ini sudahlah tepat. Tapi, dengan sifatnya yang mudah menular,COVID
19 sulit untuk dikendalikan.
Pandemi menimbulkan tantangan khusus bagi pendidik karena dalam situasi ini
pembelajaran dilakukan secara online. Tentu saja, hal ini adalah tantangan baru bagi
pendidik, mulai dari metode pengajaran hingga individu di setiap mata pelajaran yang
diajarkan oleh masing-masing guru. Pendidikan adalah hubungan antara guru dan siswa
untuk mencapai tujuan pendidikan yang muncul di lingkungan pendidikan. Siswa akan
menjadi faktor penentu sehingga dapat mempengaruhi segala yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Wibowo, 2018). Pendidikan dapat diartikan dengan
adanya suatu proses yang menggunakan metode untuk membuat mereka mengerti,
pengetahuan dan bagaimana berperilaku saat dibutuhkan (Syah, 2014).
Kepanikan semakin mencuat dan melebar di segala lini hingga tak memandang bulu,
mulai dari lapisan masyarakat kecil hingga ke pegawai pemerintahan. Kepanikan yang
sudah merebak, mengakibatkan Intitusi Pemerintahan seperti Dinas Pendidikan
melakukan kebijakan yang sebelumnya belum pernah di lakukan. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) yang dikepalai oleh Mas Nadiem
Makarim terpaksa harus memutar otak untuk keberlangsungan proses pendidikan.
Pembelajaran tidak lagi dapat dilakukan dalam bentuk tatap muka. Upaya pemerintah
untuk tetap melakukan proses pembelajaran pun dilakukan secara jarak jauh atau online
atau lebih dikenal dengan pembelajaran daring. Siswa atau mahasiswa dirumah dan
pengajar dalam hal ini guru ataupun dosen tetap melakukan tugasnya dengan mengajar
dari rumah.
B. Metode penelitian
- Jenis Penulisan
Penulisan ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah
metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan dengan cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisis situasi dan kondisi suatu obyek
permasalahan dari sudut pandang penulis berdasarkan hasil telaah Pustaka atau studi
literatur
- Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data sekunder. Data
sekunder dapat didapatkan melalui buku, litarture yang berhubungan, jurnal, maupun
dokumentasi.
- Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literal (studi kepustakaan).
Studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan data-data berupa data sekunder yang
berhubungan dengan topik masalah yang terkait dengan Pendidikan pada masa pandemi
covid-19 ini.
C. Tinjauan pustaka
Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka yang digunakan adalah teori – teori yang
menjadi landasan dalam penelitian, selain itu kajian pustaka juga melalui jurnal – jurnal
penelitian nasional. Jurnal saudara Agus Purwanto, 2020. Dengan judul : “Studi
Eksploratif pandemic Covid-19 terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar”.
Hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya untuk mengetahui seberapa besar dampak
yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 dialami oleh siswa, guru ataupun orang tua
dalam menjalankan kegiatan pembelajaran secara online. Pembelajaran yang biasanya
dilakukan dengan tatap muka kini berganti dengan pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi yang ada pada saat ini. Persamaan penelitian ini terletak pada dampak yang
dialami oleh para siswa, guru dan orang tua dalam menjalankan pembelajaran secara
online. Jurnal saudari Fieka Nurul Arifah, 2020. Dengan judul : “Tantangan Pelaksanaan
Kebuakan Belajar dari Rumah dalam Darurat Covid19”.
Persamaan dalam penelitian ini setiap sekolahan harus tetap menjalankan manajemen
yang telah ditetapkan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.3 4. Jurnal dari
saudari Wiwin Hartanto, 2017. Dengan judul : “Penggunan E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran”. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya penggunaan pembelajaran
berbasis e-learning dimanfaatkan untuk memanfaatkan proses pembelajaran agar siswa
mampu aktif dalam mengamati, mempraktikan, mendemonstrasikan materi yang diajarkan
oleh guru. Persamaan dalam penelitian ini ialah melakukan kegiatan pembelajaran secara
e-learning agar siswa tetap dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif dan efisien
walaupun berbasis elearning. 4 Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada waktu
penelitian, peneliti dari saudari Wiwin Hartanto dilaksanakan pada tahun 2016 dan
penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020.
D. Pembahasan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ek generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatiham atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain. Tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar,
menengah, dan tinggi. Indonesia saat ini menerapkan sistem pendidikan nasional. Semua
jenjang, jalur, dan jenis pendidikan harus mengimplementasikan sistem tersebut. Salah
satu program pendidikan yang terkini di dalam negeri adalah “Wajib Belajar 12 Tahun”,
yakni 6 tahun Sekolah Dasar (SD), 3 tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sistem pembelajaran yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) dari rumah
masing-masing yang cenderung memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran
terkadang terdapat hambatan dalam penerapannya. Selama pembelajaran daring, peserta
didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan
di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi
dengan guru pada waktu yang bersamaan seperti menggunakan video call atau live
chat (Ermayulis, 2020). Oleh karena itu peran guru menjadi sangat penting mengingat
para guru harus bekerja lebih ekstra demi mengajarkan mata pelajaran kepada para
peserta didiknya. Guru harus memastikan bahwa peserta didik tetap mendapatkan meteri
pembelajaran meskipun kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online atau dirumah.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan
tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu
proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya
pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan
yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih
banyak dan lebih luas (Sofyana & Rozaq, 2019). Namun masih ada beberapa
sekolah memilih proses pembelajaran secara luring (luar jaringan) dalam artian
pembelajaran dilakukan secara tatap muka antara guru dan peserta didik dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Hal ini banyak
dilakukan oleh sekolah-sekolah yang ada di daerah pedesaan maupun di didaerah
pegunungan.
https://www.brilio.net/gadget/17-perbandingan-fitur-google-meet-dan-zoom-mana-
yang-lebih-baik-210929v.html
http://eprints.umpo.ac.id/5678/3/BAB%20II.pdf
https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/tantangan-dunia-pendidikan-di-masa-
pandemi/
https://www.researchgate.net/publication/
351212980_Perkembangan_Pendidikan_Indonesia_di_Masa_Pandemi_Covid-19