Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN DI SDN 12 LUBANG BUAYA PAGI

Ahmad Ramadhani (202013500464)


Karlinah Sulistiawati (202113570003)
Nabilla Farahdiba (202013500379)
Siti Nurhasanah (202013500289)

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta Pgri
2021/2022

Abstrak
Pandemi COVID-19 telah memaksa sistem pendidikan melakukan pembelajaran
jarak jauh (PJJ) peristiwa ini rentan bagi peserta didik di daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal (3T) karena berpotensi kehilangan hak belajarnya. Tujan penelitian ini
sebagai tinjauan umum terkait pembelajarn daring selama pandemi COVID-19.
Pembelajaran virtual menjadi solusi untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar
meski lembaga pendidikan telah menerapkn PJJ. Mengingat waktu dan tempat menjadi
beresiko selama ini. Namun, teknik pmbelajaran virtual ini sangat penting untuk di
evaluasi, karena koneksi jaringan menjadi suatu kendala yang dihadapi peserta didik
yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet. Apalagi peserta didik tersebut
tempat tinggalnya di daerh pedesaan, terpencil dan tertinggal.

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan hak setiap anak bangsa yang sudah tertera dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke-4 yaitu
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus baru
yaitu Sars-coV-2 ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 desember
2019. Virus corona atau Covid-19 ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, bahkan kematian. Sampai dengan saat ini
setidaknya ada lima jenis virus corona yang diidentifikasi pada manusia (Dkk, 2020).

Tercatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat setiap harinya, per
tanggal 30 maret 2021 jumlah kasus Covid-19 mencapai 1.505.775 kasus dengan angka
kematian 40.754 kasus (Gugus Covid-19, 2021). Dengan adanya pandemi Covid-19 ini
pemerintah memberikan kebijakan untuk membatasi aktivitas di luar rumah dan untuk
tetap berada dirumah sampai meredanya pandemi ini. Adapun hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyebaran terinfeksi virus corona adalah dengan menerapkan 3M
yang dianjurkan pemerintah yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci
tangan menggunakan sabun di air yang mengalir. Diharapkan dengan dilaksanakannya
3M ini dapat mengurangi penyebaran virus corona di sekitar masyarakat.

Pertengahan bulan Desember 2019, dunia seolah diguncang dengan adanya berita
mengenai penyebaran virus, yang berasal dari negara Tiongkok. Menurut berita yang
beredar, virus tersebut berasal dari pasar rakyat di Wuhan. WHO (World Health
Organization) menamakan virus tersebut dengan COVID 19 (Coronavirus Disease 2019).
Dengan sifatnya yang mudah menular dan cepat beradaptasi di segala kondisi, membuat
virus tersebut dapat merebak dengan cepat. Merebaknya virus seperti berita hoaxs yang
mudah menyebar di internet. Penyebaran virus yang mula-mula berada di selingkung
Wuhan, lama kelaman dengan banyak jalur perpindahan antar warga dari China menuju
Indonesia maupun dari China ke penjuru Dunia. Membuat virus tersebut sulit untuk
dijinakkan.

Bulan Pebruari 2020, menjadi awal mula COVID 19 masuk ke Indonesia. Bermula
dari datangnya warga Indonesia yang baru pulang dari Wuhan, menyebabkan kluster
baru di Indonesia. Sontak para masyarakat di buat geger dengan berita adanya kluster
baru di Indonesia. Dengan adanya kluster baru, membuat Pemerintah mengambil langkah
strategis dalam penyikapannya. Pemerintah, khususnya Menteri Kesehatan langsung
melacak siapa saja yang pulang ke Indonesia. Langkah Pemerintah dalam hal
penanganan kasus ini sudahlah tepat. Tapi, dengan sifatnya yang mudah menular,COVID
19 sulit untuk dikendalikan.
Pandemi menimbulkan tantangan khusus bagi pendidik karena dalam situasi ini
pembelajaran dilakukan secara online. Tentu saja, hal ini adalah tantangan baru bagi
pendidik, mulai dari metode pengajaran hingga individu di setiap mata pelajaran yang
diajarkan oleh masing-masing guru. Pendidikan adalah hubungan antara guru dan siswa
untuk mencapai tujuan pendidikan yang muncul di lingkungan pendidikan. Siswa akan
menjadi faktor penentu sehingga dapat mempengaruhi segala yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Wibowo, 2018). Pendidikan dapat diartikan dengan
adanya suatu proses yang menggunakan metode untuk membuat mereka mengerti,
pengetahuan dan bagaimana berperilaku saat dibutuhkan (Syah, 2014).

Beberapa metode pembelajaran diterapkan selama pandemi, tetapi masih semua


terbatas dalam hal institusi pendidikan dan guru sebagai staf pengajar. Karena wabah ini
didefinisikan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan
dunia dan penyebaran virus dengan sangat mudah, kita harus sadar bahwa virus ini
ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan pernapasan dari orang yang
terinfeksi. Ketika wabah COVID-19 terus menyebar, orang harus mengambil tindakan
untuk mencegah penularan lebih lanjut, mengurangi dampak wabah ini, dan mendukung
upaya pengendalian penyakit

Kepanikan semakin mencuat dan melebar di segala lini hingga tak memandang bulu,
mulai dari lapisan masyarakat kecil hingga ke pegawai pemerintahan. Kepanikan yang
sudah merebak, mengakibatkan Intitusi Pemerintahan seperti Dinas Pendidikan
melakukan kebijakan yang sebelumnya belum pernah di lakukan. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) yang dikepalai oleh Mas Nadiem
Makarim terpaksa harus memutar otak untuk keberlangsungan proses pendidikan.
Pembelajaran tidak lagi dapat dilakukan dalam bentuk tatap muka. Upaya pemerintah
untuk tetap melakukan proses pembelajaran pun dilakukan secara jarak jauh atau online
atau lebih dikenal dengan pembelajaran daring. Siswa atau mahasiswa dirumah dan
pengajar dalam hal ini guru ataupun dosen tetap melakukan tugasnya dengan mengajar
dari rumah.

Proses pembelajaran secara daring ini memaksakan orangtua untuk mendukung


proses pembelajaran anak dengan harus menyedikan jaringan wifi atau pulsa data untuk
menjamin bahwa anaknya dapat memperoleh pendidikan walaupun dari rumah.
Sekolahsekolah ditutup, ujian nasional ditiadakan, para pegawai bergiliran ke kantor dan
tenaga fungsional melakukan tugasnya dirumah, yang lebih dikenal denga Work From
Home (WFH). Sekolah-sekolah dan kampuspun didaringkan, pertemuanpetemuan
dilakukan secara online, semuanya dilakukan secara jarak jauh. Tuntutan proses
pembelajaran seperti ini menggugah orangtua untuk harus dapat menyediakan fasilitas
yang dituntut seperti laptop, handphone android dan bahkan pulsa data sehingga anaknya
dapat mengikuti proses pembelajaran.

Meskipun wabah COVID-19 secara signifikan mempengaruhi pembelajaran antara


guru dengan siswa, apakah keberadaan pembelajaran jarak jauh memungkinkan peran
guru untuk berinteraksi dengan benar. Maka dari itu hal ini membuat penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “DAMPAK PANDEMI
COVID-19 TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN”.

B. Metode penelitian
- Jenis Penulisan
Penulisan ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah
metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan dengan cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisis situasi dan kondisi suatu obyek
permasalahan dari sudut pandang penulis berdasarkan hasil telaah Pustaka atau studi
literatur
- Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data sekunder. Data
sekunder dapat didapatkan melalui buku, litarture yang berhubungan, jurnal, maupun
dokumentasi.
- Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literal (studi kepustakaan).
Studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan data-data berupa data sekunder yang
berhubungan dengan topik masalah yang terkait dengan Pendidikan pada masa pandemi
covid-19 ini.
C. Tinjauan pustaka
Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka yang digunakan adalah teori – teori yang
menjadi landasan dalam penelitian, selain itu kajian pustaka juga melalui jurnal – jurnal
penelitian nasional. Jurnal saudara Agus Purwanto, 2020. Dengan judul : “Studi
Eksploratif pandemic Covid-19 terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar”.
Hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya untuk mengetahui seberapa besar dampak
yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 dialami oleh siswa, guru ataupun orang tua
dalam menjalankan kegiatan pembelajaran secara online. Pembelajaran yang biasanya
dilakukan dengan tatap muka kini berganti dengan pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi yang ada pada saat ini. Persamaan penelitian ini terletak pada dampak yang
dialami oleh para siswa, guru dan orang tua dalam menjalankan pembelajaran secara
online. Jurnal saudari Fieka Nurul Arifah, 2020. Dengan judul : “Tantangan Pelaksanaan
Kebuakan Belajar dari Rumah dalam Darurat Covid19”.

Hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya proses pembelajaran yang dilakukan


adalah proses pembelajaran dirumah, guru juga harus tetap terus berinovasi dalam
menciptakan pembelajaran yang baru agar siswa tidak bosan dalam melakukan
pembelajaran dirumah. Persamaan penelitian ini ialah guru terus berinovasi agar anak
tidak bosan dalam menjalankan pembelajaran dirumah. Sesekali guru memberikan
pembelajaran yang menyenangkan dengan berupa praktek untuk membuat suatu kerajinan.
Jurnal dari saudara Muhammad Nur, 2016. Dengan judul : “Manajemen Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan pada SDN Dayah Guci Kabupaten Pidie”. Hasil
penelitian tersebut diketahui bahwasanya manajemen sekolah merupakan proses
pengelolaan pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik
dalam jangka pendek, menengah maupun jangka yang panjang manajemen tersebut harus
tetap berjalan dengan baik. Seperti dengan adanya wabah yang seperti ini guru juga harus
tetap menjalankan manajeman yang telah ditetapkan oleh sekolah dalam menciptakan
pendidikan yang baik walaupun pembelajaran dilakukan dengan online.

Persamaan dalam penelitian ini setiap sekolahan harus tetap menjalankan manajemen
yang telah ditetapkan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.3 4. Jurnal dari
saudari Wiwin Hartanto, 2017. Dengan judul : “Penggunan E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran”. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya penggunaan pembelajaran
berbasis e-learning dimanfaatkan untuk memanfaatkan proses pembelajaran agar siswa
mampu aktif dalam mengamati, mempraktikan, mendemonstrasikan materi yang diajarkan
oleh guru. Persamaan dalam penelitian ini ialah melakukan kegiatan pembelajaran secara
e-learning agar siswa tetap dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif dan efisien
walaupun berbasis elearning. 4 Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada waktu
penelitian, peneliti dari saudari Wiwin Hartanto dilaksanakan pada tahun 2016 dan
penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020.

D. Pembahasan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ek generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatiham atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain. Tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar,
menengah, dan tinggi. Indonesia saat ini menerapkan sistem pendidikan nasional. Semua
jenjang, jalur, dan jenis pendidikan harus mengimplementasikan sistem tersebut. Salah
satu program pendidikan yang terkini di dalam negeri adalah “Wajib Belajar 12 Tahun”,
yakni 6 tahun Sekolah Dasar (SD), 3 tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan


di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat
menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab
edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja
sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas
setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.

Sistem pembelajaran yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) dari rumah
masing-masing yang cenderung memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran
terkadang terdapat hambatan dalam penerapannya. Selama pembelajaran daring, peserta
didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan
di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi
dengan guru pada waktu yang bersamaan seperti menggunakan video call atau live
chat (Ermayulis, 2020). Oleh karena itu peran guru menjadi sangat penting mengingat
para guru harus bekerja lebih ekstra demi mengajarkan mata pelajaran kepada para
peserta didiknya. Guru harus memastikan bahwa peserta didik tetap mendapatkan meteri
pembelajaran meskipun kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online atau dirumah.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan
tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu
proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya
pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan
yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih
banyak dan lebih luas (Sofyana & Rozaq, 2019). Namun masih ada beberapa
sekolah memilih proses pembelajaran secara luring (luar jaringan) dalam artian
pembelajaran dilakukan secara tatap muka antara guru dan peserta didik dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Hal ini banyak
dilakukan oleh sekolah-sekolah yang ada di daerah pedesaan maupun di didaerah
pegunungan.

Proses pembelajaran online mengharuskan guru tanggap teknologi. Pelaksanaan


pembelajaran online untuk mengantisipasi apabila guru tidak dapat tatap muka dengan
siswa dan untuk menghadapi kendala mendadak seperti pandemi COVID-19 yang
menggemparkan seluruh dunia sehingga menyebabkan seluruh aktivitas manusia dibatasi.
selama masa pandemic covid 19 Bentuk pembelajaran online yang digunakan selama
proses pembelajaran telah banyak dikembangkan. Sejak terjadinya pandemic covid-19
semua institusi pendidikan mulai menggunakan bentuk pembelajaran dengan
memanfaatkan aplikasi aplikasi pembelajaran yang dirasakan mampu meningkatkan
keefektifan. Ada beberapa aplikasi yang dapat digunakan dalam melakukan pembelajaran
jarak jauh (PJJ) pada SDN Lubang Buaya 12 Pagi yaitu, Zoom, Google Meet, Google
Classroom, Whatshap Grup.
1) Zoom
Zoom didirikan oleh Eric Yuan, salah satu jutawan yang masuk dalam daftar
orang terkaya di dunia versi Forbes. Biasanya Zoom digunakan di antara kalangan
para pekerja untuk melakukan meeting secara online. Kini zoom tidak asing lagi di
dunia Pendidikan. Zoom yang biasanya digunakan oleh perusahan-perusahaan besar
untuk tatap muka secara online, kini juga dirasakan nyaman oleh dosen untuk
melakukan tatap muka online, dan bahkan ujian-ujian juga dapat dilakukan secara
lisan dengan aplikasi tersebut.
2) Google Meet
Google Meet merupakan salah satu software atau aplikasi yang dapat
dimanfaatkan atau dignakan untuk tetap produktif di dalam bekerja maupun belajar
walaupun harus dilakukan di rumah saja. Google meet dengan zoom tidak jauh
berbeda. Keduanya sama-sama digunakan untuk rapat atau belajar secara daring atau
dirumah saja. Perbedaannya adalah jika google meet mempunyai batas maksimal
hingga 250 peserta,sedangkan zoom mencapai batas maksimal hingga 500 peserta
namun berbayar.
3) Google Classroom
Aplikasi yang lain yaitu Google classroom. Google Classroom (Ruang Kelas
Google) adalah suatu serambi aplikasi pembelajaran campuran secara online yang
dapat digunakan secara gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan
membagikan kode kelas tersebut atau mengundang para siswanya. Google Classroom
ini diperuntukkan untuk membantu semua ruang lingkup pendidikan yang membantu
siswa untuk menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran, membagikan
pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas. Dengan penggunaan google
classroom, semua materi, tugas dan ujian-ujian dapat dikirimkan secara tepat waktu.
4) Whatsapp Group
WhatsApp Messenger atau WhatsApp merupakan sebuah aplikasi perpesanan
(messenger) instan dan lintas platform pada smartphone yang memungkinkan pengguna
mengirim dan menerima pesan seperti SMS tanpa menggunakan pulsa melainkan
koneksi internet. WhatsApp dirilis pada January 2009. Tetapi, pada tahun 2014,
WhatsApp resmi menjadi milik Facebook setelah melalui proses akuisisi selama 8
bulan.Pada WhatsApp, Anda dapat mengirimkan teks, foto, audio, file dan gambar
kepada pengguna lainnya, menelpon, video call, serta membuat story. Jika sebelumnya
hanya dapat melakukan chatting atau kirim pesan diantara 2 orang saja, whatsapp
kemudian mengembangkan fitur baru bernama whatsapp grup. Dengan whatsapp grup
dapat dilakukan komunikasi dalam grupgrup yang dibentuk. Salah satunya WA grup
kelas atau WA grup mata kuliah sehingga semua informasi dapat terdistribusi ke semua
anggota grup whatsapp. Dengan whatsaap grup semua informasi perkuliahan dapat
disharring didalam grup tersebut.
E. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran yang dilakukan selama covid 19 adalah proses pembelajaran
online.
2. Bentuk pembelajaran online selama pandemi covid 19 adalah penggunaan
aplikasi. Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi zoom, google classroom dan
whatsapp group.
3. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran online adalah
a) Aplikasi yang digunakan.Untuk aplikasi whatsaap grup dan google
classroom bisa dikatakan efektif karena informasi perkuliahan terdistribusi
secara cepat.
b) Jaringan internet yang tidak stabil. Mahasiswa sebagaian besar telah
difasilitasi dengan kuota belajar. Tetapi karena kuota yang terbatas,
terkadang menghambat mahasiswa dalam proses perkuliahannya;
c) Ilmu yang diberikan belum tersampaikan secara baik.
4. Saran yang dapat diberikan oleh responden untuk proses pembelajaran online
selama pandemi covid 19 adalah proses pembelajaran akan lebih efektif jika
semua fasilitas tersedia. Dosen sudah menggunakan wifi dan mendapatkan quota
belajar dari pemerintah, mahasiswa juga sudah mendapat quota belajar dari pihak
universitas dan pemerintah, diharapkan proses pembelajaran online kedepan lebih
baik lagi, baik dalam proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh, baik itu
kinerja dosen maupun prestasi mahasiswa tetap dapat ditingkatkan walaupun
dalam masa pandemic covid-19.
F. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian kedepan hendaknya melakukan wawancara secara lebih terstruktur.
2. Peneliti selanjutnya dapat memperluas responden, seperti unsur pimpinan lembaga
ataupun orangtua yang merasakan dampak langsung juga dengan adanya covid-19.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan objek penelitian yang lain, seperti
instansi pemerintah yang lain ataupun melakukan penelitian di daearah-daerah kabupaten
yang masih terkendala oleh jaringan internet.
G. Daftar Pustaka
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/55-masa-pandemi-
pembelajaran-di-masa-pandemi-covid-19

https://www.brilio.net/gadget/17-perbandingan-fitur-google-meet-dan-zoom-mana-
yang-lebih-baik-210929v.html

http://eprints.umpo.ac.id/5678/3/BAB%20II.pdf
https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/tantangan-dunia-pendidikan-di-masa-
pandemi/

https://www.researchgate.net/publication/
351212980_Perkembangan_Pendidikan_Indonesia_di_Masa_Pandemi_Covid-19

Anda mungkin juga menyukai