Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Fish Feeder


Fish feeder adalah mesin listrik atau alat elektronik yang di rancang untuk
memberi makan ikan dengan jeda waktu tertentu dan secara berkala. Listrik yang
di dapat dari PLN akan di ubah menjadi energi mekanik, energi mekanik di sini
digunakan untuk melempar pakan ke dalam kolam agar pembagian pakan merata
(https://en.wikipedia.org/wiki/Aquarium_fish_feeder).

2.2. Motor AC

Motor Ac adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan listrik


tegangan AC (Alternating Currebt). Motor AC memiliki dua bagian utama yaitu
stator dan rotor. Stator merupakan komponen motort AC yang diam atau stais.
Rotor motupakan komponen motor AC yang berputar. Dapat dilihat seperti pada
gambar 2.1.

Gambar 2.1 Rotor dan Stator(sumber : Djiteng Marsudi. 2000. Pembangkitan


Energi Listrik)

2.2.1. Jenis Motor AC

1. Motor AC Sinkron (Motor Sinkron)

Motor sinkron atau sering juga disebut motor AC, bekerja


pada kecepatan tetap padasitim frekuensi tertentu.

5
6

Motor ini menggunkan arus searah (DC) untuk pembangkit


daya dan mempunyai torsi awal yang cukup rendah, dan oleh karena
itu motor sinkron cocok untuk pengunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara , perubahan frekuensi dan generator
motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya
sistem, sehingga sering digunakan pada sitem yang menggunakan
banyak listrik. Motor ac sinkron gambar 2.2.

Gambar 2.2 Motor AC Sinkron(sumber : Djiteng


Marsudi. 2000. Pembangkitan Energi Listrik)

Komponen utama motor AC sinkron :

a. Rotor, Perbedaan utama antara motor sinkron dengan


motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan
pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan
magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit
rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus AC-excited, yang dipaksa untuk
mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan
medan magnet lainnya.
b. Stator, Stator menghasilkan medan magnet berputar
yang sebanding dengan frekuensi yang dipasok.
7

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang


diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):

Ns = 120 f / P (2.1)

Ns = kecepatan sinkron/kecepatan stator

f = frekuensi dari pasokan frekuensi

P = jumlah kutub

2. Motor AC Induksi (Motor Induksi)

Motor induksi merupakan motor yang paling umum


digunakan pada berbagai peralatan industri. Karena rancangannya
yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung
disambungkan ke sumber daya AC sepertti terlihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Motor AC Induksi(sumber : Parekh, 2003)

Komponen Motor AC Induksi

Rotor, Motor induksi menggunakan dua jenis rotor :

a. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal


yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang
–batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua
ujungnya dengan cincin hubungan pendek. Lingkaran
rotor yang memiliki gulungan tiga fasa, lapisan ganda
dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub
stator .Tiga fasa digulung kawat pada bagian dalamnya
dan ujung yang lainnya dihubunkan ke cincin kecil yang
8

di pasang pada batang as dengan sikat yang menempel


padanya.

Stator, Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slot


untuk membawa gulungan tiga fasa. Gulungan ini
dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu. Gulungan
diberu spasi geometri sebesar 120 derajat.

3. Jenis Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok


utama (Parekh, 2003):

a. Motor induksi satu fasa. Motor ini hanya memiliki satu


gulungan stator, beroprasi dengan pasokan daya satu
fasa,meiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan
sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor
ini memerlukan jenis motor yang paling umum digunakan
dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci
dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3
sampai 4 Hp.
b. Motor induksi tiga fasa. Medan maganet yang berputar
dihasilkan oleh pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor
tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat
memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%
memiliki rotor kandang tupai), dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh pompa, kompresor,
belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam
ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Kecepatan Motor AC Induksi

Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik


dipasok kestator yang akan menghasilkan medan magnet.
9

Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan 9 sinkron di


sekitar rotor. Arus rotor mengahasilkan medan magnet
kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator,
yang menyebabkan rotor beroputar.

Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak


pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada keceptan
dasar yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua
kecepratan tersebut disebabkan adanya slip atau gesekan
yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya
terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari dari slip
dapat di pasang sebuah cincin geser atau slip ring, dan motor
tersebut dinamakan motor cincin geser atau slip ring motor.

Persamaan berikut dapat digunakan untuk


menghitung persentase slip atau geseran :

𝑁𝑠−𝑁𝑏
% Slip = × 100 (2.2)
𝑁𝑠

Dimana:

𝑁𝑠 = kecepatan sinkron dalam RPM

𝑁𝑏 = kecepatan dasar dalam RPM

2.3 Motor DC (Direct Current)

Motor DC (Direct Current) adalah peralatan elektomekanik dasar yang


berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjai. Motor DC merupakan jenis motor
yang munggunakan tegangan searahsebagai sumber tenaganya. Dengan
memberikan deba pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada suatu
arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut di balik maka arah putaran motor di
balik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang di
berikan pada dua terminal menentukan arah arah putaran motor sedangkan besar
dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor seperti pada
gambar 2.4 (Frank D. Petruzella, 2001 : 331).
10

Gambar 2.4 Motor DC(sumber : Frank D. Petruzella, 2001 : 331)

2.3.1 Bagian Motor DC

Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk


dapat berputar. Yang ditunjukkan seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Bagian Motor DC(sumber : Mohammad Hamdani,


2010 : 9 – 10)

a. Kutub medan. Secara sederhana bahwa interaksi kedua


kurub magnet akan menyebabkan perputan pada motor DC.
Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo
yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan
yaitu kutub utara dan kutub selatan.
b. Rotor. Bila arus masuk menuju rotor (bagian motor yang
bergerak), maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Rotor
yang berbentuk silinder dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
rotor berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh
kutub-kutub, sampi kutub utara dan selatan magnet berganti
11

lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk mengubah


kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
c. Komutator. Komponen ini terutama di temukan dalam
motor DC. Kegunaan adalah untuk membalikan arah arus
listrik dalam dinamo. Commutator juga membatu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumberdaya. (Mohammad
Hamdani, 2010 : 9 - 10).

2.3.2 Prinsip Kerja Motor DC

Arus mengalir melalio kumparan jangkar dari sumber tegangan DC,


menyebabkan jangkar bereaksi sebagai magnet. Gambar 2.3 menjelaskan
prinsip kerja motor DC magnet permanen.

1. Pada posisi 1 arus elektron mengalir dari sikat negatif menuju sikat
positif. Akan timbul torsi yang menyebabkan jangkar berputar
berlawanan arah jarum jam.
2. Ketika jangkar pada posisi 2, sikat terhubung dengan kedua segmen
komutator. Aliran arus pada jangkar terputus sehingga tidak ada
torsi yang di hasilkan. Tetapi , kelembapan menyebabkan jangkar
tetap berputar melewati titik netral.
3. Pada posisi 3, letak sisi jangkar berkebalikan dari letak sisi jangkar
pada posisi 1. Segmen komunator membalikan arah arus elektron
yang mengalir pada kumparan jangkar. Oleh karena itu arah arus
yang mnegalir pada kumparan jangkaran sama dengan posisi 1.
Torsi akan timbul yang menyebabkan jangkar tetap berputar
berlawanan arah jarum jam.
4. Jangkar berada pada titik netral. Karena adanya kelembaman pada
poros jangkar, maka jangkar berputar terus-menerus.(Muhammad
Zamroni, 2013 : 4- 5).
12

Gambar 2.6 Prinsip Kerja Motor DC (sumber : Muhammad


Zamroni, 2013)

Pada dasarnya, motor arus searah merupakan suatu transduser yng


mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Proses konversi ini
terjadi melalui medan magnet.

Ketika arus (I) melalui sebuah konduktor, akan dihasilkan garis-


garis gaya magnet (fluks) B. Arah dan fluks bergantung pada arus yang
mengalir atau dimana terjadi perbedaan potensional tegangan.
Hubungan arah arus dan arah medan magnet ditunjukan pada gamar 2.7.
Mengunakan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz.

Gambar 2.7 Konduktor yang dilalui arus listrik(sumber : Denna


maulana, 2012)
13

Berdasarkan aturan tangan kiri Fleming, ditunjukan oleh gambar


2.8, ibu jari menunjukan arah gerak, jari telunjuk menunjukan arah
medan, dan jari tengah menunjukan arah arus. Jika sebuah kumparan
yang di arus listrik diletakkan di sekitar medan magnet yang dihasilkan
oleh magnet permanen, maka pada penghantar tersebut akan mengalami
gaya. Prinsip inikah kemudian yang di gunakan pada motor.(Denna
maulana, 2012 : 4-5).

Gambar 2.8 Kaidah tangan kiri (sumber : Denna maulana, 2012)

Secara matematis, gaya Lorentz dapat dituliskan dengan persamaan:

F=BIL (2.3)

Dengan :

F = Gaya magnet pada sebuah arus (Newton)

B = Medan magnet (Tesla)

I = Arus yang mengalir (Ampere)

L = Panjang konduktor (meter)

2.4 Catu Daya

Catu daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah perangkat
elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk perangkat lain. Secara umum
istilah catu daya berarti suatu sistem penyearah filter yang mengubah ac menjadi dc
14

murni. Sumber DC seringkali dapat menjelankan peralatan-peralatan elektronika


secara langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulassi
dan menjaga suatu gaya gerak listrik agar tetap meskipun beban berubah-ubah.
Energi yang paling midah tersedia adalah arus bolak-balik, harus di ubah atau di
searahkan menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan atau
di saring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah. Tegangan dc juga
memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian dengan
sebaiknya.

Secara garis besar, pencatu daya listrik di bagi menjadi dua macam, yaitu
pencatu daya tak si stabilkan dan pencatu daya distabilkan. Pencatu daya tak di
stabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhanal. Pada pencatu daya
jenis ini, tegangan maupaun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan,
sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masuk dan beban pada keluaran.
Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada penganti elektronika sederhana
yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak
digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkopensasi lonjakan tegangan
keluaran pada penguat.

Pencatu daya distabilkan pencatu jenis menggunakan suatu mekanisme


lolos balik untuk menstabilkan tegangan keluaran, bebas dari variasi tegangan
masukan, beban keluaran, maupun dangung. Ada dua jenis yang digunakan untuk
menstabilkan tegangan keluaran, antara lain:

1. Pencatu daya linier, merupanjenis pencatu daya yang umum digunakan.


Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi
tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan transformator. Tegangan
ini kemudian diserahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah
tegangan, dan di bagian akhir di tambahkan kondensator sebagai penghalus
tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini
tidak terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai penyearah,
rangkaian lain jenis ini dapat menggunakan regulator tegangan linier
sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik dari pada rangkain yang
menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya dapat menghasilkan
15

tegangan DC yang bervarisasi 0 – 60 Volt dengan arus antara 0 – 10


Ampere.
2. Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang
berbeda dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang
masuk ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah
tanpa menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan
tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga
1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang
sekitar 50Hz.Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian
umpan balik agar tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat
dikontrol dengan baik (Shrader, 1991,hal:200-201).

2.4.1 Penyearah (Rectifier)

Penyearah (Rectifier) adalah suatu alat yang berfungsi mengubah


tegangan masukan arus bolak-balik (AC) menjadi tagangan arus
searah (DC) yang berdenyut, dengan kata lain selalu mempunyai
tegangan kutub positif dan negatif yang mengeluarkan arus searah.

Jenis jenis penyearah (rectifier):

 Penyearah Gelombang Penuh


Untuk Memanfaatkan kedua setengah siklus dari
gelombang ac frekuensi daya, maka sebagian besar catu daya
menggunakan sistem penyearah gelombang penuh. Ada dua
macam yaitu penyearah jembatan, dan lainya yaitu penyearah
gelombang penuh dengan dua dioda. Terlihat pada gambar 2.9.
16

Gambar 2.9 Penyearah Gelombang Penuh(sumber :


Sumber : Malvino Barmawi
2.5 Daya Listrik
Daya ialah banyaknya perubahan energi terhadap waktu dalam besar antar
tegangan dan arus. Daya listrik dapat dibagi menjadi 3 yaitu daya nyata (P), daya
reaktif (Q), dan daya semu (S).
 Daya nyata P merupakan daya sebenarnya yang dibutuhkan
oleh beban-beban listrik atau peralatan rumah tangga. Satuan
daya nyata adalah watt (W).
 Daya reaktif Q adalah daya yang timbul karena adanya
pembentukan medan magnet pada beban-beban induktif.
Satuan dari daya reaktif adalah volt ampere reaktif (VAR).
 Daya semu merupakan resultan antara daya nyata dan daya
reaktif. Satuan dari daya semu adalah volt ampere (VA).
 Faktor daya (Cos φ) merupakan suatu konstanta pengali
dengan nilai 0 sampai 1, yang menunjukkan seberapa besar
daya nyata yang diserap oleh beban resistif dari daya semu
yang ada pada suatu beban total.
2.6 Poros
Poros adalah bagian terpenting dari mesin yang fungsinya adalah untuk
meneruskan daya dan putarannya. Biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang
elemen seperti, pulley, pasak, bantalan dan lain-lain. Mengenai perencanaan poros
ini adalah suatu persoalan perencanaan dasar. Dimana poros dapat menerima
pembebanan lentur, tekan, tarik dan puntir baik yang bekerja secara tersendiri
ataupun berupa gabungan satu dengan yang lainnya (Sumber : Ir. Hery Sonawan,
MT. Perencanaan elemen mesin,2010).
17

Untuk menentukan poros, kita harus mengetahui beban puntir, tegangan


geser yang diizinkan dan tegangan geser pada poros tersebut. Untuk mengetahuinya
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 Momen puntir
𝑃𝑑
T = 9,74 . 105 . 𝑛 (2.4)
2

Keterangan :
T = momen puntir (kgmm)
Pd = daya rencana (Kw)
𝑛2 = putaran poros pulley yang di gerakkan
 Tegangan geser yang diizinkan
𝜎𝑏
𝜏 = 𝑠𝑓 (2.5)
1 . 𝑠𝑓2

Keterangan :
𝜏 = tegangan izin geser
𝜎𝑏 = tegangan tarik posros (kg/𝑚𝑚2 )
𝑠𝑓1 = faktor keamanan (0,6)
𝑠𝑓2 = faktor keamanan (1,3 ÷ 3,0 )
 Tegangan geser maksimal
16.𝑇
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜋.𝑑3 (2.6)

Keterangan :
T = momen puntir (kg/mm)
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 = tegangan geser maksimal
𝑑 = diameter poros (mm)
2.7 Pasak
Pasak Adalah elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan atau
menahan bagian-bagian mesin seperti roda gigi,pulley,kopling dan lain-lain pada
poros. Jika pasak dipasang tidak benar antara poros dan pulley ,maka kemungkinan
akan terjadi slip bagian tersebut. Dapat dilihat pada gambar 2.10.
18

Gambar 2.10 pasak dan gaya yang terjadi(sumber : (Sumber : TA Jeffry


Zatmiko)

Dalam perencana pasak perlu diperhatikan panjang pasak jangan terlalu


panjang dengan diameter poros. Karena lebar pasak sudah standarkan, maka
ditimbulkan olehe gaya F yang besar hendaknya dibatasi dengan penyesuaikan
panjang pasak. Namun demikian pasak terlalu panjang yang tidak dapat menahan
beban.

𝑇
F=𝐷 (2.7)

Keterangan :

F = gaya (N)

T = momen rencana poros (kg/mm)

D = diameter poros (mm)

2.8 Proses Permesinan

Proses permesinan adalah proses dimana proses ini merupakan proses


pembentukan suatu produk dengan pemotongan, pengelasan, atau menggunakan
mesin perkakas. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan
akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses pengecoran,
pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam dari suatu objek
atau benda tertentu. (Sumber : Bambang Priambodo. Teknologi Mekanik Jilid 2,
1995).

2.8.1 Mesin bor

Mesin bor adalah mesin yang digunakan untuk membuat lubang


pada sebuah material. Pengeboran juga dapat digunakan sebagai pengikis
19

lubang yang ada sampai ukuran yang tepat, putaran mesin bisa dirumuskan
sebagai berikut :

1000.𝑣𝑐
N= (2.8)
𝜋.𝑑

Keterangan :

N = putaran (rpm)

vc = kecepatan potong benda (m/menit)

d = diameter mata bor (mm)

2.8.2 Las Listrik

Pengelasan dengan las listrik menggunakan elektroda


merupakan alat pengelsan yang banyak digunakan. Prosesnya bila
arus las tertutup dengan membenturkan elektroda diatas benda yang
bisa dialiri listrik dan menariknya sesuai diameter elektroda maka
akan terbentuk suatu aliran electron yang berlangsung sesudah
tegangan awal yang tinggi. Busur api menyebabkan logam induk
elektroda meneruskan energy listrik busur api dan dilebur bersama-
sama dengan lapisan fluks. Kekuatan busur dibantu oleh gaya
gravitasi dan tegangan permukaan dapat memindahkan tetesan lebur
kedalam genangan las, dimana kemudian membeku dibawah tutup
perlindungan fliks yang mengeras yang disebut terak. Fluks juga
memberikan suatu perisai gas yang melindungi logam cair terhadap
diujung elektroda dan genangan cair. Lagi pula fluks memberikan
garam yang menyediakan partikel-partikel eonisasi untuk membantu
penyalaan kembali busur api yang terdapat pada las listrik tersebut.

2.9 Metode Perancangan

Dalam perancangan ini secara umum akan menggunakan metode


perancangan yang di sarankan oleh Pahl and Beitz. Metode perancangam ini dapat
di lihat seperti pada gambar 2.11
20

Perancangan ini dilakukan oleh beberapa sebab diantaranya adalah


kebutuhan pasar, ekspansi perusahaan atau keadaan ekonomi yang secara umum
baik sehiongga tingkat belanja konsumen tinggi, dan juga sebagai salah satu solusi
memaksimalkan hasil produksi petani ikan. Adapun tahapan perancangan sebagai
berikut:

1. Perancangan dan penjelasan mesin


Pada tahapan ini terdapat penjelasan dan perencanaan secara umum tentang
fungsi mesin. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisa pasar dan keadaan
perusahaan-perusahaan saat ini, yang kemudian akan menemukan dan
memilih ide-ide produk. Setelah itu di lanjutakan dengan memformulasikan
proposal generator dan penjelasan tugas, serta pengembangan daftar
persyaratan akan perancangan generator. Output atau tahp luaran tahap ini
adalah daftar persyaratan (requirement lists)atau spesifikasi desain (desaign
spesifications). Adapun pembahasanya dalam penulisan ini talah
disampaikan pada bab pertama.
2. Perancangan konsep mesin
Pada tahap ini dipaparkan tinjauan teori mengenai mesin pemberi makan
ikan otomatis dan teori-teori dari komponen pendukung. Selain itu juga
pada tahap ini menjelaskan konsep dan prinsip kerja mesin secara umum
serta penjelasan metode perancangan yang digunakan. mengkelompokkan
dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dianggap penting dalam proses
perancangan, kemudian mencantumkan struktur dan funsi mesin serta
prinsip-prinsip kerja tiap komponen dan dilanjutkan dengan pemilihan
atternatife komponen dengan pertimbangan dari segi teknis dan juga
ekonomisnya. Dari tahapan ini maka akan dihasilkan sebuah konsep mesin
(sotution product). Adapun pembahasan pada tahap ini telah disampaikan
pada bab kedua.
3. Perencanaan bentuk mesin pemberi makan ikan otomatis
Pada tahap ini penulis menentukan layout awal, dengan mengkelompokkan
dan mengidentifikasi masalah-masaiah yang dianggap penting dalam proses
perancangan, kemudian menentukan struktur dan funsi, mesin serta prinsip-
prinsip kerja tiap komponen. Dan dilanjutkan dengan pemilihan alternatife
21

komponen dengan pertimbangan dari segi teknis dan juga ekonomisnya.


Dari tahapan ini maka akan dihasilkan sebuah konsep generator (solution
product). Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan material dan
perhitungan-perhitungan Selanjutnya mengeliminasi bahan-bahan dengan
menghilangkan kelemahan dan kekuranganya.
4. Pembuatan
Pada tahap ini penulis membahas tentang proses keseluruhan pembuatan
mesin pemberi makan ikan otomatis, yakni meliputi proses pengemalan dan
pemotongan bahan, pembubutan, pengelasan, assembling, dan finishing
22

Tugas Pasar,Perusahaan,Ekonomi

Penjelasan Produk
Perencanaan dan
Perencanaan dan Penjelasan Tugas
Analisis pasar dan keadaan perusahaan
Memformulasi usulan produk
Penjelasan tugas
Mengembangkan daftar persyaratan

Daftar persyaratan
(Spesifikasi Produk)

Mengembangkan Solusi Utama

Konsep Produk
Perancangan
Mengidentifikasi masalah-masalah penting
Menentukan struktur fungsi produk
Mencari prinsip-prinsip kerja produk
Membentuk beberapa alternatif produk
Informasi perbaiki daftar persyaratan hasil umpan balik

Evaluasi terhadap kriteria teknis & ekonomis

Konsep produk
(Solusi)

Tingkatkan dan perbaikan


Mengembangkan Struktur Produk
Menentukan bentuk awal, memilih material dan perhitungan-
perhitungan
Memilih layout awal yang terbaik
Memperbaiki layout

Perancangan Bentuk
Evaluasi terhadap criteria teknis & ekonomis

Layout awal

Menetukan struktur produk


Menghilangkan kelemahan dan kekurangan
Cek kalau-kalau ada kesalahan
Persiapan daftar komponen awal dan dokumen
Pembuatan dan susunan produk

Layout akhir Perancangan Detail

Menyiapkan dokumen pembuatan


Mengembangkan gambar atau daftar detail
Menyelesaikan instruksi-instruksi pembuatan susunan
danpengiriman produk
Periksa semua dokumen

Dokumen produk

Solusi

Gambar 2.11 Bagan alur perancangan pahl and beitz

Anda mungkin juga menyukai