Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-3

Character Building : Pancasila

Disusun oleh : Kelompok 7


Basaria Nainggolan (2502099433)
Delia Delvia (2502093915)
Farain Fauzi (2502072854)
Muhammad Shohihul Wahyu Muzakki (2502099742)

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Tugas Kelompok ke-3

(Minggu 8/Sesi 12)

Buatlah sebuah deskripsi 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12, spasi: 1,5.

Kemajuan teknologi transportasi dan informasi telah mengakibatkan mobilitas sosial


horizontal antara sesama manusia dari berbagai bangsa sungguh tidak dapat dielakkan.
Bahkan dalam konteks Komunitas ASEAN ada sebuah kebijakan dalam bidang ekonomi
yang sangat terbuka yang disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kebijakan ini
memungkinkan masyarakat ASEAN yang memiliki keberagaman latar belakang dapat
melakukan mobilitas sosial horizontal untuk mendapatkan pekerjaan pada Negara-negara lain
di wilayah ASEAN dengan sangat mudah dan terbuka.

Setujukah Anda dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN? Berikan alasan


jawaban Anda dengan lengkap.

Jawaban disertai referensi.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Masyarakat Ekonomi Asean, Satu Visi Besar

Association of South East Asian Nation (ASEAN) merupakan organisasi perkumpulan


negara-negara di Asia Tenggara. Resmi didirikan pada tahun 1967 oleh lima negara yakni
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina kini ASEAN beranggotakan sepuluh
negara di kawasan Asia Tenggara dengan bergabungnya Brunei Darussalam, Vietnam,
Kamboja, Laos dan Myanmar. ASEAN telah mengalami banyak perkembangan sejak
didirikan lima puluh lima tahun yang lalu. Asia Tenggara di bawah kerjasama ASEAN telah
berkembang menjadi kawasan yang berkembang pesat dan penuh geliat dalam kancah
perekonomian global. Meskipun perekonomian bukan menjadi tujuan utama pendirian
organisasi ASEAN pada awalnya, namun arah dan visi organisasi ASEAN sebagai wadah
kerjasama ekonomi semakin berkembang karena disadari bahwa dengan kerja sama yang
kuat di bidang ekonomi akan membawa kestabilan kawasan dan kemakmuran bersama bagi
seluruh bangsa di Asia Tenggara.

Sejarah pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/ Asean Economic


Community) dapat ditarik ke tahun 1992 melalui deklarasi pendirian kawasan perdagangan
bebas ASEAN (Asean Free Trade Area/AFTA) pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di
Singapura. Sejak saat itu, berbagai usaha lanjutan terus senantiasa dikembangkan untuk
memperluas keuntungan ekonomi dari kerjasama ASEAN. Para pemimpin negara-negara
ASEAN telah memiliki satu visi besar bahwa kawasan ASEAN akan menjadi kawasan yang
kompetitif, berkembang dengan arus investasi dan modal yang tinggi, serta memiliki tingkat
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi rendah. Untuk mewujudkan visi tersebut, deklarasi
ASEAN Concord II diluncurkan pada tahun 2003 sebagai tonggak dan landasan berdirinya
MEA pada 2015. Cetak biru MEA 2015 dikembangkan pada tahun 2007 sebagai rancang
bangun yang detil mengenai tujuan MEA 2015. Saat ini ASEAN telah menggunakan cetak
biru MEA 2025 sebagai pengembangan lebih lanjut dari cetak biru 2015 yang telah tercapai
dan berfokus pada lima kunci utama yakni :

1. Ekonomi yang terpadu dan Terintegrasi Penuh;


2. ASEAN yang berdaya saing, inovatif dan dinamis;
3. Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral;
4. ASEAN yang berdaya tahan, inklusif, berorientasi pada rakyat dan berpusat pada
rakyat;

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


5. ASEAN yang Global.

Kerja sama ekonomi ASEAN melalui AFTA, yang kini berkembang menjadi MEA
jelas membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia dan negara lain di kawasan
Asia Tenggara. Pada tahun 2019 nilai pendapatan domestik bruto ASEAN mencapai 3,2
Triliun US Dollar. Nilai perekonomian ASEAN secara gabungan adalah urutan kelima
terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, China, Jepang dan Jerman. Kerja sama melalui
AFTA dan kini MEA telah mengubah lanskap perekonomian negara-negara anggota
ASEAN. Liberalisasi ekonomi serta keterbukaan terhadap perdagangan global telah dirasakan
manfaatnya oleh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia. Aliran modal dan investasi
melalui Foreign Direct Investment (FDI) menunjukkan bahwa ASEAN menjadi kawasan
yang menarik bagi investasi asing dengan nilai FDI pada tahun 2020 sebesar 137 Miliar US
Dollar. Meskipun pada tahun 2020 kegiatan investasi banyak terdampak dengan adanya
pandemi Covid-19 namun porsi investasi global menunjukkan bahwa ASEAN mampu
menyerap 13,7% investasi asing global.

Sumber : ASEAN Investment Report 2020–2021, Investing in Industry 4.0 (ASEAN Secretariat and United Nations Conference on Trade Development, 2021)

Selain investasi asing melalui FDI, arus modal antara negara-negara ASEAN juga
menunjukkan perkembangan yang positif. Pada tahun 2020, nilai investasi antar negara
ASEAN meningkat 5 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai 23 Miliar USD. Kerja sama
ekonomi yang semakin solid melalui wadah MEA memberikan banyak peluang kepada
negara anggota ASEAN terlebih di tengah sentimen perang dagang China dan Amerika
Serikat pada tahun 2019 dimana banyak perusahaan asing melakukan relokasi industrinya
dari China. Selain itu, gangguan rantai pasok karena pandemi Covid-19 juga memberikan

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


kesempatan bagi negara ASEAN untuk menjadi kawasan utama tujuan investasi dalam
rangka diversifikasi rantai pasok (supply chain).

Kerangka kerja sama ASEAN melalui MEA juga memberikan peluang bagi
berkembanganya ekosistem industri kreatif melalui perdagangan elektronik di kawasan
ASEAN. Pada tahun 2018, studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek mengestimasikan
nilai perdagangan elektronik telah mencapai 72 miliar US Dollar dari layanan travel online,
media, perdagangan elektonik serta layanan transportasi online. Perekonomian digital dilihat
sangat menjanjikan dan kompetitif di kawasan ASEAN. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perusahaan perdagangan elektronik yang telah mendapatkan valuasi lebih dari 1 Miliar US
Dollar seperti Grab, Lazada dan Shopee yang induk usahanya ada di Singapura, lalu dari
Indonesia terdapat Traveloka, Tokopedia, Gojek dan Bukalapak serta terdapat beberapa
perusahaan perdagangan elektonik lain dari negara ASEAN lainnya. Ekspansi bisnis dan
kompetisi yang ketat di bidang ini akan membawa dampak yang positif bagi kemampuan
sumber daya manusia negara-negara ASEAN untuk dapat bersaing dalam pasar perdagangan
digital yang masih akan berkembang pada waktu mendatang.

Arus modal dan investasi bukan menjadi satu-satunya fokus dalam kunci utama
Ekonomi yang Terpadu dan Terintegrasi Penuh, Fasilitas Pergerakan Tenaga Kerja Terampil
dan kunjungan Pelaku Usaha antar negara ASEAN juga merupakan salah satu sasaran aksi
strategis dalam cetak biru MEA. Melalui skema ini, tenaga kerja terampil dan pelaku usaha
akan memiliki kemudahan untuk melakukan migrasi intra ASEAN. Menurut Adhisti (2017)
mengutip Grace (2012) terdapat tujuh sektor pekerjaan yang menjadi fokus utama skema ini
melalui Mutual Recognition Agreement (MRA) yakni :

1. Jasa Teknik;
2. Jasa Arsitektur;
3. Perawat;
4. Dokter umum;
5. Dokter gigi;
6. Jasa Akuntan;
7. Jasa Survei.

Melalui skema pergerakan tenaga kerja terampil, warga negara anggota ASEAN yang
memiliki bidang keahlian tersebut dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan di wilayah

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


kawasan Asia Tenggara. Kesempatan ini tentunya merupakan hal yang positif karena
sebagaimana telah diketahui bahwa kondisi perekonomian di negara ASEAN masih beragam.
Negara seperti Singapura dan Brunai Darussalam telah digolongkan sebagai negara
berpendapatan tinggi. Sementara itu, di sisi lain masih ada negara berpendapatan rendah
seperti Laos, dan Myanmar. Skema ini akan memberikan kesempatan bagi tenaga
professional untuk berkarir ke wilayah yang memiliki pendapatan atau standar hidup lebih
tinggi. Fenomena ini telah lazim ditemui di negara Singapura yang menjadi tujuan utama
professional dari kawasan Asia Tenggara untuk berkarir dan didukung dengan kebijakan
keterbukaan terhadap talenta asing yang dianut di Singapura. Fasilitas pergerakan tenaga
kerja terampil akan memberikan dampak bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia
terutama dari negara yang berpendapatan menengah bawah dan bawah. Meskipun demikian,
fasilitas kemudahan pergerakan tenaga kerja terampil ini masih sangat terbatas penerapannya
karena terbatasnya lapangan pekerjaan pada sektor tersebut pada porsi ekonomi negara
ASEAN. Selain itu, ketimpangan kapabilitas antara negara satu dengan negara yang lain juga
menyebabkan perbedaan kualifikasi yang dimiliki oleh talenta (job missmatch).

Fakta yang terjadi di lapangan saat ini, pergerakan tenaga kerja dari wilayah ASEAN
justru banyak didominasi sektor tenaga kerja berketerampilan rendah seperti pada sektor
pekerja konstruksi, dan pekerja rumah tangga. Apabila lapangan pekerjaan pada sektor tenaga
kerja terampil masih terbatas, justru pada sektor ini lapangan pekerjaan tersedia lebih. Namun
demikian, sektor ini kurang memberikan dampak bagi pengembangan sumber daya manusia
bagi negara asal tenaga kerja. Selain itu, pada sektor ini perlindungan tenaga kerja sering kali
sangat minim sehingga para pekerja sangat rentan mengalami penyalahgunaan. Kasus
penyiksaan atau kekerasan terhadap para pekerja migran telah menjadi berita yang sering
dijumpai. Selain itu, sektor ini juga sering kali dihadapkan pada permasalahan pekerja illegal
yang masuk melalui jalur tidak resmi, penyelundupan tenaga kerja dan bisa mengarah pada
human traficking serta perbudakan modern.

Sebagai sebuah sistem yang dirancang bersama oleh seluruh anggota ASEAN, MEA
telah membawa banyak manfaat bagi negara anggotanya terutama di bidang pembangunan
ekonomi. Namun demikian, MEA masih memiliki sejumlah tantangan yang harus dihadapi
dalam mencapai visinya. Kesenjangan antar negara anggota dari segi pendapatan,
kesempatan, pendidikan hingga kualitas sumber daya manusia perlu menjadi fokus

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


pembangunan dan tujuan agar cita-cita dan visi komunitas ASEAN sebagai kawasan yang
makmur dan inklusif dapat dirasakan oleh semua masyarakat ASEAN.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Daftar Pustaka

AEC Council Minister Indonesia. (n.d.). Masyarakat Ekonomi ASEAN. Retrieved from Situs Ketua
Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN Indonesia: https://meaindonesia.ekon.go.id/mea/

Adhisti, M. (2017). Free Movement of Skilled Labor Within the Asean Economic Community.
Economics Development Analysis Journal 6 (2) 2017, 192-208.

ASEAN. (n.d.). Association of South East Asian Nations Economic Community . Retrieved from
Association of South East Asian Nations Official Site : https://asean.org/our-
communities/economic-community/trade-and-market-integration/

ASEAN Secretariat and United Nations Conference on Trade and Development . (2021). ASEAN
Investment Report 2020-2021 , Investing in Industry 4.0. Jakarta: ASEAN .

Jr, A. C. (2013). Enhancing Labor Mobility in ASEAN: Focus on Lower Skilled Workers. Philippine
Institute for Development Studies, 17.

World Bank. (2001). Free Trade Area Membership as a Stepping Stone to Development. World Bank
Discussion Paper No.421.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai