3. Gums, merupakan substansi dari tumbuhan atau hewan yang meyerupai waxes.
4. Fats, tersusun atas glycerid dan memiliki kemiripan dengan waxes yaitu tidak
berbau, tidak berasa, dan tak berwarna.
5. Resin
6. Minyak
7. Pigment atau coloring agents
Sifat-sifat wax :
Melting Range
Wax mungkin mengandung beberapa tipe molekul yang masing-masing molekul
tersebut memiliki rentang berat molekul, sehingga wax mempunyai melting range
atau rentang leleh, daripada melting point (titik leleh).
Thermal Expansion
Wax akan mengalami ekspansi jika suhu naik dan akan mengalami kontraksi jika
terjadi penurunan suhu. Umumnya, dental wax dan komponennya memiliki
koefisien ekspansi thermal terbesar di antara material restoratif lainnya.
Sifat Mekanik
Modulus elastis, proportional limit, dan compressive strenght wax termasuk
rendah jika dibandingkan dengan material lain. Sifat-sifat mekanik ini sangat
bergantung pada suhu.
Flow
Flow adalah ukuran kemampuan wax untuk berubah bentuk akibat suatu gaya.
Flow bergantung pada suhu, komposisi wax, gaya yang menyebabkan perubahan
bentuk atau deformasi, dan waktu atau lamanya gaya bekerja. Pada temperatur
yang rendah flow akan menurun. Sedangkan pada temperatur yang meningkat ,
maka flow pada wax juga meningkat. Flow akan semakin tinggi jika mendekati
titik lelehnya.
Residual Stress atau Tegangan Sisa
Merupakan gaya yang berasal dari dalam wax.
Ductility
Seperti flow, ductility wax juga meningkat seiring bertambahnya suhu. Ductility
wax campuran sangat dipengaruhi oleh distribusi suhu leleh dari komponen-
komponennya. Wax campuran yang komponennya mempunyai melting range
yang lebar umumnya memiliki ductility yang lebih besar dibandingkan wax
dengan komponen yang melting range-nya sempit.
Dental wax dibuat dengan mencampurkan beberapa macam lilin yang cocok untuk
memperoleh campuran lilin dengan sifat-sifat yang diinginkan. Jenis dental wax :
Pattern Waxes
1. Inlay wax
- Untuk pembuatan model lilin dari inlay, crown, pontic untuk lost waxing
technique.
- Tipe wax menurut spesifikasi ADA No. 4 :
1. Tipe I : keras, untuk direct inlay technique.
2. Tipe II: lunak, biasanya dipakai untuk indirect inlay technique.
2. Casting wax, digunakan untuk bagian tertipis pada pola gigi tiruan sebagian,
crown, dan bridge.
3. Base plate wax, digunakan untuk konstruksi model gigi tiruan penuh, sebagai
mold dalam konstruksi bridge sementara, dan sebagai bite registration wax.
Processing Waxes
1. Boxing wax , digunakan untuk membuat batasan dari cetakan sebelum
melakukan pengecoran.
2. Sticky wax, digunakan untuk menghubungkan atau melekatkan sementara
material.
3. Carding wax, digunakan untuk menyambung material dalam beberapa teknik
soldering.
4. Block-out wax, untuk mengisi void dan undercut yang terdapat dalam model
kerja pada waktu survey pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.
5. White wax, digunakan dalam membuat pola untuk mensimulasikan veneer
facing.
6. Utility wax, memiliki bermacam-macam aplikasi untuk prosedur
laboratorium yang bervariasi.
Impression Waxes
1. Impression wax, digunakan untuk pembuatan cetakan, biasanya dipakai untuk
mencetak edentulous area dalam mulut.
2. Corrective wax, digunakan untuk memperbaiki setelah melakukan pencetakan
dengan impression pada edentulous wax.
3. Graphite wax, digunakan untuk final band impression.
4. Bite wax, digunakan untuk mendapatkan bentuk gigitan dari gigi geligi.
Casting Wax
a. Fungsi : pola untuk framework logam removable partial denture (gigi tiruan sebagian
lepasan) dan bentuk lainnya.
b. Bentuk : lembaran
c. Warna : hijau
Sumber : Restorative Dental Material 11th Edition (Robert G. Craig, PhD & John M. Powers,
PhD) Mosby, 2002.
An Outline of Dental Materials and Their Selection (William J. O’Brien,PhD & Gunnar
Rydge, DDS.,M.S.) Saunders,1978.