Anda di halaman 1dari 3

LOGBOOK BLOK 12 SKENARIO 7 Margaret Magdalena/1006667365

OSSEOINTEGRASI IMPLANT Penelitian menunjukkan jika suatu material asing ditempatkan melalui epithelial barrier dan dibiarkan untuk membentuk ikatan biologis dengan tulang di sekitarnya, maka migrasi epitel ke bawah, ke arah tulang sepanjang permukaan implant akan terhambat/berhenti. Namun, jika terdapat lapisan jaringan ikat yang mengintervensi diantara permukaan implant dan tulang, akan terjadi migrasi epitelium yang menyebabkan lepasnya implant. Alasan berhentinya migrasi epitelial ini masih belum jelas.

Dalam bidang kedokteran gigi, implant yang terintegrasi dengan tulang (osseointegrasi) digunakan untuk menyokong gigi tiruan. Proses wound healing pada dental implant melibatkan dua faktor dasar : 1. Pemulihan tulang terhadap penempatan implant. 2. Pemulihan jaringan lunak alveolar.

Bone healing harus terjadi sebelum terbentuk jaringan lunak diantara tulang dan implant. Untuk memaksimalkan hal ini diperlukan empat faktor : 1. Jarak yang kecil antara tulang dan implant. Tergantung preparasi tulang yang dilakukan. 2. Tulang sehat yang berada dekat permukaan implant. Meminimalisir kerusakan saat preparasi (suhu/panas harus diperhatikan). 3. Tidak ada pergerakan dari implant. Dicapai dengan membebaskan implant dari gaya/tekanan. 4. Permukaan implant bebas dari kontaminasi bahan organik maupun inorganik.

Walaupun dilakukan hal-hal untuk meminimalisir kerusakan tulang saat preparasi,tetap terjadi kerusakan pada lapisan superficial tulang sepanjang tempat preparasi. Tulang di daerah ini menjadi rusak/nonviable akibat trauma vaskular dan thermal.

Namun di bawah lapisan tulang yang rusak tersebut masih terdapat struktur tulang inorganik, sehingga dengan pengaruh faktor pertumbuhan lokal, sel-sel tulang mengalami repopulasi dan remodeling. Akhirnya tulang rusak akan digantikan oleh tulang kortikal baru yang sehat.

PERTIMBANGAN BIOLOGIS UNTUK OSSEOINTEGRASI Definisi osseointegrasi : koneksi/hubungan langsung antara tulang hidup dan implant endosseus pada tingkat mikroskopik. Empat faktor utama yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan osseointegrasi : 1. Biokompatibilitas material. Diperlukan untuk terjadinya proses penyembuhan tanpa reaksi penolakan dari jaringan host. 2. Implant yang tertanam pas dengan tulang yang dipreparasi. Instrumentasi yang presisi dengan teknik bedah yang baik membantu minimalisasi jarak antara tulang dengan implant. 3. Proses bedah yang atraumatis untuk meminimalisir kerusakan jaringan. 4. Tidak terganggunya fase healing dengan implant yang immobile. Dipengaruhi oleh presisi dari preparasi, kualitas tulang, dan kuantitas dimensi vertikal dan bukal-lingual. Stabilisasi implant merupakan faktor krusial dalam kesuksesan osseointegrasi. Saat stabilisasi telah berhasil dicapai, maka harus dipertahankan sampai proses healing selesai. Karena mayoritas maksila merupakan tulang kanselus dan lebih tipis dari mandibula, maka proses healing untuk mencapai osseointegrasi berlangsung lebih lama.

Mekanisme utama untuk destruksi osseointegrasi pada implant mirip dengan gigi asli, yaitu penyakit jaringan lunak peri implant dan biomechanical overload.

Soft Tissue-to-Implant Interface

Dental implant yang sukses harus memiliki perimucosal seal yang baik antara jaringan lunak dan permukaan abutment implant. Untuk mempertahankan integritas seal ini, maka pasien harus menjaga OH-nya. Sel epitel melekat pada permukaan titanium dengan cara yang sama saat melekat pada gigi asli, yaitu melalui basal lamina dan pembentukan hemidesmosom. Peran dari seal ini amat penting karena implant tidak memiliki sementum ataupun serat Sharpey, dimana jika seal ini rusak maka permukaan tulang-implant akan rentan terhadap penyakit peri implant ataupun gingival.

Faktor Biomekanis yang Mempengaruhi Kesuksesan Implant Jangka Panjang Resorpsi tulang di sekitar dental implant dapat disebabkan oleh premature loading atau overloading yang berulang. Kehilangan tulang vertikal atau angular biasanya merupakan karakteristik resorpsi akibat trauma oklusal. Pada sistem osseointegrasi implant, sekali tulang teresorpsi, biasanya tidak akan terbentuk kembali. Dental implant dapat menahan tekanan lebih baik pada sumbu vertikalnya (long axis), maka tekanan/gaya lateral pada implant harus diminimalisir dengan cara mendistribusikan gaya ke sebanyak mungkin gigi atau implant yang ada. Distribusi implant yang tidak adekuat akan menyebabkan efek cantilever yang berlebihan, sehingga terjadi overload pada sistem implant. Framework fitting yang nonpasif juga dapat menyebabkan tekanan patogenik pada implant.

Sumber :
Ellis III, Edward., Hupp, James R., Tucker, Myron R. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery 5th edition. Missouri: Mosby Elsevier. 2008.

Anda mungkin juga menyukai