Anda di halaman 1dari 14

PROSES DIPLOMASI MUSIK INDONESIA TERHADAP

JEPANG MELALUI ENOSHIMA BALI SUNSET FESTIVAL


PADA TAHUN 2010

I Made Arthya Talava

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

E-mail: kakoi666@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research aims to describe the role of cultural diplomacy through the medium of music, in the
event of Enoshima Bali Sunset Festival 2010. Enoshima Bali Sunset Festival 2010 is an annual
project that was organized by Sanggar Basundhari to introduce Balinese arts and culture in Japan.
On 2010, Arti Foundation invited to be one of the performers in this event. Arti Foundation accepted
this invitation with support by the Government of the City of Denpasar, with hope that the
performance could introduce the values of Balinese arts and cultures in Japan and also promote
Denpasar City as “Kota Kreatif Berbasis Budaya Unggulan”. Cosmopolitan Constructivism,
Intercultural Understanding, and Musical Diplomacy are the concept tha the writer use in this
research.

Keywords: Cultural Diplomacy, Musical Diplomacy, Enoshima Bali Sunset Festival

STRATEGI DIPLOMASI BUDAYA penulis, mengatakan bahwa alasan beliau


INDONESIA memilih tari Bali disebabkan oleh tari Bali
memiliki sisi yang misterius, dimana tari Bali
1. Promosi Kesenian Bali oleh Sanggar merupakan seni pertunjukan yang berakar
Basundhari dari budaya asli penduduk Bali. Ami
Keberadaan seni dan budaya Hasegawa sendiri yang telah mempelajari tari
sebagai instrumen diplomasi sudah Bali semenjak tahun 1993 mengatakan
berlangsung sejak lama. Keunikan seni dan bahwa alasan dia mempelajari tari Bali
budaya Indonesia yang beragam memang disebabkan oleh mulai hilangnya dasar-dasar
menjadi incaran para wisatawan asing untuk dari tari Bali itu sendiri dan mulai mengarah
memperdalaminya. Ami Hasegawa menjadi komersil. Pertukaran nilai-nilai yang
merupakan salah satu warga negara Jepang terjadi pada saat Ami Hasegawa mempelajari
yang tertarik untuk mempelajari seni dan tari Bali membuat Ami Hasegawa menjadikan
budaya Indonesia, khususnya tari Bali. Ami tari Bali sebagai tujuan hidupnya.
Hasegawa yang merupakan pendiri dari
Peran Ami Hasegawa dalam
Sanggar Basundhari kemudian mengajak
mempromosikan tari Bali baik di Jepang
orang-orang di sekitarnya untuk belajar tari
maupun di Indonesia, membuktikan bahwa
Bali. Ami Hasegawa dalam emailnya kepada
proses diplomasi budaya tidak harus

1
dilakukan oleh negara dan juga tidak harus 6. Equality, equity, justice, fairness,
dilakukan oleh penduduk dari negara asal inclusion, sharing
budaya tersebut. Diplomasi budaya saat ini
lebih sering dilakukan antara person to 7. Solidarity, cooperation, collaboration,
person. Hal ini juga dipengaruhi oleh commitment to collective well-being
globalisasi, yang kini seakan membuat bias 8. Protection and strengthening the
batas-batas suatu negara. Keberadaan non- cultural identity, language and
state actors menjadi perpanjangan tangan heritage of minorities
negara dalam melakukan diplomasi budaya.
9. Responsible local, national and
Ami Hasegawa tidak hanya global citizenship, unity,
mempelajari tari Bali untuk dirinya sendiri interconnectedness
namun juga untuk diajarkan kembali. Pada
tahun 2002, saat Ami Hasegawa membuka 10. Reconciliation, forgiveness, peace,
Sangar Basundhari di Perfektur Kanagawa, harmony, non-violence, dialogue
disambut baik oleh penduduknya. Hal ini
disebabkan oleh tari Bali masih belum dikenal 11. Mutual trust, truth, courage,
di Perfektur Kanagawa. Ami Hasegawa commitment, love
dalam mengajarkan tari Bali juga Nilai-nilai ini yang nantinya akan menjadi
memberikan penjelasan kepada anggota jembatan untuk terciptanya sebuah
sanggarnya mengapa sebuah tari ditarikan kesepahaman interkultural. Ami Hasegawa
dan bagaimana cara menarikannya dengan dengan Sanggar Basundhari dalam
benar. Transfer budaya yang terjadi, mengajarkan dan menyebarkan tari Bali
membuat para anggota dari Sanggar secara tidak langsung menjadikan nilai-nilai
Basundhari lebih mengenal Bali melalui hal- tersebar baik kepada para anggota Sanggar
hal yang sederhana, seperti cara memakai Basundhari maupun kepada penonton dari
kostum untuk menari, cara memainkan musik pertunjukan tari yang diadakan oleh Sanggar
gamelan sebagai pengiring tari, dan gerakan- Basundhari.
gerakan tari yang umumnya menceritakan
sebuah lakon. Promosi tari Bali yang dilakukan oleh
Ami Hasegawa tidak hanya dalam bentuk
Kesepahaman interkultural memiliki menciptakan dan menarikan tari Bali. Ami
peran penting dalam menciptakan sebuah Hasegawa juga merekonstruksi
hubungan kerja sama yang baik antar
negara, maupun antar non-state actor. Leo tari Bali yang sudah hampir punah yakni Tari
(2010) menjelaskan bahwa untuk Pengaksama dan Tari Basir Kepoepoe. Ami
menciptakan sebuah kesepahaman Hasegawa bersama dengan Ketut Arini
interkultural, seseorang harus mengerti dan kemudian memulihkan kembali kedua tarian
memahami nilai-nilai yang mendukung tersebut, berdasarkan ingatan dari Ketut
terciptanya kesepahaman interkultural yaitu : Arini. Ami Hasegawa yang merupakan orang
Jepang memiliki keinginan untuk
1. Mutual respect, tolerance, mengembalikan lagi tari-tari Bali yang hampir
acceptance, and understanding punah, karena tarian Bali memiliki sebuah
2. Peace and harmony nilai religius dan sering digunakan dalam
upacara adat untuk memohon doa kepada
3. Appreciating and valuing diversity Tuhan. Tarian Bali yang sudah direkonstruksi
ini diharapkan oleh Ami menjadi warisan bagi
4. Respect for human dignity and the anak-anak muda Bali di masa depan. Salah
individual worth of all people satu ciri khas dari kesepahaman interkultural
adalah adanya usaha untuk mengenal dan
5. Compassion, empathy, care and
menghargai seni dan budaya yang asing bagi
concern for others
kita (Joseph,2012). Ami Hasegawa telah
membuktikan hal itu dengan konsistensinya
mempelajari tari Bali hingga saat ini. Ami

2
Hasegawa mengatakan bahwa dia sendiri Sunset Festival yang pertama ini tidak
tidak tahu secara pasti mengapa beliau memiliki tema tertentu. Pada pagelaran di
masih mempelajari tari Bali, namun Ami tahun-tahun selanjutnya Enoshima Bali
mengatakan bahwa dia akan terus Sunset Festival kemudian memiliki tema-
mempelajari Tari Bali. tema tertentu pada saat berlangsung.

Transfer nilai-nilai budaya dari tari Adanya pagelaran ini ternyata


Bali yang disebarkan oleh Ami Hasegawa meningkatkan minat masyarakat Jepang
bisa dikatakan cukup berhasil. Ami untuk mengenal lebih dalam tentang
Hasegawa sudah membuktikan bahwa kesenian Bali, khususnya seni tari dan musik
anggota-anggota dari Sanggar Basundhari Bali. Ami Hasegawa dan Sanggar Basundhari
banyak yang memiliki minat tinggi terhadap selaku pelaksana dari Enoshima Bali Sunset
seni tari Bali. Hal ini dapat dilihat dari Festival cukup sering mengundang seniman-
banyaknya anggota dari Sanggar Basundhari seniman dari Bali untuk tampil pada
yang sudah tampil membawakan tari Bali Enoshima Bali Sunset Festival. Salah
baik di Indonesia maupun di Jepang. Ami satunya adalah pada Tahun 2010, Ami
mengatakan bahwa budaya Jepang cukup Hasegawa mengundang Arti Foundation,
membantu dirinya dan para anggota dari pimpinan Kadek Suardana untuk tampil pada
Sanggar Basundhari dalam mempelajari Tari Enoshima Bali Sunset Festival 2010. Hal ini
Bali. Budaya Jepang yang umumnya didasari didasari atas kedekatan Ami Hasegawa
oleh agama Shinto, berfokus kepada dengan Mari Nabeshima, seorang seniman
ketenangan diri. Ketenangan ini membantu Jepang yang memiliki minat terhadap musik
Ami Hasegawa dan para anggota dari Bali, yang juga merupakan istri dari Kadek
Sanggar Basundhari untuk memahami lebih Suardana.
dalam makna tari-tarian yang mereka
pelajari, sehingga dapat menarikannya Promosi kesenian yang dilakukan
dengan baik. Menurut Ami Hasegawa oleh Ami Hasegawa tentu menjadi bantuan
sebenarnya kesenian Bali dan kesenian bagi Pemerintah Republik Indonesia,
Jepang tidak memiliki banyak persamaan, khususnya Pemerintah Provinsi Bali, karena
namun sedikit persamaan yakni, tarian secara tidak langsung Ami Hasegawa
jepang umumnya dibuat pada saat ada memperkenalkan seni tari Bali setiap Ami
kegiatan upacara di kuil-kuil, sama seperti Hasegawa mengadakan penampilan.
tarian Bali yang umumnya ditarikan pada saat Dedikasi dari Ami Hasegawa dalam
ada upacara adat tertentu. memperkenalkan tari Bali membuat Ami
Hasegawa dianugerahi Presidential Friend of
Usaha lebih besar yang dilakukan Indonesia pada tahun 2009. Presidential
oleh Ami Hasegawa dalam mempromosikan Friend of Indonesia merupakan program dari
tari Bali diwujudkan dalam kegiatan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Enoshima Bali Sunset Festival. Ide dasarnya yang diberikan kepada warga asing yang
adalah untuk mengenalkan kepada publik di berkontribusi aktif dalam mempererat
Jepang tentang seni dan budaya Bali di hubungan antara Indonesia dengan negara
Jepang. Ketika pada tahun 2004, proposal asalnya. Fakta bahwa Ami Hasegawa
Ami Hasegawa ditolak oleh Asosiasi merupakan orang Jepang, membuktikan
Pariwisata Fujisawa, Ami Hasegawa bahwa diplomasi budaya tidak harus
membuat kegiatan ini secara swadaya pada dilakukan oleh warga negara asal budaya
tahun 2005. Ami Hasegawa kemudian tersebut, melainkan juga dapat dilakukan
kembali mengajukan proposal kepada oleh warga negara asing yang memiliki rasa
Asosiasi Pariwisata Fujisawa pada tahun ingin mempelajari suatu budaya asing.
2006 dengan menyertakan hasil kegiatan
yang sudah dilakukan secara swadaya pada Sunarto (2013) menjelaskan bahwa ada
tahun 2005. Proposal ini kemudian disetujui empat kepentingan yang bisa dijadikan
oleh Asosiasi Pariwisata Fujisawa, dan sebagai ukuran keberhasilan sebuah
Enoshima Bali Sunset Festival secara resmi diplomasi budaya, yaitu :
pertama kali berlangsung. Enoshima Bali

3
1. Pada tingkat courtesy, di mana Bali di daerah tempat tinggalnya di Distrik
pertunjukan atau seni tradisi atau Kanto, Perfektur Kanagawa, membuat Ami
garapan baru mendukung suatu misi Hasegawa kemudian bersemangat untuk
diplomasi. Terjadi pada tempat menggiatkan kegiatan dari Sanggar
khusus yang terkait dengan even Basundhari. Ami di dalam emailnya
diplomatik yang diselenggarakan. mengatakan bahwa dalam menyesuaikan
pengajaran tari di Jepang tidak terlalu
2. Pada tataran khalayak terbatas, di mengalami kesulitan. Ami Hasegawa dalam
mana kekayaan seni tradisi kita dan mengajarkan tari Bali kepada para
inovasi serta kreasi baru kita punya anggotanya memberikan kesempatan bagi
landasan lebih mapan pada mereka untuk tidak hanya belajar tari Bali dari
lembaga-lembaga tertentu di luar VCD pendidikan tari, namun juga dengan
negeri (melalui dunia ilmu, profesi, mengajarkan tari dengan langsung
komunitas, atau pendidikan formal), mengenakan busananya, menari langsung
terjadi di sarana pendidikan dan dengan iringan gamelan, dan juga
sarana budaya secara regular dan merencanakan sebuah kegiatan.
konsisten, atau melalui media
budaya baru. Pada level ketiga, keberadaan
Sanggar Basundahri pimpinan dari Ami
3. Pada tingkat apresiasi popular, yang
Hasegawa mulai dipercaya oleh Konsulat
menjangkau khalayak lebih luas dan
Jenderal Republik Indonesia dan Kedutaan
mendapat apresiasi positif
Besar Republik Indonesia di Jepang untuk
(mempunyai penggemar). Terjadi
menampilkan seni dan budaya Indonesia
pada sarana publik dan media baru.
pada misi-misi diplomatik yang
4. Pada tataran industri budaya atau diselenggarakan baik oleh Konsulat Jenderal
industri kreatif, yang mengarah pada Republik Indonesia maupun Kedutaan Besar
peningkatan citra dan peningkatan Republik Indonesia. Hal ini kemudian
devisa, dengan sasaran konsumen menyebabkan nama dari Sanggar
massal dan segmen pasar, melalui Basundhari semakin dikenal di Jepang. Di
outlet atau media dan even lain yang Indonesia, keterlibatan Sanggar Basundhari
tersedia, secara konsisten melalui pada Pesta Kesenian Bali juga menjadi salah
program branding dan marketing satu faktor meningkatnya citra dari Sanggar
(termasuk promosi) yang massif. Basundhari sebagai salah satu sanggar yang
turut menyebarkan seni dan budaya Bali di
Pada level pertama, Ami Hasegawa yang Jepang.
sudah mempelajari tari Bali sejak tahun 1993,
kemudian pada tahun 2000 mengikuti Pada level keempat, Enoshima Bali
pendidikan seni tari di Sekolah Tinggi Seni Sunset Festival merupakan bukti bahwa
Indonesia, di Bali, yang merupakan bagian diplomasi budaya yang dilakukan oleh Ami
dari program beasiswa pemerintah Indonesia Hasegawa sudah berkembang menjadi
bagi warga Jepang yang berminat untuk industri budaya dan industri kreatif. Walaupun
mempelajari kesenian Bali. Walaupun bukan sempat ditolak oleh Asosisasi Pariwisata
merupakan misi diplomatik, namun Fujisawa, Ami Hasegawa tetap berusaha
pemberian beasiswa ini dapat menjadi untuk melaksanakan kegiatan rancangannya
sebuah misi untuk meningkatkan hubungan hingga kemudian pada tahun 2006 diterima
kerja sama bilateral antara Indonesia dan oleh Asosiasi Pariwisata Fujisawa. Enoshima
Jepang, mengingat penerima dari beasiswa Bali Sunset Festival menjadi salah satu
ini setengahnya merupakan warga negara festival kebudayaan Indonesia yang
Jepang. diselenggarakan secara regular setiap tahun,
dan selalu mendapat dukungan dari
Pada level kedua, Ami Hasegawa Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo
yang kemudian kembali ke Jepang, serta kantor Visit Indonesia di Jepang.
membuka Sanggar Basundhari pada tahun
2002. Keinginan untuk memperkenalkan tari

4
2. Kesenian Sebagai Strategi Diplomasi Republik Indonesia hampir selalu
Budaya Indonesia menggunakan kesenian. Pada era 1980an,
Arti Foundation merupakan sebuah diplomasi budaya Indonesia melalui
yayasan seni yang sudah cukup mempunyai kesenian, mulai menunjukkan
nama baik dalam ruang lingkup lokal, keberhasilannya. Dibia (2013) menjelaskan
nasional, maupun internasional. Keterlibatan bahwa mulai dari dekade 1980an perwakilan
Arti Foundation dalam Enoshima Bali Sunset Indonesia di luar negeri mulai menggunakan
Festival 2010, tidak disia-siakan oleh kelompok-kelompok kesenian yang berada di
Pemerintah Kota Denpasar. Pemerintah Kota tempat perwakilan Indonesia tersebut, seperti
Denpasar memanfaatkan kesempatan ini :Gamelan Sekar Jaya di California, Gamelan
sebagai alat promosi wisata dan kesenian California Institute of The Arts, serta Gamelan
dari Kota Denpasar. Kesenian memang Lila Cita dan Gamelan South Bank di London.
memiliki pengaruh yang cukup signifikan Keberadaan kelompok-kelompok kesenian di
dalam proses diplomasi budaya yang luar negeri ini, seperti yang dijelaskan oleh
dilakukan oleh suatu negara. Geriya (1997) Geriya, Jordan (2001) juga menjelaskan
menjelaskan bahwa terdapat empat alasan secara lebih spesifik mengenai pengaruh dari
dari efektifitas penggunaan kesenian sebagai kesenian dalam menjadi jembatan antara dua
instrumen diplomasi budaya, yaitu kesenian budaya yang berbeda yaitu : “The
memiliki variasi dan keanekaragaman yang performance challenged fundamental
besar; kesenian memiliki wujud yang konkret assumptions about fixed identities. Its
dan cepat mengkhalayak; kesenian mudah purpose was to give the audience a taste of
menggugah appresiasi apresiasi serta how it might feel to live in a society where
mampu menumbuhkan sikap saling assumptions of superiority or inferiority
menghormati dan saling menghargai; dan played no role in cultural interchange perhaps
kesenian memiliki nilai-nilai estetik yang asasi that recognition of the transitory and changing
dan dapat merupakan bahasa universal yang nature of society and the willingness to adapt
mampu menembus berbagai batas dan to that change – infact is the destination. The
perbedaan. ‘way’ is therefore to release oneself from the
shackles of one’s own culture, to find a
Implementasi kesenian sebagai meeting place with other cultures free of
strategi diplomasi sebuah negara tidak dapat assumptions and ‘rationality’; a space where
dipungkiri memiliki tingkat keberhasilan yang other cultures can simply be, where words
cukup tinggi. Salah satu contohnya adalah flow into music, where one ceases to notice
pada saat Amerika Serikat melakukan where one language begins and another
Diplomasi Jazz. Amerika Serikat berhasil ends, as if this was the most natural thing in
memperluas pengaruhnya hingga ke negara- the world; moving into space of Akzeptance,
negara Eropa Timur yang sebagian besar rather than existing as representative of one
masih beridiologi sosialisme-komunisme. culture in order to consume another.
Menurut Dibia (2013) diplomasi budaya yang
dilakukan Indonesia sudah berlangsung sejak Enoshima Bali Sunset Festival
lama, bahkan sebelum kemerdekaan merupakan sebuah pagelaran yang seni yang
Indonesia itu sendiri. Beberapa contohnya ditujukan untuk mengenalkan kebudayaan
adalah : Sajian kesenian “Java” di National Bali di Jepang yang diselenggarakan oleh
and Colonial Industrial Exhibition di Arnhem, Sanggar Basundhari. Pada tahun 2010, Arti
Belanda pada tahun 1879, pertunjukan Foundation berkesempatan untuk
gabungan musik gamelan Jawa Barat menampilkan sebuah pertunjukan pada
(Sunda) dan tari Jawa gaya Surakarta di pagelaran ini. Adanya kedekatan antara Ami
Chicago Columbian Exposition, Amerika Hasegawa dengan Mari Nabeshima
Serikat pada tahun 1889, dan pertunjukan merupakan salah satu alasan Arti Foundation
kesenian Bali di World Colonial Exposition di menerima undangan pertunjukan tersebut.
Paris, Perancis, pada tahun 1931. Einbender (2013) membenarkan bahwa
diplomasi budaya harus mempertimbangkan
Setelah era kemerdekaan, misi-misi peran dari non-state actor karena mereka
diplomatik yang dilakukan oleh Pemerintah memiliki power untuk mempengaruhi dan

5
membentuk norma, nilai, dan ide. Ami promosi kesenian yang dilakukan oleh
Hasegawa di dalam surat elektonik yang Pemerintah Kota Denpasar.
dikirimkan kepada penulis juga menjelaskan
bahwa undangan yang diberikan kepada Arti Pelaksanaan misi diplomasi budaya
Foundation tidak diberikan atas tujuan dan promosi wisata oleh Arti Foundation
tertentu melainkan karena ada rasa pada pagelaran Enoshima Bali Sunset
kedekatan antara Ami Hasegawa dengan Festival 2010 dapat dikatakan cukup berhasil.
Mari Nabeshima yang sama-sama Ami Hasegawa selaku pimpinan dari Sanggar
merupakan seniwati asal Jepang namun Basundhari dan pelaksana dari Enoshima
memiliki kecintaan akan kesenian Bali. Bali Sunset Festival 2010, menyatakan
bahwa penampilan dari Arti Foundation
Pemerintah Kota Denpasar yang sesuai dengan ekspektasi dari Ami
memiliki kepentingan untuk menyebarkan Hasegawa. Pertunjukan yang dilakukan oleh
seni dan budaya Denpasar di dunia Arti Foundation ini dilakukan tanpa ada
internasional, memanfaatkan undangan yang petunjuk khusus dari Ami Hasegawa untuk
diterima oleh Arti Foundation dari Sanggar mengubah atau memodifikasi bentuk
Basundhari sebagai tempat untuk melakukan penampilan. Hal ini dilakukan untuk tetap
diplomasi budaya dan promosi kesenian menjaga originalitas dari karya yang akan
Denpasar. Penggunaan kelompok-kelompok ditampilkan oleh Arti Foundation. Setiap
kesenian sebagai bagian dari aktor karya yang ditampilkan memiliki elemen-
pelaksana diplomasi budaya, bisa dikatakan elemen nilai dan pesan yang ditujukan
sesuai dari apa yang ditulis oleh Hamilton kepada penontonnya. Sehingga Ami
dan dan Langhorne di dalam buku The Hasegawa berpendapat daripada mengubah
Practice of Diplomacy, “The diplomatic world dan memodifikasi bentuk penampilan untuk
now includes more actors who can be, or mempermudah penonton di Jepang agar
think they should be, participating in menangkap maksud dari penampilan
diplomacy”. Peran non-state actor memiliki tersebut, Arti Foundation diberikan
arti penting di dalam pelaksanaan diplomasi kebebasan untuk menampilkan karyanya
budaya. Hal ini dikarenakan non-state actor sesuai dengan nilai dan pesan yang akan
memiliki kemampuan komunikasi yang diberikan kepada penonton. Kebijakan yang
melebihi kemampuan negera dalam diambil oleh Ami Hasegawa ini sesuai
permasalahan diplomasi budaya. Einbender dengan pesan yang disampaikan oleh
(2013) mengatakan bahwa non-state actor UNESCO’s 2005 Convention on the
berperan penting dalam diplomasi budaya Protection and Promotion of the Diversity of
karena non-state actor bersifat independen Cultural Expression, “cultural diversity is not
dari kebijakan pemerintah. Hal ini senada only referring to the various ways in which
dengan yang diungkapkan oleh Iriye (1997) humanity’s cultural heritage is expressed but
dalam Cultural Internationalism and World also to the diverse modes of artistic creation,
Order, bahwa non-state actor dapat production, dissemination, distribution and
mendukung program-program diplomasi enjoyment, whatever the means and
tanpa melibatkan kepentingan nasional suatu technology”. Perbedaan budaya tidak hanya
negara. Keberadaan negara dalam proses berisi tentang perbedaan budaya tersebut
diplomasi memang penting, namun diekspresikan namun juga berbagai macam
keberadaan negara secara tunggal belum proses budaya tersebut tercipta. Sehingga
mampu menciptakan hubungan yang modifikasi dan perubahan yang dimaksudkan
berkelanjutan berdasarkan dialog, untuk memudahkan orang dari untuk
kesepahaman, dan rasa saling percaya menikmati suatu penampilan budaya, dapat
antara budaya dan bangsa yang berbeda merubah maksud dari penampilan budaya
(Gienow-Hecth dan Donfried, 2010). Atas tersebut diciptakan dan ditampilkan.
alasan ini maka Pemerintah Kota Denpasar
mengambil keputusan yang tepat untuk Pengembangan strategi budaya
menunjuk Arti Foundation sebagai kepala sebagai alat diplomasi menurut Sunarto
delegasi dari misi diplomasi budaya dan (2013) harus juga melihat contoh-contoh
keberhasilan dari diplomasi budaya yang

6
telah berhasil. Sunarto mengatakan bahwa Apabila dianalisa dan diaplikasikan di
ada empat negara yang secara nyata telah Indonesia, maka poin pertama dari Sunarto
berhasil yaitu : Amerika Serikat dengan bisa dikatakan sudah ada di Indonesia.
Hollywood, Inggris dengan kebijakan- Budaya di Indonesia hingga kini masih
kebijakan bisnis berbasis budaya yang dipegang teguh dan berbagai macam seni
dihasilkan oleh Department of Culture, Sport dan budaya tradisional dan kontemporer
and Media, Jepang dengan Manga dan sudah dikembangkan dengan tujuan menarik
Anime, serta Korea Selatan dengan K-Pop. wisatawan.
Analisa Sunarto terhadap keberhasilan dari
diplomasi budaya yang dilakukan oleh Poin kedua, pengembangan seni dan
keempat negara tersebut kemudian budaya Indonesia dengan tujuan ekonomi
memperlihatkan adanya kesamaan, yaitu : dan industri, sudah jamak dilakukan hampir
diseluruh daerah di Indonesia. Peran seni
1. Punya tradisi dan warisan budaya dan budaya sebagai daya tarik bangsa,
kuat yang tercermin dalam hasil sudah secara kreatif dikembangkan dengan
karya seni dan pertunjukan serta tujuan industri. Pesta Kesenian Bali
acara-upacara (festive), baik merupakan salah satu contoh kegiatan
tradisional maupun garapan baru. berbasis seni dan budaya yang dikemas
dalam sebuah festival yang tidak hanya
2. Berhasil mengemas atau menggelar penampilan namun juga menjual
mentransformasikan nilai tradisi atau berbagai macam produk berbasis seni dan
warisan budaya (heritage) menjadi budaya.
kekuatan baru yang relevan dengan
kondisi dunia saat ini di berbagai Poin ketiga mungkin belum dimiliki
bidang ekonomi dan industri. oleh Indonesia. Pengembangan seni dan
budaya di Indonesia umumnya dilakukan
3. Mempunyai citra kemajuan ilmu,
dengan tetap menjaga kearifan lokal yang
teknologi dan sistim pendidikan yang
menjadi landasan terciptanya seni dan
sangat kuat dan solid yang menjadi
budaya tersebut. Sehingga proses
landasan pengembangan dan
pembuatan sebuah produk seni dan budaya
branding bagi produk-produk
umumnya dilakukan dengan cara tradisional.
budayanya.
Namun dari segi pendidikan, Indonesia
4. Mempunyai citra penghasil produk secara konsisten tetap menjaga agar
iptek berkualitas tinggi. pendidikan budaya tetap diberikan di institusi
pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh
5. Mempunyai infrastuktur politik, sederhananya adalah pemberian mata
ekonomi dan industri yang kuat. pelajaran bahasa daerah dan musik
tradisional di sekolah-sekolah di Indonesia.
6. Mempunyai kelas menengah yang
mempunyai daya beli tinggi dan Poin keempat, Indonesia hingga saat
dalam jumlah yang cukup besar, ini masih bersaing dengan negara lain dalam
yang bisa menyerap produk-produk menghasilkan produk-produk berkualitas
kreatif. Dengan kondisi ini, maka tinggi. Produk-produk seni dan budaya
setiap produk budaya yang sukses Indonesia dihasilkan berdasarkan dengan
dalam negeri, akan mendapat ekspos kearifan lokal yang menjadi penuntunnya.
yang kuat di pasar global. Sehingga tidak banyak penghasil produk-
produk seni dan budaya yang menggunakan
7. Mempunyai infrastruktur budaya
yang canggih dan merata di seluruh tekhnologi dalam menghasilkan karyanya.
negeri. Hal ini dimaksudkan untuk tetap menjaga
kualitas dari produk-produk seni dan budaya
8. Mempunyai angkatan kerja besar yang dihasilkan.
dengan kualifikasi dan komitmen
professional tinggi. Poin kelima, infrastruktur politik,
ekonomi dan industri Indonesia bisa

7
dikatakan cukup baik, regulasi dan birokrasi pendidikan dan kemampuan yang baik
yang berhubungan dengan industri seni dan membuat kualitas sebagian besar angkatan
budaya, saat ini mendapat sudah mendapat kerja Indonesia masih berada di bawah
dukungan pemerintah. Saat ini di era negara-negara lain. Pengembangan industri
Presiden Jokowi, sudah terdapat badan kreatif berbasis budaya membutuhkan tenaga
khusus untuk menaungi pengembangan kerja yang juga terampil. Sektor pariwisata
produk seni berbasis seni dan budaya yakni merupakan salah satu penyumbang terbesar
Badan Ekonomi Kreatif. Badan Ekonomi dalam industri kreatif. Selama ini sektor
Kreatif ini merupakan pengembangan dari pariwisata umumnya dikelola secara
industri kreatif yang dulu pada era Presiden swadaya oleh masyarakat di sekitar objek
Susilo Bambang Yudhoyono dijadikan satu pariwisata, hanya sedikit yang telah
dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi diorganisir secara baik. Salah satu contoh
Kreatif. Badan Ekonomi Kreatif ini berfungsi angkatan kerja yang bergerak dalam industri
untuk mengoptimalkan penggunaan industri kreatif berbasis seni dan budaya dari sektor
kreatif untuk menciptakan pendapatan bagi pariwisata adalah pagelaran tari kecak di
negara. Pura Uluwatu yang ditampilkan secara
regular dan menarik pemasukan yang cukup
Poin keenam menjadi masalah yang besar dari penontonnya yang mayoritas
cukup dilematis di Indonesia. Pengembangan merupakan wisatawan asing.
seni dan budaya yang umumnya diarahkan
dengan tujuan pariwisata biasanya Pengembangan strategi diplomasi
menyebabkan tidak semua menyebabkan budaya yang dilakukan oleh Indonesia bisa
tidak semua masyarakat dapat menikmatinya dikatakan merupakan salah satu cara untuk
karena biaya yang cukup tinggi. Penduduk memberikan citra positif di dunia
Indonesia umumnya merupakan kelas internasional. Amerika Serikat contohnya,
ekonomi kelas menengah ke bawah. Hal ini pada era Presiden John. F. Kennedy,
menjadikan produk-produk kreatif berbasis mengintensifkan penggunaan media
seni dan budaya yang dihasilkan tidak kebudayaan sebagai bagian dari
mampu terserap dengan maksimal di diplomasinya. Hal ini dilakukan dengan
masyarakat. mengirimkan relawan-relawan yang ahli
dalam bidang olahraga, kesenian, dan
Poin ketujuh, merupakan tantangan pendidikan ke negara-negara berkembang.
bagi pemerintah Indonesia dengan bentuk Misi kebudayaan ini dilakukan dengan tujuan
dari Indonesia yang berupa kepulauan. untuk meningkatkan pengaruh da citra
Indonesia terkenal dengan keberagaman seni Amerika Serikat yang pada saat itu sedang
dan budayanya, sehingga hingga saat ini bersaing dengan Uni Soviet dalam Perang
masih terdapat penduduk di suatu daerah, Dingin. Penampilan Arti Foundation dalam
mungkin belum mengenal budaya daerah Enoshima Bali Sunset Fetsival 2010
lainnya, begitupun sebaliknya. Pengenalan merupakan salah satu bagian dari diplomasi
budaya sudah dilakukan semenjak dini dari budaya yang dilakukan oleh Indonesia. Arti
bangku sekolah. Namun luasnya wilayah Foundation dalam menggelar penampilan di
Indonesia menyebabkan tidak maksimalnya Enoshima Bali Sunset Festival tentu
pengembangan pendidikan seni dan budaya. mencitrakan dirinya sebagai warga
Keterbatasan ini menyebabkan tidak semua Indonesia. Pemerintah Indonesia yang dalam
penduduk Indonesia menyadari hal ini diwakili oleh Pemerintah Kota
keberagaman budaya yang dimiliki oleh Denpasar, merasa mendapat keuntungan,
Indonesia. karena diharapkan dengan adanya
penampilan Arti Foundation di Enoshima Bali
Pada poin kedelapan, Indonesia Sunset Festival 2010 dapat meningkatkan
memang memiliki jumlah angkatan kerja yang kedatangan wisatawan Jepang ke Kota
besar, namun umumnya hanya sedikit yang Denpasar.
mempunyai kualifikasi profesionalitas yang
cukup. Angkatan kerja Indonesia yang besar Keberadaan musik yang menjadi
tetapi tidak di dukung dengan tingkat penampilan dari Arti Foundation tidak bisa

8
dilepaskan dari tari-tarian yang ditampilkan Ami Hasegawa mengatakan bahwa
oleh Sanggar Basundhari. Tarian Bali hampir ide awal dari Enoshima Bali Sunset Festival
tidak bisa dipisahkan dengan musik adalah menyaksikan penampilan tari-tarian
pengiringnya. Soejadiningrat (1934) Bali di bawah sinar bulan. Menurut Ami, Bali
menjelaskan bahwa tari merupakan gerakan memiliki budaya yang indah dan merupakan
seluruh anggota badan yang seirama dengan pulau yang eksotis. Orang Jepang sudah
bunyi musik pengiringnya, dan dibawakan banyak yang tahu tentang Bali, namun belum
dengan penjiwaan dan karakter sesuai mengenal kebudayaan Bali. Ami Hasegawa
dengan maksud tari tersebut dibawakan. kemudian menggagas Enoshima Bali Sunset
Daya tarik dari kesenian Bali memang Festival untuk memperkenal kepada khalayak
utamanya terletak dari seni musik dan tari di Jepang tentang seni dan budaya Bali.
Bali. Dua hal inilah yang menjadi incaran dari
para wisatawan asing hingga domestik. Seni Penampilan yang dilakukan oleh Arti
musik dan tari Bali sangat dipengaruhi oleh Foundation merupakan salah satu bentuk
budaya dan agama Hindu yang menjadi dari adanya kepercayaan dari Ami Hasegawa
mayoritas di Bali. Penampilan seni musik dan terhadap Mari Nabeshima yang merupakan
tari Bali umumnya berkaitan dengan upacara- istri dari pemimpin Arti Foundation, Kadek
upacara keagamaan. Adanya kesan magis Suardana. Kedekatan antara Ami Hasegawa
dan sakral inilah yang umumnya tidak bisa dengan Mari Nabeshima yang sama-sama
dinikmati oleh wisatawan asing di negara merupakan seniman Jepang yang
asalnya. Selain itu musik Bali memiliki sedikit mempelajari kesenian Bali, membuat Ami
perbedaan dibandingkan musik-musik daerah Hasegawa tidak ragu untuk mengundang Arti
lainnya di Indonesia. Musik Bali umumnya Foundation untuk melakukan penampilan di
bertempo cepat dan dinamis, sehingga tidak Enoshima Bali Sunset Festival pada tahun
membuat penontonnya cepat merasa bosan. 2010.

3. Efektifitas Diplomasi Budaya Indonesia Menurut Mark (2009), terdapat empat


dalam Enoshima Bali Sunset Festival 2010 elemen utama dari diplomasi budaya, yaitu :
Enoshima Bali Sunset Festival 2010
merupakan salah satu bagian dari pagelaran 1. Aktor dan keterlibatan pemerintah /
tahunan Enoshima Bali Sunset Festival yang Actor and government involvement
telah berlangsung sejak tahun 2006. Pada 2. Tujuan / Objectives
tahun 2010, Arti Foundation yang ditunjuk
sebagai koordinator dari misi diplomasi 3. Kegiatan / Activities
budaya dan promosi kesenian oleh
Pemerintah Kota Denpasar, berhasil 4. Audien / Audience
menggelar pertunjukannya pada kegiatan
Keempat elemen utama ini, menurut Mark,
tahunan ini. Selain menampilkan pertunjukan
merupakan bagian yang harus ada dalam
kesenian, disajikan pula berbagai macam
setiap diplomasi budaya yang dilakukan oleh
budaya Bali, mulai dari kuliner, busana,
negara. Mark (2009) juga menambahkan
hingga pengenalan terhadap adat isitidat Bali.
bahwa, secara sederhana diplomasi budaya
dapat diangap sebagai “the deployment of a
state’s culture in support of its foreign policy
goals or diplomacy”. Enoshima Bali Sunset
Festival 2010 sebagai sebuah produk
diplomasi budaya, seharusnya akan berjalan
dengan baik sesuai dengan tulisan dari Mark,
harus memiliki keempat elemen ini.

Pertama, aktor dan keterlibatan


pemerintah / actors and government
involvement. Diplomasi budaya merupakan
praktik diplomasi yang dilakukan oleh

9
pemerintah secara tunggal, ataupun mengakomodir tujuan dari kedua belah pihak,
sekelompok pemerintah (Mark, 2009). Fox yakni Sanggar Basundhari dan Ami
(1999) juga menjelaskan bahwa “the term Hasegawa selaku panitia, dan Arti
cultural diplomacy implies the involvement of Foundation dan Pemerintah Kota Denpasar
government ‘to whatever extent’ in the selaku penampil.
business of projecting the nation’s image
abroad – is persuasive”. Diplomasi budaya Ketiga, kegiatan / activities. Mark
dalam kata lain merupakan salah satu cara (2009) mengatakan bahwa diplomasi budaya
negara untuk menyebarkan nation’s image. “incorporate activities undertaken by, or
Enoshima Bali Sunset Festival 2010 sebagai involving, a wide range of participants such
sebuah produk diolomasi budaya tentu as artist, singers and so on, but also the
memiliki aktor-aktor yang terlibat dan juga manifestations of their artistry (such as film),
peranan pemerintah di dalamnya. Arti the promotion of aspects of the culture of a
Foundation dan Sanggar Basundhari state (language, for instance), and the
merupakan dua non-state actors yang terlibat exchange of people, such as academics.
di dalam Enoshima Bali Sunset Festival Diplomasi budaya tidak terbatas hanya pada
2010. Keterlibatan pemerintah juga terdapat kalangan elit tertentu, namun menjangkau
di dalam Enoshima Bali Sunset Festival khalayak yang lebih luas. Diplomasi budaya
2010. Pemerintah Kota Denpasar dan tidak terbatas hanya dalam suatu bentuk
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, tertentu, namun berkembang sesuai dengan
merupakan aktor negara yang terlibat di pola pencitraan yang diinginkan oleh suatu
dalam Enoshima Bali Sunset Festival 2010. negara. Beberapa contoh bentuk kegiatan
yang sering berkaitan dengan diplomasi
Kedua, tujuan / objectives. budaya adalah, beasiswa pendidikan, studi
Pemerintah secara idealistis sudah banding, pertunjukan kelompok-kelompok
menyatakan bahwa diplomasi budaya seni dan budaya, pameran dan pertunjukan
bertujuan untuk meningkatkan mutual seni, seminar dan konferensi, dan juga
understanding, combat ethnocentricism and festival-festival. Enoshima Bali Sunset
stereotyping, dan mencegah konflik. Festival 2010, merupakan sebuah bentuk
Diplomasi budaya selain berdasarkan tujuan diplomasi budaya yang dirancang dalam
idealistisnya juga memiliki tujuan fungsional. format pertunjukan-pertunjukan kelompok-
Tujuan fungsional dari diplomasi budaya kelompok seni dan budaya, yang memiliki
adalah meningkatkan perdagangan, minat di dalam seni dan budaya Bali. Arti
hubungan politis, diplomasi, dan kepentingan Foundation dan Sanggar Basundhari
ekonomi. Diplomasi budaya juga secara merupakan dua kelompok kesenian yang
fungsional bertujuan untuk memelihara memiliki fokus untuk mengembangkan dan
hubungan bilateral antar negara dalam situasi melestarikan kesenian Bali, khususnya seni
konflik dan diplomasi budaya dapat tari dan musik. Enoshima Bali Sunset Festival
memajukan kepentingan dari negara lain, 2010, menjadi ajang bagi Arti Foundation dan
tidak hanya negara yang melakukan Sanggar Basundhari untuk menampilkan seni
diplomasi budaya (Mark, 2009). Enoshima tari dan musik Bali di depan khalayak
Bali Sunset Festival 2010, bagi Ami Jepang, yang belum mengenal kesenian Bali.
Hasegawa selaku panitia pelaksana dan Arti Pemerintah Kota Denpasar, juga
Foundation selaku penampil, merupakan memanfaatkan Enoshima Bali Sunset
salah satu cara untuk menyebar luaskan seni Festival 2010, untuk memperkenal Kota
dan budaya Bali kepada khalayak Jepang. Denpasar dengan cara membuat tenda
Pemerintah Kota Denpasar, selaku aktor informasi, yang berisi informasi-informasi
negara, memiliki tujuan untuk seputar kegiatan-kegiatan yang dilakukan
memperkenalkan dan membentuk citra Kota oleh Kota Denpasar, untuk mencitrakan Kota
Denpasar sebagai kota kreatif berbasis Denpasar, sebagai kota kreatif berbasis
budaya unggulan kepada pengunjung dari budaya unggulan.
Enoshima Bali Sunset Festival 2010.
Diplomasi budaya yang berlangsung dalam Keempat, audien / audience. Audien
Enoshima Bali Sunset Festival menjadi salah satu faktor penting dalam

10
melihat keberhasilan suatu diplomasi budaya. sastra, seni dan kerajinan. Hal inilah yang
Diplomasi budaya akan berjalan dengan baik merupakan salah satu modal Kota Denpasar
apabila audien menginterpretasikan dalam mengembangkan kota kreatif yang
diplomasi budaya tersebut sesuai dengan berbasis budaya unggulan. Diplomasi budaya
apa yang ditargetkan oleh pelaku diplomasi memang dapat membentuk, bahkan
budaya. mengubah citra sebuah negara di dunia
internasional. Berdasarkan Report of the
Enoshima Bali Sunset Festival 2010, Advisory Commite on Cultural Ciplomacy
diselenggarakan di Pulau Enoshima, dengan yang dibuat oleh U.S. Department of State
tujuan untuk lebih menarik minat pengunjung. pada tahun 2005, setelah dilakukan
Kesenian yang ditampilkan umumnya penelusuran jejak diplomasi budaya yang
merupakan seni tari dan musik yang tidak dilakukan oleh Amerika Serikat dari
menggunakan bahasa verbal. Hal ini berakhirnya Perang Dunia II, hingga
menjadikan pengunjung yang menonton akan berakhirnya Perang Dingin, diplomasi budaya
lebih mudah menginterpretasikan sebuah yang dilakukan oleh Amerika Serikat :
kesenian dan budaya melalui gerakan-
gerakan tari dan pola-pola musik yang 1. Helps create ‘a foundation trust’ with
dihasilkan selama pertunjukan. other peoples, which policy makers
can build on to reach political,
Efektifitas Enoshima Bali Sunset economic, and military agreements;
Festival 2010, sebagai produk diplomasi
budaya, sesuai dengan yang dikatakan oleh 2. Encourages other peoples to give the
Ami Hasegawa, cukup berhasil. Ami United States the benefit of the doubt
Hasegawa mengatakan bahwa mayoritas on specific policy issues or request
pengunjung merasa terhibur dengan for collaboration, since there is a
penampilan-penampilan yang disajikan dan presumption of shared interests;
ingin mengenal seni dan budaya Bali lebih
3. Demonstrate our values, and our
jauh. Sebagian kecil juga tertarik untuk
interest in values, and combats the
belajar seni tari dan musik Bali di Sanggar
popular notion that Americans are
Basundhari pimpinan Ami Hasegawa.
shallow, violent, and godless;
Mayoritas masyarakat Jepang merupakan
masyarakat yang terikat dengan waktu kerja 4. Affirms that we have such values as
yang sibuk, dan hanya memiliki sedikit waktu family, faith, and the desire for
luang. Hal inilah yang menyebabkan tidak education in common with others;
semua orang yang berminat terhadap seni
dan budaya Bali, ingin mempelajarinya lebih 5. Creates relationship with peoples,
dalam. Namun, dalam hal untuk mengenal which endure beyond changes in
seni dan budaya Bali, para pengunjung dari government;
Enoshima Bali Sunset Festival 2010, memiliki
ketertarikan yang tinggi untuk mengetahui 6. Can reach influential members of
lebih banyak tentang seni dan budaya Bali. foreign societies, who cannot be
reached through traditional embassy
Diplomasi budaya yang berlangsung functions;
selama Enoshima Bali Sunset Festival 2010,
7. Provides a positive agenda for
bagi Pemerintah Kota Denpasar memiliki
cooperation in spite of policy
fungsi untuk membentuk dan membangun
differences;
citra Kota Denpasar sebagai kota kreatif
berbasis budaya unggulan. Walikota Rai 8. Creates a neutral platform for people-
Mantra, seperti dilansir di dalam to-people contact;
www.denpasarkota.go.id mengatakan bahwa
leluhur masyarakat Bali sangat kreatif 9. Serves as flexible, universally
mewariskan budaya yang dapat acceptable vehicle for rapprochement
dikembangkan menjadi salah satu modal with countries where diplomatic
pengembangan ekonomi kreatif seperti

11
relations have been strained or kebudayaan asing. Seperti yang dinyatakan
absent; oleh Ami Hasegawa di dalam emailnya, Ami
Hasegawa tetap mempelajari tari Bali, karena
10. Is uniquely able to reach out to young menurut Ami, dasar-dasar dari tari Bali mulai
people, to non-elites, to broad memudar. Tari-tarian Bali yang dahulu
audiences, with a much reduced diciptakan sebagai pertunjukan bagi para
language barrier; Dewa, mulai kehilangan taksu setelah
11. Foster the growth of civil society dijadikan sebagai tari komersial, untuk
menarik minat wisatawan. Permasalahan ini,
12. Educates Americans on the values di Bali sendiri menjadi suatu dilemma.
and sensitivities of other societies, Pengembangan dan promosi secara simultan
helping us to avoid gaffes and terhadap budaya dan pariwisata, hingga kini
missteps; masih dianggap sebagai nilai unggul dari
Bali. Sejak era Presiden Soeharto, Bali telah
13. Counterbalances misunderstanding, menjadi pusat pengembangan pariwisata
hatred, and terrorism; Indonesia dengan cara menggunakan
budaya Bali sebagai penarik wisatawan,
14. Can leaven foreign internal cultural
kemudian menggunakan keuntungan
debates on the side of openness and
ekonominya untuk memajukan masyarakat
tolerance.
Bali (Picard,1990).
Sebagian besar hasil diplomasi budaya yang
dilakukan oleh Amerika Serikat, membantu Enoshima Bali Sunset Festival 2010
membentuk dan mengubah citra Amerika sebagai salah satu bentuk diplomasi budaya,
Serikat untuk mendukung politik luar negeri memiliki tingkat efektifitas yang cukup baik.
yang sedang dijalankan. Enoshima Bali Sunset Festival yang
merupakan acara tahunan, menjadi sebuah
Enoshima Bali Sunset Festival 2010, festival yang ditunggu oleh masyarakat
yang digunakan oleh Pemerintah Kota Jepang yang tertarik akan seni dan budaya
Denpasar sebagai ajang untuk melakukan Bali. Saat ini pagelaran kesenian yang
diplomasi budaya dan promosi seni dan dilakukan di luar negeri, umumnya hanya
wisata. Penerapan diplomasi budaya selain berupa penampilan-penampilan semata
dapat mebantu membentuk dan mengubah tanpa tujuan yang jelas. Bramantyo (2008)
citra suatu negara, juga dapat mebantu dalam pidatonya di Institut Seni Indonesia
mengejar domestic objectives. Domestic Yogyakarta, menjelaskan kondisi ini sebagai
objectives menurut Higham (2001) adalah hal berikut :
yang harus dijangkau oleh program diplomasi
budaya yang dilakukan oleh diplomasi “Kita memiliki kesenian adiluhung dan
budaya. Menurut Higham yang menggunakan memiliki nilai-nilai universal yang sudah
Kanada sebagai contoh, domestic objectives diakui dunia. Gamelan misalnya, sudah
membantu membentuk dan meningkatkan mendunia dan menjadi antusiasme bagi
kesadaran akan jati diri sebagai orang banyak cendekiawan yang ingin
kanada, membantu menjadi counterbalance mempelajarinya. Namun, karena kita tidak
dari tekanan untuk membentuk sebuah memiliki target dan agenda hubungan
identitas global, dan membuat Kanada dengan luar negeri yang jelas, maka kita
menjadi menarik bagi bagi orang Kanada, tidak pernah memanfaatkan kesenian kita
dengan cara mengetahui apa yang membuat untuk kepentingan diplomasi kita.”
orang lain tertarik dengan Kanada. Di Bali Enoshima Bali Sunset Festival, merupakan
atau Indonesia pada umumnya, bidang sebuah festival yang diselenggarakan justru
kesenian tradisional pada umumnya kurang bukan oleh orang Indonesia, namun oleh
diminati. Mayoritas penduduk Indonesia, warga negara Jepang. Enoshima Bali Sunset
telah kalah dalam arus globalisasi, dan Festival menurut Ami Hasegawa diharapkan
menikmati arus budaya barat, sehingga mampu meningkatkan daya tarik Bali sebagai
kebudayaan Indonesia yang ada merupakan daerah tujuan wisata yang berbasis seni dan
kebudayaan yang tumpang tindih dengan budaya. Pada Enoshima Bali Sunset Festival

12
2010, Pemerintah Kota Denpasar telah education – important dimension in the
berhasil memanfaatkan momen ini untuk contemporary society. Diunduh pada 12
membentuk citra Kota Denpasar sebagai kota September 2014.
kreatif yang berbasis budaya unggulan. Arti
Foundation yang ditunjuk oleh Pemerintah Joseph, Dawn.(2012). Internationalising the
Kota Denpasar sebagai koordinator misi curriculum: building intercultural
diplomasi budaya dalam Enoshima Bali understandings through music. Journal of
Sunset Festival 2010, juga berhasil University Teaching & Learning Practice,
menggelar pertunjukan sesuai dengan Vol.9:8.
ekspektasi dari Ami Hasegawa selaku
panitia, dan juga Pemerintah Kota Denpasar Mark, Simon.(2009). A greater role for
selaku sponsor. cultural diplomacy. Diunduh dari
http://www.clingendael.nl/sites/default/files/20
REFERENSI 090616_cdsp_discussion_paper_114_mark.p
df pada 23 Januari 2015.
Apple, Ronit. Dkk.(2008). Cultural diplomacy:
an important but neglected tool in promoting Mckimm-Vonderwinkler, Judith.(2010). Can
israel’s public image. Diunduh dari music play role in intercultural dialogue ?.
http://portal.idc.ac.il/sitecollectiondocuments/c Diunduh pada 12 September 2014.
ultural_diplomacy.pdf pada 24 Agustus 2014.
Nye, Joseph.S.(2006). Soft power, hard
Bramantyo, Triyono.(2008). Musik dalam power, and leadership.Diunduh pada 25
diplomasi kebudayaan. Diunduh dari Agustus 2015.
http://pidato.isi.ac.id/wp-
content/uploads/downloads/2012/04/Musik- Picard, Michel.(1990). Cultural tourism in bali
Dalam-Diplomasi-Kebudayaan.pdf pada 23 : cultural performances as tourist attraction.
Agustus 2014. Diunduh dari
http://kuveni.de/cultural%20tourism%20bali.p
Dibia, I Wayan.(2013). Diplomasi df pada 12 September 2014.
Kebudayaan Menggunakan Kekuatan
Kebudayaan. Diunduh pada 24 Agustus Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia
2014. 2013. Diunduh pada 25 Agustus 2014.

Einbender, Mary.(2013). Cultural diplomacy Schneider, Cynthia.P (2006). Cultural


harmonizing international relations through diplomacy : hard to define, but you’d know it if
music. Diunduh dari you saw it. Dalam Brown Journal of World
http://www.culturaldiplomacy.org/pdf/case- Affairs. Diunduh pada 26 Agustus 2014.
studies/Cultural_Diplomacy_Harmonizing_Int
Schneider, Cynthia.P.(2006). Cultural
ernational_Relations_through_Music_-
diplomacy : why it matters, what it can – and
_Mary_Einbinder.pdf pada 24 Agustus 2014.
cannot – do ?. Diunduh pada 20 Agustus
Kang, Hyungseok.(2013). Reframing cultural 2014
diplomacy: international cultural politics of
Schneider, Cynthia.P (2003). Diplomacy that
soft power and the creative economy.
Works: ‘Best Practice’ in Cultural Diplomacy.
Diunduh dari
Diunduh pada 20 Agustus 2014.
http://www.culturaldiplomacy.org/academy/co
ntent/pdf/participant-papers/2011-08- Sunarto, Wagiono (2013). Budaya sebagai
loam/Reframing-Cultural-Diplomacy- Kekuatan Diplomasi Strategi Pengembangan
International-Cultural-Politics-of-Soft-Power- Budaya Pop Indonesia. Diunduh pada 26
and-the-Creative-Economy-Hyungseok- Agustus 2014.
Kang.pdf pada 24 Agustus 2014
U.S. Department of State.(2005). Cultural
Koskarov,Ljupco.(2012). The multicultural diplomacy the linchpin of public
and intercultural aspects of music and diplomacy. Diunduh dari

13
http://www.state.gov/documents/organization/
54374.pdf pada 25 Agustus 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai