Anda di halaman 1dari 12

1

Studi Keterampilan Proses Sains (KPS) Peserta Didik Kelas VIII


SMP Negeri 12 Makassar

Salsabila Yusuf Saleh, 2Nur Hayani H. Muhiddin, 3Muhammad Aqil Rusli


1

1
Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA,2Prodi Pendidikan IPA, 3Prodi Pendidikan IPA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar
salsabilays.96@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan proses sains peserta didik
kelas 8 SMP Negeri 12 Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 12 Makassar sebanyak 379 peserta didik.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 80 peserta didik dari 11 kelas yang berbeda yang
dipilih melalui teknik random sampling. Instrumen penelitian berupa tes keterampilan
proses sains berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 item soal yang mewakili setiap aspek
keterampilan proses sains: mengobservasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis,
merancang percobaan, mengkomunikasikan, menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah dengan memberikan tes keterampilan proses sains kepada
sampel penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan
inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menyelidiki skor rata-rata keterampilan
proses sains peserta didik dan skor rata-rata peserta didik adalah sebesar 15, 24 dan
berada dalam kategori sedang. Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk
mengetahui taksiran rata-rata keseluruhan populasi, diperoleh taksiran skor rata-rata
untuk keseluruhan populasi berada dalam rentang 14, 41 sampai dengan 16, 04 yang
berarti berada dalam kategori sedang dan tinggi.

Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains


2

Study Of Science Process Skills (KPS) in Grade VIII Students Of


SMP Negeri 12 Makassar
1
Salsabila Yusuf Saleh, 2Nur Hayani H. Muhiddin, 3Muhammad Aqil Rusli
1
Student Scientist Program Study,2 Scientist Program Study, 3Scientist Program
Study
Mathematics and Scientis Faculty University Of Makassar
salsabilays.96@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research to determine the level of science process skills in grade 8
students of SMP Negeri 12 Makassar. This research is a quantitative descriptive study
using survey research methods. The population of this research was 379 students in class
VIII of SMP Negeri 12 Makassar. The sample in this study amounted to 80 students from
11 different classes selected through random sampling techniques. Research instrument in
the form of science process skill test in the form of multiple choice questions totaling 25
items representing each aspect of science process skills: observing, formulating the
problem, make a hypothesis, design an experiment, communicating and draw
conclusions. Data collection techniques in this study is to provide science process skill
test to the research sample. Data analysis was performed using descriptive and inferential
analysis. Descriptive analysis is used to investigate the average score of students' science
process skills and the average score of students is 15,24 and is in the middle category.
While inferential analysis is used to determine the estimated average overall population,
the estimated average score for the entire population is in the range of 14,41 to 16,04
which means it is in the middle and high category.

Keywords: Science Process skill


3

PENDAHULUAN mendeskripsikan hubungan antar variabel,


Pendidikan di Indonesia terus mengambil dan memproses data,
melakukan pembenahan menuju sistem mendesain penyelidikan, dan melakukan
pendidikan yang lebih efektif dan efisien. penyelidikan (Rezba, 1995).
Salah satunya melalui perubahan Pentingnya KPS didasarkan pada
kurikulum menjadi kurikulum 2013. (Tawil dan Liliasari, 2014):
Berdasarkan Permendikbud 103 Tahun a. Percepatan pertambahan ilmu
2014 pembelajaran pada kurikulum 2013 pengetahuan dan teknologi
menggunakan pendekatan saintifik atau b. Percepatan perubahan IPTEK
pendekatan berbasis proses keilmuan. c. Pegalaman intelektual, emosional,
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan fisik
adalah proses pembelajaran yang d. Penanaman sikap dan nilai sebagai
dirancang sedemikian rupa agar peserta pengabdi pencarian abadi
didik mampu secara aktif mengkonstruk kebenaran ilmu
konsep, hukum atau prinsip melalui Selain itu, KPS juga penting karena
tahapan-tahapan ilmiah seperti, mengamati merupakan salah satu keterampilan berfikir
(untuk mengidentifikasi atau menemukan yang paling sering digunakan, sehingga
suatu masalah), merumuskan masalah, individu yang tidak dapat menggunakan
mengajukan atau merumuskan hipotesis, KPS akan mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data dengan berbagai kehidupan sehari-hari (Rahayu dan
teknik, menganalisis data, menarik Anggraeni, 2017).
kesimpulan dan mengomunikasikan Namun, dari hasil penelitian
konsep, hukum atau prinsip yang sebelumnya, KPS siswa di beberapa
ditemukan (Sufairoh, 2016). daerah di Indonesia masih sangat rendah.
Salah satu mata pelajaran wajib Sifah dan Sumarno (2016) mengatakan
dalam kurikulum 2013 adalah IPA. bahwa keterampilan proses sains siswa
Pembelajaran IPA dipandang memiliki dua SMP Negeri se-Kota Semarang masih
dimensi yaitu IPA sebagai proses dan IPA tergolong rendah. Sejalan dengan peneltian
sebagai produk. IPA sebagai proses tersebut Rahman, Wahyuni dan Rifqiawati
mencakup sikap-sikap dan keterampilan (2017) juga menyebutkan bahwa
dalam kegiatan ilmiah untuk mendorong keterampilan proses sains siswa SMP Satu
tercapainya produk IPA (Risamasu, 2016). Atap Pulau Tunda masih tergolong rendah.
Keterampilan yang dimaksud adalah Penelitian mengenai keterampilan proses
keterampilan proses sains. sains juga dilakukan oleh Wiratana (2013)
Keterampilan proses sains (KPS) dengan hasil nilai keterampilan proses
adalah kemampuan peserta didik untuk sains siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
menerapkan metode ilmiah dalam Negara tahun pelajaran 2012/2013 juga
memahami, mengembangkan dan masih tergolong rendah. Untuk itu, peneliti
menemukan suatu ilmu pengetahuan tertarik untuk mengetahui tingkat
(Rahayu dan Anggraeni, 2017). KPS keterampilan proses sains peserta didik
terdiri dari dua bagian, yakni keterampilan kelas 8 di SMPN 12 Makassar.
proses sains dasar dan keterampilan proses Berdasarkan observasi awal yang
sains terintegrasi. Keterampilan proses dilakukan peneliti, peserta didik pada
sains dasar terdiri dari mengamati, SMPN 12 Makassar kelas 8 khususnya
mengkomunikasikan, mengklasifikasikan, terbiasa dalam melaksanakan praktikum
menguku secara metris, menginferensi, IPA, sehingga peserta didik dianggap telah
dan memprediksi. Sedangkan keterampilan mengetahui aspek KPS. Kelas 8
proses sains terintegrasi terdiri dari merupakan kelas peralihan antara kelas 7
mengidentifikasi variabel, membuat yang dianggap pengetahuannya masih
sebuah tabel dari data, membuat grafik,
4

dasar menuju kelas 9 yang menentukan jumlah sampel menggunakan


pengetahuannya sudah mulai terintegrasi. rumus Slovin. Rumus Slovin untuk
Pada penelitian ini digunakan 6 menentukan sampel adalah sebagai berikut
aspek referensi untuk mengukur KSP (Sugiyono, 2014) :
siswa kelas 8 SMPN 12 Makassar yaitu:
mengobservasi, merumuskan masalah, N
n=
membuat hipotesis, merancang percobaan, 1+ N e2
mengomonikasikan, dan menarik
kesimpulan. Materi yang diujikan adalah: Keterangan:
n = Ukuran sampel/ jumlah sampel
 KD 3.9 Menganalisis sistem N = Ukuran populasi
pernapasan pada manusia dan = 379 peserta didik
memahami gangguan pada sistem e = Presentase kelonggaran ketelitian
pernapasan serta upaya menjaga kesalahan pengambilan sampel yang masih
kesehatan sistem pernapasan bisa ditolerir; e = 0,1
 KD 4.9 Menyajikan karya Perhitungan jumlah sampel pada
tentang upaya menjaga kesehatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
sistem pernapasan 379
 KD 3.12 Menganalisis sifat- n=
1+ 379(0,12)
sifat cahaya, pembentukan
n = 79
bayangan pada bidang datar dan
dari perhitungan diatas maka sampel yang
lengkung serta penerapannya untuk
digunakan minimal 79 peserta didik. Pada
menjelaskan proses penglihatan
penelitian ini digunakan sampel sebanyak
manusia, mata serangga, dan
80 peserta didik.
prinsip kerja alat optik
Instrumen penelitian yang
 KD 4.12 Menyajikan hasil
digunakan dalam penelitian ini yaitu soal
percobaan tentang pembentukan
keterampilan proses sains. Soal
bayangan pada cermin dan lensa
keterampilan proses sains berupa test
objektif berupa soal pilihan ganda
Aspek-aspek tersebut dipilih
sebanyak 25 butir soal yang terdiri dari
berdasarkan analisis kurikulum 2013 untuk
empat pilihan jawaban. Keseluruhan soal
kelas 8, sedangkan materi yang diujikan
mencakup 6 aspek keterampilan proses
dipilih berdasarkan analisis kompetensi
sains yang di tunjukkan pada table 1.1.
dasar dan pengalaman mengajar guru IPA
Soal tersebut kemudian di validasi oleh
kelas 8 SMPN 12 Makassar.
ahli dan guru IPA SMPN 12 Makassar.
Hasil analisis data ditampilkan
METODE PENELITIAN
dalam bentuk skor rata-rata, standar
Pada penelitian ini metode yang deviasi, skor maksimun, skor minimum,
digunakan adalah metode survey dan distribusi frekuensi dan taksiran rata-rata.
pengumpulan data dilakukan dengan Skor rata-rata didapatkan dengan
menggunakan tes keterampilan proses menggunakan persamaan sebagai berikut
sains. (Sudjana N. , 2005) :
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas VIII ∑ xi
SMP SMPN 12 Makassar yang berjumlah X=
n
379 siswa dan tersebar di 11 kelas yang
berbeda. Keterangan:
Sampel penelitian adalah peserta X = Rata-rata nilai yang diperoleh
didik kelas 8 yang diambil secara random n = Jumlah sampel
sampling dari seluruh populasi. Teknik
5

xi = Skor keterampilan proses sains


6

Tabel 1.1 Aspek Keterampilan Proses Tabel 1.2 Interpretasi Kategori


Sains dan Indikator Materi Keterampilan Proses Sains Peserta Didik
Aspek
No Keterampilan Indikator Soal Nomer Soal
Proses Sains
Menggunakan indra pengelihatan dalam mengamati 1, 2, 3, 14,
1. Mengobservasi
untuk menentukan pernyataan yang benar 15
 Rumusan masalah menyatakan antara variabel 4, 5, 16, 18
manipulasi dan variabel respon
Merumuskan
4  Menyusun perumusan masalah dengan jelas
Masalah
berdasarkan kesimpulan dari percobaan yang
dilakukan
 Hipotesis menunjukkan hubungan antara variabel 6, 8, 17, 19
manipulasi terhadap variabel respon
 Menyatakan gambaran logis dari suatu hubungan yang
Menyusun
6 dapat diuji
Hipotesis
 Merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah
yang disajikan
 Menyusun hipotesis dalam bentuk kalimat pernyataan
 Desain percobaan disusun secara sistematis 7, 9, 10, 20,
Merancang  Menemukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan 21
7
Percobaan  Mendesain percobaan berdasarkan alat dan bahan
yang disajikan
 Menggambarkan/memberikan data hasil percobaan 11, 12, 22,
Mengkomunika dengan grafik atau tabel atau diagram 23
12
sikan  Membaca informasi dalam grafik, tabel maupun
diagram
 Kesimpulan ditarik untuk menjawab masalah 13, 24, 25
Menarik
13 percobaan
Kesimpulan
 Menarik kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan
No Interval Skor Kategori
Untuk menghitung standar deviasi 1. 21-25 Sangat tinggi
digunakan persamaan sebagai berikut 2. 16-20 Tinggi
(Tiro, 2015): 3. 11-15 Sedang
4. 6-10 Rendah


2 5. 0-5 Sangat Rendah
∑( X− X)
S= (Sumber: Dimodifikasi dari Rahayu dan anggraeni
n−1
(2017))
Keterangan:
Adapun penaksiran rata-rata skor
S = nilai standar deviasi
X = skor keterampilan proses sains digunakan untuk membuat taksiran
(pendugaan) yang sangat diperlukan dalam
n = jumlah sampel
X = Rata-rata nilai yang diperoleh konsep probabilitas karena sangat berguna
dalam pembuatan keputusan pada kondisi
Tingkatan kategori skor ketidakpastian. Untuk mendapatkan
keterampilan proses sains digunakan untuk taksiran rata-rata skor digunakan rumus
mengetahui tingkatan kategori berikut (Tiro, 2015):
keterampilan proses sains keseluruhan
adalah sebagai berikut: x−t p
s
√n √ N−n
N−1
≤ μ ≤ x+ t p
s
√n √ N −n
N −1

Keterangan :
7

x = Rata-rata skor Tabel 1.4 Kategori Keterampilan Proses


S = Standar deviasi Sains Peserta Didik
N = Jumlah populasi Interva Kategor Frekuens Persentas
n = Jumlah sampel l i i e (%)
μ = Rerata skor 0-5
Sangat
10 12,5
Statistik t di atas memiliki derajat Rendah
kebebasan yaitu dk = n-1 dan p = (1+ℽ)/2 6-10 Rendah 30 37,5
11-15 Sedang 25 31,25
HASIL DAN PEMBAHASAN 16-20 Tinggi 14 17,4
Hasil analisis data menunjukkan Sangat
21-25 1 1,25
karakteristik keterampilan proses sains Tinggi
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 12
Makassar. Statistik keterampilan proses Pada observasi awal telah diperoleh
sains peserta didik ditunjukkan pada table informasi bahwa peserta didik merasa
1.3. mampu melaksanakan aspek-aspek
keterampilan proses sains. Peserta didik
Tabel 1.3 Statistik Keterampilan Proses kelas VIII SMPN 12 Makassar cukup
Sains Peserta Didik sering melaksanakan percobaan/
1. Jumlah populasi 379 peraktikum. Hal ini yang menjadikan
peserta didik memiliki keterampilan proses
2. Jumlah sampel 80
sains yang cukup baik. Hal ini didukung
3. Skor tertinggi ideal 25 pernyataan Satriani, Taiyeb dan Mu’nisa
4. Skor terendah ideal 0 bahwa terhadap hubungan positif antara
pelaksanaan praktikum dengan
5. Skor tertinggi empiric 23 keterampilan proses sains peserta didik
6. Skor terendah empiric 5 (Satriani, Taiyeb & Mu’nisa, 2018).
Hasil analisis data kemudian
7. Skor rata-rata 15, 24 digunakan untuk menghitung taksiran rata-
8. Standar deviasi 4, 9 rata. Hasil perhitungan menunjukkna
rerata skor peserta didik akan berada
9. Varians 24,13
dalam rentang 13,91 sampai dengan 16,77.
Sehingga jika dikategorikan akan berada
Berdasarkan tabel 1.3, diperoleh dalam kategori sedang dan tinggi.
skor total keterampilan proses sains Berdasarkan penelitian Sukarno,
peserta didik kelas 8 SMPN 12 Makassar Permanasari, dan Hamidah menyatakan
adalah sebesar 15, 24, dimana skor bahwa rendahnya keterampilan proses
tersebut berada dalam tingkat kategori sains peserta didik dapat disebabkan oleh
sedang. Kategori sedang tersebut berada banyak faktor, diantaranya adalah: 1)
dipertengahan kategori tinggi dan rendah. rendahnya kemampuan keterampilan
Namun sebenarnya telah mendekati proses sains pendidik; 2) kurangnya bahan
kategori tinggi, dimana skor 15, 24 telah ajar yang mengembangkan dan
mendekati rentang skor untuk kategori meningkatkan keterampilan proses sains
tinggi yaitu skor 16 - 20. Jika diberlakukan peserta didik; 3) masih adanya uji
kepada seluruh populasi dengan kompetensi yang hanya berfokus pada
menggunakan rumus taksiran rata-rata, penggunaan konsep ilmiah saja; 4) kurang
maka rerata skor akan berada pada rentang jelasnya bimbingan bagi pendidik
13,91 sampai dengan 16,77, jika bagaimana melakukan penilaian dan
dikategorikan berdasarkan tabel 1.4 maka pengembangan keterampulan proses sains
seluruh populasi berada dalam kategori kepada peserta didik; 5) kegiatan belajar
sedang dan tinggi. mengajar selama ini masih bersifat
8

tradisional, sehingga siswa kurang dalam sains sains secara berkala kepada guru,
mengeksplorasi keterampilan proses sains baik untuk pengembangan LKPD IPA
(Sukarno, Permanasari, dan Hamidah, khususnya keterampilan proses sains,
20013). Tidak jauh berbeda dari peneliti
pengembangan instrument keterampilan
sebelumnya, factor-faktor lain rendahnya
keterampilan proses sains adalah: 1) tidak proses sain ataupun model atau metode
tepatnya metode atau model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan
yang diberikan; 2) kurangnya pengetahuan proses sains; 2) guru sebaiknya
guru terkait keterampilan proses sains dan mempersiapkan sebaik mungkin rancangan
sekolah jarang memberikan pelatihan pembelajaran agar materi, metode dan
terkait pembelajaran terhadap guru waktu mengajar dapat disesuaikan; 3) guru
(Rahman, Wahyuni dan Rifqiawati, 2017);
terus membiasakan menerapkan
3) kurang lengkapnya sarana dan prasarana
yang dimiliki sekolah; 4) kurangnya keterampilan proses sains pada
pembiasaan melakukan keterampilan pembelajaran IPA; 4) guru harus terus
proses sains pada proses pembelajaran menstimulasi dan memotivasi peserta didik
oleh guru; 5) serta kurangnya rasa ingin agar keterampilan proses sainsnya terus
tahu dan motivasi peserta didik saat belajar berkembang; 5) adanya instrument khusus
(Sifah dan Sumarno, 2016); 6) guru tidak untuk menilai keterampilan proses sains,
terampil dalam menyusun LKPD 7) guru
agar peserta didik mampu dikembangkan
IPA masih menggunakan tes kognitif
sebagai satu-satunya instrument untuk secara terarah keterampilan proses
menilai mata pelajaran IPA (Hamadi, sainsnya.
2018).
Pentingnya peran guru dalam proses Adapun hasil tes keterampilan
pembeajaran disebutkan oleh Rustaman adalah proses sains untuk setiap aspek adalah
sebagai penyampai informasi, pengelola kelas, sebagai berikut:
fasilitator, mediator dan evaluator (Hamadi, 1. Mengobservasi
2018), sehingga pemahaman guru terhadap Hasil obeservasi awal
kemampuan keterampilan proses sains menunjukkan peserta didik tidak
diperlukan sebagai dasar untuk dapat mengalami kendala untuk melakukan
mendukung dan mengembangkan observasi. Peserta didik telah terbiasa
keterampilan proses sains peserta didik. melakukan pengamatan sehingga tidak ada
Faktor yang menghambat guru kendala. Hal ini sejalan dengan penelitian
menerapkan keterampilan proses sains selama Suja yang menyatakan bahwa
pembelajaran ialah: 1) waktu belajar mengajar keterampilan untuk melakukan observasi,
yang kurang sementara materi IPA cukup menginterpretasikan data dan
banyak; 2) latar belakang peserta didik yang mengklasifikasikan data menjadi mantap
berbeda-beda; 3) keterbatasan laboratorium pada anak kelas VI (usia11-12 tahun)
keterampilan proses sains (Hamadi, 2016); 4) (Rahman, Wahyuni dan Rifqiawati, 2017).
Guru belum mampu membuat sendiri LKPD
pe se rta didik
Fre kue nsi

IPA; 5) guru belum mampu membuat 80 69


instrument KPS (Diella, Ardiansyah dan 57 56
60
39 38
Suhendi, 2019). 40
20
0
Dari faktor yang menghambat guru 1 2 3 14 15

dalam mengembangkan keterampilan Nomor soal


G
proses sains yang dapat dilakukan ialah: 1) ambar 1.1 Frekuensi Peserta Didik Pada
mengadakan pelatihan keterampilan proses Aspek Mengobservasi
9

jelas berdasarkan kesimpulan dari


Berdasarkan gambar 4.1 diketahui percobaan yang dilakukan (gambar 1.2).
bahwa Frekuensi tertinggi pada aspek ini
berada pada nomer 1 dengan indikator 3. Membuat Hipotesis
materi menggunakan indera pengeliatan Pada saat wawancara beberapa
dalam mengamati gambar bronkus untuk peserta didik mengatakan bahwa hasil
menentukan ciri-ciri saluran bronkus saat praktikum atau percobaan telah lebih
terjadi asma dan frekuensi terendah pada dahulu diberitahukan oleh guru sehingga
nomer 15 dengan indikator materi peserta didik tidak lagi menduga hasil dari
menggunakan indera pengeliatan dalam suatu percobaan. Namun beberapa peserta
mengamati gambar bayangan pada cermin didik lain memberi pernyataan berbeda
untuk menentukan sifat bayangan pada bahwasannya peserta didik biasanya
cermin untuk menentukan sifat bayangan diminta untuk menduga hasil sebelum
yang dihasilkan. dilaksanakan praktikum atau percobaan.
Peserta didik akan memperkirakan hasil
2. Merumuskan Masalah berdasarkan apa yang mereka ketahui
Keterampilan merumuskan sebelumnya dari materi yang mereka
masalah merupakan suatu dugaan yang pelajari atau pengalaman yang mereka
F r e ku e n si p e se r t a d id ik
dapat diuji bagaimana dan mengapa miliki.
sesuatu terjadi (Hamadi, 2018), diperlukan
pemberian motivasi dan stimulus untuk
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik 60 55 57
(Sifah dan Sumarno, 2016). Beberapa 50 44
40
peserta didik mengaku tidak pernah 30
30

merumuskan masalah baik pada 20


10
pembelajaran atau pada saat melaksanakan 0
6 8 17 19
praktikum. Mereka belum pernah Nomor soal
diajarkan atau mengetahui baagaimana
merumuskan masalah. Namun beberapa Gambar 1.3 Frekuensi Peserta Didik Pada
diantara mereka juga dapat merumuskan Aspek Membuat Hipotesis
masalah karena telah terbiasa dilatih oleh
guru, baik secara langsung atau telah Gambar 1.3 menunjukkan
tersedia didalam LKPD. frekuensi peserta didik yang benar dalam
p eserta d id ik

menjawab soal aspek membuat hipotesis


Freku en si

53 57
60
46 lebih tinggi pada materi cahaya (soal no
40 34 17). Sedangkan, frekuensi terendah pada
soal nomer 6 dengan indikator materi
20
menunjukkan hubungan antara variabel
0 manipulasi terhadap variabel respon.
4 5 16 18
Nomor soal
4. Merancang Percobaan
Gambar 1.2 Frekuensi Peserta Didik Pada
Pada observasi yang dilakukan oleh
Aspek Merumuskan Masalah
peneliti diketahui bahwa peserta didik
Hasil pengujian keterampilan
banyak yang belum mampu merancang
proses sain aspek merumuskan masalah
percobaan. Hal ini juga ditunjukkan pada
menunjukkan frekuensi tertinggi berada
penelitian Sifah dan Sumarno (2016)
pada nomer 18 dengan indikator materi
bahwa keterampilan proses sains siswa
menunjukkan hubungan antara variabel
SMPN se-Kota Semarang masih rendah
manipulasi dan variabel respon. Frekuensi
pada aspek merancang percobaan.
terendah pada nomer 16 dengan indikator
materi menyusun rumusan masalah dengan
10

Kurang mampunya peserta didik 80


dalam merancang percobaan dikarenakan 67

Frekuensi peserta didik


70 59
58
percobaan yang dilakukan biasanya telah 60 50
tersusun dan tersedia di dalam 50
laboratorium, guru mengintruksikan 40
30
langkah-langkah kerja atau guru 20
membantu peserta didik dalam 10
melaksanakan praktikum. Padahal 0
11 12 22 23
seharusnya eksperimen/ percobaan
Nomor Soal
dilakukan siswa dengan merangkai sendiri
alat dan bahan, menggunakan alat dan Gambar 1.5 Frekuensi Peserta Didik Pada
bahan sesuai prosedur dan merapikan Aspek Mengomonikasikan
kembali setelah digunakan (Hamadi,
2016). Hasil observasi awal menunjukkan
peserta didik telah terbiasa untuk
80
69
menyampaikan hasil belajar dalam bentuk
70
tulisan, presentasi, diskusi ataupun
Frekuensi peserta didik

63
60
mengubah bentuk data. Namun beberapa
50 45
40
37
diantara peserta didik mengaku belum
40
mampu untuk mengubah bentuk data
30
menjadi bentuk data yang lainnya
20
contohnya kedalam bentuk tabel, diagram
10
0
atau grafik.
7 9 10 20 21 Pada aspek mengomonikasikan,
Nomor soal frekuensi peserta didik yang benar dalam
Gambar 1.4 Frekuensi Peserta Didik Pada menjawab soal melebihi untuk setiap item
Aspek Merancang Percobaan soal melebihi 50% dari total sampel
peserta didik. Frekuensi tertinggi berada
Gambar 1.4 menunjukkan pada soal nomer 12 dengan indikator
Frekuensi tertinggi dalam aspek materi menggambarkan data hasil
merancang percobaan berada pada soal percobaan dalam bentuk tabel. Frekuensi
nomer 10 dengan indikator materi terendah pada soal nomer 21 dengan
menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan indikator materi membaca informasi dalam
digunakan. Adapun frekuensi terendah bentuk grafik.
pada soal nomer 21 dengan indikator
materi mendesain percobaan secara 6. Menarik Kesimpulan
sistematis. Pada aspek menarik kesimpulan
peserta didik telah terbiasa melakukan
5. Mengomonikasikan kegiatan menarik kesimpulan pada akhir
Aspek mengkomunikasikan, pembelajaran. Setelah melakukan
menurut kurniawati keterampilan percobaan atau pembelajaran dikelas yang
komunikasi adalah keterampilan tanpa percobaan, peserta didik diminta
menyampaikan hasil belajar kepada orang oleh pendidik untuk menyimpulkan hasil
lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, percobaan atau menyimpulkan hasil dari
tindakan atau penampilan (Sifah dan pembelajaran. Peserta didik akan membuat
Sumarno, 2016). kesimpulan secara mandiri ataupun secara
berkelompok melalui diskusi. Sehingga
peserta didik tidak merasa kesulitan dalam
menarik kesimpulan.
11

Frekuensi peserta didik Diella, D., Ardiansyah, R., Suhendi, H. Y.


2019. Pelatihan Pengembangan
70 63 LKPD Berbasis Keterampilan
60 54
Proses Sains (KPS) dan
50
39 Penyususnan Instrument Asesmen
40
KPS Bagi Guru IPA.Jurnal
30
Publikasi Pendidikan Vol. 9 No.
20
1. P-ISSN: 2088-2092
10
0
13 24 25 Hamadi, A. A. L. 2018. Pemahaman Guru
Nomor soal Terhadap Keterampilan Proses
Sains (KPS) dan Penerapannya
Gambar 1.6 Frekuensi Peserta Didik Pada Dalam Pembelajaran IPA SMP
Aspek Menarik kesimpulan Di Salatiga. Jurnal Pendidikan
Sains dan Matematika, vol. 6
Menurut peserta didik, mereka no. 2. E-ISSN: 2580-3247
terbiasa melakukan kegiatan menarik Rahayu, A. H., & Anggraeni, P. 2017.
kesimpulan pada akhir pembelajaran. Analisis Profil Keterampilan
Setelah melakukan percobaan atau Proses Sains Siswa Sekolah
pembelajaran dikelas yang tanpa Dasar di Kabupaten Sumedang.
percobaan, peserta didik diminta oleh Jurnal Pesona Dasar, Vol. 5 No.
pendidik untuk menyimpulkan hasil 2, Oktober. ISSN: 2337-9227.
percobaan atau menyimpulkan hasil dari Rahman, A., Wahyuni, I., & Rifqiawati, I.
pembelajaran. Peserta didik akan membuat 2017. Profil Keterampilan Proses
kesimpulan secara mandiri ataupun secara Sains dan Sikap Ilmiah Siswa di
berkelompok melalui diskusi. Sehingga SMP Satu Atap Pulau Tunda. SEJ
peserta didik tidak merasa kesulitan dalam vol. 7 no. 1 Juni 2017. E. ISSN:
menarik kesimpulan. 2407-4926
Frekuensi tertinggi berada pada
soal nomer 13 dengan indikator materi Rezba, J. R. 1999. Learning and Asessing
menarik kesimpulan berdasarkan gambar science process skill Four
grafik. Frekuensi terendah pada soal nomer Edition. Kendall: Hunt Publishing
24 dengan indikator materi menarik Company.
kesimpulan berdasarkan data hasil
percobaan dalam bentuk tabel. Risamasu, P. V. M. 2016. Peran
Pendekatan Keterampilan Proses
Sains dalam Pembelajaran IPA.
KESIMPULAN Prosiding Seminar Nasional
Berdasarkan hasil penelitian dan Pendidikan, Jayapura 2016
pembahasan yang telah dikemukakan,
maka diperoleh kesimpulan mengenai Satriani., Taiyeb, A. M., Mu’nisa, A. 2018.
tingkat keterampilan proses sains peserta Analisis Hubungan Pelaksanaan
didik kelas VIII SMPN 12 Makassar Praktikum Dengan Keterampilan
secara rata-rata berada pada skor 15, 3 dan Proses Sains dan Hasil Belajar
berada dalam kategori cukup. Sedangkan Biologi Peserta Didik SMA
untuk rata-rata populasi berada pada Negeri di Kota Bulukumba.
kisaran 13, 91 – 16, 77 dan berada dalam Prosiding Seminar Nasional
kategori sedang dan tinggi.. Biologi dan Pembelajarannya

DAFTAR PUSTAKA
12

Sifah, L., & Sumarno. 2016. Profil


Keterampilan Proses Sains (KPS) Tawil, M., & Liliasari. 2014.
Siswa SMP Negeri Se-Kota Keterampilan–keterampilan sains
Semarang. Prosiding Seminar dan implementasinya dalam
Nasional. ISBN: 978-602-14020- pembelajaran IPA. Makassar:
3-0 UNM

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Tiro, M. A. 2015. Dasar-dasar statistika


Bandung: PT. Tarsito edisi ketiga. Makassar: Andira
Publisher
Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik & Wiratana, I. K., SadiaI, W., & Suma, K.
Model Pembelajaran K-13. 2013. Pengaruh model
Jurnal Pendidikan Profesional, pembelajaran koperatif tipe
Vol. 5, No. 3 investigasi kelompok (group
investigation) terhadap
Sukarno, Permanasari, A., & Hamidah, I. keterampilan proses dan hasil
2013. Profil Keterampilan Proses belajar sains siswa SMP. Jurnal
Sains Siswa di SMP Negeri (studi Program Pascasarjana Universitas
kasus di Jambi). Jurnal Pendidikan Ganesha Program
internasional teknik ilmiah dan Studi IPA Volume 3 No. 2
penelitian (IJSER). ISSN (online):
2347-38878

Anda mungkin juga menyukai