B. Etiologi
Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral meresap
kedalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi progresif pada
pembuluh darah lokal, menyebabkan daerah tersebut dipenuhi oleh darah yang
terbendung. Secara bersamaan, serat otot memakai sisa akhir oksigen dalam
darah, sehingga haemoglobin menjadi tereduksi secara total menjadi berwarna
biru gelap. Daerah yang mengalami infark menjadi berwarna coklat kebiru-
biruan dan pembuluh darah dari daerah tersebut tampak mengembang
walaupun aliran darahnya kurang. Pada tingkat lanjut, dinding pembuluh
manjadi sangat permeabel dan membocorkan cairan, jaringan menjadi
edematosa, dan sel otot jantung mulai membengkak akibat berkurangnya
metabolisme selular. Dalam waktu beberapa jam tanpa penyediaan darah, sel-
sel akan mati.
Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100% gram
jaringan otot per menit agar tetap hidup. Nilai ini sebanding dengan kira-kira 8
mililiter oksigen per 100% gram yang diberikan pada ventrikel kiri dalam
keadaan istirahat setiap menitnya. Karena itu, bila tetap terdapat 15 sampai
30% aliran darah koroner normal dalam keadaan istirahat, maka otot tidak
akan mati. Namun, pada bagian sentral dari suatu daerah infark yang besar,
dimana hampir tidak terdapat aliran darah kolateral, otot akan mati. (AHA,
2016).
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala CAD dapat mencakup (Kowalak, Welsh, & Mayer,
2017).
a. Nyeri dada khas
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang
biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak
tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar ke bahu
dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini
muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi)
dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan
hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin
b. Mual dan muntah
c. Diaporesis (keringat dingin)
d. Demam
e. Sesak napas
f. Denyut jantung lebih cepat
g. Kelemahan yang luar biasa
h. Perubahan pola EKG
i. Pemeriksaan Jantung
Killip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya
dengan oedema paru
F. Komplikasi
1. Serangan jantung (Infark Miokard)
Hal ini terjadi ketika aliran darah benar-benar terhalang sepenuhnya.
Kerusakan darah dan oksigen akan menyebabkan kerusakan permanen
pada otot jantung.
2. Gagal jantung (Congestive Heart Failure/Chf)
Jika beberapa area otot jantung kekurangan pasokan darah atau rusak
setelah terjadinya serangan jantung, maka jantung tidak akan bisa
memompa darah melalui pembuluh darah ke bagian tubuh lainnya. Hal
ini akan mempengaruhi fungsi organ lainnya pada tubuh.
3. Angina tidak stabil
4. Kematian mendadak
G. Pemeriksaan penunjang