PENDAHULUAN
1
2
Dan ada pula yang bisa diajak bicara hingga yang tidak perhatian sama sekali
dengan lingkungannya. Dampak gangguan jiwa antara lain gangguan dalam
aktivitas sehari-hari, gangguan hubungan interpersonal dan gangguan fungsi dan
peran social (Lestari,dkk.2014).
Perkembangan penderita skizofernia dalam tingkatan yang di teliti oleh
(Syamsudin dalam waloyo, widodo, & rahayu 2017). Menyatakan bahwa salah
satu gangguan jiwa Psikosa Fungsional yang terbanyak adalah Skizofrenia. Studi
epidemiologi menyebutkan bahwa perkiraan angka prevalensi Skizofrenia secara
umum berkisar antara 0,2% hingga 2,0% tergantung di daerah atau negara mana
studi itu dilakukan. Di Indonesia sendiri, kasus klien dengan Skizofrenia 25 tahun
yang lalu diperkirakan 1/1000 penduduk dan diperkirakan dalam 25 tahun
mendatang akan mencapai 3/1000. Hasil survei penduduk dan wawancara
bersama perawat klien skizofrenia di yayasan AsSyifa panti rehabilitasi jiwa di
kabupaten Jombang didapatkan bahwa dari sebanyak 20 klien dari umur 15-35
tahun dinyatakan menderita skizofrenia, didapatkan sebanyak 5 (25%) klien
mengalami skizofrenia karena tidak disetujui keluarga dalam menjalani status
percintaan, didapatkan sebanyak 10 (50%) pasien menderita skizofrenia
dikarenakan tuntutan ekonomi dan sebanyak 5 (25%) klien menderita skizofrenia
dikarenakan mengalami pola asuh yang keras oleh keluarga. Berdasarkan data
dinyatakan sebanyak 25% klien skizofrenia yang menderita diakibatkan olah pola
asuh yang keras beresiko menyebabkan terjadinya skizofrenia (Waloyo,dkk.2017)
Kenyataannya perawat CMHN berupaya untuk memberikan layanan untuk
meningkatkan produktifitas. Penderita gangguan jiwa yang terjadi di Indonesia
tidak sesuai dengan perkembangan produktifitas pada gangguan jiwa, dalam
penerapan peningkatan produktivitas ODGJ (orang dengan ganggguan jiwa)
setelah diberikan terapi farmakologi/obat-obatan penderita gangguan jiwa
mendapatkan kembali kontak realita dimana skizofrenia adalah gangguan yang
terjadi karena gangguan fungsi neurologis yang diakibatkan stumulan dari
tekanan psikologis yang menyebakan adanya waham dan halusinasi. Penerimaan
lingkungan terutama lingkungan internal atau keluarga mendapatkan tekanan-
tekanan dari lingkungan sosial yang memberikan dampak pada cara pandang
3