Anda di halaman 1dari 16

ATMOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI

KEHIDUPAN

A. ATMOSFER
1. Pengertian
Atmosfer berasal dari kata atmos yang berarti uap
dan spaira yang berarti bola. Atmosfer adalah
lapisan udara yang menyelubungi atau menyelimuti
bumi.
Unsur gas yang terkandung, yaitu:
o Nitrogen 78,08%
o Oksigen 20,95%
o Argon 0,95%
o Karbon dioksida 0,034%
2. Lapisan
Ozon (O3) mempunyai fungsi melindungi bumi dari
radiasi sinar ultraviolet. Ozon sekarang ini mulai
menipis akibat pengaruh CFC dan CO2.
Bahaya penipisan ozon, yaitu:
o Kesehatan manusia.
o Bahaya terhadap kesehatan air dan ekosistem
laut.
o Mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu
green house (gas rumah kaca), green house
effect (gas rumah kaca), dan global warming
(pemanasan global akibat efek rumah kaca).
3. Gejala optik di atmosfer
o Pelangi.
o Halo: Lingkaran sinar putih di sekeliling
matahari atau bulan.
o Aurora: Cahaya yang bersinar pada malam hari
di sekitar kutub.
o Fatamorgana: Ilusi optik yang terjadi karena
pembiasan sinar matahari oleh lapisan udara
yang mempunyai kerapan yang berbeda.

B. Dinamika Unsur – Unsur Cuaca dan Iklim


1. Penyinaran
Beberapa hal yang mempengaruhi pemanasan
permukaan bumi oleh sinar matahari, yaitu:
o Sudut datang sinar matahari.
o Lamanya penyinaran.
o Ketinggian tempat.
o Keadaan atau kondisi udara.
o Angin dan arus laut.
o Keadaan tanah.
o Sifat permukaan (darat cepat menerima panas
dari dalam lautan).
Proses pemanasan udara, yaitu:
1) Konduksi (bersinggungan): Molekul udara
bersinggungan dengan permukaan bumi yang
menyimpan panas.
2) Konveksi: Pemanasan secara vertikal.
3) Adveksi: Penyebaran panas secara
horizontal.
4) Turbulensi: Persebaran panas secara
berputar.
2. Suhu udara
Alat ukur berupa termometer. Suhu udara adalah
keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur udara biasanya disebut termometer.
Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara
berkurang (turun) rata – rata 0,6°. Penurunan suhu
semacam ini disebut gradient temperatur vertikal
atau lapse rate. Pada suhu kering, besar lapse rate
adalah 1°. Untuk mengetahui temperatur rata – rata
suatu tempat digunakan rumus, yaitu:
Tx= To – 0,6 × h/100
Keterangan:
o Tx= Temperatur rata – rata suatu tempat (x)
yang dicari.
o To= Temperatur suatu tempat yang sudah
diketahui.
o h= Tinggi tempat (x).
Contoh:
Diketahui: Temperatur permukaan laut adalah
27°C. Kota x tingginya 1500 m (di Indonesia).
Ditanyakan: Berapa temperatur rata – rata kota x?
Jawab:
Tx= To – 0,6 × h/100
Tx= 27° - 0,6 × 1500/100
Tx= 27° - 0,6 × 15
Tx= 27° - 9°
Tx= 18°
3. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang disebabkan
oleh gaya berat udara itu sendiri. Alat ukurnya
berupa barometer. Altimeter merupakan alat ukur
tekanan udara yang dapat digunakan untuk
menentukan ketinggian tempat.
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja
untuk mengerakkan masa udara dalam setiap satuan
luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah
apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Satuan
ukuran tekanan udara adalah milibar (mb).
1 mb= ¾ mm tekanan air raksa (t.a.r.) atau 1013
mb= 76 cm t.a.r.= 1 atmosfer. Garis pada peta yang
menghubungkan tempat – tempat yang sama
tekanan udaranya disebut isobar.
4. Angin

Angin adalah udara yang bergerak.


Hukum Buys Ballot:
“Angin bertiup dari daerah bertekanan maksimum
ke daerah bertekanan minimum, di daerah selamat
khatulistiwa berbelok ke arah kiri dan di utara
khatulistiwa ke arah kanan “.
Alat ukur nya berupa anemometer. Ada tiga hal yang
menyangkut sifat angin, yaitu:
1) Kekuatan angin.
2) Arah angin.
3) Kecepatan angin.
Sistem dan jenis angin, yaitu:
 Angin passat, Angin Passat adalah angin
bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
sepanjang tahun dari daerah subtropik
menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa).
 Angin anti passat, angin anti Passat adalah
udara di daerah ekuator yang mengalir yang
mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah
maksimum subtropik.
 Angin barat, angin barat adalah sebagian
udara yang berasal dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan mengalir ke
daerah sedang utara dan daerah sedang
selatan sebagian angin barat.
 Angin timur, angin timur ada di daerah kutub
utara dan kutub selatan bumi yang memiliki
tekanan udara maksimum.
 Angin muson (musim), angin musim adalah
angin yang berganti arah secara berlawanan
setiap setengah tahun.
5. Awan
Awan adalah kumpulan titik – titik air atau kristal es
di dalam udara yang terjadi karena adanya

kondensasi atau sublimasi dari uap air yang


terdapat dalam udara. Awan yang menempel di
permukaan bumi disebut kabut.
Awan menurut morfologinya (bentuknya), yaitu:
 Awan commulus, yaitu awan yang bentuknya
bergumpal – gumpal (bundar) dan dasarnya
horizontal.
 Awan stratus, yaitu awan yang tipis dan
tersebar luas sehingga dapat menutupi langit
secara merata.
 Awan cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri
yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak
dapat menimbulkan hujan.
 Awan nimbus, yaitu awan yang mempunyai
bentuk tidak beraturan.
6. Kelembaban udara
Uap air yang terkandung di udara ada dua jenis,
yaitu:
1) Kelembaban udara absolut, yaitu banyaknya
uap air yang terdapat pada suatu tempat.
Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air
dalam 1 m³ udara.
2) Kelembaban udara relatif, yaitu
perbandingan jumlah uap air dalam udara
(kelembaban absolut) dengan jumlah uap air
maksimum yang dapat dikandung oleh udara
tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan
dalam persen(%).
Contoh:
Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20°C terdapat
14 gram uap air (basah absolut = 14 gram),
sedangkan uap air maksimum yang dapat
dikandungnya pada suhu 20°C= 20 gram. Jadi
kelembaban udara relatif udara itu= 14/20
×100%= 70%.
7. Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun
pada suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu.
Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan
disebut rain ombrometer. Garis pada peta yang
menghubungkan tempat – tempat yang mempunyai
curah hujan yang sama disebut isohyet. Hujan
adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair
maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke
permukaan bumi.
Berdasarkan curah hujannya, hujan dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
 Hujan sedang, 20 mm – 50 mm/hari.
 Hujan lebat, 50 mm – 100 mm/hari.
 Hujan sangat lebat, <100 mm/hari.
Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Hujan gerimis atau drizzle, butirannya >0,5 mm.
 Hujan salju atau snow, terdiri atas kristal –
kristal es yang temperatur nya di bawah titik
beku.
 Hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun
dari awan yang temperaturnya di atas titik beku
dan diameter butirannya >7 mm.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Hujan frontal, hujan yang terjadi karena
disebabkan oleh pertemuan dua massa udara
yang berbeda temperaturnya.
 Hujan zenithal atau ekuatorial atau konveksi,
yaitu hujan yang terjadi karena udara naik
disebabkan adanya pemanasan tinggi.
 Hujan orografis atau hujan naik pegunungan,
yaitu hujan yang terjadi karena udara yang
mengandung uap air dipaksa oleh angin
mendaki lereng pegunungan yang makin
dingin sehingga terjadi kondensasi,
terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan.

C. Klasifikasi Berbagai Tipe Iklim


1. Macam – macam Iklim
 Klasifikasi iklim matahari
 Sistem klasifikasi koppen
Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan
perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen
memperkenalkan lima kelompok utama iklim di
muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip
kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim
ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana
tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical
rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry
climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu
sedang (warm temperatur rainy climates), iklim D
asalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy
forest climates), dan iklim E adalah tipe iklim kutub
(polar climates).
 Sistem klasifikasi Schmidt – Ferguson
Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt – Ferguson
ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan
kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering.
Rumus: Q= Rata – rata jumlah bulan kering/rata -
rata jumlah bulan basah × 100%.

D. Persebaran Curah Hujan di Indonesia


Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain
dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola
umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Pantai sebelah barat setiap pulau
memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak
dari pada pantai sebelah timur.
2) Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih
besar dari pada Indonesia bagian timur. Sebagai
contoh, deretan pulau – pulau Jawa, Bali, NTB,
dan NTT yang dihubungkan oleh selat – selat
sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak
adalah Jawa Barat.
3) Curah hujan juga bertambah sesuai dengan
ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak
umumnya berada pada ketinggian anatara 600
m – 900 m di atas permukaan laut.
4) Di daerah pedalaman, di semua pulau
musim hujan jatuh pada musim pancaroba.
Demikian juga halnya di daerah – daerah rawa
yang besar.
5) Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak
DKAT.
6) Saat mulai turunnya hujan bergeser dari
barat ke timur seperti:
 Pantai Sumatera sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada bulan
November.
 Lampung – Bangka yang letaknya ke timur
mendapat hujan terbanyak pada bulan
Desember.
 Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada
bulan Januari – Februari.
 Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi
Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya
berbeda, yaitu bulan Mei – Juni. Pada saat
itu, daerah hujan Indonesia barat dan timur
terletak pada kira – kira 120° BT.
DISUSUN OLEH:
ELSA RAHMA KUSUMA
10 IPS 2

Anda mungkin juga menyukai