Kelompok 1
Kelompok 1
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
PRODI S1 KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan kita nikmat iman dan nikmat Islam kepada kita titik tak lupa shalawat serta
salam kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata Kuliah Asuhan kebidanan neonatus dan bayi. makalah ini berisi
mengenai “Efektivitas Pengaruh Pijat Bayi Dan Terapi Murrotal Pada Bayi Berat
Badan Rendah ”
Dalam menyusun makalah ini kami tentunya mendapat bimbingan, koreksi, serta
saran, untuk itu rasa terima kasih kami ucapkan kepada: Titin Apriyani, M.Tr, Keb Dengan
segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu
menyelesaikan makalah ini titik kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini, penyusun mohon maaf atas segala kekurangan yang tidak lupa
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Terapi Komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional (WHO)[1].
Pengobatan Komplementer Alternatif adalah pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan
kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
yang belum diterima dalam kedokteran konvensional[2].
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang memiliki berat badan
kurang dari 2.500 gram pada saat dilahirkan tanpa melihat usia gestasi (WHO, 2014). Di
Dunia setiap tahun lebih dari 20 juta bayi dilahirkan dengan berat badan < 2500 gram, lebih
dari 96,5% diantaranya terjadi pada negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang yang menempati peringkat ke lima Negara yang memiliki bayi BBLR
tertinggi yaitu sebesar 15,5% dari kelahiran hidup (WHO, 2014).
Menurut penelitian Sutan, Mohtar, Mahat, & Tamil, (2014) BBLR disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain faktor ibu usia muda < 20 tahun, riwayat memiliki bayi BBLR
sebelumnya, hipertensi dan status gizi ibu. Hal tersebut didukung oleh penelitian Asmare,
Berhan, Berhanu, & Alebel (2018) penyebab kelahiran BBLR antara lain antenatal care
kurang, terjadi permasalahan selamakehamilan, tidak mengkonsumsi suplemen Fe, dan usia
gestasi < 37 minggu. Menurut WHO (2014) kelahiran BBLR memiliki resiko jangka panjang
dan jangka pendek, resiko jangka pendek berupa mortalitas dan kecacatan, sedangkan resiko
jangka panjang adalah menghambat perkembangan (stunting) (Aryastami et al., 2017),
gangguan perkembangan kognitif, peningkatan resiko penyakit kronis (WHO,2014). Bayi
BBLR beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan serta perkembangan, sehingga
mudah terserang penyakit menular, dan kematian selama masa bayi dan anak-anak (WHO,
2019)[3].
Stimulasi dapat diberikan sejak dini oleh orang tua kepada anak untuk perkembangan
potensi anak secara maksimal. Pijat bayi digolongkan sebagai suatu stimulasi karena dalam
pijat bayi terdapat unsur sentuhan yang akan merangsang fungsi sel - sel otak. Selain itu pijat
bayi dapat merangsang hormon pencernaan antara lain insulin dan gaselin, sehingga
penyerapan makanan menjadi lebih baik. Hal ini menyebabkan bayi cepat merasa lapar
sehingga lebih sering menyusu dan dapat terjadi peningkatan berat badan (Roesli, 2016).
Pendapat Yazid (2008) juga menyatakan bahwa rangsangan sensorik berupa pijat telah
terbukti dapat merangsang pertumbuhan dan meningkatkan perkembangan syaraf. Selain itu
pijat dapat membantu bayi yang rewel sehingga dapat tidur dengan nyenyak dan dapat
mengurangi penyakit, termasuk sakit perut. Namun pengetahuan tentang pijat bayi ini masih
belum diketahui oleh masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi
kepada dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi
kepada tenaga kesehatan[4].
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan yang akan
penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: “Adakah hubungan pijat bayi dan terapi murrotal
terhadap kenaikan berat badan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)?”.
1.3 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian yang penulis lakukan melalui penelitian ini adalah Untuk
mengetahui hubungan pijat bayi dan terapi murrotal terhadap kenaikan berat badan pada bayi
BBLR.
1.4 Manfaat Asuhan
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar dapat memberikan informasi, meningkatkan penegetahuan
kepada mahasiswa tentang penerapan pijat dan terapi murrotal pada BBLR.
1.4.2 Bagi Mahasiswi
Diharapkan laporan kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan dan
pengalaman bagi pembaca dan penulis tentang cara penerapan pijat dan terapi
murrotal pada BBLR.
1.4.3 Bagi Ibu
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian dan pemberian asuhan pada
efektifitas pijat bayi dan terapi murratal terhadap BBLR ini dapat meningkatkan
informasi pada ibu dalam melakukan perawatan pada bayinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
B. Saran
Saran bagi profesi bidan dan perawat Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang
cukup bagi tenaga bidan dan tenaga perawat di ruang perinatal akan besarnya manfaat terapi
pijat bayi dalam menaikkan berat badan bayi BBLR sehingga mampu menyeimbangkan
tumbuh kembang bayi di kemudian hari. Bidan dan tenaga perawat diharapkan mengerti dan
mampu bagaimana melakukan tugas penatalaksanaan pijat bayi yang baik dan benar sehingga
dapat meminimalisir faktor resiko yang kemungkinan dapat muncul.
DAFTAR PUSTAKA
[3] D. Evasari et al., “Peningkatan Berat Badan Bayi Berat Badan Lahir Rendah Melalui
Pijat Bayi Dan Terapi Murrotal,” 2020.
[4] M. Safitri, N. Siti Latifah, Lady Octaviani Iqmy, and P. Studi DIV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Malahayati, “PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP
PENINGKATAN BERAT BADAN NEONATUS,” pp. 94–100, 2020.
[5] T. Syahmanis and H. Prasetyorini, “Upaya Peningkatan Nutrisi Dengan Pijat Bayi
Pada Pasien Bblr (Berat Badan Lahir Rendah) Di Rsud K.R.M.T Wongsonegoro
Semarang,” J. Manaj. Asuhan Keperawatan, vol. 4, no. 2, pp. 112–118, 2020, doi:
10.33655/mak.v4i2.95.
[6] L. Adian, “Pengetahuan, pijat bayi,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–
1699, 2018.
[7] D. Muliawati, “Perbedaan Efektifitas Terapi Murottal dan aroma terapy,” no. 2008, pp.
11–35, 2015.