Pengertian Pengawasan
Menurut samsudin mengatakan bahwa pengawasan sumber daya manusia adalah
kegiatan manajemen dalam mengadakan pengamatan terhadap:[1]
1. Sumber daya manusia yang ada didalam organisasi;
2. Sumber daya manusia yang benar-benar dibutuhkan;
3. Pasaran sumber daya manusia yang ada dan memungkinkan;
4. Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki dan yang ada dipasaran tenaga kerja;
5. Kemampuan individual dari setiap sumber daya manusia dalam organisasi;
6. Upaya meningkatkan sumber daya manusia dalam organisasi;
7. Semangat kerja sumber daya manusia, dsb.
Pengawasan sebagi salahsatu fungsi manajemen merupakan suatu proses yang tidak
terputus untuk menjaga agar pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang tidak menyimpang
dari aturan yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pengawasan pada hakikatnya harus menegakkan pilar-pilar efesiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas serta sesuai aturan dan tepat sasaran. Pimpinan dalam melakukan pengawasan
terhadap kinerja anggota adalah untuk mengetahui pelaksanaan tugas ataupun pekerjaan yang
dibebankan pada anggotanya.
Samsudin menjelaskan bahwa “dengan memerhatikan beberapa aspek pengawasan
sumber Daya manusia, maka perlu adanya ketentuan-ketentuan stanndar minimaldalam
berbagai aspek sebagai pedoman tolak ukur . tolak ukur semacam ini penting untuk
memungkinkan sasaran-sasaran yang diinginkan pada setiap aspek da[at dicapai dengan baik
dan terkendali.”
Pengawasan merupakan fungsi fundamental yang keempat dari fungsi manajemen.
Pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-
penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
Pengawasan harus mengusahakan terjadinya hal-hal tertentu maksudnya mencapai tujuan
melalui aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Menurut samsudin ketentuan standar minimal tolak ukur kinerja, antara lain:[2]
1. Jumlah personel yang harus ada dalam organisasi atau perusahaan yang bersangkutan untuk
mencapai sasaran yang ingin dicapai,
2. Kualitas kemampuan tenaga kerja yang bagaimana yang harus mengisi bagian dalam
organisasidengan segala jenis latar belakang pendidikannya,
3. Sasaran-sasaran apa saja pada tiap bagian yang ingin dicapai dan keterkaitan antara bagian-
bagian tersebut sehingga dalam mencapai sasaran organisasi dapat dilakukan secara
sistematis,
4. Pola karier dari para pegawai dalam organisasi yang berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi kerja, dsb.
Pengawasan disini lebih menekankan kepada penentuan apa yang sedang
dilaksanakan dengan cara menilai hasil atau prestasi kerja yang dicapai maupun bilamana
diketemukan penyimpangan atas standar kinerja yang telah di tetapkan pengawasan adalah
suatu kegiatan positif, karena berfungsi mengarahkan seluruh pelaksanaan pekerjaan guna
mencapai sasaran organisasi secara sistematis. Pengawasan dalam arti manajemen yang
diformalkan tidak akan ada tanpa adanya perencanaan, perorganisasian, dan menggerakan
yang terjadi pada kegiatan sebelumnya.
Kegagalan suatu pengawasan merupakan kegagalan perencanaan dan keberhasilan
perencanaan tersebut adalah merupakan keberhasilan dari tindakan pengawasan tersebut.
Pengawasan yang efektif akan membantu usaha-usaha untuk mengatur pekerjaan yang
direncanakan untuk memastikan bahwa pelasanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai
rencana.
Disamping itu, Griffin menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dari pengawasan:
1. Adaptasi Lingkungan
Maksudnya adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun lingkungan
lingkungan eksternal.Dengan demikian fungsi pengawasan tidak saja dilakukan untuk
memastikan agar kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana yang telah ditetapkan,
akan tetapi juga agar kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perubahan lingkungan, karena
sangat memungkinkan perusahaan juga merubah rencana perusahaan disebabkan terjadinya
berbagai perubahan di lingkungan yang dihadapi perusahaan.
2. Meminimumkan Kegagalan
Maksudnya adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi, misalnya perusahaan
berharap agar kegagalan seminimal mungkin. Oleh karena itu perusahaan perlu menjalankan
fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan tersebut dapat diminimumkan.
3. Meminimumkan Biaya
Maksudnya adalah ketika perusahaan mengalami kegagalan maka akan ada pemborosan yang
tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Maka untuk meminimumkan biaya sangat
diperlukan adanya pengawasan.
4. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Maksudnya adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang
kompleks. Kompleksitas tersebut mulai dari pengelolaan terhadap produk, tenaga kerja
hingga berbagai prosedur yang terkait dengan manajemen organisasi.
Pada dasarnya pengawasan bertujuan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang
terjadi nantinya dapat digunakan sebai pedoman untuk mengambil kebijakan guna mencapai
sasaran yang optimal.