Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memeberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-NYA kami tidak sanggup untuk menyelsaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaat nya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah atas di berinya nikmat sehat-NYA


sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kami dengan judul “Konstruksi
Bangunan Rumah Tinggal Berlantai Dua”dengan maksimal.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki kesalahan begitu pula dalam
penulisan makalah ini yang kami sajikan memiliki sedikit tidaknya kesalahan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk pencapaian
yang sempurna bagi makalah ini, supaya makalah ini dapat terselesaikan dengan
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami memohon maaf sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang khususnya


kepada dosen pengampuh mk Studio Kontruksi Bangunan II yaitu pak Muhammad
Iqbal ST.,M.sc yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini
dengan bak.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Lhokseumawe, 10 oktober 2018

1
STUDI KEPUSTAKAAN

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi,


sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan.
               Struktur adalah badan atau assemblageof tubuh dalam ruang untuk
membentuk sebuah sistem yang mampu mendukung beban (Septana Bagus
Pribadi,ST, MT).
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari
bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke
tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur
ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan beban bangunan,
kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.

A. PONDASI
Pondasi adalah suatu jenis kontruksi yang menjadi dasar dan pondasi
ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini
bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. 

1. Pondasi Tiang Pancang

2
Pondasi tiang pancang memiliki pengertian seperti biasanya dipergunakan
untuk jenis-jenis tanah yang lembek, tanah yang berawa dengan jenis kondisi
daya dukung tanah yang kecil. Jika Anda menjual tanah yang lembek maka
konsumen harus diberi edukasi terhadap tanah tersebut. Mungkin Anda bisa
merekomendasi website ini untuk menjadi bahan pengetahuan bagi konsumen
Anda. Sehingga jenis ponasi tiang pancang merupakan suatu jenis kontruksi
pondasi yang memiliki kekuatan untuk menahan gaya orthogonal ke sumbu
tiang dengan jalan lenturan yang menyerap.

2.Pondasi Batu Kali

Pondasi tiang batu kali merupakan jenis pondasi yang digunakan untuk jenis-
jenis bangunan yang sederhana, biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk
jenis bangunan yang berlantai satu, dimana tanah tersebut merupakan jenis
kondisi yang keras yang terletak sangat dekat ditambah lagi tanah tersebut
susah digali karena kondisinya berbatuan.

3
3.Pondasi Batu Bata

Jenis Pondasi Batu Bata ini memiliki persamaan dengan jenis pondasi batu
kali, dimana pondasi ini biasanya digunakan untuk jenis-jenis bangunan
berlantai satu, dimana tanah yang menggunakan jenis pondasi ini adalah
jenis tanah yang keras. Untuk melihat contoh jenis pondasi ini bisa dilihat
gambar di bawah ini.

4. Pondasi Telapak

4
Pondasi Telapak apa itu pondasi telapak ? Pondasi telapak merupakan pondasi yang
sering digunakan untuk bangunan-bangunan yang bertingkat. Jenis pondasi telapak
ini yang digunakan pada jenis-jenis bangunan yang sederhana misalnya jenis
bangunan yang satu lantai. Karena jenis pondasi satu lantai bisa menggunakan jenis
pondasi seperti batu kali atau batu bata.

5. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuruan ini merupakan salah satu dari


jenis pondasi yang seriing digunakan untuk jenis bangunan yang bertingkat. Jenis
ini memliki kedalaman dibawah tanah lebih dari 2 meter. Pondasi sumuran ini
dibuat dengan tehnik menggali tanah yang berbentuk bulat sampai ke kedalaman
tanah yang keras, kemudian diisii dengan semen beton.

B. KOLOM

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,

5
1996). Jenis-jenis kolom:

1.  Kolom ikat (tie column)

2. Kolom spiral (spiral column)

3. Kolom komposit (composite column)

6
C. RING BALOK

Ring Balk ,Ring Balok atau Balok adalah salah satu bagian dari structural sebuah
bangunan yang kaku,dan dirancang untuk menanggung dan menyalurkan beban
menuju kolom penopang yang selanjutnya aku diteruskan ke pondasi. Selain itu
ring balk juga mempunyai fungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila
terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan
bentuk dan posisinya semula.Jenis-jenis ring balok:

D. PLAT LANTAI
Pelat lantai adalah bagian dari eleman gedung yang berfungsi sebagai tempat
berpijak. Perencanaan elemen pelat lantai tidak kalah pentingnya dengan
perencanaan balok, kolom, dan pondasi. Pelat lantai yang tidak direncanakan
dengan baik bisa menyebabkan lendutan dan getaran saat ada beban yang bekerja
pada pelat tersebut .

7
TANGGA

Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang


menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi
sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.

Bagian - bagian dari struktur tangga

 Pondasi tangga
- Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami
penurunan, pergeseran.
- Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau
kombinasi dari kedua bahan dan pada dibawah pangkal tangga harus
diberi balok anak sebagai pengaku pelat lantai, agar lantai tidak
menahan beban terpusat yang besar.
 Ibu tangga
- Merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi pokok yang
berfungsi untuk mendukung anak tangga.

 Anak tangga
- Anak tangga berfungsi sebagai bertumpunya telapak kaki, dibuat
dengan jarak yang sama dan selisih tinggi (trap) dibuat, supaya kaki
yang melangkah menjadi nyaman, enak untuk melangkah, bentuk
anak tangga dapat divariasikan sesuai selera pemilik atau arsiteknya.
 Pagar tangga
- Pagar tangga atau reilling tangga adalah bagian dari struktur tangga
sebagai pelindung yang diletakkan disamping sisi tangga dan di
pasang pada/ diatas ibu tangga untuk melindungi agar orang tidak
terpelosok jatuh.
- Pagar tangga dapat dibuat dengan macam - macam variasi agar lebih
artistik dan pada lantai tingkat disekitar lubang tangga harus
dipasang juga pagar pengaman agar penghuni tidak terjerumus jatuh.
 Penggunaan tangga
- Merupakan batang yang di pasang sepanjang anak tangga untuk
bertumpunya tangan agar orang turun naik tangga merasa lebih
aman, pegangan tangga bertumpu pada tiang - tiang tangga yang
tertanam kuat pada ibu tangga.
 Bordes

8
- Adalah pelat datar diantara anak - anak tangga sebagai tempat
beristirahat sejenak, bordes di pasang pada bagian sudut tempat
peralihan arah tangga yang berbelok.
- Untuk rumah tinggal, lebar bordes antara 80 - 100 cm dan untuk
bangunan umum, lebar bordesnya dibuat antara 120 - 200 cm.
- Dapat dibuat dengan 3 model, yaitu Bordes tangga lurus, bordes
tangga L dan bordes tangga U.

Macam - macam bentuk tangga

- Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang tersedia.
Untuk menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga juga sebaiknya
dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan.

- Dengan makin majunya tingkat kebudayaan manusia, perkembangan teknologi yang


memproduksi bahan dan alat bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin lama
makin berkembang bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk sudah merupakan seni tersendiri.

- Berbagai bentuk tangga yang umum banyak dipakai, yaitu:

1. Tangga lurus,

2. Tangga miring,

3. Tangga lengkung,

4. Tangga siku,

5. Tangga lingkar

 Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya

- Lebar anak tangga;

a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.

b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.

c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.

Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:

a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm

b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm

c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

 Konstruksi tangga dan bahan tangga

9
- Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke
lantai tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983,
bahwa beban ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.

Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2

Dan bangunan umum diambil = 300 kg/ m2

- Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi
ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi
tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan
pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.

 Bahan tangga;

Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.

a). Tangga kayu;

Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.

b). Tangga beton bertulang;

Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan
tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau
sampai dengan 4 (empat) lantai.

c). Tangga baja;

Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya
dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.

d). Tangga dari batu alam;

Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan
perhitungan konstruksi.

Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini
bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan
dengan mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya
operasionalnya mahal.

10
FINISHING LANTAI

Finishing lantai adalah penutup permukaan tanah pada suatu ruang, baik itu ruang dalam
maupun ruang luar dari suatu bangunan yang berfungsi utk menambah kenyamanan bagi
penggunanya, nilai estetika, juga nilai bangunan.

SECARA STRUKTURAL BAHAN PENYUSUN LANTAI 

Tanah – urugan – pasir – lantai kerja beton – adukan – finishing lantai.

KATEGORI-KATEGORI UNTUK BAHAN PENUTUP LANTAI

Lapisan penutup lantai terbagi ke dalam 2 kategori secara umum, yakni lapisan
penutup lantai alami dan lapisan penutup lantai buatan. Kayu solid (jati, merbau,
kapur, ulin, dsb) dan aneka bebatuan yang bersumber dari alam seperti marmer,
granit dan limestone merupakan jenis penutup lantai yang alami. Sedangkan semen,
keramik, MDF, dan vinyl dikatagorikan sebagai lapisan penutup lantai buatan.

BAHAN PENUTUP LANTAI YANG BIASA DIGUNAKAN, SEPERTI :

KAYU SOLID

Pelapis lantai yang murni menggunakan kayu utuh tanpa ada penambahan unsur

11
lainnya, dimensinya bisa dibuat sesuai pesanan walaupun ukuran standarnya tetap
ada dari pabrikan, relatif sulit perawatan, harga tinggi, ketersediaan di pasaran
kurang, tidak tahan api.

BATU ALAM

Material berupa bebatuan yang bersumber dari alam, dan terbentuk selama ratusan
bahkan ribuan tahun dan tidak dapat diperbaharui seperti kayu, biasa diperoleh di
gunung atau sungai atau laut atau di lapisan tanah terdalam.

KERAMIK

Bahan pelapis lantai dengan bahan dasar kaolin, pembentukannya dgn cara dibakar
dengan suhu tertentu dan terakhir diglazuur utk ketahanan dan melindungi printan

12
maupun motif di lapisan bawahnya, dimensinya beragam juga motifnya, tahan lama
dan mudah perawatannya, harga variatif.

VINYL

Bahan pelapis lantai dengan bahan dasar PVC bersifat lentur, tahan cuaca ringan,
relatif murah, tersedia dalam ukuran tertentu sesuai pabrikan.

Engineering PARKET/PARQUET

Pelapis lantai yang terbuat dari campuran kayu lapis dan veneer, saat ini byk yg
menggunakan HDF bahkan PU, biasanya memiliki ukuran standar lebar 10cm atau
20 cm seperti papan kayu pada umumnya dengan panjang 1.8m, sekarang
dimensinya bervariasi.

DINDING

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/


membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang

13
berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding
struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus
diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk
bata). 

Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara


lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra
cetak) 

Dinding yang digunakan untuk bangunan berlantai 2 atau lebih sebaiknya


menggunakan dinding struktrural, di mana dinding tersebut menerima beban dari
beban di atasnya. Mengapa di pilih dinding struktural, ini di karenakan dinding
struktural membantu kolom untuk menerima beban yang besar dari bangunan
berlantai 2 atau lebih, sehingga keamanan dan kenyaman dari bangunan tersebut
terjaga. Namun untuk efisiensi biaya dan waktu, dinding non-struktural juga dapat
di gunakan, namun biasanya maks. Hanya untuk bangunan berlantai 2. Jika lebih
dari bangunan berlantai 2, maka kekuatan kolom harus di perbesar.
  

2. Bahan - Bahan Dinding 

  DINDING BATA

14
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan
bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu
(non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/
2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang
berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.
Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-
syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.
(Materi Pasangan Bata) 

DINDING BATAKO

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang
tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah
PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada
bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi
berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding
batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing. 
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
1. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak
boleh direndam dengan air.
3. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada
kayu/ batu yang lancip.

15
4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah – tengah.
5. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom
dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan
dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan. 

DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di


eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural. 

DINDING PAPAN

16
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu
horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2
m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan
harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air
hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut. 

DINDING SIRAP

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam

17
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan
yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan.
Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan
atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60
cm). 

DINDING BATU ALAM

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur :
1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir
untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya
memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis,
hanya diperlukan.

PINTU DAN JENDELA

Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu


atau jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan
fungsinya. Dalam merencanakan pintu dan jendela.

Fungsi Pintu Dan Jendela

Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan

a.  Pintu

Untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar
yang lain disebut sebagai pintu dalam, dan keluar masuknya orang atau barang dari
ruang dalam ke ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu luar juga
berfungsi membantu sirkulasi udara dan penerangan alam kedalam ruang.

18
b. Jendela

Untuk memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi


udara dalam ruang, sehingga ruangan menjadi nyaman. Dari fungsi tersebut jendela
perlu ditempatkan pada dinding yang berhubungan dengan ruang luar.

Pada jendela dengan kaca besar berfungsi untuk mewujudkan adanya hubungan


antara interior dan eksterior.

c. Jendela atas/tingkap

Untuk memasukkan cahaya matahari dan membantu pertukaran udara luar dan


dalam ruang, terutama pada ruang-ruang kecil yang tidak berjendela.

d. Lubang angin/ventilasi

Untuk membantu pertukaran udara luar dan dalam ruang pada saat pintu dan
jendela dalam keadaan tertutup, sehingga pergantian udara tetap berlangsung.

Penempatan ventilasi yang baik adalah dengan sistem silang supaya sirkulasi udara
dapat menyebar keseluruh ruangan. Baik dinding dalam maupun luar perlu adanya
ventilasi, dimana penempatannya tetap memenuhi persyaratan estetika.

Ukuran Kayu

Ukuran kayu yang sering dipergunakan untuk kusen : 6/12, 8/12, 8/14,10/15.

Ukuran kayu untuk daun dan panil : 3/10, 3/12, 3/30, 4/30, 2/20.

  Jenis Pintu dan Jendela

Pintu dan jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bagaimana bukaannya, hal ini
juga sangat erat hubungannya dengan jenis perangkat alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai untuk melekatkan daun pintu/jendela pada rangkanya.

1.    Jenis Pintu

a.   Pintu Swing

Jenis pintu yang paling umum dan selalu digunakan di bangunan manapun adalah pintu
swing atau pintu kupu-kupu, yaitu pintu biasa yang dapat membuka-menutup dengan cara
didorong ke depan atau ditarik kebelakang dengan putaran satu arah maupun dua arah.

b.   Pintu Geser

19
Pintu model ini sering disebut juga dengan sliding door. Cara membukanya dengan
menggeser pintu ke samping kanan atau kiri. Pintu geser ini biasanya digunakan pada
ruang yang sempit karena tidak memerlukan ruang unntuk mengayunkan pintu seperti
pintu swing. Pintu geser juga mulai banyak digunakan pada lemari pakaian. karena
memberikan kesan rapih.

c.    Pintu Lipat

Pintu ini sering disebut juga dengan folding door. Cara membukanya pun tidak berbeda
dengan pintu geser, yaitu dengan digeser kesamping dan menggunakan bantalan rel, namun
bedanya pintunya dilipat. Jenis pintu ini biasanya sering digunakan pada ruang keluarga
yang menghadap ke taman belakang  atau pada pintu garasi.

d.   Pintu Putar Otomatis

Pintu putar otomatis atau revolving door digunakan pada mall, hotel, dan gedung
perkantoran. Pintu ini akan berputar secara otomatis saat terdapat gerakan orang yang
hendak memasuki ruangan.

Memilih jenis-jenis Pintu Berdasarkan Bahan Pembuatan.

1.      Pintu Aluminium.

Ointu jenis ini biasanya dilapisi dengan warna kesukaan anda. Bisa cocok dikebanyakan
desain interior kontenporer. Pintu aluminium secara umum dibuat dari bahan kaca yang
dibingkai aluminium.

2.      Pintu Kayu

Kebanyakan pintu kayu dibuat bukan dari bahan kayu solid alias padat. Beberapa pintu
dibuat dengan kepadatan medium fibreboard inti. Ada juga yang dibuat dari bahan
polyboard. Pilihan paling ringan adalah pintu yang menggunakan bahan inti honeycomb
yang terbuat dari karton.

3.      Pintu Louvre

Pintu jenis ini mempunyai irisan-irisan horizontal yang dapat dibuka untuk aliran udara
apabila menginginkan privasi dan keamanan.

4.      Pintu Flush

Ini adalah pintu paling sederhana dari pintu-pintu yang ada. Ini karena permukaan pintu
rata seluruhnya. Pintu flush biasanya digunakan untuk bagian dalam rumah dan dibuat dari
fiberglass atau kayu.

5.      Pintu Rel

20
Gaya pintu yang lebih tua ini dibuat dari serpihan kayu atau kompresan kayu. Sebutannya
tergantung pada komponen-komponennya. Untuk komponen vertikal disebut stiles dan
komponen horizontal disebut rel.

6.      Pintu Swing

pintu swing atau lebih sering disebut pintu kupu-kupu adalah jenis paling umum, pintu
dapat berputar satu putaran sudut, dan kadang-kadang digunakan sepasang seperti pintu-
pintu ditempat minum kecil yang anda dapat temukan didapur.

7.      Pintu Geser

Pintu ini biasanya digunakan untuk menuju taman belakang. Kaca yang besar ventilasi
bagus bila dibuka. Dorong yang padat dapat digunakan didalam rumah apabila ruang
terbatas dan tidak cukup untuk pintu satu sayap. Sangat bermanfaat didalam kamar mandi.
Pintu geser sering disebut pintu kantung karena digeser kedalam kantung dibalik dinding
ketika pintu dalam posisi dibuka.

2.    Jenis Jendela

Jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bukaanya, jendela yang terpasangnya mati


tidak terbuka sama sekali, akan memberikan tingkat kekedapan terhadap cuaca paling
besar. Jendela yang terbuka untuk ventilasi, pembersihan dan jalan keluar
darurat mempunyai daun-daun jendela yang membukanya dengan cara disorong, diayun
atau diputar.

Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela.

a.    Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yangdidorong secara vertikal.


Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian
jendela dapat dibuka ± 50%.

b.    Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yangdidorong secara


horisontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel.
Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.

c.    Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang


atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela iniditempatkan pada engsel
depan/belakang. Bagian jendela dapatdibuka penuh.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/01/macam-dan-jenis-pondasi.html

https://www.arsitur.com/2017/10/pengertian-kolom-dan-jenis-jenis-kolom.html

http://windradesainkonstruksi.blogspot.com/2015/09/mengenal-beton-sloofkolom-
balok-plat.html

https://www.arsitur.com/2017/10/pengertian-kolom-dan-jenis-jenis-kolom.html

http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/konstruksi-tangga.html

https://rumahimpiankuonline.net/2016/01/22/finishing-lantai-pada-bangunan/

http://rizkikhaharudinakbar.blogspot.com/2013/01/kolom-balok-dan-dinding-untuk-
bangunan.html

http://fandicivilba89.blogspot.com/2011/06/pintu-dan-jendela.html

22

Anda mungkin juga menyukai