Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN NOTULEN

TUTOR BLOK MATERNITAS 2

Dosen Pengampu:
Ns. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh: Kelompok 1


Tri Gumay Khayrupan G1B119069
Reda Evinta G1B120001
Dewi Mentari G1B120002
Reza Nafasha G1B120004
Halijah G1B120005
Wike Astaria G1B120006
Fina Sintia G1B120007
Dewi Anggi Saputri G1B120008
Memy Lorentika G1B120009
Muly Okti Viana G1B120010
Reren Gianovanza G1B120011
Serly Fadila Riansyah G1B120012
Meli Alisia G1B120013
Siska G1B120014
Indah Ahsya Putri G1B120015
Mutmainnah G1B120016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Moderator : Mutmainnah (G1B120016)
Notulen : Dewi Anggi Saputri (G1B120008)

KASUS

Ny. A usia 17 tahun, pendidikan SD, IRT, Suku Jawa datang ke puskesmas diantar
suaminya Tn. B, dengan keluhan badan lemas, pusing, mual dan muntah, jika dipaksakan
untuk makan akan keluar kembali, keluhan bertambah jika mencium bau bawang juga bau
keringat suami, dengan kondisinya tersebut hanya banyak berbaring di tempat tidur dan tidak
dapat melakukan aktifitas sehari-hari seperti sebelumnya. Berdasarkan anamnesa diketahui
menikah 5 bulan yang lalu, terlambat haid beberapa minggu, HPHT 1 Desember 2021.
Riwayat menarche klien usia 13 tahun, riwayat gastritis semenjak sebelum menikah, BB
sebelum ada keluhan 55 kg, riwayat KB tidak menggunakan alat kontrasepsi, pasien merasa
mammae membesar, telah dilakukan imunisasi TT menjelang menikah, tidak ada riwayat
aborsi. Ny. B mengatakan tidak tahu cara mengatasi masalahnya.

Kesadaran compos mentis, penampilan tampak lemah, konjungtiva anemis, BB 48 kg,


TB 156 cm,TD 90/70 mmHg, R 22 x/mnt, Nadi 80 x/mnt, Suhu 36 o celcius, tampak
memegang epigastrium, beberapa kali tampak nausea dan vomitus, konjungtiva anemis,
mukosa bibir kering dan pecah-pecah. Hasil pemeriksaan dengan test pack hasil positif, Hasil
pemeriksaaan Hb 10 gr/dl. Leukosit 19.500/mm3, Trombosit 587.000/mm3. Tn. C suami Ny
A usia 17 tahun mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
permasalahan pada istrinya. tampak gelisah, ansietas dengan kondisi istrinya.

LO:

1. Jelaskan penyebab dari kondisi Ny. B.


2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk Ny. B?
STEP 1

1. Alat Kontrasepsi (Fina) 007


Jawab:
» Reren 011
Alat kontrasepsi umumnya digunakan untuk pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan atau pada saat kondisi tubuh wanita tidak memungkinkan untuk hamil.
» Tari 002

Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur degan sperma. Kontrasepsi dapat
menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormonal, alat,
ataupun melalui prosedur oprasi.

» Reza 004

Alat kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan atau menjaga jarak


kelahiran. Dengan demikian, penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mengurangi
risiko kematian ibu dan bayi karena jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu
sering.

» Halijah 005

Alat kontrasepsi yaitu untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi


kehamilan seperti kondom

2. HPHT (Wike) 006


Jawab:
» Indah 015

HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) adalah waktu yang mengacu pada hari
pertama ketika menstruasi ibu berakhir. Usia kehamilan dihitung mulai dari hari
pertama HPHT, biasanya dalam hitungan minggu. Bila menstruasi ibu teratur dan
berlangsung selama 28 hari, dan bila ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 dari
siklus ibu, maka pembuahan mungkin terjadi sekitar dua minggu setelah HPHT.

» Meli 013
HPHT merupakan singkatan dari hari pertama haid terakhir, yang dalam hal ini
dapat dikatakan pula sebagai hari pertama dari siklus menstruasi yang terakhir dialami
sebelum ia pada akhirnya tidak mengalami haid lagi karena sedang berada dalam
kondisi hamil

3. Menarche (Reren) 011


Jawab:
» Siska 014

Menarche adalah menstruasi pertama kali yang bisa terjadi dalam rentang usia 10
– 16 tahun atau pada masa awal remaja. Menarche merupakan tanda adanya sauatu
perubahan status sosial dari anak – anak ke masa dewasa, dan adanya perubahan lain
seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut pada daerah pubis dan aksila, dan
distribusi lemak pada daerah pinggul (Proverawati & Misaroh, 2009).

» Reda 001

Menarche adalah haid yang pertama kali datang. Haid adalah perdarahan yang
berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya,
terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak
hamil. Haid merupakan ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan-perubahan
siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan kehamilan

» Wike 006

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia
10-16 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki
masa reproduksi

4. Compos Mentis (Siska) 014


Jawab:
» Memy 009

Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat


menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

» Reda 001
Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon pasien
terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat menjawab
pertanyaan penanya dengan baik. Nilai GCS untuk c ompos mentis adalah 15-14.
» Fina 007
Compos mentis adalah ketika seseorang masih tersadar penuh
5. Anamnesa (Gumay) 19069
Jawab:
» Reda 001

Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu


percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan
orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien
beserta permasalahan medisnya

» Siska 014

Anamnesa adalah Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik


langsung pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo
anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnesa. Membuat
penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan pelaksanaannya.

6. Aborsi (Memy) 009


Jawab:
» Halijah 005

Aborsi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengakhiri masa kehamilan
dengan sengaja sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

» Reren 011

Aborsi adalah pengguguran kandungan dan perampasan hak hidup janin atau


perbuatan yang dapat memisahkan antara janin dengan ibunya.

7. Gastritis (Indah) 015


Jawab:
» Meli 013
Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan
atau pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang fungsinya untuk
menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan. Lapisan lambung dilindungi
oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadi iritasi pada lapisan tersebut.

» Muly 010

Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,
difus atau lokal

» Indah 015
- Gastritis akut
Gastritis akut terjadi ketika dinding lambung rusak atau melemah secara tiba-tiba.
Akibatnya, lambung bisa terpapar cairan asam lambung dan mengalami iritasi.
- Gastritis kronis
Gastritis kronis terjadi akibat peradangan di dinding lambung yang terjadi dalam
waktu lama dan tidak diobati. Gastritis kronis dapat berdampak pada sebagian atau
semua bagian mukus pelindung lambung.
8. Epigastrium (Serly) 012
Jawab:
» Reza 004

Dalam anatomi, epigastrium adalah daerah tengah atas perut. terletak diantara
margin kosta dan bidang subcostal. terletak dibawah tulang dada dan diatas pusar atau
bagian tengah perut atas

» Wike 006

Epigastrium adalah ulu hati yang terletak di bawah tulang dada dan di atas pusar
atau bagian tengah perut atas

9. Konjungtiva Anemis (Halijah) 005


Jawab:
» Fina 007
Konjungtiva Anemis adalah Bagian kulit luar mata yang tampak pucat.
10. Nausea dan Vomitus (Reda) 001
Jawab:
» Gumay 19069

Nausea atau mual adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rasa tidak
nyaman pada perut atau belakang kerongkongan. Vomitus adalah bahasa medis dari
muntah.

11. Mammae (Anggi) 008


Jawab:
» Serly 012

Mammae merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu.


Mammae terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk mammae sama pada laki-laki
dan perempuan yang belum dewasa. Papilla mammae kecil dan di kelilingi oleh daerah
kulit yang berwarna lebih gelap, disebut areola mammae. Jaringan mammae tersusun
atas sekelompok kecil sistem saluran yang terdapat di dalam jaringan penyambung dan
bermuara di daerah areola.

12. Leukosit (Meli) 013


Jawab:
» Tari 002

Leukosit adalah nama lain dari sel darah putih, yang merupakan sel-sel dalam
darah yang membantu tubuh melawan infeksi dan beberapa penyakit. Ketika jumlah
sel darah putih dalam darah lebih tinggi dari biasanya, maka kondisi ini disebut
leukositosis.

13. Imunisasi TT (Muly) 010


Jawab:
» Siska 014

Imunisasi TT adalah Suntik TT (Tetanus Toksoid) atau juga disebut vaksin TT


adalah tindakan memasukkan bakteri tetanus toksoid yang telah dinonaktifkan. Cara
ini akan membuat tubuh lebih kebal terhadap infeksi tetanus karena sudah 'belajar'
membuat antibodi terhadapnya.

14. Trombosit (Tari) 002


Jawab:
» Memy 009
Trombosit adalah sel darah yang memiliki peran penting dalam proses
pembekuan darah saat terjadi luka agar darah segera berhenti keluar.

15. Ansietas (Mutmainnah) 016


Jawab:
» Dewi 008

Ansietas merupakan perasaan tidak tenang yang samar–samar karena


ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu).

STEP 2

1. Mengapa mencium bau bawang juga bau keringat suami menjadi permasalahan dan
menambah keluhan yang dirasakan oleh ny. A? (Wike 006)
2. Apa penyebab kondisi ansietas pada kasus di atas ? (Memy 009)
3. Idealnya, suntik tetanus (TT) dilakukan saat wanita belum hamil. Kalau terlambat,
apakah boleh melakukan imunisasi TT pada ibu hamil? (Halijah 005)
4. Ny A keluhan badan lemas, pusing, mual dan muntah, jika dipaksakan untuk makan
akan keluar kembali. Apakah gejala tersebut ada hubungannya dengan riwayat
gastritis pasien? (Reren 011)
5. Tindakan keperawatan apa yang bisa dilakukan perawat terhadap kasus tersebut?
(Reza 004)
6. Apakah terdapat resiko dehidrasi pada klien atau penurunan BB? (Fina 007)
7. Mengapa terjadi peningkatan trombosit dan leukosit pada ibu hamil? (Indah 015)

STEP 3

1. Indah 015
Ibu hamil memiliki indera penciuman yang tajam terhadap wewangian. Hal
inilah yang dialami oleh pasien saat mencium bau bawang dan bau keringat suaminya.
Kondisi tersebut terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon progesteron di
dalam tubuh setelah proses pembuahan berhasil. Sensitivitas indera penciuman ini
akan meningkat saat ibu mencium bau yang tidak sedap atau bau yang menyengat.
Akibatnya, ibu hamil akan mengalami mual dan hasrat ingin muntah. Peningkatan
indera penciuman dalam mencium bau yang berlebihan ini awalnya tidak akan
disadari, hingga setelah beberapa kali dirasakan. Bau yang menyengat ini belum tentu
dirasakan orang lain.
Tari 002
Perubahan kadar hormon estrogen dan hormon human chorionic gonadotropin
(hCG) di trimester pertama diduga juga dapat memengaruhi persarafan yang bertugas
untuk menghantarkan sinyal bau ke otak. Kondisi inilah yang membuat
penciuman ibu hamil menjadi lebih sensitif terhadap bau tertentu.
2. Reda 001
Berdasarkan kasus yang dialami oleh ibu tersebut ansietas yang dialami
dikarenakan adanya keluhan seperti badan lemas, pusing, mual, muntah, dan
mengalami defisiensi pengetahuan terhadap kondisi kehamilan yang dialami karena
hal tersebut merupakan kehamilan pertama.
3. Siska 014

Umumnya, vaksin yang mengandung virus yang dimatikan (dilemahkan)


dapat diberikan selama kehamilan. Akan tetapi, vaksin yang mengandung virus hidup
tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Imunisasi tetanus (TT) termasuk ke
dalam daftar vaksin yang perlu diberikan pada ibu hamil. Apabila wanita belum
mendapatkan vaksin sebelum hamil, kini pemberian imunisasi atau suntik TT pada
ibu hamil di masa kehamilan tergolong aman dilakukan. Mengutip dari Mayo Clinic,
satu dosis pemberian suntik atau vaksin TT saat hamil sangat direkomendasikan untuk
mencegah janin mengalami batuk rejan atau pertusis. Suntik tetanus juga dapat
mencegah risiko terjadinya tetanus pada ibu serta janin di dalam kandungan. Pada
kehamilan pertama, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan dua kali suntik
imunisasi tetanus (TT) pada ibu hamil.

4. Fina 007

Menurut teori hackley dan Barbara bahwa wanita hamil dengan gastritis mungkin
lebih rentan mengalami mual dan muntah, jadi pada kasus tersebut jelas berhubungan

Wike 006
Gejala itu berhubungan karna gejalanya menimbukan adanya peradangan atau
iritasi lambung yang berkembang dari sakit maag yang tidak bisa diatasi dg baik dan
kondisi ini ketika lapisan lambungnya menjadi iritasi, peradangan atau pengikisan
pada px

5. Muly 010
Tindakan pertama yang dilakukan tentu dengan melakukan pengkajian keperawatan
yaitu Proses pengkajian yang dilakukan oleh perawat kepada ibu hamil yaitu
mengidentifikasi identitas klien yang dimana perawat menanyakan mengenai identitas
pasien dan suaminya yang meliputi nama, usia, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan
dan alamat. Selanjutnya mengenai keluhan utama atau alasan kunjungan. Riwayat
perkawinan yang meliputi umur kawin pertama dan lama perkawinan tersebut.
Berikutnya ialah riwayat menstruasi dimana perawat mengidentifikasi tentang
menarche, siklus haid, lama, banyaknya, teratur tidaknya haid, sifat darah, disminore
(nyeri), HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), Selanjutnya ialah riwayat kesehatan
klien, penyakit menurun, menular dan kelahiran kembar. Perawat juga dapat
mengidentifikasi adanya masalah kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, malaria,
penyakit kelamin HIV/AIDS, heptitis, TBC,dsb.
6. Reda 001

Pada kasus tersebut ibu hamil dapat mengalami penurunan BB dikarenakan klien
mengatakan mengalami keluhan gastritis yang dapat menyebabkan penurunan nafsu
makan, mual, dan muntah. Selain itu, klien dapat mengalami masalah dehidrasi
dikarenakan sering mengalami mual dan muntah. Hal ini dapat mengakibatkan
beberapa masalah seperti air ketuban sedikit, memicu kontraksi palsu, penurunan
produksi ASI, bayi lahir dengan cacat bawaan, bayi mengalami gangguan pada
system saraf, persalinan prematur, dan kematian pada bayi dan ibu.

7. Serly 012
Jumlah leukosit normal adalah 5.000-10.000 sel per mikroliter darah. Kondisi leukosit
tinggi (leukositosis) adalah ketika jumlah sel darah putih melebihi 10.000 sel per
mikroliter. Namun saat hamil, jumlah leukosit dapat meningkat menjadi 6.000-13.000
sel per mikroliter. Kondisi ini dimulai sejak trimester pertama dan meningkat secara
bertahap hingga trimester terakhir.
Alasan utama terjadinya peningkatan leukosit pada ibu hamil adalah stres fisik (beban
biologis) selama masa kehamilan. Stres fisik muncul sebagai respons terhadap
perubahan yang terjadi di dalam tubuh ibu hamil, termasuk beban kerja jantung,
sistem pencernaan, metabolisme, bahkan kepadatan tulang.
Stres fisik tersebut merangsang produksi sel darah putih untuk meningkatkan
kekebalan tubuh. Jumlah leukosit akan menjadi semakin tinggi saat mendekati dan
selama masa persalinan. Meski begitu, hal ini tidak membahayakan janin.
Kondisi Leukosit Tinggi pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Meski umumnya peningkatan jumlah leukosit pada ibu hamil adalah kodisi yang
normal, namun ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai dan memerlukan
penanganan dokter, seperti:
1. Mengalami infeksi dan reaksi alergi
Saat ibu hamil mengalami infeksi, baik akibat virus, bakteri, maupun parasit,
jumlah leukosit dapat meningkat hingga melebihi batas normal. Hal ini terjadi
sebagai respons pertahanan tubuh terhadap penyebab infeksi. Begitu pula saat ibu
hamil mengalami alergi, jumlah leukosit dapat meningkat hingga di atas nilai
normal.
2. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Sebagian ibu hamil mungkin memerlukan pengobatan khusus untuk membantu
pematangan organ tubuh janin, terutama ibu hamil yang berisiko melahirkan
secara prematur. Pada kondisi ini, ibu hamil akan diberikan obat-obatan golongan
kortikosteroid, seperti dexamethasone, yang dapat meningkatkan kadar leukosit.
3. Mengalami komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, juga dapat meningkatkan jumlah
leukosit saat hamil. Hal ini terjadi karena kondisi tersebut memicu proses
peradangan dalam tubuh, yang kemudian merangsang produksi leukosit. Semakin
parah kondisi preeklamsia, semakin tinggi jumlah leukosit dalam tubuh ibu hamil.
4. Merupakan gejala tumor atau kanker
Tumor dan kanker bisa menjadi penyebab leukosit tinggi pada ibu hamil. Kadar
leukosit bahkan dapat meningkat hingga lebih dari 100.000 sel per mikroliter
darah. Keadaan ini bisa menjadi tanda adanya leukemia atau kanker sumsum
tulang pada ibu hamil.
Leukosit tinggi merupakan kondisi yang umum terjadi pada ibu hamil. Meski
demikian, leukosit tinggi yang disertai dengan demam, gangguan penglihatan,
pernapasan, atau pencernaan, perlu segera mendapatkan penanganan dokter. Hal ini
penting dilakukan untuk mencegah risiko berbahaya pada ibu hamil dan janin.

Trombosit yang dalam istilah umum lebih dikenal dengan sebutan keping darah
merupakan komponen darah yang memiliki peran penting dalam proses pembekuan
darah. Pada saat terluka, trombosit akan menyebar melalui pembuluh darah, kemudian
saling melakat satu sama lain untuk membentuk bekuan yang berfungsi menghentikan
pendarahan ketika pembuluh darah kita rusak. Jumlah trombosit normal dalam tubuh
manusia adalah berkisar antara 150.000 - 450.000 sel per mikroliter darah.
Jumlah trombosit yang tinggi lebih dari 450.000 disebut dengan trombositosis dan
trombosit tinggi ini merupakan penyakit kelainan darah.
Berdasarkan penyebabnya, trombositosis dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Trombositosis esensial (atau disebut juga trombositemia esensial), yaitu kondisi
terlalu banyaknya trombosit di dalam darah akibat sumsum tulang yang hiperaktif
dalam memproduksi trombosit.
2. Trombositosis sekunder (atau disebut juga dengan istilah trombositosis reaktif),
yaitu kondisi terlalu banyaknya trombosit di dalam darah sebagai reaksi tubuh
akan adanya penyakit lainnya, misalnya infeksi.
STEP 4 (MIND MAPPING)

Ny. A
17 tahun

Diantar suaminya Tn. B yang


sudah menikah 5 bulan

ke Puskesmas

Poliklinik KIA bagian


pemeriksaan Antenatal

DS: DO:

- Badan lemas, pusing, mual dan - Kesadaran compos mentis,


muntah, jika dipaksakan untuk penampilan tampak lemah,
makan akan keluar kembali, keluhan - Konjungtiva anemis,
bertambah jika mencium bau - BB 48 kg, TB 156 cm,TD
bawang juga bau keringat suami 90/70 mmHg, R 22 x/mnt, Nadi
- Menikah 5 bulan yang lalu, 80 x/mnt, Suhu 36o celcius,
terlambat haid beberapa minggu, - Tampak memegang
HPHT 1 Desember 2021. epigastrium, beberapa kali
- Riwayat menarche klien usia 13 tampak nausea dan vomitus,
tahun, riwayat gastritis semenjak konjungtiva anemis,
sebelum menikah, - Mukosa bibir kering dan pecah-
- BB sebelum ada keluhan 55 kg, pecah.
riwayat KB tidak menggunakan alat - Hasil pemeriksaan dengan test
kontrasepsi, pack hasil positif,
- Pasien merasa mammae membesar, - Hasil pemeriksaaan Hb 10
telah dilakukan imunisasi TT gr/dl. Leukosit 19.500/mm3,
menjelang menikah, tidak ada Trombosit 587.000/mm3.
riwayat aborsi.
- Dia mengatakan tidak tahu cara
mengatasi masalahnya.

Asuhan Keperawatan
Maternitas
STEP 5

LO:

1. Jelaskan penyebab dari kondisi Ny. B.


2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk Ny. B?

Jawab:

1. Memy 009
Pada kasus tersebut, kondisi Ny.B merupakan hyperemesis gravidarum. Beberapa teori
penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat
menjelaskan proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain adalah:
1. Teori endokrin
Teori ini menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas
lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan
motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar
tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
2. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan
mual dan muntah pada kehamilan.
3. Teori Alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya
teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan
juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitive terhadap sekresi dari korpus
luteum
4. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pylori
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar dikemukakannya
teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.
5. Teori Psikomantik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan gangguan
psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak
direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan
menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut
dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini
sering dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin
(HCG) dalam darah. Hormon ini dihasilkn oleh ari-ari (plasenta) sejak trimester
pertama kehamilan dan kadarnya terus meningkat sepanjang masa kehamilan.
(Runiari, N. 2010.)
Dewi Mentari 002
Kadar hormon estrogen
Meningkatnya kadar estrogen di dalam tubuh hingga 100 kali lebih tinggi saat hamil
dipercaya berkontribusi pada rasa mual.
Kadar hormon progesteron
Tak hanya estrogen, kadar progesteron saat hamil juga akan meningkat. Tingginya kadar
progesteron membantu mengencangkan otot-otot rahim untuk mencegah kelahiran
prematur. Selain itu, progesteron juga mendorong pertumbuhan kelenjar penghasil susu di
payudara selama kehamilan.
Tingginya kadar progesteron ini diduga memicu berbagai gejala sindrom pramenstruasi,
seperti mual, nyeri payudara, kembung, dan perubahan mood. Nah, hal ini juga diduga
menjadi penyebab mual saat hamil.
Masalah pada lambung
Saat produksi progesteron meningkat, kondisi ini bisa memberikan dampak yang kurang
baik pada esofagus bagian bawah.
Bagian ini berhubungan dengan katup ke lambung yang juga akan terkena imbasnya.
Ketika kedua bagian ini mengalami sedikit masalah, hal ini bisa memicu rasa mual.
Reda Evinta 001
Penyebab dari kondisi yang dialami oleh klien pada kasus : Kondisi yang dialami oleh
Ny. A dinamakan hipermesis gravidarum. Keadaan ini biasa terjadi pada awal kehamilan
lebih tepatnya pada trimester pertama sampai trimester kedua. Ibu hamil yang mengalami
kondisi hipermesis gravidarum ini biasanya akan memuntahkan segala apa yang dimakan
dan diminum sehingga mempengaruhi keadaan umum ibu yang sedang hamil dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urine.
Berikut merupakan 3 factor penyebab terjadinya hipermesis gravidarum :
1. Faktor adaptasi dan hormonal.
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita
hamil dengan anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda
dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormon estrogen dan khorionik gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda
dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan
menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum.
2. Faktor psikologis.
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien.
3. Faktor organik.
Faktor organik karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena
sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak
Wike Astaria 006
Penyebab kondisi mual dan muntah pada ibu hamil
Rasa mual membuat seorang wanita hamil lebih sulit makan meskipun sudah tersedia
makanan favoritnya.Mual dan muntah disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang
terjadi pada ibu hamil. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum mual muntah yaitu
(Pratami, 2016):
a. Hormon estrogen dan progesteron
Hormon progesteron dibentuk oleh corpus luteum. Peningkatan hormonestrogen dan
progesteron dapat mengganggu sistem pencernaan ibu hamil, dan membuat kadar
asam lambung meningkat hingga muncul keluhan mual dan muntah. Hormon ini
dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk sistem pencernaan.
b. Human chorionic gonadotrophin(hCG)
Hormon hCG dalam aliran darah sangat membantu untuk menjaga persediaan
estrogen dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi. Meningkatnya
hormon hCG secara tiba-tiba dapat mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut, dan
efek ini berupa rasa mual. Hormon ini juga menyebabkan hilangnya gula dari darah,
yang dapat menimbulkan perasaan sangat lapar dan sakit.Jadi hormon hCG ini sangat
berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan muntah pada ibu hamil.
c. Makanan
Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan muntah pada ibu hamil.
Fungsi sistem pencernaan yang telah menurun akibat hormon akan semakin
memburuk saat mendapat asupan makanan yang pedas dan berminyak.
Fina Sintia 007
1. Mual muntah adalah gejala yang normal dalam kehamilan. Namun, apabila berlebihan
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk yang
disebut hiperemesis gravidarum.
Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG, penurunan tonus
otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus mengalami penurunan
kemampuan bergerak (Kusmiyati, 2015). Peningkatan kadar Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen yang
dapat merangsang mual dan muntah (Wiknjosastro, 2009). Hiperemesis Gravidarum
merupakan suatu keadaan yang ditandai rasa mual dan muntah yang berlebihan,
kehilangan berat badan dan gangguan keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih
kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Apabila ibu hamil yang
mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan dengan baik dapat
menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat
menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin memperparah
hiperemesis gravidarum (Mirza, 2008).
2. Fina Sintia 007
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : irt
Sumber biaya :
Alamat :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal pengkajian :
Diagnosa medis : Hiperemesis Gravidarum
b. Identitas suami
Nama : Tn. B
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Badan lemas, pusing, mual dan muntah, jika dipaksakan untuk makan akan
kembali, , keluhan bertambah jika mencium bau bawang juga bau keringat
suami, dengan kondisinya tersebut hanya banyak berbaring di tempat tidur
dan tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari seperti sebelumnya.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Kesadaran compos mentis, penampilan tampak lemah, konjungtiva
anemis, BB 48 kg, TB 156 cm,TD 90/70 mmHg, R 22 x/mnt, Nadi 80
x/mnt, Suhu 36o celcius, tampak memegang epigastrium, beberapa kali
tampak nausea dan vomitus, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan
pecah-pecah. Hasil pemeriksaan dengan test pack hasil positif, Hasil
pemeriksaaan Hb 10 gr/dl. Leukosit 19.500/mm3, Trombosit 587.000/mm3.
c. Riwayat kesehatan dahulu
riwayat gastritis semenjak sebelum menikah, BB sebelum ada keluhan 55
kg.
d. Riwayat kesehatan keluarga : -
3. Riwayat obstetri
Menarche : 13 tahun
HPHT : 1 Desember 2021
Banyak nya :
Siklusnya :
Lamanya :
Keluhan :
Diagnosa kehamilan :
Usia kehamilan :
Tafsiran persalinan :
4. Aspek psikososial
Tn. B suami Ny A usia 17 tahun mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan pada istrinya. tampak gelisah, ansietas dengan
kondisi istri nya.
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemas
TD : 90/70 mmHg
RR : 22x/mnt
N : 80x/mnt
S : 36°C
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 156 cm
BB sebelum hamil : 55 kg
Konjungtiva : anemis
Mukosa : kering
Bibir : pecah pecah
Hemoglobin : 10 gr/dl
Trombosit : 587.000/mm³
Leukosit : 19.500/mm³

DATA FOKUS
DS
- Klien mengeluh lemas
- Klien mengeluh pusing
- Klien mengeluh mual dan muntah
- Klien mengatakan jika dipaksakan makan akan keluar kembali
- Klien mengatakan keluhan bertambah jika mencium bau bawang dan bau
keringat suami
- Klien mengatakan karena kondisinya tersebut hanya berbaring di tempat tidur
- Klien tidak dapat melakukan aktifitas sehari hari

DO
- Kesadaran compos mentis
- Penampilan tampak lemah
- Konjungtiva anemis
- BB ↓ 7 kg
- TD↓ 90/70 mmHg
- Tampak memegang epigastrium
- Beberapa kali tampak nusea dan vomitus
- Mukosa bibir kerning dan pecah pecah
- Hb ↓ 10gr/dl
- Trombosit↑ 587.000/mm³
- Leukosit↑ 19.500/mm³
ANALISA DATA
No Data Penyebab Dx
.

1. DS : Kehilangan cairan hipovolemia


aktif
- Penampilan tampak lemah

- Klien mengeluh mual dan


muntah

- Klien mengatakan jika


dipaksakan makan akan
keluar kembali
DO :
- TD ↓ 90/70 mmHg

- Beberapa kali tampak nausea


dan vomitus

- Mukosa bibir pucat, kering


dan pecah pecah

- Klien tampak lemah

- BB ↓ 7 kg
2. DS : Faktor psikologis Defisit nutrisi
(keengganan untuk
- Setiap makan klien selalu
makan)
muntah

DO :

- BB ↓ 7kg

- Tampak memegang
epigastrium

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif


2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)

B. INTERVENSI

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan - Periksa tanda dan gejala


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam hipovolemia (tekanan
kehilangan cairan diharapkan masalah darah menurun, turgor
aktif hipovolemia dapat teratasi kulit menurun,
dengan kriteria hasil : membrane mukosa
kering, lemah)
- TTV dalam batas
normal
- Turgor kulit membaik - Periksa volume muntah

- Identifikasi karakteristik
muntah

- Identifikasi faktor
penyebab muntah

- Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit

- Monitor intake dan


output cairan

- Monitor tekanan darah

- Monitor elastisitas atau


turgor kulit

- Berikan asupan cairan


oral

- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral

- Control faktor
lingkungan penyebab
muntah (bau keringat
suami)

- Kurangi atau hilangkan


penyebab muntah

- Anjurkan memperbanyak
istirahat

- Dokumentasi hasil
pemantauan
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis

Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi status nutrisi


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam
- Identifikasi makanan
faktor psikologis diharapkan masalah deffisit
yang disukai
(keengganan untuk nutrisi dapat teratasi dengan
makan) kriteria hasil : - Monitor asupan makanan

- Nutrisi klien terpenuhi - Monitor berat badan

- Berikan makanan tinggi


kalori dan tinggi protein

- Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan

STEP 6

“Hiperemesis Gravidarum”

1. Pengertian
(Reren 011)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual muntah lebih dari
10 kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi persisten mual muntah ibu hamil pada trimester
pertama sampai dengan usia kehamilan 22 minggu yang apabila berkelanjutan bisa
mengakibatkan kekurangan karbohidrat dalam lemak, dehidrasi dan kekurangan
elektrolyt.
Siska (014)
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).
Reza Nafasha (004)
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat
turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria. Sedangkan dari
literatur lain menyebutkan bahwa hyperemesis gravidarum adalah muntah yang cukup
parah sehingga menyebabkan kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kelaparan,
alkalosis dari kehilangan asam hidrokloridsaat muntah dan hipokalemia (Yasa, 2012).
Muly Okti Viana (010)
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Memy Lorentika (009)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul
asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari yang tidak
terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit
atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.
2. Etiologi
Halijah (005)
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang
telah ditemukan yaitu :
1) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda.
2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan
faktor organik.
3) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap
tanggug jawab sebagai ibu. (Manuaba,1998 : 209-210)
Wike Astaria (006)
Etiologi hiperemesis gravidarum adalah multifaktorial. Utamanya penyebab
hiperemesis gravidarum erat kaitannya dengan peningkatan kadar hormon yang berkaitan
dengan kehamilan (seperti hCG, estrogen, dan progesteron). Faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya hiperemesis gravidarum meliputi hipertiroidisme, riwayat
kehamilan mola, diabetes, penyakit gastrointestinal, diet ketat, serta asma dan penyakit
alergi lainnya. Pada beberapa studi, perempuan dengan kehamilan pertama, perempuan
dengan riwayat intoleransi terhadap kontrasepsi oral, perempuan yang mengandung janin
perempuan, dan perempuan dengan kehamilan multipel lebih rentan mengalami
hiperemesis gravidarum. Sementara studi lainnya juga membahas faktor etnis,
pendidikan, keadaan sosioekonomi, serta stres psikologis dan hubungannya dengan
kejadian hiperemesis gravidarum walaupun hasil studi berbeda-beda.
Indah AhsyaPutri (015)
Menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada
(primigravida), 40-60% pada (multigravida).
Meli Alisia (013)
Ada teori yang menyebutkan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron karena keluhan ini
mucul pada 6 minggu pertama kehamilan yang dimulai dari hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama 10 minggu. Pengaruh fisiologis hormon ini korionik
gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih belum jelas, mungkin berasal dari
sistem saraf pusat akibat berkurangnya system pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan ibu hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
berlangsung berbulan-bulan. Selain teori hormon korionik gonadotropin, estrogen dan
progesteron ini masih ada beberapa teori lain yang dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum seperti infeksi H. Pylori. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa infeksi
H.pylori dapat menyebabkan hyperemesis gravidarum. Selain itu masih ada teori
penyebab hiperemesis gravidarum akibat psikologis. (Yasa, 2012)
Memy Lorentika (009)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013)
terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu:
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
2. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan
kehilangan pekerjaan. Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga
dapat mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami
mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).
3. Patofisiologi
Tri Gumay Khayrupan (069)
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual muntah terus menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokeoremia, penurunan klorida urin
selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbulnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak
menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis, hipokalemia akibat
muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan
merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek ( sindrom mallory -
weiss ) sehingga terjadi perdarahan gastrointestal. Jantung atrofi, kecil dibiasanya.
Terdapat perdarahan pada otak, terdapat degenerasi lemak pada tubuh kontrofi serta ginjal
tampak pucat.
Serly Fadila Riansyah (012)
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah.
Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi
kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi
terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
(Winkjosastro, 2007 hal 185).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan
dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan penurunan
klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya
anemia (Mitayani, 2009 hal 56).
Reza Nafasha (004)
Secara umum berdasarkan berbagai teori, pada hyperemesis gravidarum terjadi
mual, muntah dan penolakan semua makanan dan minuman yang masuk, sehingga
apabila terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, tidak imbangnya kadar elektrolit
dalam darah, dengan alkalosis hipokloremik. Selain itu hiperemesis gravidarum
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi
karena energy yang didapat dari makanan tidak cukup, lalu karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi
butirik dan aseton dalam darah sehingga menimbulkan asidosis. Selanjutnya, dehidrasi
yang telah terjadi menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang, hal tersebut
menyebabkan pasokan zat makanan dan oksigen berkurang dan juga mengakibatkan
penimbunan zat metabolik yang bersifat toksik didalam darah. Kemudian, hiperemesis
gravidarum juga dapat menyebabkan kekurangan kalium akibat dari muntah dan ekskresi
lewat ginjal,
Halijah (005)
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik
dan aseton dalam darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan
dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida
darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. (Manuaba, 1999 : 102)
4. Tingkatan
Dewi Mentari (002)
Tahap 1: Muntah terus-menerus hingga 3-4 kali dalam sehari, dan tidak dapat makan atau
minum selama 24 jam. ...
Tahap 2: Kondisi ibu hamil tampak lebih lemah. ...
Tahap 3: Pada tahap terakhir ini, keadaan umum ibu hamil sudah parah.
Reda Evinta (001)
1. Tingkat 1: Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi
sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang,
lidah kering, mata cekung, Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudian
lendir beserta sedikit cairan empedu, dan kalau sudah lama bisa keluar darah.
2. Tingkat 2: Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat
badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat
pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton, ada rasa haus yang hebat.
3. Tingkat 3: Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun,
icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks)
dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati
Muly Okti Viana (010)
Runiari menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat
fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi kedalam tiga tingkatan sebagai
berikut :
1. Tingkat I Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan
ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah
kering dan mata cekung.
2. Tingkat II Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-
kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi,
oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.
3. Tingkat III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah
hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.
5. Akibat
Reren Gianovanza (011)
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun dapat
menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran
prematur dan malformasi pada bayi lahir.
Selain berdampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya, hiperemesis
gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis, sosial, spiritual dan pekerjaan.
Secara psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah. Jika
mual dan muntah menghebat, maka timbul self pity dan dapat terjadi konflik antara
ketergantungan dan kehilangan kontrol. Berkurangnya pendapatan akibat berhenti bekerja
mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap pasangan.
Indah Ahsya Putri (015)
Hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Mual dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil
kehilangan banyak cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan
elektrolit.

6. Pemeriksaan Penunjang
Siska (014)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum
menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
7. Penatalaksanaan
Siska (014)
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum menurut
(Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di
rumah sakit
b. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara
yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk
ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak
diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.

c. Terapi psikologika

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,


hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik.

d. Cairan parenteral

Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek,
vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.

e. Menghentikan kehamilan

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi


komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.
8. Pencegahan
Dewi Anggi Saputri (008)
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis
gravidarum dengan cara:
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
3. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat
4. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi
sering
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula
7. Defekasi teratur
9. Komplikasi
Tri Gumay Khayrupan (069)
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum antara lain:
a) komplikasi ringan :
Kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis,
hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gangguan
psikologis
b) komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke's,
mielinolisis pusat pontine, rentinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum
secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
Fina Sintia
1. Bagi wanita hamil
Jika tidak di diobati, HG dapat menyebabkan gagal ginjal, mielinosis
pontie pusat, koagulopati, atrofi, Mallory-Weiss sindrom, hipoglikemia, sakit
kuning, kekurangan gizi, ensefalopati Wernicke, pneumomediastinum,
rhabdomyolysis, deconditioning, avul sion limpa, dan vasospasms arteri serebral.
Depresi merupakan komplikasi sekunder umum HG. 

Pada kesempatan langka seorang wanita dapat meninggal karena


hyperemesis. Charlotte Bronte adalah korban diduga penyakit ini.

2. Bagi janin
Bayi dari wanita dengan hiperemesis berat yang mendapatkan kurang dari
7 kg (15,4 lb) selama kehamilan cenderung berat lahir rendah, kecil untuk usia
kehamilan, dan lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sebaliknya, bayi
dari wanita dengan hiperemesis yang memiliki keuntungan kehamilan berat lebih
dari 7 kg muncul mirip sebagai bayi dari kehamilan tanpa komplikasi. Tidak
ada jangka panjang tindak lanjut penelitian telah dilakukan pada anak dari
ibu hiperemesis.
10. Faktor yang mempengaruhi
Serly Fadila Riansyah (012)
Mitayani (2009 hal 57) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa,
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili koriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Soejoenoes,
2005).
11. Manifestasi Klinis
Mutmainnah (016)
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa
terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya
nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat
menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat
mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
12. Karakteristik
Halijah (005)
Karakteristik
1. Gravida
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesis
gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal ini
berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilan
pertama (Nining, 2009). Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida
dan 40-60% pada multigravida (Arief.B, 2009).
2. Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang
berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).
3. Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo,
2005).
4. Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti
hipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005). Hipertiroid pada kehamilan
(morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya
metabolism basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid.
Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan.
Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa
kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.

Anda mungkin juga menyukai