Anda di halaman 1dari 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Penyimpanan Perbekalan Farmasi

1. Gambaran Kondisi Gudang IFRSUD

Unit Logistik RSUD Dr. Moewardi adalah unit pelayanan teknis dibawah

Kasub Pengelolaan Perbekalan Farmasi yang membantu pelaksanaan tugas-tugas

pengelolaan logistik perbekalan farmasi di gudang farmasi RSUD Dr. Moewardi.

Tugas pokok Unit Logistik RSUD Dr. Moewardi membantu menyelenggarakan

tugas pengelolaan logistik perbekalan farmasi yang mendukung pelayanan farmasi

sesuai standar yang sudah ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang

tersedia secara efektif, efisien, dan produktif.

Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kota Surakarta dikelola oleh dua orang

petugas yaitu koordinator gudang dan petugas administrasi gudang. Gudang

Instalasi Farmasi RSUD Kota Surakarta merupakan pusat kegiatan penyimpanan

perbekalan farmasi sebelum didistribusikan kepada unit lain di RSUD Kota

Surakarta.

Gudang instalasi farmasi RS merupakan pusat dilakukannya tahap

penyimpanan dalam siklus pengelolaan perbekalan farmasi di RS. Dalam tahap

penyimpanan perbekalan farmasi mengalami proses tunggu sebelum

didistribusikan dan digunakan oleh pasien, sehingga proses penyimpanan harus

mampu menjamin bahwa perbekalan farmasi yang disimpan tetap dalam bentuk

sediaan awal tanpa mengalami perubahan baik fisika maupun kimia. Oleh sebab

commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

itu, kondisi penyimpanan yang sesuai dibutuhkan agar proses penyimpanan

berjalan dengan baik dan tujuan dari proses penyimpanan tercapai.

Tabel II. Kondisi Gudang IFRSUD RSUD Dr. Moewardi dan RSUD Kota Surakarta
RSUD Dr. RSUD Kota
No Kondisi Gudang
Moewardi Surakarta
Lokasi menyatu dengan sistem pelayanan rumah
1 √ √
sakit
2 Keleluasaan bergerak saat mengambil obat √ √
Dipisahkan antara fasilitas penyelenggaraan
3 manajemen, pelayanan langsung pada pasien serta √ √
pembuangan limbah
Dipisahkan antara jalur steril, bersih, daerah abu-
4 √ √
abu serta daerah bebas kontaminasi
5 Ruangan bebas binatang pengerat √ √
6 Ruangan terdapat dalam kondisi bersih √ √
7 Terdapat pengaturan suhu √ √
8 Terdapat pengaturan sinar √ √
9 Terdapat pengaturan kelembaban √ -
10 Terdapat sirkulasi udara yang baik √ √
11 Terdapat ruang penyimpanan obat jadi √ √
12 Terdapat ruang penyimpanan obat produksi √ -
13 Terdapat ruang penyimpanan bahan baku obat √ -
14 Terdapat ruang penyimpanan alat kesehatan √ √
15 Terdapat ruang penyimpanan obat termolabil √ √
Terdapat ruang penyimpanan alat kesehatan
16 √ √
dengan suhu rendah
Terdapat ruang penyimpanan obat mudah
17 √ -
terbakar
Terdapat ruang penyimpanan obat/ bahan obat
18 √ √
berbahaya
19 Terdapat ruang penyimpanan barang karantina √ √
(Sumber: Data primer checklist dan observasi yang telah diolah)

Lokasi gudang instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi dan RSUD Kota

Surakarta terletak di samping jalan yang menghubungkan gudang dengan jalan

utama dan menyatu dengan sistem pelayanan di rumah sakit. Lokasi gudang

menyatu dengan sistem pelayanan di rumah sakit, dengan demikian secara tidak

langsung terjadi efisiensi karena adanya memperpendek jarak gudang dan

pemakai. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Seto (dalam Sheina dkk, 2010),

gudang farmasi adalah awal daricommit to user perbekalan farmasi yang datang
penyimpanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

dari supplier, perbekalan farmasi tersebut kemudian didistribusikan ke bagian

rawat inap, rawat jalan, dan unit-unit pelayanan rumah sakit yang

membutuhkannya. Persyaratan gudang penyimpanan perbekalan farmasi:

1) Accesibility, adalah ruang penyimpanan harus mudah dan cepat diakses.

2) Size, ruang penyimpanan harus cukup untuk menampung barang yang ada.

Hasil penelitian Sheina dkk (2010), menunjukkan bahwa lokasi gudang IFRS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I terletak dekat dengan jalan raya,

sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan angkut barang dan memudahkan

proses pengiriman barang dari para distributor obat.

Pengaturan tata ruang dimaksudkan untuk memaksimalkan keleluasaan

bagi petugas dalam bergerak mencari obat, untuk membantu dalam penjagaan

mutu obat dan mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif. Untuk

memberikan kemudahan bergerak, gudang perlu ditata dengan sistem satu lantai,

tidak bersekat, serta perlu memperhatikan posisi dinding dan pintu, selain itu juga

berdasarkan arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi. Terdapat tiga

sistem arus tata ruang gudang yaitu garis lurus, arus U atau arus L. Pada gudang

IFRSUD Dr. Moewardi menerapkan arus U yaitu pengaturan rak obat dengan

proses keluar masuk perbekalan farmasi melalui lorong/gang yang berkelok.

Kelemahan dari pengaturan arus U adalah proses penyimpanan dan pengambilan

perbekalan farmasi relatif lebih lama, akan tetapi pengaturan rak obat dengan arus

U dirasakan merupakan salah satu model posisi rak yang ideal karena

pemanfaatan ruangan yang efisien. Gudang IFRSUD Kota Surakarta menerapkan

arus L yaitu proses keluar masuk barang melalui lorong/ gang yang tidak terlalu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

berkelok sehingga proses penyimpanan dan pengambilan perbekalan farmasi

relatif cepat. Kelemahan arus L adalah terdapat area kosong pada bagian yang

tidak terdapat rak. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut

adalah memanfaatkan area kosong sebagai tempat pallet. Arus lain yang dapat

diterapkan menurut Apple (1990), adalah arus garis lurus sederhana, yaitu proses

keluar masuk barang tidak melalui lorong/ gang yang berkelok-kelok sehingga

proses penyimpanan dan pengambilan barang relatif lebih cepat.

Gudang sebagai sarana penyimpanan salah satunya memiliki tujuan agar

mutu sediaan farmasi terpelihara dan menghindari penggunaan tidak bertanggung

jawab. Pemisahan gudang dengan fasilitas penyelenggaraan manajemen,

pelayanan langsung pada pasien serta pembuangan limbah diharapkan mampu

memenuhi tujuan tersebut. Selain itu gudang merupakan daerah yang tidak

dipersyaratkan steril (Black Area), sehingga sebaiknya dipisahkan dari jalur steril,

bersih, daerah abu-abu serta daerah bebas kontaminasi untuk menghindari

kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap area-area yang dipersyaratkan

steril/ bebas kontaminasi.

Sanitasi/ kebersihan ruangan merupakan hal yang harus dijaga untuk

meminimalkan kontaminasi atau pengotor. Melakukan kegiatan sanitasi gudang

maka akan diperoleh dua manfaat, yaitu ruangan menjadi bersih dan ruangan

bebas dari hama/ hewan pengerat. Kondisi ruangan bersih akan menghindarkan

etiket/ kemasan obat dan alkes dari debu/ kotoran. Ruangan gudang harus bebas

dari hama/ hewan pengerat, karena hama/ hewan pengerat dapat meninggalkan

kotoran yang bisa menyebabkan tempat penyimpanan obat menjadi kotor. Untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

itu, kondisi ruangan yang bersih harus selalu dijaga dengan cara rutin

membersihkan, baik lantai, dinding maupun rak tempat penyimpanan obat.

Gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan gudang IFRSUD Kota Surakarta berada

dalam keadaan bersih, tertata rapi dan tidak terdapat hama ataupun hewan

pengerat.

Suhu merupakan ukuran kuantitatif terhadap temperatur panas dan dingin

yang diukur menggunakan termometer. Suhu kecuali dinyatakan lain, dinyatakan

dalam derajat Celcius dan semua pengukuran dilakukan pada suhu 25 0C. Jika

dinyatakan suhu kamar terkendali, yang dimaksud adalah suhu antara 15 0C

sampai 300C (Depkes RI, 1995). Salah satu cara pengaturan suhu pada gudang

adalah dengan pemasangan AC (Air Conditioner). Gudang IFRSUD Dr.

Moewardi mengatur suhu ruangan gudang pada 200C±50, pengecekan terhadap

pengaturan suhu dan kelembapan dilakukan secara berkala satu kali dalam sehari.

Pada Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kota Surakarta alat AC untuk gudang

dipasang pada suhu 20 oC, akan tetapi Gudang IFRSUD Kota Surakarta belum

melakukan pengecekan suhu gudang secara berkala. Dari hasil wawancara dengan

Koordinator Gudang diperoleh hasil bahwa belum dilakukan pengecekan suhu

secara berkala dengan asumsi bahwa suhu gudang sesuai dengan suhu yang tertera

pada AC. Selain itu penggunaan alat AC kurang maksimal yaitu hanya dinyalakan

setelah jam pulang kerja petugas Instalasi Farmasi, hal ini disebabkan letak

gudang yang menyatu dengan ruangan kantor Instalasi Farmasi dan harapan life

time AC yang lebih lama, sehingga pada saat jam kerja (08.00-14.00) pengaturan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

suhu gudang Instalasi Farmasi menggunakan AC yang terdapat pada ruang kantor

Instalasi Farmasi.

Beberapa sediaan obat bisa mengalami degradasi karena pengaruh sinar

matahari. Meskipun demikian, pencahayaan tetap diperlukan antara lain untuk

mempermudah pencarian perbekalan farmasi dan semua kegiatan pengelolaan

perbekaan farmasi dalam gudang dapat dilakukan secara akurat dan aman.

Pengaturan cahaya pada gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan gudang IFRSUD

Kota Surakarta dilakukan dengan pemasangan lampu didalam ruangan.

Kondisi lain yang juga perlu diperhatikan pada gudang adalah pengaturan

kelembaban dan sirkulasi udara. Pengaturan kelembaban yang tetap dan terjaga,

mampu mempertahankan stabilitas dari obat yang disimpan. Untuk melakukan

pengecekan kelembaban ruangan di gudang, gudang IFRSUD Dr. Moewardi

menggunakan alat higrometer yang dilakukan sekali setiap hari. Nilai kelembaban

dari pengukuran adalah 72±5. Hasil penelitian Indrawati dan Sari (2010),

menunjukkan bahwa kaplet asam yang disimpan pada Puskesmas dengan suhu

ruangan berkisar 23-29οC dengan kelembaban 58-67% memenuhi syarat selama

penyimpanan 6 bulan.

Sirkulasi udara yang baik akan menjaga ruangan dari udara panas, karena

udara panas dapat mempercepat reaksi kimia pada sediaan obat dan dapat

mengakibatkan timbulnya kebakaran. Terdapat beberapa cara agar ada sirkulasi

udara yang baik di dalam ruangan diantaranya ialah menggunakan Air

Conditioner, kipas angin atau ventilasi dengan jendela. Untuk menjaga sistem

sirkulasi udara yang baik gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan gudang IFRSUD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Kota Surakarta telah ideal dengan menerapkan penggunaan AC, sehingga aliran

udara selalu bergerak dan berganti setiap hari.

Kegiatan produksi di Rumah Sakit merupakan kegiatan membuat,

merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kriteria

perbekalan farmasi yang diproduksi adalah: sediaan farmasi dengan formula

khusus, sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga lebih murah,

sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali, sediaan farmasi yang

tidak tersedia di pasaran, sediaan farmasi untuk penelitian, sediaan nutrisi

parenteral, rekonstruksi sediaan perbekalan farmasi sitostatika dan sediaan farmasi

yang harus selalu dibuat baru. Pada IFRSUD Dr. Moewardi terdapat unit produksi

tersendiri, pada umumnya bahan baku obat dan obat-obat hasil produksi disimpan

langsung pada unit produksi. Tetapi pada gudang IFRSUD tetap disediakan ruang

untuk menyimpan obat-obat hasil produksi. Gudang IFRSUD Kota Surakarta

belum menyediakan ruang untuk obat hasil produksi dan ruang penyimpanan

bahan baku obat karena IFRSUD Kota Surakarta belum melakukan kegiatan

produksi yang membutuhkan penyimpan obat hasil produksi dalam jangka waktu

lama. Obat hasil produksi perlu diletakkan pada ruang tersendiri karena sifatnya

yang lebih rentan rusak dibandingkan sediaan obat jadi.

Ruang penyimpanan merupakan tempat penyimpanan/ area yang memiliki

luas dan bersifat tertentu. Obat jadi merupakan obat dalam keadaan murni atau

campuran dalam bentuk serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria, cairan, salep, atau

bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

resmi lain yang ditetapkan pemerintah. Kondisi umum penyimpanan obat jadi

gudang IFRSUD merupakan penyimpanan obat-obat hasil produksi pabrik yang

diletakkan pada rak/ lemari pada suhu ruangan (15-30oC). Obat-obat dengan

kondisi penyimpanan khusus yaitu yang bersifat termolabil, maka

penyimpanannya harus disesuaikan agar agar terhindar dari kerusakan yang dapat

menurunkan mutu obat. Obat-obat termolabil seperti vaksin, serum dan

suppositoria yang sensitif terhadap pengaruh panas harus disimpan dalam wadah

tertutup rapat, terlindung dari cahaya matahari dan dalam lemari pendingin

dengan kontrol suhu 2-80C.

Ruang penyimpanan alat kesehatan sebaiknya dipisahkan dari

penyimpanan obat, dengan tujuan untuk mempermudah pengelolaaan dan

pencarian. Kondisi khusus penyimpanan untuk alat kesehatan yaitu penyimpanan

alat kesehatan suhu rendah contohnya penyimpanan film rontgen.

Obat yang memiliki sifat mudah terbakar contohnya seperti alkohol dan

eter. Penyimpanannya sebaiknya dipisahkan dan pada lemari/rak penandaan/ label

jelas, dihindari penumpukan serta dihindari dari panas/ api. Pada Gudang Instalasi

Farmasi RSUD Kota Surakarta belum menerapkan pemisahan ruang penyimpanan

untuk obat mudah terbakar, dari hasil wawancara diketahui bahwa keterbatasan

tersebut disebabkan luas gudang yang kurang memadai.

Mengelompokkan dan memisahkan bahan obat berbahaya didalam

penyimpanan diperlukan, karena sifatnya yang dapat mencemari produk lainnya

dan membahayakan keselamatan pekerja, sehingga tempat/ ruangan dapat

digunakan dengan baik, nyaman dan aman. Diantarnya yang termasuk dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

bahan obat berbahaya adalah obat yang bersifat karsinogenik/ teratogenik/

mutagenik dan obat/ bahan bersifat korosif sedang/ lemah. Salah satu obat/ bahan

obat bersifat karsinogenik/ teratogenik/ mutagenik adalah bahan sitostatika. Bahan

sitostatika adalah zat/ obat yang merusakdan membunuh sel normal dan sel kanker,

serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor malignan. Obat/ bahan

berbahaya yang bersifat korosif salah satunya asam klorida. Obat/ bahan obat

berbahaya idealnya disimpan pada ruangan/ lemari terpisah dengan penandaan/

label jelas, terhindar dari benturan fisik.

Ruang penyimpanan perbekalan farmasi karantina merupakan tempat yang

digunakan untuk menyimpan perbekalan farmasi yang telah kadaluwarsa atau

mengalami kerusakan. Ruang karantina diperlukan untuk menghindari terjadinya

penggunaan/ penyerahan perbekalan farmasi yang telah kadaluwarsa/ menurun

mutunya pada pasien, karena beberapa obat akan menurun bioavailabilitasnya

bahkan dapat menjadi toksik setelah lewat kadaluwarsa misalnya tetrasiklin

karena terjadi degradasi komponennya (Bajaj dkk, 2012). Selain itu ruang

karantina dapat mempermudah pengelolaan perbekalan farmasi karena segera

diketahui obat/ alat kesehatan yang perlu diretur.

Demi terjaganya keamanan obat selama proses penyimpanan, Gudang

Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi dan Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kota

Surakarta akan dikunci apabila tidak dipakai dan hanya orang-orang tertentu yang

dapat memasuki gudang obat dan atas izin apoteker atau TTK yang bertanggung

jawab terhadap gudang obat. Kunci gudang disimpan oleh penanggung jawab

gudang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Kondisi bangunan, umum dan khusus gudang instalasi farmasi RSUD Dr.

Moewardi telah sesuai dengan ketentuan Depkes RI (2004) dan (2008). Kondisi

bangunan, umum dan khusus gudang instalasi farmasi RSUD Kota Surakarta

beberapa masih belum sesuai dengan ketentuan Depkes RI (2004) dan (2008).

2. Peralatan/ Perlengkapan Pendukung Penyimpanan di Gudang

Peralatan ialah berbagai alat/ perkakas yang digunakan dalam proses

penyimpanan sifatnya cepat habis. Sedangkan perlengkapan merupakan

alat/perkakas yang digunakan dalam proses penyimpanan yang jangka waktu

penggunaannya lebih lama. Ketersediaan peralatan/ perlengkapan pendukung

yang ada di gudang instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi dan gudang instalasi

farmasi RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel III. Peralatan/Perlengkapan Pendukung Penyimpanan Yang Terdapat di Gudang


IFRSUD Dr. Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta
Peralatan/ Perlengkapan Pendukung RSUD Dr. RSUD Kota
No
Penyimpanan di Gudang IFRSUD Moewardi Surakarta
1 Terdapat rak / lemari obat √ √
2 Terdapat pallet pada lantai √ √
3 Terdapat lemari pendingin √ √
4 Terdapat AC √ √
5 Terdapat aliran listrik konstan √ √
6 Terdapat lemari narkotik dan psikotropika √ √
7 Terdapat alat pemadam kebakaran √ √
8 Terdapat alarm kebakaran √ √
Terdapat peralatan penanganan dan pembuangan
9 √ -
limbah sitotoksik dan obat berbahaya
10 Terdapat kartu stok √ √
11 Terdapat komputer/mesin tik √ √
12 Terdapat alat tulis √ √
13 Terdapat furniture (meja, kursi) √ √
14 Terdapat telepon/ faksimile √ √
15 Terdapat lemari arsip √ √
(Sumber: Data primer checklist dan observasi yang telah diolah)

Rak atau lemari obat dalam penyimpanan berfungsi agar obat dapat tertata

commit
secara rapi dan aman. Lemari atau to user untuk meminimalkan terjadinya
rak bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

kerusakan obat selama proses penyimpanan. Obat yang tersusun dalam rak

diusahakan namanya dapat terbaca dengan jelas. Penggunaan rak juga dapat

memisahkan obat untuk pemakaian dalam dan obat luar, memisahkan bentuk

sediaan yang disimpan seperti bentuk sediaan cair, padat dan bentuk sediaan lain,

serta untuk memisahkan antara obat dengan alat kesehatan. Pada Gudang IFRSUD

Kota Surakarta digunakan rolling rack untuk mendapatkan efisiensi karena luas

gudang yang tidak terlalu besar.

Untuk menanggulangi penyimpanan obat dalam jumlah besar, maka

penyimpanan dapat menggunakan pallet. Fungsi pallet adalah sebagai alas berupa

papan yang digunakan untuk meletakkan tumpukan kardus obat yang diletakkan

di lantai. Hal ini bertujuan untuk menghindari kelembaban dan pengotor apabila

langsung diletakkan di lantai. Beberapa keuntungan dalam penggunaan pallet

adalah dapat digunakan dalam peningkatan efisiensi penanganan stok, sirkulasi

udara dari bawah tetap terjaga baik, dapat menampung perbekalan farmasi yang

lebih banyak serta lebih murah dibandingkan dengan rak.

Lemari pendingin berfungsi untuk menyimpan sediaan farmasi yang

bersifat termolabil dan membutuhkan penyimpanan pada suhu rendah. Aliran

listrik yang konstan digunakan untuk menjaga agar peralatan yang digunakan

untuk menyimpan vaksin seperti lemari pendingin tetap berfungsi, sehingga dapat

menghindari terjadinya kerusakan obat.

Salah satu upaya menghindari kerusakan fisik dan kimiawi obat yaitu

dengan adanya fasilitas pendukung berupa kipas angin atau AC, karena semakin

panas udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab dan udara yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

lembab dapat mempercepat kerusakan. Standar suhu dalam ruang penyimpanan,

yang digunakan untuk menyimpan persediaan obat seperti misalnya cairan, tablet,

kapsul, obat suntik dan lain-lain sebaiknya bertemperatur kurang lebih 25 0C.

Menurut Depkes RI (1995) suhu penyimpanan pada suhu kamar adalah pada suhu

150-300C.

Narkotika dan psikotropika merupakan obat yang berpotensi tinggi,

penyimpanan narkotika menurut Depkes RI (2009 c), wajib disimpan secara

khusus. Begitu pula penyimpanan obat psikotropik yang diatur dalam Depkes RI

(1997), menyebutkan bahwa psikotropik harus disimpan dalam tempat khusus dan

pendistribusiannya juga harus menggunakan resep dokter. Idealnya lemari

penyimpanan narkotika/ psikotropika pada gudang diletakan di area yang tidak

terlihat dari luar dan dapat dengan mudah diawasi oleh petugas gudang. Pada

gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta telah terdapat lemari

narkotika dan psikotropika tersendiri. Lemari penyimpanan narkotika di gudang

IFRSUD Dr. Moewardi menggunakan lemari kayu dengan dua sisi pintu yang

terdiri dua lapis dengan lambang narkotika tertempel pada pintu lemari. Lemari

penyimpanan narkotika di gudang IFRSUD Kota Surakarta menggunakan lemari

besi dengan dua sisi pintu. Letak lemari narkotika pada gudang IFRSUD dapat

dilihat pada lampiran layout gudang.

Prasarana untuk pencegahan dan peringatan terhadap kebakaran antara lain

adalah adanya sirkulasi udara yang baik, alat pemadam kebakaran dan alarm

kebakaran. Pada Gudang Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi dan Gudang

Instalasi Farmasi RSUD Kota Surakarta terdapat tabung gas pemadam kebakaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

yang diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam keadaan baik serta

alarm yang digunakan sebagai peringatan terhadap terjadinya kebakaran.

RSUD Dr. Moewardi merupakan RSUD yang telah melakukan pelayanan

dengan bahan berbahaya/ sitotoksik seperti obat-obat kanker. Rumah sakit yang

melakukan penyimpanan sediaan farmasi berbahaya/ sitotoksik baik obat jadi,

bahan baku obat maupun obat produksi pada gudang IFRSUD sebaiknya

dilengkapi peralatan/ perlengkapan penanganan limbah sitotoksik dan berbahaya,

sehingga dapat menjaga keselamatan para pekerja dan menghindari terjadinya

kontaminasi terhadap perbekalan farmasi lain apabila terjadi tumpahan obat/

bahan serta pecah/ rusak kemasannya. Alat pelindung diri minimal yang harus

terdapat untuk penanganan bahan berbahaya/ sitotoksik pada penyimpanan adalah

baju berlengan panjang, masker, sarung tangan dan sepatu yang terbuat dari bahan

yang tidak tembus benda tajam. Gudang IFRSUD Kota Surakarta belum terdapat

peralatan penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan obat berbahaya,

karena gudang IFRSUD Kota Surakarta tidak melakukan penyimpanan obat

sitotoksik seperti obat kanker. Meskipun demikian, sebaiknya gudang tetap

dilengkapi peralatan penanganan dan tumpahan sitotoksik dan obat berbahaya,

mengingat perlengkapan tersebut juga digunakan untuk menangani tumpahan dari

obat berbahaya seperti obat yang bersifat korosif.

Salah satu kegiatan pada tahap penyimpanan adalah pencatatan.

Pencatatan perbekalan farmasi dapat dilakukan dalam bentuk manual (kartu stok)

maupun digital (komputer). Penggunaan kartu stok maupun komputer berfungsi

untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi sehingga akan mempermudah petugas


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

gudang untuk memonitor mutasi perbekalan farmasi di gudang IFRSUD.

Beberapa informasi yang diperoleh dari kartu stok adalah jumlah perbekalan

farmasi yang tersedia (sisa stok), jumlah perbekalan farmasi yang diterima dan

keluar, jumlah perbekalan farmasi yang hilang/ rusak/ kadaluwarsa, dan jangka

waktu kekosongan perbekalan farmasi.

Pada gudang IFRSUD Kota Surakarta telepon/ faksimile terdapat pada

ruangan kantor IFRSUD, walaupun demikian komunikasi gudang dengan unit lain

di RSUD tetap dapat berjalan baik dan lancar karena telepon yang masuk ke IFRS

untuk gudang dapat langsung dihubungkan pada petugas gudang, begitu pula bila

diperlukan petugas gudang dapat menggunakan telepon yang terdapat di ruangan

kantor Instalasi Farmasi, hal tersebut dikarenakan lokasi gudang yang menyatu

dengan ruangan kantor IFRSUD. Kebutuhan akan telepon/ faksimile juga

ditunjukkan Seto dalam Sheina dkk (2010), persyaratan ruang penyimpanan

perbekalan farmasi salah satunya adalah communication, ruang penyimpanan

harus memiliki alat komunikasi misalnya telepon. Peralatan/ perlengkapan

pendukung penyimpanan yang ada di Gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan

Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kota Surakarta terdapat dalam kondisi baik dan

bersih.

Dilihat dari peralatan/ perlengkapan pendukung penyimpanan yang

terdapat di Gudang IFRSUD Dr. Moewardi telah sesuai dengan ketentuan Depkes

RI (2004) dan (2008). Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kota Surakarta belum

sesuai dengan ketentuan Depkes RI (2004) dan (2008).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

3. Sistem Penyimpanan Perbekalan Farmasi

Untuk membantu pengelolaan perbekalan farmasi pada tahap

penyimpanan yang terdapat dalam jumlah besar di gudang IFRSUD Dr.

Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta, diterapkan sistem penataan yang dapat

mempermudah pencarian, pengambilan dan pengontrolan. Sistem penyimpanan

perbekalan farmasi dilihat dari penataan perbekalan farmasi yang digunakan

gudang IFRSUD ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel IV. Penataan Pada Sistem Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang


IFRSUD Dr. Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta
RSUD Dr. Moewardi RSUD Kota Surakarta
Metode FIFO Metode FIFO
Metode FEFO Metode FEFO
Berdasarkan jenis dan macam sediaan Berdasarkan jenis dan macam sediaan
Berdasarkan alfabetis

Metode FIFO (First In First Out) yaitu obat-obatan yang baru masuk

diletakkan di belakang obat yang terdahulu, sedangkan metode FEFO (First

Expired First Out) dengan cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED

(Expired Date) lebih lama diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai

Expired Date lebih pendek. Penyimpanan perbekalan farmasi yang mempunyai

masa kadaluwarsa sama dengan yang tidak memiliki masa kadaluwarsa dapat

digunakan sistem FIFO dan prinsip FEFO berguna agar obat yang masa

kadaluwarsa pendek dapat segera digunakan.

Sistem penyusunan penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi RSUD

Dr. Moewardi menggunakan gabungan antara metode FIFO dan metode FEFO,

dibedakan berdasarkan jenis dan macam sediaan dan alfabetis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Gudang IFRSUD Kota Surakarta menerapkan metode FIFO, FEFO dan

dibedakan menurut jenis sediaan. Gudang IFRSUD Kota Surakarta belum

menerapkan metode penyusunan secara alfabetis, dari wawancara dengan

Koordinator Gudang diketahui bahwa hal tersebut dilakukan agar lebih fleksibel

dalam penataan perbekalan farmasi baru datang dan untuk efisiensi ruangan,

karena luas ruangan gudang yang terbatas dengan jumlah perbekalan farmasi yang

cukup banyak. Untuk mempermudah pencarian dan pengelolaan obat di gudang,

diusahakan dengan membuat katalog daftar obat dan alat kesehatan

Depkes RI (2008) menyebutkan bahwa digunakan prinsip FEFO dan FIFO

dalam penyusunan perbekalan farmasi yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau

yang diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya perbekalan

farmasi yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya

relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya mungkin lebih awal. Hasil penelitian

Marlisa (2013), penyusunan obat tidak berdasarkan FEFO/ FIFO dapat

menyebabkan stok mati dan kadaluwarsa.

Dilihat dari sistem penataan pada penyimpanan perbekalan farmasi yang

terdapat di gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan gudang IFRSUD Kota Surakarta

telah sesuai dengan ketentuan Depkes RI (2008), yaitu telah diterapkannya

metode FEFO dan FIFO.

4. Validasi Fasilitas/ Alat

Validasi alat ialah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu

proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi

yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Dengan dilakukan validasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

alat akan diketahui apakah fasilitas/ alat yang digunakan untuk mendukung proses

penyimpanan masih dapat berfungsi sesuai tujuan penggunaannya. Salah satu

langkah validasi alat adalah melakukan pengukuran suhu yang dihasilkan oleh

lemari pendingin dan AC menggunakan termometer.

Pengecekan terhadap suhu, kelembaban ruangan, aliran listrik dan

peralatan yang terdapat dalam gudang instalasi farmasi seperti rak/lemari obat,

pallet, AC/ kipas angin, dan alat pemadam kebakaran merupakan salah satu cara

sehingga diketahui bahwa peralatan/ perlengkapan tersebut mampu mendukung

proses penyimpanan dengan baik dan untuk memastikan peralatan tersebut masih

berfungsi atau tidak, selain itu validasi alat sebaiknya silakukan secara rutin

sehingga mutu dari perbekalan farmasi yang disimpan tetap terjaga.

Gudang IFRSUD Dr. Moewardi telah melakukan kegiatan validasi alat

salah satunya dibuktikan dengan dokumentasi berupa tabel pemantauan suhu

kulkas/ refrigerator dan tabel pemantauan suhu ruangan gudang. Dilihat dari

pelaksanaan validasi lemari pendingin dan AC, gudang IFRSUD Dr. Moewardi

sudah sesuai dengan ketentuan Depkes RI (2004).

Pada gudang instalasi farmasi RSUD Kota Surakarta belum dilakukan

validasi lemari pendingin/ AC berkala yang terdokumentasi. Validasi terhadap

lemari pendingin dan AC dilakukan dengan pemantauan secara visual terhadap

nilai suhu yang tertera pada alat setiap hari. Dari hasil wawancara dengan

Koordinator Gudang diketahui alasan belum dilakukannya dokumentasi validasi

lemari pendingin/ AC berkala, karena anggapan bahwa nilai yang tertera pada alat

sudah dapat memberikan nilai yang benar sehingga alat dirasa masih mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

untuk mendukung proses penyimpanan. Dilihat dari pelaksanaan validasi lemari

pendingin dan AC, gudang IFRSUD Kota Surakarta belum sesuai dengan

ketentuan Depkes RI (2004). Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh

IFRSUD Kota Surakarta adalah membuat prosedur operasional baku terhadap

kegiatan validasi alat pendukung proses penyimpanan.

5. Pengamatan Mutu Perbekalan Farmasi Secara Organoleptis

Perbekalan farmasi merupakan logistik utama yang disimpan pada gudang

IFRSUD Dr. Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta, jumlahnya yang besar

membutuhkan pengelolaan yang baik sehingga dapat menjaga mutunya. Salah

satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu perbekalan farmasi tetap

dalam kondisi baik adalah dilakukan pengamatan mutu secara organoleptis.

Waktu dilaksanakannya pengamatan mutu perbekalan farmasi secara organoleptis

di gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta ditunjukkan pada

tabel 5.

Tabel V. Pengamatan mutu Perbekalan Farmasi secara Organoleptis di Gudang


IFRSUD Dr. Moewardi dan IFRSUD Kota Surakarta
RSUD Dr. Moewardi RSUD Kota Surakarta
Periode Pengamatan Pengambilan obat 3 bulan sekali
Pengambilan obat
(Sumber: Data primer wawancara)

Untuk menjamin mutu obat yang diserahkan pada pasien tetap dalam mutu

standar, salah satu kegiatan pengendalian mutu yang dapat dilakukan oleh

IFRSUD adalah pengecekan terhadap kondisi fisik obat secara organoleptis

(tanggal kadaluwarsa, kondisi kemasan atau fisik obat), sehingga dapat

menghindari terjadinya komplain pasien terhadap kondisi fisik obat yang di

bawah standar, seperti terjadinya commit to user


perubahan warna pada tablet, cairan dan salep,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

kemasan obat yang sudah rusak, kebocoran dan masuknya benda asing dalam

cairan dapat terhindarkan. Selain itu juga memastikan obat tersimpan dalam

keadaan baik. Selain itu, pengamatan mutu dalam penyimpanan dapat

menurunkan prosentase dan nilai obat rusak.

Perbekalan farmasi yang diketahui kadaluwarsa, maka tidakan yang

dilakukan baik di gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan gudang IFRSUD Kota

Surakarta adalah dipisahkan dari perbekalan farmasi lain yang terdapat dirak,

dicatat dan diretur dengan ketentuan tiga bulan sebelum tanggal kadaluwarsa telah

diinformasikan pada PBF terkait bahwa obat akan dikembalikan.

Pada gudang IFRSUD Dr. Moewardi pengecekan terhadap mutu

berbekalan farmasi secara organoleptis dilakukan setiap pengambilan obat. Waktu

pengecekan saat pengambilan perbekalan farmasi dirasa cukup, karena perputaran

perbekalan farmasi yang cepat.

Pada gudang IFRSUD Kota Surakarta pengecekan terhadap mutu

berbekalan farmasi secara organoleptis dilakukan setiap pengambilan obat dan

setiap tiga bulan untuk seluruh item perbekalan farmasi. Hal tersebut dilakukan

karena perputaran obat tidak terlalu cepat.

Waktu untuk melakukan pengecekan terhadap mutu secara organoleptis

dapat disesuaikan kebijakan setiap rumah sakit, akan tetapi lebih baik bila

dilakukan berkala setiap hari. Dilihat dari kegiatan pengecekan terhadap mutu

berbekalan farmasi secara organoleptis gudang IFRSUD Dr. Moewardi dan

IFRSUD Kota Surakarta sudah sesuai dengan ketentuan Depkes RI (2008).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah ada sebagian responden kesulitan dalam

menyediakan waktu untuk wawancara karena kesibukannya, sehingga proses

wawancara kurang nyaman dan untuk menggali informasi secara lebih mendalam

tidak ditanyakan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai