Anda di halaman 1dari 1

Lontar.id- Trailer Dua Garis Biru sebenarnya sudah menunjukkan inti cerita.

Hanya ada beberapa


pesan yang kuat dalam film yang di perankan oleh dara (zara JKT48) DAN BIMA (Angga aldi yunanda) .

Awalnya film ini seperti film drama kebanyakan. Menunjukkkan kegiatan anak sekolah, rumah orang
tua, dan pekerjaan sehari hari dalam rumah.

tak lama, setelah scene dalam ruangan kelas,. Bima ikut ke ke rumah dara yang ada hanya asisten
rumah tangga. Di sana, bima bima bermain main dengan dara dikamarnya .

seperti permpuan kebanyakan yang baru berumur 20an, dara juga pencinta korea. Dalam kamarnya
banyak sekali poster poster boy band yang digandrungi anak muda.

Selain poster, ia juga menempelkan kertas bertuliskan korea dan artinya di sebuah benda. Dari sini
sudah terlihat, kalau dara seorang perempuan yang suka belajar hal-hal baru.

Akhirnya dikamar inilah terjadi pemantik konflik yang akan memicu lahirnya konflik baru dalam film.
Usai didandani seperti artis korea oleh dara, bima khilaf tidur bersama pacarnya.

Sekolah tetap berjalan setelahnya, sekilas tidak ada yang aneh, tetapi seperti film-film sinetron yang
ada di indonesia, ada adegan ingin muntah oleh dara di sebuah warung sari laut bersama teman
temannya.

Belakangan, dari sini, dara dan bima curiga kalau ada yang aneh. Bertul, setelah tes kehamilan,
terbukti dara hamil. Anak sekecil mereka sudah diberi tanggung jawab untuk mengurus jabang bayi.

Lucunya, sewaktu ingin membeli test pack, dara malu. Sama seperti bima. Akhirnya mereka memesan
ojek online untuk membeli test dan beberapa kerat roti.

Ojek itu ngetam hanya beberapa langkah dari super market tempat mereka belanja. Dara dan bima
juga menunggu pesanan tak jauh dari tempat belanja tersebut.

Tak butuh waktu lama, perut dara kian hari kian membesar. Selama proses menunggu momen itu,
film yang di sutradarai oleh ginatri s. noer ini memberikan pelajaran yang penting buat pemuda dan
pemudi.

Pertama, dalam kondisi yang sulit itu, dara masih sempat berpikir untuk merengkuh pendidikan
setinggi-tingginya. Ia masih punya mimpi untuk kuliah di korea.

Ada satu percakapan menarik saya kira, ketika di kamar, dara berbicara kepada bima yang bunyinya
kira-kira seperti ini, “saya tidak mau bapak dari anak saya itu tidak pintar. Meski ia pekerja keras, ia
juga harus bisa mendidik anaknya nanti.”

Percakapan ini dimulai saat bima bilang kepada dara kalau gen dan intelegensi seorang anak,
didominasi dari ibu. Jika ibunya pintar, maka otak anaknya juga tak jauh dari tingkat kecerdasan
ibunya. Film ini kuat untuk memacu perempuan-perempuan bahwa pendidikan saat usia dini itu
penting. Perempuan harus mengutamakan pendidikannya terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai