Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HORMON

DISUSUN OLEH:

SITI NUR APRILIA

(G30120010)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan


mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia
yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui
darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian ,
sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pemngaruhi perasaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas. Maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah
yang akan dibahas selanjutnya. Adapun rumusan masalah tersebut adalah:
1. Apa pengertian hormon ?

2. Jelaskan hormon peptida beserta fungsinya ?

3. Jelaskan hormon steroid beserta fungsinya ?

1.3. TUJUAN

Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian hormon

2. Untuk mengetahui hormon peptida beserta fungsinya

3. Untuk mengetahui hormon steroid beserta fungsinya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. ASAM NUKLEAT

Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu horman yang artinya “yang
menggerakkan”, jadi hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok
sel. Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan
mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia
yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui
darah. Kebanyakan hormon disekresi langsung ke sirkulasi. Akan tetapi, beberapa hormon
disekresi oleh jaringan yang secara primer bukan jaringan endokrin. Hormon lainnya
disekresi oleh lebih dari satu jaringan. Suatu jaringan merupakan sasaran untuk hormon
tertentu hanya bila jaringan tersebut mengandung protein reseptor spesifik yang mengikat
hormon dan menimbulkan respon selular. Hormon mengatur aktifitas jaringan sasarannya
melalui 2 cara umum: (1) dengan mengatur aktivitas protein yang sudah ada dalam sel pada
saat kerja hormonal, dan (2) dengan mengatur sintesis atau degradasi protein.
(S.Colby.1999:263)
2.2. HORMON PEPTIDA

Hormon peptida adalah kelas protein yang terikat oleh protein reseptor dan
mengaktifkan atau menonaktifkan jalur biologis. Hormon, secara umum, adalah molekul
biologis yang digunakan dalam organisme multisel untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan perkembangan, pertumbuhan, dan reproduksi. Kata peptida mengacu
pada ikatan peptida antara asam amino. Hormon peptida, oleh karena itu, adalah rantai asam
amino yang berfungsi untuk komunikasi molekul biologis.
Hormon peptida memiliki waktu paruh yang pendek, yang berarti mereka dapat pecah
dengan cepat. Hal ini memungkinkan organisme untuk menggunakan hormon peptida untuk
mengarahkan proses secara cepat dan efisien, tanpa sinyal berlama-lama untuk waktu yang
lama. Ini membuat hormon peptida menjadi kandidat ideal untuk hormon intraseluler, yang
beroperasi di dalam sel. Namun, banyak hormon peptida juga ditemukan dalam aplikasi
ekstraseluler. Hormon peptida dapat ditemukan pada serangga, semua vertebrata, dan
banyak makhluk lainnya. Hormon lain, seperti hormon steroid, harus dipecah dan
dikeluarkan melalui urin atau feses.
Sintesis Hormon Peptida
Seperti semua protein, hormon peptida digambarkan dalam DNA, diterjemahkan ke
dalam bentuk protein, dan dimodifikasi atau diubah secara tepat. Sebagian besar sintesis
protein terjadi dalam retikulum endoplasma. Kompleks protein besar yang dikenal sebagai
ribosom membaca RNA pembawa pesan dan mengubah pesan menjadi urutan asam amino.
Hormon peptida bisa panjang, dari hanya beberapa asam amino hingga beberapa ratus.
Biasanya, sel-sel hormon peptida rahasia melalui salah satu dari dua jalur. Yang
pertama, yang disebut sekresi diatur bekerja dengan memproduksi banyak hormon dan
menyimpannya dalam granula sekretori atau vesikel. Ketika sinyal diberikan untuk
melepaskan hormon, semburan granula dan hormon dilepaskan ke sel, keluar dari sel, atau
ke lingkungan.
Hormon peptida lainnya dilepaskan melalui sekresi konstitutif. Dalam bentuk pelepasan
hormon ini, ada sinyal DNA mulai memproduksi hormon peptida. Protein pengatur dapat
dihilangkan, atau faktor pertumbuhan entah bagaimana dapat menandakan enzim di dalam
nukleus untuk menghasilkan hormon peptida. Ketika mereka dihasilkan, mereka secara
bersamaan dirilis tanpa disimpan terlebih dahulu. Ketika sinyal berakhir, DNA kembali
dilindungi, dan organisme berhenti memproduksi hormon peptida.

Contoh-contoh Hormon Peptida


Insulin
Insulin adalah salah satu contoh hormon peptida yang paling dikenal. Insulin adalah
salah satu dari banyak hormon peptida yang ditemukan pada hewan yang membantu
mengatur jumlah glukosa dalam sel dan darah. Insulin bekerja pada semua sel tubuh,
mengikat protein reseptor di permukaan sel dan memungkinkan penyerapan glukosa. Yang
paling penting, pada individu yang sehat, insulin mengatur diri sendiri karena pelepasannya
disebabkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah.
Insulin adalah salah satu hormon peptida yang dilepaskan oleh sekresi yang diatur.
Jauh sebelum sinyal diterima, insulin ditranskripsi dari DNA dan diproses oleh ribosom.
Insulin adalah salah satu hormon peptida yang lebih lama, pada 51 asam amino. Hormon
peptida kemudian dilewatkan melalui retikulum endoplasma dan aparat Golgi sebelum
menjadi paket di vesikel sekretorik. Pengaturan ini memastikan bahwa banyak insulin dapat
dilepaskan dalam waktu singkat ketika dibutuhkan.
Fungsi Hormon Peptida
Hormon peptida dapat dikatakan sebagai rantai asam amino yang berfungsi sebagai
alat komunikasi molekul biologis. Hormon peptida diarahkan oleh mRNA diendoplasmic
rektikulum dan sebagian besar membentuk pheromone. Hormon peptida adalah hormon
intraseluler di dalam sel, hormon peptida juga ada di dalam sel ekstraseluler.

2.3. HORMON STEROID

Hormon steroid ini mengandung senyawa steroid (lemak). Hormon tersebut


diproduksi di adrenal korteks serta gonade (testis serta ovarium). Ataupun oleh plasenta itu
selama kehamilan. Contohnya ialah aldosteron, testosteron dan progesteron.
Fungsi Hormon Steroid
Dalam tubuh manusia hormon steroid memiliki banyak fungsi, yaitu:
1. Glukokortikoid atau kortisol berperan sebagai pengatur dalam banyak proses
metabolisme, termasuk pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak dan
penyimpanan glikogen dalam hati. Kortisol juga membantu menjaga tekanan darah
tetap normal dan mempunyai efek anti-inflamasi dan imunosupresif.
2. Mineralokortikoid atau aldosteron berperan dalam menjaga keseimbangan air dan
garam mineral dalam tubuh. Hormon ini akan membuat ginjal menyerap kembali
natrium dan kalium serta membuang zat-zat yang diperlukan melalui urin. Hormon
ini juga membantu dalam mengatur tekanan darah.

Efek kelebihan Hormon Steroid


Kortisol mengatur banyak sistem. Oleh karena itu, kelebihan kortisol akan
menimbulkan banyak gejala dan masalah pada kesehatan.
Berikut efek kelebihan hormon steroid kortisol:
1. Penurunan imunitas atau daya tahan tubuh
2. Depresi
3. Kelelahan
4. Kenaikan berat badan
5. Penumpukan lemak terutama di wajah, punggung atas (buffalo hump), dan dada
6. Obesitas terutama pada perut / obesitas sentral
7. Sakit punggung
8. Kulit yang tipis
9. Penurunan konsentrasi
10. Pembengkakan di tangan dan kaki
11. Libido rendah
12. Jerawatan
13. Gangguan memori (terutama jangka pendek)
14. Pertumbuhan rambut wajah atau kebotakan pada perempuan
15. Insomnia
16. Penyembuhan kulit buruk
17. Iritabilitas
18. Gangguan menstruasi
19. Gangguan pengaturan gula darah / gula darah tinggi
20. Penurunan kepadatan mineral tulang
21. Tekanan darah tinggi
22. Mudah memar
23. Pengecilan dan kelemahan otot lengan dan kaki
24. Timbulnya garis-garis ungu kemerahan pada kulit.

Efek kekurangan Hormon Steroid


Kekurangan kortisol juga akan menimbulkan banyak gejala, di antaranya:
1. Penyakit mental dan psikologis seperti depresi
2. Pingsan dan pusing
3. Kelemahan dan kelelahan
4. Jantung berdebar
5. Hipersensitivitas atau alergi
6. Emosional
7. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres
8. Kecemasan sosial
9. Kelemahan otot
10. Sakit kepala
11. Sakit badan secara umum
12. Nyeri punggung bawah
13. Kulit sensitif
14. Mual
15. Diare
16. Muntah
17. Nyeri perut
18. Kecanggungan dan kebingungan
19. Insomnia dan lingkaran hitam di bawah mata
20. Kapasitas kandung kemih rendah
21. Gejala iritasi sistem kemih
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan


mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon beredar di dalam sirkulasi
darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Hormon peptida adalah kelas protein yang terikat
oleh protein reseptor dan mengaktifkan atau menonaktifkan jalur biologis. Hormon, secara
umum, adalah molekul biologis yang digunakan dalam organisme multisel untuk mengarahkan
dan mengkoordinasikan perkembangan, pertumbuhan, dan reproduksi. Hormon steroid ini
mengandung senyawa steroid (lemak). Hormon tersebut diproduksi di adrenal korteks serta
gonade (testis serta ovarium). Ataupun oleh plasenta itu selama kehamilan. Contohnya ialah
aldosteron, testosteron dan progesteron.

3.2. SARAN

Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu
sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat
dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon)

Anonim. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3541/1/biokimia-mutiara2.pdf)
BAB II

PEMBAHASAN

2.4. ASAM NUKLEAT

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat
penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam
nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul
nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas
gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Beberapa
fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi
genetik; metabolisme antara(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi;
koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.

2.5. STRUKTUR KIMIA ASAM NUKLEAT

Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid
(DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,
perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula
pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula
pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga
dinamakan gula 2’-deoksiribosa (Gambar 2.1.b).
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N, baik
pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatic heterosiklik
(mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan
pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin
hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas
adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan
RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA
tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan urasil hanya
karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan
sebagai 5-metilurasil.
Gambar 2.1. Komponen-komponen asam nukleat
a) gugus fosfat
b) gula pentosa
c) basa N
Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa N lah yang
memungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N
pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan
perkataan lain, identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya
sehingga secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan
menuliskan urutan basanya saja.

2.6. SEKUENS ASAM NUKLEAT

Telah dikatakan di atas bahwa urutan basa N akan menentukan spesifisitas suatu
molekul asam nukleat sehingga biasanya kita menggambarkan suatu molekul asam nukleat
cukup dengan menuliskan urutan basa (sekuens)-nya saja. Selanjutnya, dalam penulisan
sekuens asam nukleat ada kebiasaan untuk menempatkan ujung 5’ di sebelah kiri atau ujung
3’ di sebelah kanan. Sebagai contoh, suatu sekuens DNA dapat dituliskan 5’-
ATGACCTGAAAC-3’ atau suatu sekuens RNA dituliskan 5’-GGUCUGAAUG-3’. Jadi,
spesifisitas suatu asam nukleat selain ditentukan oleh sekuens basanya, juga harus dilihat
dari arah pembacaannya. Dua asam nukleat yang memiliki sekuens sama tidak berarti
keduanya sama jika pembacaan sekuens tersebut dilakukan dari arah yang berlawanan
(yang satu 5’→ 3’, sedangkan yang lain 3’→ 5’).

2.7. SIFAT-SIFAT FISIKA-KIMIA ASAM NUKLEAT

Beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat :


a. Stabilitas asam nukleat

Ketika kita melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktursekunder
RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut menjadi stabil akibatadanya ikatan
hidrogen di antara basa-basa yang berpasangan. Padahal, sebenarnyatidaklah demikian.
Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa hanya akan samakuatnya dengan
ikatan hidrogen antara basa dan molekul air apabila DNA berada dalambentuk rantai
tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak berpengaruh terhadap stabilitasstruktur asam
nukleat, tetapi sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa.Penentu stabilitas
struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan(stacking interactions) antara
pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang bersifathidrofobik menyebabkan
molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga perpasangan
tersebut menjadi kuat.
b. Pengaruh asam

Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu lebih dari
100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen 21
komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik
antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat
apurinik.
c. Pengaruh alkali

Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status


tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan
struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut
kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya
sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami
denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH netral sekalipun,
RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan dengan DNA karena adanya
gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.
d. Denaturasi kimia

Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada
pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid
(COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat
merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat menjadi
berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.
e. Viskositas

DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena
diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter.
Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA
merupakan molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai
viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi sangat rentan
terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri ketika kita hendak
melakukan isolasi DNA yang utuh.
f. Kerapatan apung

Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung
(bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat 22
molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang
sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi
dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke
dasar tabung dengan membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan
bermigrasi menuju posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal
sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density gradient
centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik.
Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar tabung
dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA maupun dari
protein. Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena
kerapatan apung DNA (ρ) merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam hal
ini, ρ = 1,66 + 0,098% (G + C).
proteui

CsCl 8M sei ri as DNA


RNA

Gambar 2.4. Sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan


BAB III

PENUTUP

3.3. KESIMPULAN

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting
dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat
sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida
sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula
pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid
(DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan
di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya.
Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami
kehilangan satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa.
Sekuens asam nukleat atau pengurutan asam nukleat adalah proses penentuan urutan
nukleotida pada suatu fragmen DNA atau RNA. Sebagai contoh, suatu sekuens DNA dapat
dituliskan 5’-ATGACCTGAAAC-3’ atau suatu sekuens RNA dituliskan 5’-GGUCUGAAUG-
3’. Jadi, spesifisitas suatu asam nukleat selain ditentukan oleh sekuens basanya, juga harus
dilihat dari arah pembacaannya. Dua asam nukleat yang memiliki sekuens sama tidak berarti
keduanya sama jika pembacaan sekuens tersebut dilakukan dari arah yang berlawanan (yang
satu 5’→ 3’, sedangkan yang lain 3’→ 5’).
Asam Nukleat memiliki sifat fisika dan kimia antara lain Stabilitas asam nukleat, Pengaruh
Asam, Pengaruh Alkali, Denaturasi kimia, Viskositas dan kerapatan Apung.

3.4. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah agar pembaca dapat menambahkan
pengetahuan mengenai Asam Nukleat dari literatur-literatur yang ada. Selain itu kita juga
dapat mengkomposisikan berbagai macam konsep Asam Nukleat yang ada untuk membantu
kita mahasiswa budidaya kelautan dalam melakukan aktvitas di laboratorium kelak yang
tentunya masih memiliki hubungan dengan bidang kelautan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, Bruce dkk. 2007. Biologi Molekuler dari Walter your. NCBI.

Berg, Jeremy Mark dkk. 2007. Biokimia. WH Freeman: San Francisco.

Dahm, R. 2008. Menemukan DNA: Friedrich Miescher dan tahun-tahun awal penelitian

Asam nukleat. ISSN 0340-6717

Jeremy M Berg, John L Tymoczko, dan Lubert Stryer, Biokimia 5th edition, 2002, WH

Freeman.

Anda mungkin juga menyukai