Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR

PRINSIP PENATAAN/PERLENGKAPAN BELAJAR TPA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

ELI HARMALINA 2002005

KARENA BAHRI

DOSEN :

MAYANG BELIA SAMETO,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SYEKH BURHANUNDDIN PARIAMAN
TAHUN AJARAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim yang mana telah melimpahkan
berkah dan nikmat kepada kita semua terutama nikmat yang paling besar yaitu nikmat Iman,
dan Islam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
Shallalahu ‘alaihi Wassalam, Semoga kita mendapatkan syafaat di yaumul jaza wal hisab,
Aamiin allahuma Aamiin.

Dan terimakasih Penulis sampaikan kepada Dosen Pengampuh yang telah


membimbing pembuatan makalah ini. Sehingga pembuatan makalah dengan
Judul “PRINSIP PENATAAN/PERLENGKAPAN BELAJAR TPA”  dapat selesai
dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, berhubungan dengan terbatas dan kurangnya
wawasan atau ilmu yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

KELOMPOK 7

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A.    Latar Belakang Masalah.................................................................................................1

B.    Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C.    Metode dan Teknik penulisan.........................................................................................2

BAB II KONSEP DASAR TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)...........................................3

A.    Pengertian Taman Penitipan Anak (TPA)......................................................................3

B.    Kelembagaan TPA..........................................................................................................5

C.    Dasar Hukum TPA..........................................................................................................7

D.    Tujuan TPA....................................................................................................................8

E. Kurikulum TPA..............................................................................................................8

F. Komponen Kurikulum TPA...........................................................................................9

H. Kegiatan Pembelajaran Harian.....................................................................................12

I.     Indikator Keberhasilan TPA........................................................................................13

BAB III PENUTUP.................................................................................................................15

A.    Kesimpulan...................................................................................................................15

B.    Saran.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan anak usia dini saat cukup menggembirakan, walaupun

dapat dikatakan masih rendah. Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan TK

dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar (APK)

PAUD/TK  baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD)

diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%.

Dari data di atas, dapat diungkapkan beberapa fakta antara lain masih rendahnya

angka partisipasi kasar masyarakat dalam mengikuti PAUD/TK serta kurangnya perhatian

pemerintah dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini. Program PAUD/TK masih

didominasi oleh kesadaran beberapa kelompok masyarakat dalam menyelenggarakan

program PAUD/TK di daerahnya, tentunya dengan berbagai kendala, baik dari pendanaan

maupun kualitas pembelajarannya.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), maka pengembangan pendidikan usia dini mulai dilakukan

dengan baik. Baik peran pemerintah secara langsung maupun peran pemerintah untuk
mendorong pengembangan PAUD yang lebih berkualitas. Dalam hal ini UU No, 20 Tahun

2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia dini adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut.

Salah satu jenis layanan pendidikan anak usia dini adalah Taman Penitipan Anak

(TPA) bagi anak usia 0-6 tahun. Layanan ini merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) nonformal yang diarahkan pada kegiatan pengasuhan anak bagi orang tua

yang mempunyai kesibukan kerja, sehingga memerlukan sebuah layanan pengasuhan anak

1
yang selain berfungsi untuk menjaga anak-anak mereka juga memberikan pendidikan yang

sesuai dengan usia anak-anak mereka.

Taman Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Non-Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya

Taman Penitipan Anak telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963

sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan, sosial

anak balita selama ditinggal orang tuanya bekerja atau melaksanakan tugas. Sejak

dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (Dit PADU) tahun 2000, maka

pembinaan untuk pendidikan menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional.

Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah

memberikan layanan yang holistik dan integratif. Holistik berarti seluruh kebutuhan anak

(kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang dan mempertahankan kelangsungan

hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA. Integratif berarti semua lembaga TPA

melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina.

Kajian yang lebih mendalam terhadap berbagai aspek dalam program PAUD terutama

TPA harus terus dilakukan. Dalam hal ini uraian yang membahas hal itu diupayakan dengan

tujuan mengembangkan pemahaman terhadap TPA sebagai salah satu bentuk PAUD. baik

melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD.
B.     Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, rumusan masalah yang diajukan adalah: Bagaimana

konsep dasar Taman Penitipan Anak (TPA)? Rumusan pertanyaan tersebut meliputi

pertanyaan mengenai apa pengertian TPA, kelembagaan, dasar hukum, warga belajar dan

tenaga pendidik dan kependidikannya.


C.    Metode dan Teknik penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif

analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji kemudian dianalisis

berdasarkan pengetahuan teoritik penulis. Teknik penulisan yang digunakan adalah kajian

kepustakaan.

2
BAB II
KONSEP DASAR TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

A.       Pengertian Taman Penitipan Anak (TPA)

Tempat Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) yang secara tegas diamanatkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa PAUD adalah 

“suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut”. Dalam pelaksanaannya PAUD dapat dilaksanakan

melalui jalur formal maupun jalur nonformal. Jalur formal antara lain melalui Taman Kanak-

kanak (TK) dan Raudhatul Anfal (RA) sedangkan jalur nonformal dapat berbentuk Taman

Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (Kober) dan bentuk lainnya yang sederajat.

Khususnya mengenai TPA menurut modul Pendidikan Anak Usia Dini yang

dikeluarkan oleh Direktorat PAUD, yang dimaksud dengan TPA adalah salah satu bentuk
PAUD pada jalur pendidikan nonformal sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi

sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya bekerja.

TPA merupakan layanan PAUD yang menyelenggaran pendidikan sekaligus pengasuhan

terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas anak usia di

bawah 4 tahun).

Dengan demikian, TPA merupakan salah satu bentuk layanan PAUD yang berusaha

mengabungkan dua tujuan, yaitu tujuan pengasuhan karena orang tua anak bekerja serta

tujuan pendidikan melalui program-program pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini TPA

merupakan solusi terbaik bagi orang tua yang keduanya bekerja yang diharapkan anak-anak

mereka aman dan memperoleh pendidikan yang baik.

3
Oleh karena itu, dasar filsafat pendidikan di TPA dapat dirumuskan menjadi: Tempa,

Asah, Asih dan Asuh.

1. Tempa

Tempa adalah upaya mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan

kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga secara teratur dan terukur, serta aktivitas jasmani

sehingga anak memiliki fisik yang kuat, lincah, daya tahan dan disiplin tinggi.

2. Asah

Asah berarti memberi dukungan kepada anak untuk dapat belajar melalui bermain agar

memiliki pengalaman yang berguna dalam mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan

bermain yang bermakna, menarik dan merangsang imajinasi, kreativitas anak untuk

melakukan, mengekplorasi, memanipulasi, dan menemukan inovasi sesuai dengan minat dan

gaya belajar anak.

3. Asih

Asih merupakan pemenuhan kebutuhan anak untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh

yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya dari perlakuan kasar,

penganiayaan fisik dan mental dan eksploitasi.

4. Asuh

Asuh merupakan proses pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk membentuk
perilaku dan kualitas kepribadian dan jatidiri anak dalam hal:

a.       Integritas, iman dan taqwa

b.      Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan

c.       Rasa tanggung jawab, jiwa ksatria, dan sportivitas

d.      Jiwa kebersamaan, demokratis, dan tahan uji

e.       Jiwa tanggap, daya kritis dan idealisme

f.       Optimis dan keberanian mengambil resiko

g.      Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional.

4
B.        Kelembagaan TPA

            Seperti diuraikan di atas bahwa TPA merupakan salah satu bentuk PAUD nonformal

dengan fungsi ganda, yaitu layanan pengasuhan dan layanan pendidikan. Pengertian PAUD

nonformal adalah kelembagaan PAUD yang tidak diformalkan. Organisasi maupun

kurikulumnya lebih bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Hal

itu, menurut M. Solehhudin (1997:56) bahwa pendidikan prasekolah (sekarang dikenal

dengan PAUD) memiliki karakteristik dan cara belajar tersendiri, program pendidikannya

tampak tidak terstruktur, bersifat informal, dan bahkan kelihatan solah-olah ”tidak

terencana”.

            Namun sesungguhnya, karakteristik di atas hanya salah satu wujud dari pendekatan

pendidikan anak usia dini yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Sekarang ini,

seiring perkembangan, jalur PAUD nonformal pun dewasa ini telah memiliki organisasi dan

kurikulum yang lebih baik, sehingga mampu mencapai tujuan-tujuannya, baik tujuan

kelembagaannya maupun tujuan pendidikan nasional itu sendiri.

            Adapun prosedur perizinan kelembagaan TPA , adalah sebagai berikut:

1. Setiap lembaga TPA berkewajiban untuk mendaftarkan lembaganya ke Dinas

Pendidikan c.q Bidang Pendidikan Non-Formal di wilayahnya. TPA yang sudah

terdaftar dpat memberikan layanan kepada anak-anak sesuai ketentuan.

2. Lembaga TPA yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam

buku pedoman ini dapat mengajukan diri untuk memperoleh izin operasional. Izin

operasional diatur oleh daerah setempat.

3. Lembaga TPA yang telah memiliki program yang permanen dan pendidikan yang

sesuai dengan ketentuan dalam Standar PAUD, berhak mengajukan akreditasi

lembaga PAUD Non-Formal.

Administrasi yang harus dilengkapi, mencakup:

Administrasi kelembagaan:

a. Visi, misi, dan tujuan lembaga yang disusun oleh Pengelola dan Pemilik Yayasan;

5
b. Struktur Kepengurusan;

c. Surat-surat berharga: Izin Pendirian dari Pejabat yang Berwenang, Akta

Kepemilikian/Akta Kerjasama/Izin Penggunaan Bangunan, Izin Oparsional, dsb

Administrasi ketenagaan, mencakup:

a.       Data tenaga pendidik: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, pendidikan,

mulai bertugas, bertugas di kelompok apa, dan pelatihan yang diterima;

b.       Data pengelola: Nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, pendidikan,mulai

bertugas, dan pelatihan yang diterima;

c.       Data tenaga administrasi: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin,

pendidikan, mulai bertugas, dan pelatihan yang diterima;

d.      Data petugas lainnya bila ada.

Administrasi Anak, meliputi:

a.       Buku induk:nama anak, tempat dan tanggal lahir, anak ke berapa, nama orang

tua, pekerjaan orang tua, tanggal masuk;

b.      Buku catatan perkembangan anak/buku raport.

Administrasi Keuangan, mencakup:

a. Buku kas/bank;

c.       Buku Pengeluaran dan Penerimaan;

d.      Kartu Pembayaran/iuaran dari peserta didik;

e.       Buku inventaris barang;

f.       Buku untuk kearsipan lainnya.

Administrasi Program, meliputi:

a.       Rencana kegiatan semester, bulanan, harian;

b.      Formulir pendaftaran calon peserta didik;

c.       Buku komunikasi/penghubung antara pendidik dan orangtua;

d.       Jadwal kegiatan bermain;

e.       Pernyataan orangtua;

6
f.       Buku daftar hadir untuk anak;

g.      Buku daftar hadir untuk pendidik dan pengasuh;

h.       Buku tamu; dan

i.        Buku agenda kegiatan.


C.       Dasar Hukum TPA

Penyelenggaraan program PAUD di Indonesia mengacu pada aturan dan kebijakan

yang dikeluarkan pemerintah sebagai berikut.

a. UUD 1945

b. UU. No. 4 Tahun 1974 mengenai Kesejahteraan Anak

c. UU. No. 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak

d. UU. No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

e. PP. No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional

f. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 mengenai Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009.

g. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 Tahun 2005 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan

Nasional.

h. Peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009

tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

i. Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

(M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:20-21).

Selain itu pada tahun 2009 diterbitkan Peratutan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No. 58 tahun 2009 tentang Standar pendidikan Anak Usia Dini, yang

menetapkan beberapa standar PAUD sebagaima tertuang dalam pasal 1 ayat (1)

Permendiknas tersebut, yaitu:

a. Standar tingkat pencapaian perkembangan

7
b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

c. Standar isi, proses, dan penilaian; dan

d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan.

D.    Tujuan TPA

Tujuan layanan TPA adalah:

a.       Memberikan layanan pembelajaran dan pengasuhan kepada anak-anak usia 0-4 tahun

yang terpaksan ditinggal orang tuanya karena bekerja atau halangan lainnya.

b.      Memberikan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak anak untuk tumbuh dan

berkembang, mendapatkan perlindungan dan kasih sayang, serta hak berpartisipasi dalam

lingkungan sosialnya.

E. Kurikulum TPA

1. Prinsip-prinsip Dasar pengembangan kurikulum TPA

Dalam hal prinsip-prinsip pengembangan kurikulum TPA mengacu pada kurikulum

PAUD secara umum. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, menetapkan beberapa prinsip

pengembangan kurikulum TPA meliputi:

a. Bersifat komprehensif, artinya kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar

yang meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek

perkembangan.

b. Didasarkan pada perkembangan secara bertahap, sehingga proses pembelajaran

harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan perkembangan

anak.

c. Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam

menyusun rancangan kegiatan pembelajaran harus ditingkatkan agar tujuan PAUD

lebih terarah dan tepat sasaran.

8
d. Melayani kebutuhan anak, yakni mampu mengembangkan kemampuan, kebutuhan,

minat, potensi setiap anak.

e. Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang dalam masyarakat

f. Mengembangkan standar kompetensi anak sebagai upaya menyiapkan lingkungan

belajar anak.

g. Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan

untuk semua dapat dilaksanakan.

h. Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat

i. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, khususnya di lingkungan sekolah.

j. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga yang diungkapkan kepada masyarakat

sebagai bentuk akuntabilitas.

k. Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak

usia dini.

l. Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses

pembelajaran.

F. Komponen Kurikulum TPA

a.            Peserta didik

Sasaran pendidikan anak usia dini khususnya TPA adalah anak yang berada di

sekurang-kurangnya berusia 3 bulan sampai 6 tahun, dengan prioritas anak yang kedua

orang tuanya bekerja.

b.            Pendidik

1.      Guru

Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi

akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini,

psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Kompetensi yang

harus dimilikinya adalah memiliki kompetensi kepribadian, profesional, pedagogik

dan sosial.

Adapun kewajiban guru adalah


9
a.       Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak

b.      Mengembangkan rencana pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan anak

c.       Mengelola kegiatan bermain untuk anak sesuai dengan tahapan perkembangan anak

dan minat anak

d.      Melaksanakan penilaian sesuai dengan kemampuan  yang dicapai anak.

2.      Guru Pendamping

Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi

akademik Diplomas II PGTK atau SMA yang telah mendapat pelatihan PAUD.

Kompetensi yang harus dimilikinya adalah memiliki kompetensi kepribadian,

profesional, pedagogik dan sosial. Adapun kewajiban guru pendamping adalah

membantu guru pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di atas.

3.      Pengasuh

Kualifikasinya adalah minimal lulusan SMA sederrajat, sedangkan kompetensinya

adalah: memahami dasar pengasuhan, terampil melaksanakan pengasuhan dan

bersikap dan berperilkau sesuai dengan kebutuhan psikologis anak.

Adapun kewajiban pengasuh adalah:

a.       Membantu guru dan guru pendamping sesuai keperluannya

b.      Melakukan perawatan kebersihan anak


c.       Merawat kebersihan fasilitas yang digunakan anak

d.      Bersikap dan berperilaku sesuai kebutuhan psikologis anak.

c.       Pengelola

Pengelola TPA minimal mempunyai kualifikasi lulusan SMA dan mempunyai

sertifikat pelatihan PAUD, serta telah berpengalaman menjadi guru PAUD minimal

selama 2 tahun. Kompetensi yang harus dimiliki sama dengan kompetensi pendidikan

TPA, serta kewajibannya adalah:

a.       Mengelola Rencana Anggaran Belanja Lembaga

b.      Mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan

dan perlindungan

10
c.       Mengkoordinasikan pendidik dalam melaksanakan tugas di lembaganya

d.      Mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga

e.       Menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya.

d.      Ruang Lingkup Kurikulum

Kurikulum TPA mencakup seluruh aspek perkembangan anak, yakni:

a.       Nilai agama dan moral

b.      Fisik, motorik kasar, motorik halus dan kesehatan fisik

c.       Kognitif: pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran dan pola,

konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf

d.      Bahasa: bahasa yang diterima dan didengar, bahasa untuk mengungkapkan hasil

fikiran/perasaan, dan keaksaraan.

e.       Sosial emosional.

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum menu generik atau acuan lainnya

yang sesuai.

G. Pengelolaan Kegiatan Layanan

1.      Pengelompokan Peserta
Kegiatan pengasuhan dan bermain di TPA dilakukan dengan cara dikelompokan

berdasarkan usia, sebagai berikut:

a.       Kelompok usia 3 bulan - < 2 tahun

b.      Kelompok usia 2 tahun - < 4 tahun

c.       Kelompok usia 4 tahun - < 6 tahun

2.      Jumlah dalam Kelompok

Jumlah anak dalam kelompok di lembaga TPA disesuaikan dengan kemampuan

lembaga dengan memperhatikan jumlah guru/pendamping/pengasuh yang tersedia dan

luas ruangan yang dimilikinya.

3.      Alokasi Waktu Layanan

11
Waktu layanan TPA disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, dengan alokasi sebagai

berikut:

a.       TPA full Day: 6-8 jam per hari, minimal 3 kali dalam seminggu

b.      TPA setengah hari: 4-5 jam per hari, minimal 3 kali dalam seminggu

c.       TPA non reguler: 1-3 jam per hari


 H. Kegiatan Pembelajaran Harian

                          Kegiatan anak di TPA dapat diatur sebagai berikut:

1.      Kegiatan penyambutan

      Kegiatan ini merupakan transisi anak dari rumah untuk melakukan kegiatan

pembelajaran di TPA

2.      Kegiatan anak bermian bebas

3.      Kegiatan anak di sentra bermain

      Kegiatan ini dilakukan bersama pendidik yang mencakup

a.       Penataan lingkungan bermain

b.      Pijakan sebelum bermain

c.       Pijakan selama bermain

d.      Pijakan seusah bermain atau mengingat kembali setelah bermain (recalling) dan

e.       Mebereskan/merapikan kembali

4.      Makan bersama

5.      Tidur siang/istirahat

6.      Mandi sebelum pulang ke rumah

7.      Kegiatan untuk menyerahkan anak kepada orang tua  

Contoh Jadwal di TPA


08.00  anak datang
09.00  main di luar (pengalaman gerakan kasar)
09.40  transisi (toilet training)
10.00  kegiatan di sentra
12.00  makan bersama
12.30  transisi
12.40  persiapan tidur siang
15.00  mandi
15.30  bermain bebas
16.00  pulang,

12
H.  Layanan Kesehatan dan Gizi

1. Layanan Kesehatan

a.  Layanan kesehatan di TPA dilakukan secara langsung dan tidak langsung

b. Layanan kesehatan langsung berupa pemeriksaan kesehatan anak yang dilakukan

oleh tenaga medis secara berkala misalnya pemeriksaan gigi, pemberian vitamin

A, penimbangan, imunisasi dan penanganan darurat. Untuk kegiatan ini

lembaga TPA dapat bekerja sama dengan Posyandu atau Puskesmas terdekat.

c. Layanan kesehatan tidak langsung berupa pemeliharaan kebersihan lingkungan

dan alat main, pengatuan cahaya dan ventilasi, ketersediaan air bersih untuk

kegiatan bermain ataupun untuk toileting, pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular, penyehatan lingkungan, dsb.

2. Layanan Gizi

a. Layanan gizi dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang

bagi anak di TPA

b. layanan gizi dilakukan melalui pemberian makanan yang sehat dan bergizi tinggi,

dengan memperhatikan variasi makanan, catatan kebutuhan dan sensitivitas jenis

makanan untuk setiap anak.


c. sangat dianjurkan bagi para pengelola TPA untuk mengkonsulasikan menu gizi

seimbang dengan petugas kesehatan gizi terdekat.

I.    Indikator Keberhasilan TPA

a.       Tingkat kehadiran mencapai 80%

b.      Tingkat kehadiran pendidik/pengasuh mencapai 90%

c.       Program berjalan sesuai dengan visi, misi dan tujuan lembaga

d.      Memiliki ratio pendidik sesuai dengan yang ditetapkan.

e.       Kualiifikasi pendidik/pengasuh minimal mencapai 60%

f.       Memiliki kurikulum, perencanaan program, hasil perkembangan anak yang

diadministrasikan dengan baik.


13
g.      Tersedia sarana 3 (tiga) jenis main (sensorimotorik, peran dan pembangunan)

sesuai dengan  tahapan perkembangan anak

h.      Data pribadi (tumbuh kembang) anak terekam dengan baik.

14
BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan

Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

a.       Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

anak usia dini  adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

b. TPA adalah salah satu bentuk layanan PAUD pada jalur pendidikan nonformal

sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk

jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya bekerja. TPA merupakan layanan

PAUD yang menyelenggaran pendidikan sekaligus pengasuhan terhadap anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas anak usia di bawah 4 tahun).

B.     Saran

Dalam hal ini penulis menyarankan agar pemerintah meningkatkan perannya

dalam pendidikan anak usia dini, baik dari pendanaan, perekrutan tutor yang sesuai

dengan kualifikasi maupun membuka ruang seluas-luasnya kepada masayarakat untuk

mengembangkan PAUD khususnya TPA yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

masyarakatnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andi Yudianto. 2009. Perkembangan Intelektual. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum

Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan

Pendidikan Sejak Dini. Bandung

M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.

_________. 2008. Psikologi Pendidikan, Makalah. Universitas Gunadarma:Jakarta.

Suyatman. 2008. Pengembangan Kecerdasan Spritial, emosional dan Intelektual, sebuah

makalah. Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai