Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Inpafi

Vol. 2, No. 2, Mei 2014

PENGARUH MODEL PEMBELEJARAN KOOPERATIF TIPE


GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR
PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Salomo Leonardus Simanjuntak dan Nurdin Siregar


Prodi Pendidika Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahiu pengaruh Mobel pembelajaran
kooperatif tipe group investigation terhadap belajar siswa, serta untuk
mengetahui aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation pada materi pokok listrik dinasmis di
SMA Negeri 11 Medan kelas X Semester 11 Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis
penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan yang terdiri dari 9 kelas
paralel.Tekhnik penggunaan sampel menggunakan Cluster Random
Sampling. Sampel penelitian ini ada 2 kelas, yaitu kelas X-9 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X-8 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri
dari 40 orang siswa. Sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini
digunakan tes pilihan berganda. Sebelum instrumen ini diberikan kepada
siswa terlebih dahulu tes divalidkan oleh dua orang dosen dan satu guru
fisika. Pada kelas eksperimen aktivitas rata –rata siswa dalam tiga kali
pertemuan, yaitu 51%, 62% dan 75%. Dari data yang diperoleh maka ada
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam
meningkatkan aktivitas belajar pada materi pokok listrik dinamis di kelas X
SMA Negeri 11 Medan. Nilai rata-rata postes eksperimen adalah 76,00 dan
kelas kontrol 66,25. Setelah diuji dengan uji t diperoleh thitung < ttabel yaitu
3,8 > 1,66 maka dengan demikian ada pengaruh yang signifikan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokoklistrik dinamis di kelas X SMA Negeri 11 Medan
Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci : group investigasi, aktivitas, hasil belajar

Abstract
This research aimed to determine the effect of model Group Investigation in
student learning outcomes, and to invetigationthe students’s activities while
the implementation of group Investigation Model on Dynamic Electric topic
in X grade of second semester SMA negeri 11 Medan academic year
2012/2013. This research is quasi-experimental. The sampling technique
used cluster random sampling. The population in this research were all
students of X grade SMA Negeri 11 Medan which consists of 9 parallel
classes. The research sample there are two classes, X9as experiment class
and X8 as control class, each consisting of 40 students. Thew instrument of
this research are multiple- choice test. Before the multiple –choice test given
to students it validated by two lecturers and one teacher of physics. In the
experimental class the average activity of students in the three meeting, are

171
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

51%, 625, and 75%. From the data obtained, there is evident of the effect of
Groep investigation Models in improve learning activity on Dynamic
Rlectric topic in X grade second semester SMA negeri 11 Medan academic
year 2012/2013. The value of the average post – test exparimental class was
76.00 and 66.25 control class. From the t-test result can be concluded there
is effect of Groupinvestigation Models in improve the learning outcomes of
Dynamic electric topic in X grade second semester SMA negeri 11 Medan
academic year 2012/2013.

Keyword : Group Investigation, activities, learning outcome

PENDAHULUAN dihadapkan dengan rumus – rumus


Berbagai upaya senantiasa dan perhitungan yang menjenuhkan.
dilakukan untuk meningkatkan Kenyataan ini sesuai dengan
kualitas pendidikan nasional. hasil studi pendahuluan peneliti
Peningkatan kualitas pendidikan dengan menggunakan instrumen
untuk memacu perkembangan Ilmu angket yang disebarkan ke 39
Pengetahuan dan Teknologi responden di kelas X SMA Negeri 11
(IPTEK), perlu kiranya dilakukan Medan, diperoleh bahwa 10,3%
penyempurnaan proses belajar siswa mengatakan pembelajaran
mengajar. Salah satu mata pelajaran fisika di kelas itu sulit dipahami dan
yang diajarkan di sekolah, khususnya membosankan; 66,7% menyatakan
di SMA adalah fisika. Pendidikan bahwa pembelajaran fisika di kelas
fisika merupakan pendidikan yang itu hanya biasa saja; dan 23%
mengembangkan cara berpikir yang menyatakan bahwa pembelajaran
kritis, sistematis, logis, dan kreatif fisika di kelas itu menarik dan
dalam membentuk manusia yang menyenangkan hasil wawancara
handal dan mampu berkompetensi dengan salah seorang guru fisika di
secara global. SMA Negeri 11 Medan, diperoleh
Oleh karena itu, siswa data hasil belajar fisika siswa yang
dibekali dengan ilmu pengetahuan pada umumnya masih rendah, yaitu
dan dilatih keterampilan yang ada rata – rata 45 sedangkan kriteria
pada mata pelajaran fisika. Tetapi Ketuntasan Minimal (KKM) yang
kenyataan yang ditemui di sekolah, akan dicapai adalah 65. Sehingga
sebagian dari siswa masih belum dapat dikatakan nilai rata – rata siswa
berhasil menguasai pengetahuan, tidak mencapai kriteria yang
keterampilan, khususnya pemahan diharapkan.
konsep- konsep fisika maupun Ada beberapa faktor yang
aplikasinya dalam kehidupan sehari – menjadi penyebab rendahnya hasil
hari. Hal ini tergambar pada belajar ini, salah satunya adalah guru
kenyataannya pelajaran fisika kurang menerapkan model
termasuk salah sata mata pelajaran pembelajaran yang bervariasi. Guru
yang memiliki nilai terendah. Hal ini dominan menggunakan model
disebabkan, banyaknya siswa yang tradisional. Dengan model ini, proses
tidak menyukai pelajaran fisika pembelajaran tidak berpihak pada
karena menurut mereka pelajaran siswa. Dalam pembelajaran siswa
fisika merupakan pelajaran yang bersifat hanya pendengar saja dan
sulitdipahami, khususnya jika guru yang bersifat dominan (teacher

172
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

centered). Akibatnya siswa hanya investigation juga melatih siswa


dapat menghapal tanpa mengerti apa untuk memiliki kemampuan yang
yang dipelajari dan apa hubungannya baik dalam berkomunikasi dan
dengan kehidupan sehari-hari. mengemukakan pendapatnya.
Model belajar yang Penelitian sebelumnya yang
tradisional kurang yang digunakan relevan terkait model-model
guru menyebabkan siswa kurang pembelajaran kooperatif tipe group
berpikir aktif, kreatif dan inovatif investigation sudah pernah diteliti
serta juga guru seolah-olah sebelumnya, antara lain oleh:
merupakan sumber satu-satunya Maulidin (2010); Mery (2010); dan
pengetahuan yang menyebabkan Simbolon (2012). Berdasarkan hasil
siswa dipaksa untuk berpikir penelitian mereka dengan
mengikuti jalan pikiran guru. menerapkan model kooperatif tipe
Mengatasi masalah-masalah group investigation diperoleh
di atas, sebaiknya guru menerapkan perbedaan hasil belajar yang
model pembelajaran yang melibatkan signifikan dibandingkan dengan
dapat melibatkan siswa siswa secara kelas yang menerapkan model
aktif, salah satunya dengan konvensional.
menerapkan model pembelajaran Dari penelitian yang telah
kooperatif. Model pembelajaran dilakukan, peneliti mengemukakan
kooperatif terdiri dari beberapa jenis, bahwa terdapat beberapa kelemahan
salah satunya model pembelajaran yaitu : Maulidin (2010)
kooperatif tipe group investigation kelemahannya adalah kurang
(GI). Model pembelajaran kooperatif memperhatikan alat dan bahan yang
tipe group investigation (GI) adalah dibutuhkan untuk melaksanakan
sebuah model yang tidak investigasi dan pengkoordinasian
mengharuskan siswa menghapal susunan kursi dalam kelompok dan
fakta, rumus-rumus tetapi sebuah mempehatikan kondisi ruangan,
model yang membimbimng para Mery (2010) kelemahannya adalah
siswa mengidentifikasi topik, kurangnya motivasi siswa dalam
merencanakan investigasi di dalam mengungkapkan pendapat dan
kelompok, melaksanakan kurangnya pengaturan waktu dan
penyelidikan, melaporkan, dan Simbolon (2012) kelemahannya
mempresentasikan hasil adalah kurangnya memberikan
penyelidikannya. Dalam model perhatian dan bimbingan yang lebih
pembelajaran ini siswa terlibat secara kepada sebagian siswa yang kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran. aktif, dan efektivitas penggunaan
Disamping itu, siswa dituntut untuk waktu. Kelemahan-kelemahan dari
belajar bekerja sama dengan anggota peneliti sebelumnya menjadi suatu
lain dalam satu kelompok. Siswa pelajaran bagi peneliti berikutnya
memiliki dua tanggung jawab, yaitu dengan cara memperbaiki
mereka belajar untuk dirinya sendiri kelemahan-kelemahan tersebut. Dari
dan membantu sesama anggota kelemahan ketiga peneliti
kelompok untuk belajar. Model sebelumnya, peneliti selanjutnya
pembelajaran ini menuntut siswa harus mampu mengelola dan
berinteraksi dengan siswa lain dalam mengontrol keadaan kelas selain itu
kelompok tanpa memandang latar peneliti juga harus mampu
belakang. Model pembelajaran group memotivasi siswa supaya berani

173
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

mengeluarkan pendapat serta hasil belajar siswa dengan


menyusun RPP dengan alokasi waktu menggunakan model pembelajaran
yang jelas. konvensional pada materi pokok
Berdasarkan latar belakang di listrik dinamis di kelas x semester II
atas, penulis merasa perlu untuk SMA Negeri 11 Medan T.A.
melakukan penelitian tentang 2012/2013 (3) Untuk mengatahui
“Pengaruh Model Pembelajaran hasil belajar siswa dengan
Kooperatif Tipe Group Investigation menggunakan model pembelajaran
(GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa kooperatif tipe group investigation
pada Materi Pokok Listrik Dinamis pada materi pokok listrik dinamis di
Di Kelas X Semester II SMA Negeri kelas x semester II SMA Negeri 11
11 Medan T.A. 2012/2013”. Medan T. A. 2012/2013 (4) untuk
Rumusan masalah dalam mengetahui perbedaan hasil belajar
penelitian ini adalah : (1) siswa akibat pengaruh model
Bagaimanakah aktivitas siswa pembelajaran kooperatif tipe group
selama proses pembelajaran investigation dengan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok
kooperatif tipe group investigation listrikdinamis di kelas X semester II
pada materi pokok listrik dinamis di SMA Negeri 11 Medan T.A
kelas x semester II SMA Negeri 11 2012/2013
Medan T.A. 2012/2013? (2) Metode Penelitian
Bagaimana hasil belajar siswa Penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan model pada siswa kelas X semester II di
pembelajaran konvensional pada SMA Negeri 11 Medan Jl.Pertiwi
materi pokok listrik dinamis di kelas Kec. Medan-Tembung T.P.
x semester II SMA Negeri 11 Medan 2012/2013. Populasi penelitian ini
T. A. 2012/2013? (3) Bagaimana adalah seluruh siswa kelas X
hasil belajar siswa dengan semester II di SMA Negeri 11 Meda
menggunakan model pembelajaran yang terdiridari 9 kelas dan masing-
kooperatif tipe group investigation masing 40 orang setiap kelas. Sampel
paada materi pokok dinamis di kelas penelitian dipilih dengan
x semester II SMA Negeri 11 Medan menggunakan teknik penarikan
T. A. 2012/2103? (4) Apakah ada sampel kelas (random sampling)
perbedaan hasil belajar siswa akibat Sampel diambil dari populasi secara
pengaruh model pembelajaran acak yaitu sebanyak 2 kelas. Satu
kooperatif tipe group investigation kelas dijadikan sebagai kelas
pada materi pokok listrik dinamis di eksperimen yaitu kelas X-9 yang
kelas x semester II SMA Negeri II menerapkan model pembelajaran
Medan T. A 2012/2013. kooperatif tipe group investigation
Adapun tujuan dari penelitian dan satu kelas lagi dijadikan sebagai
ini adalah : (1) Untuk mengetahui kelas kontrol yaitukelas X-8 yang
aktivitas siswa selama proses menerapkan pembelajaran
pembelajaran menggunakan model konvensional. Desain penelitian yang
pembelajaran kooperatif tipe group digunakan adalah Two group pretest-
investigation pada materi pokok posttest desaign.
listrik dinamis di kelas x semester II Data yang diperoleh diuji
SMA Negeri 11 Medan T. A normalitasnya untuk mengetahui data
2012/2013 (2) Untuk mengetahui kedua sampel berdistribusi normal

174
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

digunakan uji Liliefors. Kemudian dapat meningkatkan aktivitas belajar


dilakukan uji homogenitas untuk siswa. Berdasarkan observasi
mengetahui apakah kedua sampel aktivitas siswa oleh observer, untuk
berasal dari populasi yang homogeny kelas eksperimen aktivitas siswa
digunakan uji kesamaan varians. Jika pada pertemuan I 51% tergolong
Fhitung > Ftabel, maka dapat diambil cukup aktif. Pada pertemuan II
kesimpulan bahwa kedua sampel terjadi peningkatan menjadi 62%
tidak mempunyai varians yang yaitu pada kategori aktif.
homogen dengan = 0,05 ( adalah Selanjutnya, pada pertemuan III juga
taraf nyata untuk pengujian). terjadi peningkatan aktivitas siswa
Pengujian hipotesis digunakan uji t menjadi 75% yaitu pada kategori
satu pihak. aktif. Rata-rata observasi aktifitas
Hasil danPembahasan yaitu 63% pada kategori aktif.
Hasilpenelitian yang Data tersebut menujukkan
dilakukan di SMA Negeri 11 Medan bahwa untuk kelas eksperimen dari
menunjukkan diperoleh nilai rata- pertemuan I sampai pertemuan III
rata pretes 32,88. Pada kelas kontrol aktivitas belajar dengan
diperoleh nilai rata-rata 32,50. Sesuia menggunakan model pembelajaran
dengan uji normalitas dan uji kooperatif tipe group investigation
homogenitas diperoleh bahwa (GI) mengalami peningkatan. Dalam
sampel berasal dari populasi yang hal ini aktivitas siswa memiliki
berdistribusi normal dan homogen. pengaruh yang positif terhadap hasil
Dengan perhitungan uji t diperoleh belajar.
nilai pretest hitung<ttabel yaitu 0,19< Pembahasan
1,99 maka Ho diterima, dengan kata Hasil belajar siswa kelas
lain kemampuan awal siswa eksperimen yang diberikan perlakuan
eksperimen sama dengan dengan menerapkan model
kemampuan awal siswa kelas pembelajaran group investigation
kontrol. Untuk nilai rata-rata postes (GI) berbeda dengan kelas kontrol
kelas eksperimen diperoleh 76,00 yang diajarkan dengan model
sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran konvensional.
diperoleh nilai rata-rata 66,25. Sebelumnya telah diketahui bahwa
Setelah diuji dengan uji t diperoleh kedua kelas memiliki kesamaan
thitung<ttabel yaitu 3,8 > 1,66 artinya kemampuan awalnya yaitu 32,88
Ho ditolak dan Ha diterima maka untuk kelas eksperimen dan 32,50
nilai hasil belajar siswa kelas untuk kelas kontrol dengan t
eksperimen lebih besar dari pada hitung<ttabel (0,19<1,99). Mengetahui
kelas kontrol yang artinya ada peningkatan hasil belajar siswa atau
pengaruh yang signifikan model kemampuan akhir siswa dapat
pembelajaran kooperatif tipe group dilakukan dengan memberikan
investigation (GI) terhadap hasil postes kepada kedua kelas. Hasil
belajar siswa di kelas X SMA Negeri belajar yang diperolehadalahnilai
11 Medan Tahunpelajaran rata-rata hasil belajar untuk kelas
2012/2013. eksperimen adalah 76,00 sedangkan
Model pembelajaran untuk kelas kontrol adalah 66,25.
kooperatif tipegroup investigation Berdasarkan data diatas, dapat dilihat
(GI) tidak hanya berpengaruh bahwa nilai rata-rata postes di kelas
terhadap hasil belajar tetapi juga eksperimen lebih tinggi dari pada

175
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

nilai rata-rata di kelas kontrol. Model pembelajaran


Adanya peningkatan hasil belajar kooperatif tipe group investigation
siswa kedua kelas dengan thitung<ttabel membuat siswa lebih aktif dalam
(3,8> 1,66), dapat disimpulkan ada belajar, karena dengan model ini
pengaruh yang signifikan penerapan maka pengetahuan dan keterampilan
model pembelajaran group yang di peroleh oleh siswa
investigation (GI) pada materi pokok diharapkan bukan hasil mengingat
Listrik Dinamis di kelas X. seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
Data hasil penelitian tersebut dari penyelidikan bersama. Dengan
menunjukkan bahwa model model ini juga siswa dapat bekerja
pembelajaran group investigation sama dalam kelompok. Tingkat
berpengaruh terhadap hasil belajar pemahaman yang di peroleh siswa
siswa. Keberhasilan model lebih mendalam karena siswa terlibat
pembelajaran kooperatif tipe group langsung dalam proses mencari atau
investigation didasarkan banyak hal menemukan informasi pelajaran
yaitu model group investigation ini untuk didiskusikan dan di
menekankan kepada proses presentasikan oleh kelompok,
keterlibatan siswa secara penuh sehingga proses pembelaharan lebih
untuk dapat menemukan materi yang efektif dan efesien.
dipelajari dan menghubungkannya Tugas yang diberikan peneliti
dengan situasi kehidupan nyata dalam penelitian ini menuntut siswa
sehingga mendorong siswa untuk untuk saling bekerja sama serta
dapat menerapkannya dalam bertanggung jawab dengan
kehidupan sehari-hari, dalam proses kelompoknya. Adanya tanggung
pembelajaran group investigation jawab pribadi yang di bebankan pada
siswa tidak hanya berperan sebagai masing-masing anggota, yang
penerima pelajaran melalui mengharuskan siswa untuk
penjelasan guru secara verbal, tetapi membantu temannya,
siswa berperan untuk menemukan mengembangkan kemampuan
sendiri inti dari materi pelajaran. kelompok, dan memelihara
Keterampilan siswa dalam hubungan kerja sama yang efektif,
pembelajaran dengan menggunakan keadaan ini juga terjadi ketika guru
model group investigation membimbing kelompok bekerja dan
merupakan suatu proses yang belajar.
bermula dari tahap pemilihan topik, Hasil pengamatan aktivitas
perencanaan kooperatif, yang dilakukan oleh observer pada
melaksanakan penyidikan pertemuan I 51% tergolong kurang
(implementasi), analisis dan sintesis. aktif. Hal ini disebabkan oleh
Presentasi tugas akhir, evaluasi. kemungkinan siswa belum terbiasa
Langkah-langkah pembelajaran belajar dengan model pembelajaran
tersebut mendorong siswa untuk group investigation sehingga
lebih aktif di dalam kelas. Hal ini instruksi dan motivasi yang diberikan
didukung dengan pembagian peneliti kurang dimengerti oleh
kelompok yang bersifat heterogen beberapa orang siswa. Oleh karena
dan hanya beranggotaan 5 orang itu, peneliti memberi saran dan
perkelompok mendorong siswa arahan kepada siswa hingga siswa
untuk lebih berpartisipasi dalam paham dan termotivasi dalam belajar.
kerja kelompoknya. Pada pertemuan II terjadi

176
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

peningkatan aktivitas siswa menjadi listrik dinamis di kalas X semester II


62% yaitu pada kategori aktif. Pada SMAN 11 Medan T.A
pertemuan III juga terjadi 2012/2013,dengan hasil belajar siswa
peningkatan aktivitas siswa menjadi kelas eksperimen lebih baik dari
75% yaitu pada kategori aktif. Rata- kelas kontrol.
rata observasi aktivitas yaitu 63%
pada kategori aktif. Saran
Berdasarkan penjelasan diatas (1) Kepada peneliti selanjutnya agar
menunjukkan bahwa model lebih memberikan perhatian dan
pembelajaran group investigation bimbingan yang lebih kepada
(GI) meningkatkan aktivitas belajar sebagian siswa yang kurang aktif
siswa dikelas eksperimen. dengan menuntun cara berfikirnya ke
a rah penyelesaian permasalahan. (2)
Simpulan Karena aktivitas yang akan
Adapun simpulan dalam diobservasi banyak maka supaya
penelitian ini adalah: (1) Aktivitas lebih efektif sebaiknya peneliti
belajar siswa selama menggunakan selanjutnya perlu menambah jumlah
model pembelajaran group observer yaitu satu observer untuk
investigation (GI) mengalami dua kelompok. (3) Bagi peneliti
peningkatan, pada pertemuan I 51%, selanjutnya yang ingin menerapkan
pertemuan II 62 % dan pada model Group Investigation
pertemuan III 75 %. (2) Rata-rata sebaiknya mengalokasikan waktu
pretes kelas kontrol sebelum dengan baik atau menyediakan
diberikan pembelajaran adalah 32,50 alokasi waktu tambahan agar
dan setelah diberikan perlakuan langkah-langkahnya dapat terlaksana
dengan menggunakan model semuanya.
pembelajaran konvensional diperoleh
hasil belajar siswa (postes) sebesar Daftar Pustaka
66,25. Hal ini menunjukkan bahwa Arikunto, S., 2006, Prosedur
adanya peningkatan hasil belajar Penelitian,
siswa setelah diberikan perlakuan. Jakarta, Rineka Cipta
Namun lebih kecil dibandingkan
dengan model group investigation Simbolon, A., 2012, Pengaruh
(GI). (3) Rata-rata pretes kelas Model Pembelajaran
eksperimen sebelum diberikan Kooperatif Tipe Group
pembelajaran adalah 32,88 dan Investigation(GI) Terhadap
setelah diberikan perlakuan dengan Hasil Belajar Siswa Pada
menggunakan model group Materi Pokok Listrik Dinamis
investigation (GI) diperoleh hasil Di Kelas X Semester II SMA
belajar siswa (postes) sebesar 76,00. Negeri 1 Kecamatan Binjai
Hal ini menunjukkan bahwa ada T,A, 2011/2012, Skripsi,
peningkatan hasil belajar siswa FMIPA, Universitas Negeri
setelah diberikan perlakuan. (4) Ada Medan
perbedaan hasil belajar siswa akibat
pengaruh model pembelajaran Djamarah, Z., 2006, Strategi Belajar
kooperatif tipe group investigation Mengajar, Jakarta, Rineka
(GI) dengan pembelajaran Cipta
Konvensional pada materi pokok

177
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

Hamdani, 2010, Strategi Belajar Pertiwi, Dwi, A., 2013, Penerapan


Mengajar, Bandung , Kooperatif Tipe Group
Pustaka Setia Investigation untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Harahap, dkk., 2011, Strategi Belajar Dan Menumbuhkan Respon
Mengajar Fisika, Medan, Positif Siswa dalam Pelajaran
Unimed Pkn, Jurnal pendidikan dan
Pengajaran UNDIKSHA, no
Joyce, W., 2009, Model-model 3 103-115
Pembelajaran, Edisi Delapan,
Pustaka Belajar, Yogyakarta Ratih P., D., Retno S., I., dan
Susanti., 2012 Penerapan
Kodir, A., 2010, Hasil Belajar, Model Group Investigation
Bandung, Pustaka Setia Terhadap Hasil Belajar
Materi Bahan Kimia Di SMP,
Maulida, H., 2012, Meningkatkan Unnes Science Education
Aktivitas dan Hasil Belajar Journal, No 2,69-76.
Pkn Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Group Sagala, S., 2009, Konsep dan Makna
Investigation di Kelas XI IPS Pembelajaran, Bandung ,
2 SMA Muhammadiyah 1 Alfabeta.
Banjarmasin, Jurnal UNLAM
Banjarmasin No 4, 108-120

Maulidin, 2010, Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation(GI) Sanjaya, W., 2008, Strategi
Terhadap Hasil Belajar Siswa pembelajaran
Pada Materi Pokok Listrik Berorientasi Standar Proses
Dinamis Di Kelas VIII Pendidikan, Bandung,
Semester II SMP Negeri 30 Pranada Media Group.
Medan T,A, 2009/2010,
Skripsi, FMIPA, Universitas Sardiman, 2010, Interaksi dan
Negeri Medan Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta, Rajawali Pers.

Nahampun, M., 2010, Pengaruh


Model Pembelajaran Slameto,2003, Belajar dan Faktor-
Kooperatif Tipe Group faktor yang
Investigation(GI) Terhadap mempengaruhinya, Jakarta,
Hasil Belajar Siswa Pada Rineka Cipta
Materi Pokok Listrik Dinamis
Di SMA Negeri 1 Percut Sei Slavin, Robert E., 2009, Cooperative
Tuan T,A,2009/2010, Skripsi, Learning, Bandung, Nusa
FMIP, Universitas Negeri Media
Medan
Sudjana, 2002, Metoda Statistika,
Bandung, Tarsito

178
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

Sudjana, N., 2009, Penilaian Hasil


Proses
Belajar Mengajar, Bandung,
Remaja Rosdakarya

Trianto,, 2010, Mendesain Model


pembelajaran Inovatif-
progresif, Jakarta, Kencana

179

Anda mungkin juga menyukai