Anda di halaman 1dari 9

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 2 BANJAR

Putu Widiarsa, Made Candiasa, Nyoman Natajaya


Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

E-mail:putu.widiarsa1@pasca.undiksha.ac.id,made.candiasa@pasca.undiksha.ac.id,
nyoman.natajaya@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dan model pembelajaran konvensional
terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep Biologi siswa. Rancangan eksperimen
penelitian adalah “Non-Randomized Post-Test Only Control Group Design”, dengan
melibatkan dua kelas. Polpulasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Banjar tahun
pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dari delapan kelas dengan tehnik Simpel Random
Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan MANOVA (Multivariat
of Analisis Variance) dengan bantuan SPSS 17.0 For Windows dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar
dan pemahaman konsep Biologi antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigasi dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional (2) terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi dan siswa yang belajar
dengan model pembelajaran konvensional, (3) terdapat perbedaan yang signifikan
pemahaman konsep Biologi siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigasi dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, Pemahaman konsep,
dan Motivasi Belajar.

ABSTRACT
The research was aimed at investigating the effect of the use of cooperative learning
model of Group Investigation type (GI) and conventional learning model toward students’
learning motivation and students’ Biology comprehension concept. The design of
experimental research was “Non-Randomized Post Only Control Group Design “, by
involving two classes. The population of the research was class X of SMA Negeri 2 Banjar in
the academic year 2013/2014. The sample was taken from eight classes by Simple Random
Sampling technique. The data was analyzed by using descriptive statistics and MANOVA
(Multivariat of Analysis Variance) assisted by SPSS 17.0 for windows with the significance
level 5 %. The result of the research showed that (1) There was a significant difference of
students’ motivation and students’ Biology comprehension concept between the students
who studied using cooperative learning model of Group Investigation (GI) and students who
learned by using conventional learning model. (2) There was a significant difference of
students’ motivation between the students who studied using cooperative learning model of
Group Investigation (GI) and students who learned by using conventional learning model. (3)
There was a significant difference of students’ Biology comprehension concept between the
students who studied using cooperative learning model of Group Investigation (GI) and
students who learned by using conventional learning model.

Keywords: Cooperative Learning Model of Group Investigation type (GI), comprehension


concept, and learning motivation.

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

I. PENDAHULUAN dalam mengikuti pembelajaran.


Pendidikan merupakan tolak Pemahaman adalah suatu proses
ukur kemajuan suatu bangsa. mental terjadinya adaptasi dan
Indonesia merupakan suatu negara transformasi ilmu pengetahuan
yang menganut sistem pendidikan (Gardner, 1999). Berdasarkan
nasional. Tujuan pendidikan nasional taksonomi Gagne, pemahaman
menurut UU nomor 20 Sistem berada pada level informasi verbal
Pendidikan Nasional tahun 2003 (verbal information), menurut
adalah mengembangkan potensi taksonomi Bloom pada level
peserta didik agar menjadi manusia comprehension, menurut taksonomi
yang beriman dan bertakwa kepada Anderson pada level pengetahuan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak deklaratif (declarative knowlwdge),
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, berdasarkan taksonomi Merrill pada
mandiri, dan menjadi warga yang level remember paraphrased, dan
demokratis serta bertanggung jawab. menurut taksonomi Reigeluth pada
Apabila tujuan pendidikan ini dapat level memahami hubungan-hubungan
tercapai, maka diharapkan sumber (understand relationship) (Reigeluth &
daya manusia Indonesia menjadi Moore, 1999). Penjelasan tersebut
sumber daya yang berkualitas, mengindikasikan bahwa pemamahan
mampu menghadapi persaingan memerlukan prasyarat pengetahuan
global, menguasai IPTEK, serta pada level yang lebih rendah dan
memiliki keterampilan-keterampilan merupakan prasyarat untuk meraih
dalam hidupnya. pengetahuan pada level yang lebih
Menjawab tuntutan tersebut tinggi seperti penerapan, analisis,
pemerintah memandang perlu adanya sintesis, evaluasi, wawasan, dan
perbaikan dan penyempurnaan kebijakan seseorang.
kurikulum pendidikan sains, karena Pengertian motivasi belajar
kurikulum merupakan jantungnya dalam kegiatan belajar mengajar,
pendidikan (Rosyada, 2004). motivasi dan belajar sangat
Kurikulum terbaru yang diberlakukan berhubungan karena tiap-tiap
di semua jenjang sekolah di Indonesia kegiatan belajar dipengaruhi dan
adalah Kurikulum Tingkat Satuan didahului oleh motivasi yang timbul
Pendidikan (KTSP). Pelaksanaan dari individu atau pengaruh dari luar
KTSP diintegrasikan dengan individu. Siswa yang memiliki motivasi
kecakapan hidup (life skill), yaitu para belajar yang kuat akan mempunyai
siswa harus belajar tentang banyak energi untuk melakukan
kecakapan mengenal diri, kecakapan kegiatan belajar. Pentingnya motivasi
sosial, kecakapan akademik, dan belajar bagi siswa dan guru (Dimyati
kecakapan vokasional (Arnyana, dan Mudjiono, 1994:78) adalah
2007). Pemberlakuan KTSP di pentingnya motivasi belajar bagi siswa
sekolah memberikan otonomi yang (1)Menyadarkan kedudukan pada
luas bagi sekolah atau guru untuk awal belajar, proses, dan hasil akhir,
mengembangkan pembelajarannya, (2) Menginformasikan tentang
sesuai dengan karakteristik siswa dan kekuatan usaha belajar, bila
sumber belajar yang ada di dibandingkan dengan teman sebaya,
lingkungannya (Suastra et al., 2007). (3)Mengarahkan kegiatan belajar,
Terkait dengan pelaksanaan (4)Membesarkan semangat belajar,
reformasi pendidikan, Gardner (1999) (5) Menyadarkan tentang pentingnya
menyampaikan bahwa tujuan umum perjalanan belajar.
pendidikan seharusnya diarahkan Menurut Human Development
pada pencapaian pemahaman untuk Report 2007-2008, Human
penguasaan berbagai bidang disiplin Development Indeks (HDI) Indonesia
serta meningkatkan motivasi siswa sebesar 0,728 tergolong rendah, yang

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

berada pada peringkat 107 dari 177 dipersepsi oleh siswa identik dengan
negara yang disurvei oleh UNDP ilmu berhitung yang disebabkan oleh
(Kuncoro, 2009). Indeks pendidikan karena pembelajaran yang dilakukan
mencapai 0,83 karena angka selama ini masih bersifat statik:
melekhuruf sebesar 90,4% dan mencatat ringkasan, contoh-contoh
rat0rata rasio masuk sekolah dari SD soal hitungan, dan jawaban contoh-
sampai SMU mencapai 68,2%. contoh soal tersebut, (4)
Dengan kata lain, belum seluruh pembelajaran tidak dikaitkan dengan
rakyat Indonesia terbebas dari konteks kehidupan nyata, (5)
kebodohan. Berdasarkan data dari pembelajaran jarang dimulai dari
TIMMS (Trend International masalah-masalah aktual, (6) sarana
Mathematics and Science Study) dan prasarana pembelajaran masih
prestasi siswa Indonesia masih belum memadai, (7) pembelajaran
sangat rendah bila dibandingkan sebagian besar masih menggunakan
dengan negara di Asia Tenggara sumber-sumber yang hanya
(Yuwono, 2009). Hal itu dapat dilihat mengakomodasi keterampilan berpikir
dari posisi Indonesia rata-rata 411 konvergen, dan (8) peran fasilitator
(400, rendah), Malaysia rat-rata 508 dalam pembelajaran belum optimal.
(475, menengah), Singapura rata-rata Lebih lanjut diungkapkan bahwa 72%
605 (625, tingkat lanjut). Data ini guru masih menggunakan metode
menunjukkan bahwa output dari ceramah dalam pengajaran sains.
pendidikan Indonesia belum mencapai Temuan-temuan empirik
hasil yang maksimal, dimana data ini tersebut cukup memberikan indikasi
juga mencerminkan bahwa belum secara umum pembelajaran sains
maksimalnya pemahaman siswa cenderung merupakan aktivitas
terhadap konsep-konsep yang reguralitas konvensional. Tindak
diajarkan. pembelajaran konvensional tersebut
Rendahnya pemahaman konsep diduga kuat sebagai penghalang
dan penguasaan siswa terhadap pemerolehan konsep, pemahaman
materi biologi dapat disebabkan konsep, dan hasil belajar yang
rendahnya motivasi belajar siswa. Hal memadai.
ini didukung oleh penemuan Sadia Beberapa ahli berpendapat,
(2008) di beberapa kabupaten di Bali bahwa model kooperatif unggul dalam
yang menunjukan bahwa membantu siswa memahami konsep-
keterampilan berpikir kritis siswa konsep yang sulit (Ibrahim, et al,
SMAN kelas X berkualifikasi rendah 2000). Dalam pembelajaran kooperatif
dengan skor rerata (mean) 49,38 dan terdapat banyak variasi yang dapat
simpangan baku 16,92 (skor standar digunakan oleh guru dalam proses
100); dan keterampilan berpikir kritis pembelajaran (Johnson, Johson, &
siswa SMPN kelas IX berkualifikasi Stanne, 2000). Salah satunya adalah
rendah dengan skor rerata (mean) model pembelajaran group
42,15 dan simpangan baku 14,34 invenstigation (GI). Santyasa (2004)
(skor standar 100). mengungkapkan pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian kooperatif tipe GI didasari oleh
yang dilakukan Ardana, dkk (2003) gagasan John Dewey tentang
menyimpulkan: (1) pembelajaran pendidikan, bahwa kelas merupakan
sains cenderung bertolak dari materi cermin masyarakat dan berfungsi
pelajaran bukan dari tujuan pokok sebagai laboratorium untuk belajar
pembelajaran sains dan kebutuhan tentang kehidupan di dunia nyata
siswa, (2) tindak pembelajaran sains yang bertujuan mengkaji masalah-
cenderung hanya mengantisipasi masalah sosial dan antar pribadi.
Ujian Nasional, SPMB, dan Model GI telah digunakan
Olimpiade, (3) pelajaran sains dalam berbagai situasi dan dalam

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

berbagai bidang studi dan berbagai belajar dan pemahaman konsep


tingkat usia. Pada dasarnya model ini Biologi antara siswa yang belajar
dirancang untuk membimbing para dengan model pembelajaran
siswa mendefinisikan masalah, Kooperatif tipe Group Investigation
mengekplorasi berbagai cakrawala (GI) dengan siswa yang belajar
mengenai masalah itu, dengan model pembelajaran
mengumpulkkan data yang relevan, konvensional, (2) terdapat perbedaan
mengembangkan dan menguji motivasi belajar antara siswa yang
hipotesis. Penelitian oleh Wijaya belajar dengan model pembelajaran
(2005), menunjukkan dengan Kooperatif tipe Group Investigation
penerapan model GI dapat (GI) dengan siswa yang belajar
meningkatkan kompetensi kognitif, dengan model pembelajaran
afektif dan psikomotor siswa secara konvensional, (3) terdapat perbedaan
signifikan. pemahaman konsep Biologi antara
Berdasarkan uraian di atas siswa yang belajar dengan model
model pembelajaran kooperatif group pembelajaran koopertif tipe Group
investigasi memberikan peluang Investigation (GI) dengan siswa yang
kepada siswa untuk lebih banyak belajar dengan model pembelajaran
terlibat dalam proses pembelajaran konvensional.
dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sebagai ilmuan.
Hal ini memungkinkan untuk II. METODE
meningkatkan pemahaman konsep Penelitian ini merupakan
dan motivasi belajar siswa. Bertolak penelitian eksperimen yang
dari uraian di atas, peneliti ingin dikategorikan sebagai penelitian
mengkaji lebih jauh pengaruh model eksperimen semu (Quasi experiment)
pembelajaran group investigation Rancangan ekperimen yang
terhadap pemahaman konsep dan digunakan adalah Non-Randomized
motivasi belajar siswa. Post-Test Only Control Group Design
Penelitian ini bertujuan (1) (Campbel dan Stanley, 1966: 34).
untuk mengetahui perbedaan motivasi Rancangan ekperimen tersebut
belajar dan pemahaman konsep disajikan seperti Gambar 2.1
Biologi antara siswa yang belajar
dengan model pembelajaran Kelompok Perlakuan Test Akhir
kooperatif tipe Group Investigation Eksperimen X1 T1
(GI) dengan siswa yang belajar Kontrol X2 T2
dengan model pembelajaran
konvensional, (2) untuk mengetahui Gambar 2.1 Rancangan Eksperimen
perbedaan motivasi belajar antara
siswa yang belajar dengan model Populasi dalam penelitian ini
pembelajaran kooperatif tipe Group adalah seluruh siswa kelas X SMA
Investigation (GI) dengan siswa yang Negeri 2 Banjar tahun ajaran
belajar dengan model pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 8 kelas.
konvensional, (3) Untuk mengetahui Penentuan sampel dilakukan
perbedaan pemahaman konsep dengan teknik random sampling.
Biologi antara siswa yang belajar Sebelum dilakukan random terlebih
dengan model pembelajaran dahulu dilakukan penyetaraan kelas
kooperatif tipe Group Investigation dari delapan kelas yang ada.
(GI) dengan siswa yang belajar Selanjutnya pasangan kelas yang
dengan model pembelajaran setara dilakukan random sampling
konvensional. dengan tehnik undian. Diperoleh kelas
Rumusan hipotesis penelitian ekperimen adalah kelas X1 dan X4,
(1) terdapat perbedaan motivasi

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

yang berjumlah 59 siswa sedangkan Sebelum digunakan dalam


kelas kontrol adalah kelas X2 dan X5, penelitian, perangkat pembelajaran
berjumlah 59 siswa. dan instrumen penelitian terlebih
Penelitian ini menyelidiki dahulu diuji coba. Tujuan uji coba
pengaruh satu variabel independent instrumen adalah untuk melakukan
terhadap dua variabel dependent. validasi terhadap instrumen dan
Variabel dependent yang dimaksud mendeskrisikan derajat estimasi yang
disini adalah variabel perlakuan, yaitu mampu ditampilkan oleh masing-
model pembelajaran. Variabel model masing instrumen.
pembelajaran terdiri dari dua dimensi Dalam penelitian ini, digunakan
yaitu (1) model pembelajaran Group dua teknik analisis yakni teknik
Investigasi (MPGI) dan (2) model analisis statistik deskriptif dan analisis
pembelajaran konvensional (MPK). Manova (Multivariat Analisis of
Perbedaan rancangan Variance). Analisis deskriptif
perlakuan antara model pembelajaran digunakan untuk mendeskripsikan
group investigation dengan model nilai rata-rata dan simpangan baku
pembelajaran konvensional disajikan variable-variabel capaian motivasi
pada Tabel 2.2 belajar dan pemahaman konsep.
Manova dipakai untuk menguji
Tabel 2.2 Rangcangan Pembelajaran hipotesis penelitian.
pada Masing-masing Model Hipotesis statistik yang akan
Pembelajaran diuji adalah sebagai berikut.

Model Model  1 Y1   2 Y1 
Pembelajaran Pembelajaran H 01 :   
GI Konvensional 1)  1 Y2   2 Y2 
1. Grouping 1. Penyampaian   Y   Y 
2. Planing tujuan H A1 :  1 1    2 1 
3. Investigation pembelajaran  1 Y2   2 Y2 
4. Organizing 2. Penjelasan H 02 : 1 Y2   2 Y2
materi oleh 2)
5. Presenting H A2 : 1 Y2   2 Y2
6. Evaluating guru
3. Pembagian H 03 : 1 Y1   2 Y1
LKS 3)
H A3 : 1 Y1   2 Y1
4. Penyelesaian
Kriteria pengujian jika angka signifikan
LKS
yang dihasilkan kurang dari 0,05
5. Latihan soal hipotesis nol ditolak dan dalam hal
untuk menguji lain hipotesis nol diterima.
kemampuan
siswa

Perangkat pembelajaran yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN


digunakan dalam penelitian ini ada Sebelum data dianalisis, terlebih
dua buah yaitu rencana pelaksanaan dahulu dilakukan uji prasyarat
pembelajaran (RPP) dan lembar kerja analisis, antara lain uji normalitas
siswa (LKS). RPP dan LKS yang sebaran data dan uji homogenitas.
dipergunakan
a. disesuaikan dengan 1. Uji normalitas sebaran data
model pembelajaran yang akan menggunakan uji Kolmogorov-
diberikan di kelas. Penelitian ini Smirnov dengan bantuan SPSS 17,0
menggunakan dua instrumen yaitu (1) for windows. Hasil pengujian
tes pemahaman konsep biologi, dan normalitas sebaran data masing
(2) kuisioner motivasi belajar. masing variabel motivasi belajar dan

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

pemahaman konsep siswa terhadap Uji hipotesis penelitian ini


mata pelajaran Biologi adalah dilakukan melalui metode statistic
berdistribusi normal. 2. Uji dengan menggunakan analisis
homogenitas secara bersama-sama Manova sebagai alat analisis data.
menggunakan uji Box’M dan secara Rekapitulasi hasil analisis
sendiri-sendiri dengan uji Levene’s, dengan menggunakan Manova
menghasilkan data motivasi belajar disajikan dalam Tabel 3.1 dan Tabel
dan pemahaman konsep baik secara 3.2
bersama-sama maupun secara
sendiri-sendiri memiliki varian yang
homogen.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pemahaman konsep Biologi Siswa dan
Motivasi belajar Siswa dengan One-Way MANOVA

Hypothesis
Effect Statistik Value F Error df Sig
df
Pillai’s Trace 0,159 10,838 2.000 115,000 .000
Wilks’Lambda 0,841 10,838 2.000 115,000 .000
Model Hotelling 0,188 10,838 2.000 115,000 .000
Pembelajaran Trace
Roy’s Largest 0,188 10,838 2.000 115,000 .000
Root

Tabel 3.2 Test of between-subjects effects


Variabel Jumlah Rerata
Sumber Terikat Kuadrat df Kuadrat F Sig.
a
Corrected Pemahaman 707.805 1 707.805 14.491 .000
Model Konsep
Biologi
Motivasi 1179.059b 1 1179.059 9.591 .002
Belajar
Intercept Pemahaman 622269.161 1 622269.161 12739.638 .000
Konsep
Biologi
Motivasi 1742917.63 1 1742917.636 14177.708 .000
Belajar 6
A Pemahaman 707.805 1 707.805 14.491 .000
Konsep
Biologi
Motivasi 1179.059 1 1179.059 9.591 .002
Belajar
Error Pemahaman 5666.034 116 48.845
Konsep
Biologi
Motivasi 14260.305 116 122.934
Belajar
Total Pemahaman 628643.000 118
Konsep
Biologi

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

Motivasi 1758357.00 118


Belajar 0
Corrected Pemahaman 6373.839 117
Total Konsep
Biologi
Motivasi 15439.364 117
Belajar
a. R Squared = .111 (Adjusted R Squared = .103)
b. R Squared = .076 (Adjusted R Squared = .068)
dengan siswa yang belajar dengan
Berdasarkan hasil analisis data, model pembelajaran konvensional.
ditemukan hasil-hasil penelitian Jika dilihat dari sintaks atau
sebagai berikut. 1) Motivasi belajar langkah-langkah pembelajarannya,
dan pemahaman konsep siswa pada model pembelajaran group
mata pelajaran Biologi antara siswa investigation lebih menekankan pada
yang belajar dengan model aktivitas siswa dan bersifat student-
pembelajaran kooperatif tipe GI dan centered. Siswa bertanggung jawab
siswa yang belajar dengan model penuh terhadap kegiatan
pembelajaran konvensional pembelajaran dan siswa diberikan
menghasilkan angka signifikan pada kesempatan untuk mengembangkan
nilai F Pillai’s trace, Wilks lambda, aktivitas dan pola pikirnya secara
Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest optimal melalui langkah-langkah
Root dibawah 0,05. Artinya terdapat utama di antaranya: (1) grouping, (2)
perbedaan motivasi belajar dan planning, (3) investigation, (4)
pemahaman konsep siswa antara organizing, (5) presenting, dan (6)
siswa yang belajar dengan model evaluating.
pembelajaran kooperatif tipe GI dan Sebaliknya, model
siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional
pembelajaran konvensional (dilihat menekankan pada aktivitas guru
Pada Tabel 3.1), 2) model (teacher-centered) dengan langkah
pembelajaran (A) dengan motivasi pembelajaran utamanya adalah
belajar siswa (Y2) memberikan harga kegiatan konvensional. Kegiatan
F = 9,591 dengan signifikansi 0,002. konvensional ini meliputi: penyajian
Jadi sig < 0,05 berarti Ho ditolak dan materi pelajaran oleh guru secara
Ha diterima. Dengan demikian dapat jelas dan terperinci, siswa melakukan
disimpulkan, bahwa terdapat percobaan berdasarkan petunjuk LKS
perbedaan motivasi belajar siswa dan bimbingan guru, dan dilanjutkan
yang belajar dengan model dengan kegiatan konvensional oleh
pembelajaran kooperatif tipe GI siswa. Berdasarkan hal ini, proses
dengan siswa yang belajar dengan belajar sebagian masih merupakan
model pembelajaran konvensional, 3) tanggung jawab guru. Guru
model pembelajaran (A) dengan bertanggung jawab dalam menyajikan
pemahaman konsep Biologi (Y1) informasi akademik baru kepada
memberikan harga F = 14,491 dengan siswa setiap minggunya melalui
signifikansi 0,000. Jadi sig. < 0,005, informasi verbal atau teks. Siswa
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. hanya menunggu penjelasan dari
Dengan demikian dapat disimpulkan, gurunya dan hanya bertanggung
bahwa terdapat perbedaan jawab atas segala sesuatu dalam
pemahaman konsep Biologi siswa kelompoknya. Pada pembelajaran
yang belajar dengan model konvensional dapat digunakan
pembelajaran kooperatif tipe GI metode selain ceramah seperti

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

praktikum dan dilengkapi atau model pembelajaran konvensional.


didukung dengan penggunaan media, Atau Model pembelajaran
penekanannya tetap pada proses berpengaruh terhadap pemahaman
penerimaan pengetahuan (materi konsep biologi dan motivasi belajar
pelajaran) bukan pada proses siswa.
pencarian dan konstruksi 2. Motivasi belajar siswa yang
pengetahuan. belajar dengan model
Temuan dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif tipe group
memberikan petunjuk bahwa model investigation lebih baik daripada
pembelajaran group investigation siswa yang belajar dengan model
memiliki keunggulan komparatif pembelajaran konvensional.
dibandingkan dengan model Sesuai dengan hipotesis penelitian
pembelajaran konvensional dalam hal terdapat perbedaan yang signifikan
meningkatkan motivasi belajar. motivasi belajar antara siswa yang
Berdasarkan hal tersebut maka belajar dengan model
implikasi yang dapat diberikan adalah pembelajaran kooperatif tipe group
untuk mencapai pemahaman investigation dengan siswa yang
mengenai pengetahuan Biologi secara belajar dengan model
mendalam dan pemahaman konsep pembelajaran konvensional.
secara optimal serta meningkatkan 3. Pemahaman konsep Biologi siswa
motivasi belajar dalam pembelajaran yang belajar dengan model
Biologi di SMA, model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe group
kooperatif tipe group investigation investigation lebih baik daripada
dapat implementasikan dengan siswa yang belajar dengan model
pemberian masalah atau pertanyaan pembelajaran konvensional.
yang bersifat konseptual dan Sesuai dengan hipotesis penelitian
kontekstual, yang konvensional terdapat perbedaan yang signifikan
difasilitasi oleh guru. Karena pemahaman konsep Biologi antara
pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa yang belajar dengan model
bertujuan untuk membangkitkan pembelajaran kooperatif tipe group
metakognisi dan berpikir tingkat tinggi. investigation dengan siswa yang
Seperti kita ketahui tujuan pendidikan belajar dengan model
mestinya tidak hanya menekankan pembelajaran konvensional.
pada perolehan belajar pengetahuan
(menghafal fakta), akan tetapi
meningkatkan dan mengembangkan DAFTAR RUJUKAN
hasil belajar tingkat tinggi. Jadi pada
hakekatnya pembelajaran kooperatif Arnyana, I B. P., Setiawan, I G. A. N.,
tipe group investigation ini melatih Rapi, N. K., 2007.
siswa untuk memecahkan masalah Pengambangan perangkat
dalam kehidupan nyata. pembelajaran biologi berbasis
model-model pembelajaran
IV. PENUTUP kontruktivistik untuk
Dari deskripsi umum hasil hasil meningkatkan kompetensi dan
penelitian, pengujian hipotesis, dan kemampuan berpikir kritis
pembahasan, dapat disampaikan kreatif siswa SMA. Laporan
beberapa kesimpulan sebagai berikut. Penelitian (tidak ditebitkan).
1. Terdapat perbedaan Universitas pendidikan
Pemahaman konsep Biologi dan Ganesha Singaraja.
motivasi belajar siswa yang belajar
dengan model pembelajaran Campbell, D,T dan Stanley, J,C. 1966.
kooperatif tipe group investigation Eksperimental and Quasi
dan siswa yang belajar dengan Eksperimental Design

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014)

Research. Chicago: Rand


McNally College Publishing Santyasa, I W. 2004. Pembelajaran
Company. fisika berbasis keterampilan
berpikir sebagai alternatif
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar implementasi KBK. Teknologi
dan Pembelajaran. Depdikbud: Pembelajaran: Peningkatan
Dirjen Pendidikan Tinggi Kualitas Belajar melalui
P3TK. Teknologi Pembelajaran.
Jakarta: Pusat Teknologi
Gardner, H. 1999. The disciplined Komunikasi dan Informasi
mind: What all students should Pendidikan.
understand. New York: Simon
& Schuster Inc. Suastra, I W., Tika, I K., & Kariasa, N.
2007. Pengembangan Model
Ibrahim, M., & Nur, M. 2000. Pembelajaran Bagi
Pengajaran berdasarkan Pengembangan Kemampuan
masalah. Surabaya: Unesa Berpikir Kreatif Siswa Sekolah
Universitas Press. Dasar. Laporan Penelitian
(tidak diterbitkan). Universitas
Johnson, R.T dan Jhonson, D.W. Pendidikan Ganesha
1994. An overview of Singaraja.
cooperative learning. Tersedia
Wijaya, I K. 2005. Penerapan
pada
penilaian portofolio dalam
http://www.learnline.nrw.de/an pembelajaran fisika berbasis
gebote/greenline/ Group Investigation (GI) untuk
lernen/downloads/overview.pd meningkatkan kompetensi
f. Diakses pada 7 Juni 2013. dasar siswa kelas X3 semester
II SMA Laboratorium IKIP
Kuncoro, M. 2009. Makna 64 tahun Negeri Singaraja tahun ajaran
merdeka. Artiket. Tersedia 2005/2006. Skripsi (tidak
pada diterbitkan). Jurusan
http://mudrajad.com/upload/ma Pendidikan Fisika, Fakultas
kna%2064%20Tahun%20%m Pendidikan MIPA, IKIP Negeri
erdeka.pdf. Singaraja.

Reigeluth, C.M & Moore, J. 1999. Yuwono, I. 2009. Membumikan


Cognitive education and the pembelajaran matematika di
cognitive Domain. Indiana sekolah. Artikel. Tersedia pada
University. http://www.um.ac.id.pdf.

Rosyada, D. 2004. Paradigma


pendidikan demokratis.
Jakarta: Prenada Media.

Sadia, I W. 2008. Model pembelajaran


yang efektif untuk
meningkatkan keterampilan
berpikir kritis. Jurnal
pendidikan dan Pengajaran
Undiksha, 41(2), 219-237,
April 2008.

Anda mungkin juga menyukai