Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI
dengan metode Know-Want-Learn terhadap hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment
dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 21 Medan T.P. 2016/2017. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam bentuk pilihan berganda
dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal. Kemudian pada kedua kelas diberikan perlakuan yang
berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan metode Know-Want-
Learn (KWL) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai
diberikan, diperoleh postes dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 74,7dan kelas
kontrol 63,53. Berdasarkan hasil analisa perhitungan uji t, ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe GI dengan metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida
dinamis di kelas XI SMA Negeri 21 Medan T.P 2016/2017.
Kata kunci: hasil belajar, kooperatif tipe group investigation, model KWL
dalam mengisi kemerdekaan (Santoso, bahwa hanya 6 orang dari 34 orang yang
2015). berhasil mendapat nilai di atas kriteria
Sekolah sebagai institusi pendidikan ketuntasan minimal. Hal ini berarti 82%
perlu mengembangkan pembelajaran diantaranya masih memiliki hasil belajar
sesuai tuntutan kebutuhan era global. fisika yang rendah. Selain wawancara
Pengalaman di lapangan membuktikan dengan guru mata pelajaran fisika,
bahwa proses pembelajaran seringkali pembagian angket kepada siswa juga
diperhadapkan dengan kendala-kendala dilakukan saat observasi awal. Dari
teknis yang mengakibatkan ketegangan angket yang diberikan kepada 32
dan membuat penyampaian materi oleh responden, menunjukkan bahwa 93%
guru bagi siswa membosankan (Yusuf & siswa menganggap bahwa pelajaran fisika
Amin, 2016). Berdasarkan hal tersebut, itu adalah pelajaran yang sulit karena
pendidik harus mampu mendesain sistem banyak rumus dan rumit. Berdasarkan
pembelajaran yang mampu memotivasi hasil wawancara juga terlihat bahwa
dan meningkatkan keterampilan peserta pembelajaran fisika didominasi oleh
didik karena hal tersebut akan berdampak metode ceramah dan mencatat. Guru lebih
pada keberhasilan siswa memahami berorientasi pada materi pelajaran dengan
konsep yang dipelajari (Erlinda, 2017; alasan tuntutan kurikulum yang harus
Komikesari, 2016; Wijayanti, Maharta, & tercapai untuk mempersiapkan peserta
Suana, 2017). didik dalam menghadapi ulangan dan
Pesatnya perkembangan ilmu ujian. Hal ini didukung dengan hasil
pengetahuan dan teknologi sekarang ini angket yang diberikan kepada 32
tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu responden, 89% siswa menginformasikan
fisika yang banyak menghasilkan temuan bahwa pelajaran yang dilakukan di kelas
baru dalam bidang sains dan teknologi. dengan metode ceramah, mencatat dan
Mata pelajaran fisika merupakan bagian mengerjakan soal saja.
dari sains yang membutuhkan Hal ini juga di dukung oleh observasi
pemahaman tingkat tinggi yang yang menyatakan bahwa pembelajaran
komprehensif (Sasmita, 2017). Fisika yang dilakukan oleh guru masih bersifat
dalam hal ini ditempatkan sebagai salah berpusat pada guru (teacher centered) dan
satu mata pelajaran yang penting karena pengajaran langsung yang berupa metode
salah satu syarat penguasaan ilmu ceramah maupun pemberian tugas dan
pengetahuan dan teknologi berhubungan soal, sehingga siswa hanya menerima
dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) informasi selama kegiatan pembelajaran
yang di dalamnya termasuk fisika. Fisika berlangsung (Derlina & Pane, 2016;
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang Zulva, 2016). Sebagai contohnya, mata
mempelajari gejala-gejala alam, yang pelajaran fisika yang ditetapkan sekolah
berupa kumpulan fakta, konsep, prinsip, SMA Negeri 10 Medan adalah 70, tetapi
teori dan hukum serta proses yang hanya 15 orang siswa saja di tiap kelas
sistematis serta dapat di uji kebenarannya yang mampu mencapai nilai di atas 70
dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dan 25 orang masih di bawah 70. Maka,
dalam keperluan hidupnya. Fisika jelaslah hasil belajar fisika siswa masih
merupakan objek mata pelajaran yang rendah . Hal ini di dukung oleh sebuah
lebih menitikberatkan pada pemahaman penelitian yang menyatakan bahwa
daripada penghafalan siswa terhadap rendahnya hasil belajar aspek kognitif
materi. peserta didik dikarenakan peserta didik
Berdasarkan keterangan guru di SMA belum terlibat secara aktif dalam proses
Negeri 21 Medan, saat ujian semester pembelajaran (Poniman, 2016). Hal ini
ganjil yang dilakukan menunjukkan ditunjukkan saat mengikuti proses
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158 151
perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas dinamis kelas XI semester II di SMA
eksperimen menggunakan model Negeri 21 Medan T.P. 2016/2017.
pembelajaran kooperatif tipe Group Peningkatan aktivitas pada kelas
Investigation dengan metode Know-Want- eksperimen juga terlihat pada kelas
Learn (KWL) dan pada kelas kontrol eksperimen pada pertemuan I-II dan
menggunakan pembelajaran konvensional pertemuan II-III masing-masing 7,6% dan
terdapat perbedaan hasil belajar. Adanya 7,13 % dan berkriteria aktif. Peningkatan
perbedaan hasil belajar tersebut afektif siswa dalam kegiatan belajar
disebabkan oleh kelebihan model mengajar juga mengalami peningkatan.
pembelajaran kooperatif tipe GI yang Pada kelas eksperimen sikap siswa
tidak mengharuskan siswa menghafal berkategori baik dengan nilai rata-rata
fakta tetapi sebuah model yang sebesar 61,17. Begitu juga dengan
membimbing para siswa untuk penilaian psikomotorik siswa dalam
menemukan sendiri pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar juga mengalami
masalah yang diberikan. Hal ini juga peningkatan dengan nilai rata – rata
didukung oleh (Sasongko, 2014) bahwa sebesar 80,7.
model kooperatif tipe GI membimbing Hasil penelitian menunjukkan adanya
para siswa mengidentifikasi topik, pengaruh dari model pembelajaran
merencanakan investigasi di dalam kooperatif tipe Group Investigation
kelompok, melaksanakan penyelidikan, dengan metode Know-Want-Learn
melaporkan, dan mempresentasikan hasil (KWL) dibandingkan dengan
penyelidikannya. pembelajaran konvensional terhadap hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang belajar siswa pada materi pokok fluida
dilakukan setelah kedua kelas diberi dinamis kelas XI semester II di SMA
perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas Negeri 21 Medan T.P 2016/2017. Hal ini
eksperimen menggunakan model dapat dibuktikan dengan adanya data hasil
pembelajaran kooperatif tipe Group belajar siswa pada kelas eksperimen lebih
Investigation dengan metode Know-Want- baik daripada hasil belajar siswa pada
Learn (KWL) dan pada kelas kontrol kelas kontrol. Data tersebut membuktikan
menggunakan pembelajaran konvensional bahwa hasil belajar siswa dengan
yang masing-masing kelas diberi postes menerapkan model pembelajaran
untuk melihat adanya perbedaan akibat kooperatif tipe Group Investigation
diberikan perlakuan pembelajaran yang dengan metode Know-Want-Learn
berbeda. Dari data postes kedua kelas (KWL) lebih baik daripada hasil belajar
diperoleh nilai rata-rata postes untuk kelas siswa dengan menerapkan pembelajaran
eksperimen sebesar 74,7 dan nilai rata- konvensional.
rata postes kelas kontrol sebesar 63,53. Adanya peningkatan hasil belajar yang
Hasil uji normalitas dan homogenitas diperoleh disebabkan karena model
untuk kedua sampel diperoleh bahwa nilai pembelajaran kooperatif tipe Group
postes berdistribusi normal dan berasal Investigation sangat cocok untuk
dari populasi yang homogen. Hasil uji pelajaran sains karena mendorong siswa
hipotesis untuk postes menggunakan uji t untuk belajar dan melakukan penelitian
diperoleh t hitung > t tabel (3,5 > 1,669) yang ilmiah (Akçay & Doymuş, 2012). Hasil
penelitian tersebut juga diperoleh karena
berarti bahwa ada pengaruh penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe
model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dirancang untuk
Group Investigation dengan metode
membawa siswa secara langsung ke
Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil
dalam proses ilmiah melalui investigasi
belajar siswa pada materi pokok fluida
kelompok siswa terhadap materi yang
156 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158
diajarkan dan percobaan yang dilakukan karena pada pembelajaran masih ada
secara langsung yang dimana mereka beberapa kendala yang dihadapi oleh
saling berinteraksi dalam mendiskusikan penulis. Kendala itu antara lain yaitu tidak
dan menganalisis hasil penyelidikan semua siswa berperan aktif dalam
terhadap percobaan yang telah dilakukan kegiatan kelompok, sehingga kegiatan
dan kemudian mendapatkan informasi kelompok selalu didominasi oleh siswa
baru dan kesimpulan dari pembelajaran yang sama, kondisi kelas yang ribut
yang berlangsung. Model pembelajaran dalam hal pembagian kelompok dan
ini benar-benar mengajak siswa menjadi pembacaan hasil diskusi dapat
aktif (Iswardati, 2016). mengurangi efektivitas dalam belajar
Selanjutnya dengan adanya metode sehingga ketersediaan waktu dalam
Know-Want-Learn (KWL) dalam proses Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran, dapat mengevaluasi (RPP) tidak sesuai dengan
pembelajaran yang telah dilakukan oleh pelaksanaannya. Selain itu, peneliti juga
siswa. Siswa didorong untuk mengalami kendala dalam mengawasi
mengemukakan pengetahuan awal yang siswa dalam setiap kelompok karena
telah mereka miliki sesuai dengan observer yang dilibatkan masih terbatas
permasalahan yang diajukan oleh guru yaitu dua orang dimana siswa yang harus
pada kolom Know (K), dan menetapkan diamati cukup banyak yaitu 34 orang.
hal–hal apa saja yang ingin mereka
pelajari selama proses pembelajaran pada SIMPULAN
kolom Want (W) dan pada akhir Simpulan penelitian ini didasarkan
pembelajaran, para siswa menyimpulkan pada temuan dari data–data hasil
sendiri hal–hal apa saja yang telah mereka penelitian, sistematika sajiannya
pelajari pada kolom Learn (L) sesuai dilakukan dengan memperhatikan tujuan
dengan hal–hal yang ingin mereka penelitian yang telah dirumuskan. Adapun
pelajari pada kolom W sebelumnya. Dan simpulan yang diperoleh, bahwa ada
hal ini akan mempermudah guru untuk pengaruh model pembelajaran kooperatif
meninjau dan mengevaluasi tipe Group Investigation dengan metode
perkembangan siswa dalam proses Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil
pembelajaran yang telah berlangsung, dan belajar siswa pada materi pokok Fluida
bukan hanya guru saja, dari lembar KWL dinamis. Dimana hasil belajar siswa
ini siswa pun mampu mengetahui dan dengan menggunakan model
mengevaluasi sendiri hal–hal baru apa pembelajaran kooperatif tipe Group
saja yang telah mereka peroleh di akhir Investigation dengan metode Know-Want-
pembelajaran. Learn (KWL) lebih baik dibandingkan
Maka dari penelitian ini dapat dengan model pembelajaran konvensional
disimpulkan bahwa ada pengaruh model sehingga dapat dikatakan ada pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe Group pada model pembelajaran kooperatif tipe
Investigation dengan metode Know-Want- Group Investigation dengan metode
Learn (KWL) terhadap hasil belajar siswa Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil
pada materi pokok fluida dinamis kelas belajar siswa pada materi pokok Fluida
XI semester II di SMA Negeri 21 Medan Dinamis.
T.P 2016/2017.
Penerapan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
kooperatif tipe Group Investigation Akçay, N. O., & Doymuş, K. (2012). The
dengan metode Know-Want-Learn Effects of Group Investigation and
(KWL) yang telah dilakukan oleh penulis Cooperative Learning Techniques
belum mendapatkan hasil yang optimal Applied in Teaching Force and
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158 157