Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 06 (2) (2017) 149-158

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jipfalbiruni.v6i2.1369


Oktober 2017

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION


(GI) DENGAN METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL): DAMPAK
TERHADAP HASIL BELAJAR FLUIDA DINAMIS

Ria Astri Harahap1, Derlina2


1,2
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Pasar V, Medan, Indonesia;
e-mail: 1riaastriharahap96@gmail.com; 2derlina.nst@gmail.com

Diterima: 9 Juni 2017. Disetujui: 27 September 2017. Dipublikasikan: 28 Oktober 2017

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI
dengan metode Know-Want-Learn terhadap hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment
dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 21 Medan T.P. 2016/2017. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam bentuk pilihan berganda
dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal. Kemudian pada kedua kelas diberikan perlakuan yang
berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan metode Know-Want-
Learn (KWL) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai
diberikan, diperoleh postes dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 74,7dan kelas
kontrol 63,53. Berdasarkan hasil analisa perhitungan uji t, ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe GI dengan metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida
dinamis di kelas XI SMA Negeri 21 Medan T.P 2016/2017.

Kata kunci: hasil belajar, kooperatif tipe group investigation, model KWL

GROUP INVESTIGATION (GI) COOPERATIVE LEARNING


THROUGH THE KNOW-WANT-LEARN (KWL) METHOD: THE
IMPACT ON DYNAMIC FLUID LEARNING OUTCOMES
Abstract: This research purposes to know the effect learning cooperative model type GI with Know-Want-
Learn method toward the result of student learning. The type of research was quasi-experiment with the
population in this research is all students in class XI SMA Negeri 21 Medan A.Y.2016/2017. Cluster
random sampling technique took the sample. The instrument that used is multiple choice with five options
answer as much as 15 items. Then two classes give different learning, experiment class with cooperative
learning model type GI with Know-Want-Learn method and control class with conventional learning. After
learning had been given, got post-test with average calculation value of student experiment class is 74,7
and control class is 63,53. Based on the results of calculation of t-test analysis, there is the effect learning
model cooperative type GI with Know-Want-Learn method toward the result of student learning at the
dynamic fluid topic in class XI SMA Negeri 21 Medan A.Y.2016/2017.

© 2017 Pendidikan Fisika, FTK UIN Raden Intan Lampung

Keywords: learning outcomes, cooperative group investigation type, KWL model.

PENDAHULUAN standar ukur peningkatan kehidupan


Pendidikan yang bermutu, akan masyarakat di era global harus dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh
berkualitas dan berdaya saing tinggi. dan berkembangnya keterampilan
Salah satu persoalan yang belakangan ini intelektual, sosial, dan personal.
dihadapi bangsa Indonesia adalah Pendidikan diharapkan mampu
rendahnya kualitas pendidikan, baik pada membentuk individu-individu yang
tingkat dasar maupun tingkat menengah berkompetensi dibidangnya untuk
(Gumrowi, 2016). Pendidikan sebagai menyongsong pembangunan bangsa
150 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158

dalam mengisi kemerdekaan (Santoso, bahwa hanya 6 orang dari 34 orang yang
2015). berhasil mendapat nilai di atas kriteria
Sekolah sebagai institusi pendidikan ketuntasan minimal. Hal ini berarti 82%
perlu mengembangkan pembelajaran diantaranya masih memiliki hasil belajar
sesuai tuntutan kebutuhan era global. fisika yang rendah. Selain wawancara
Pengalaman di lapangan membuktikan dengan guru mata pelajaran fisika,
bahwa proses pembelajaran seringkali pembagian angket kepada siswa juga
diperhadapkan dengan kendala-kendala dilakukan saat observasi awal. Dari
teknis yang mengakibatkan ketegangan angket yang diberikan kepada 32
dan membuat penyampaian materi oleh responden, menunjukkan bahwa 93%
guru bagi siswa membosankan (Yusuf & siswa menganggap bahwa pelajaran fisika
Amin, 2016). Berdasarkan hal tersebut, itu adalah pelajaran yang sulit karena
pendidik harus mampu mendesain sistem banyak rumus dan rumit. Berdasarkan
pembelajaran yang mampu memotivasi hasil wawancara juga terlihat bahwa
dan meningkatkan keterampilan peserta pembelajaran fisika didominasi oleh
didik karena hal tersebut akan berdampak metode ceramah dan mencatat. Guru lebih
pada keberhasilan siswa memahami berorientasi pada materi pelajaran dengan
konsep yang dipelajari (Erlinda, 2017; alasan tuntutan kurikulum yang harus
Komikesari, 2016; Wijayanti, Maharta, & tercapai untuk mempersiapkan peserta
Suana, 2017). didik dalam menghadapi ulangan dan
Pesatnya perkembangan ilmu ujian. Hal ini didukung dengan hasil
pengetahuan dan teknologi sekarang ini angket yang diberikan kepada 32
tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu responden, 89% siswa menginformasikan
fisika yang banyak menghasilkan temuan bahwa pelajaran yang dilakukan di kelas
baru dalam bidang sains dan teknologi. dengan metode ceramah, mencatat dan
Mata pelajaran fisika merupakan bagian mengerjakan soal saja.
dari sains yang membutuhkan Hal ini juga di dukung oleh observasi
pemahaman tingkat tinggi yang yang menyatakan bahwa pembelajaran
komprehensif (Sasmita, 2017). Fisika yang dilakukan oleh guru masih bersifat
dalam hal ini ditempatkan sebagai salah berpusat pada guru (teacher centered) dan
satu mata pelajaran yang penting karena pengajaran langsung yang berupa metode
salah satu syarat penguasaan ilmu ceramah maupun pemberian tugas dan
pengetahuan dan teknologi berhubungan soal, sehingga siswa hanya menerima
dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) informasi selama kegiatan pembelajaran
yang di dalamnya termasuk fisika. Fisika berlangsung (Derlina & Pane, 2016;
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang Zulva, 2016). Sebagai contohnya, mata
mempelajari gejala-gejala alam, yang pelajaran fisika yang ditetapkan sekolah
berupa kumpulan fakta, konsep, prinsip, SMA Negeri 10 Medan adalah 70, tetapi
teori dan hukum serta proses yang hanya 15 orang siswa saja di tiap kelas
sistematis serta dapat di uji kebenarannya yang mampu mencapai nilai di atas 70
dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dan 25 orang masih di bawah 70. Maka,
dalam keperluan hidupnya. Fisika jelaslah hasil belajar fisika siswa masih
merupakan objek mata pelajaran yang rendah . Hal ini di dukung oleh sebuah
lebih menitikberatkan pada pemahaman penelitian yang menyatakan bahwa
daripada penghafalan siswa terhadap rendahnya hasil belajar aspek kognitif
materi. peserta didik dikarenakan peserta didik
Berdasarkan keterangan guru di SMA belum terlibat secara aktif dalam proses
Negeri 21 Medan, saat ujian semester pembelajaran (Poniman, 2016). Hal ini
ganjil yang dilakukan menunjukkan ditunjukkan saat mengikuti proses
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158 151

pembelajaran di kelas, peserta didik ada Guru yang menggunakan pendekatan


yang tidak memperhatikan saat guru Group Investigation biasanya membagi
menerangkan pelajaran, suka menggangu kelasnya menjadi kelompok-kelompok
teman, bermain handphone dan berbicara heterogen yang masing-masing
dengan teman sebangkunya. beranggota lima atau enam orang. Siswa
Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam memilih topik-topik untuk dipelajari,
pembelajaran fisika perlu diterapkan suatu melakukan investigasi mendalam
model pembelajaran yang sesuai. Salah terhadap sub-sub topik yang dipilih, dan
satu alternatif model pembelajaran yang kemudian menyiapkan dan
memungkinkan diterapkan adalah model mempresentasikan laporan kepada seluruh
pembelajaran Kooperatif tipe Group kelas. Peserta didik dalam kelompok juga
Investigation (GI). Model pembelajaran diberi kesempatan untuk menentukan cara
kooperatif tipe GI adalah sebuah model menyelesaikan tugas. Peserta didik juga
yang tidak mengharuskan siswa melakukan interpretasi hasil penyelidikan
menghafal fakta dan rumus-rumus tetapi yang mungkin berbeda satu dengan yang
sebuah model yang membimbing para lainnya sehingga memperoleh suatu
siswa mengidentifikasi topik, pemikiran utuh yang kemudian mereka
merencanakan investigasi di dalam tuangkan ke dalam penyelesaian tugas
kelompok, melaksanakan penyelidikan, kelompok. Aspek rasa sosial dari
melaporkan, dan mempresentasikan hasil kelompok serta pertukaran intelektual
penyelidikannya. dapat bertindak sebagai sumber-sumber
Group Investigation membantu siswa penting bagi siswa untuk belajar (Saputra,
memahami topik-topik pembelajaran, 2016).
secara aktif mendorong siswa untuk Salah satu metode yang dapat
belajar serta bagaimana mendapatkan digunakan dalam Group Investigation
pengetahuan dari penyelidikan yang siswa adalah metode KWL (Know, Want to
lakukan. Para siswa termotivasi sehingga Know, Learn). Metode KWL adalah suatu
dapat mendeskripsikan topik yang sulit cara penyajian bahan pelajaran dimana
dengan mudah untuk dipahami, akan memberikan kepada siswa yang
memungkinkan mereka untuk bertujuan supaya siswa membaca dan
meningkatkan pengetahuan mereka dan berperan aktif selama sebelum, saat dan
melakukan percobaan dengan keahlian sesudah membaca (Nurlaela & Suwono,
mereka (Amelia & H, 2016; Chusni et al., Hadi, 2017; Santoso, 2015). Metode ini
2017; Simsek, 2012). terdiri dari tiga langkah-langkah dasar
Siswa bukan hanya dituntut untuk yaitu mengakses pengetahuan
bekerja sama didalam Group sebelumnya, menentukan apa yang ingin
Investigation, tetapi juga saling diketahui dan mengingat kembali apa
membantu merencanakan topik yang akan yang dipelajari (Zouhor, Bogdanović, &
dipelajari maupun prosedur investigatif Segedinac, 2016). Melalui proses belajar
yang digunakan. Dalam kegiatan Group yang mengalami sendiri, menemukan
Investigation, peserta didik secara aktif sendiri, secara berkelompok seperti
ikut dalam perencanaan, pelaksanaan, bermain, maka anak menjadi senang,
penyelidikan, dan kemudian sehingga tumbuhlah minat untuk belajar,
mempresentasikan penemuan mereka khususnya belajar Fisika (Mustari, 2015).
kepada teman lainnya. Hal ini menuntut
siswa untuk berpikir tinggi dan kritis METODE PENELITIAN
(Akçay & Doymuş, 2012; Billy, Penelitian dilaksanakan di SMA
Hendriyanti, & Resti, 2017; Sasongko, Negeri 21 Medan untuk mengetahui ada
2014). atau tidaknya pengaruh model
152 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158

pembelajaran model pembelajaran materi Fluida Dinamis. Tes diberikan


kooperatif tipe Group Investigation (GI) kepada siswa kelas XI SMA Negeri 15
dengan metode Know-Want-Learn (KWL) Medan.
terhadap hasil belajar siswa kelas XI Pengujian normalitas data digunakan
semester II pada materi pokok Fluida untuk mengetahui apakah data kontinu
Dinamis T.P. 2016/2017. tersebut berdistribusi normal sehingga
Populasi dalam penelitian ini adalah analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t,
seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri korelasi, dan regresi dapat dilaksanakan.
21 Medan Tahun Pembelajaran Pemeriksaan uji homogenitas varian
2016/2017 yang berjumlah 136 siswa dan bertujuan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dalam 4 kelas. sampel memiliki variansi yang homogen
Pengambilan sampel dilakukan dengan atau tidak.
teknik cluster random sampling. Dari 4 Uji t satu pihak digunakan untuk
kelas yang menjadi sampel penelitian ini, mengetahui perbedaan prestasi hasil
2 kelas yaitu kelas eksperimen diterapkan belajar siswa yang diajarkan secara
model pembelajaran kooperatif tipe konvensional dengan siswa yang
Group Investigation (GI) dengan metode diajarkan dengan model pembelajaran
Know-Want-Learn (KWL) dan kelas kooperatif tipe Group Investigation (GI)
kontrol diterapkan pembelajaran dengan Metode Know-Want-Learn
konvensional. Adapun kelas yang (KWL). Hipotesis yang diuji berbentuk :
dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah
kelas XI IPA - 3 dengan jumlah siswa 34 Ho : μ1 = μ2
orang, dan kelas kontrolnya adalah kelas Ha : μ1 > μ2
XI IPA - 4 dengan jumlah siswa 34 orang. μ1 = skor rata-rata hasil belajar kelas
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen
experiment (eksperimen semu) yaitu μ2 = skor rata-rata hasil belajar kelas
penelitian yang dimaksudkan untuk kontrol
mengetahui ada tidaknya pengaruh dari Keterangan :
sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu μ1 = μ2 :Hasil belajar siswa pada kelas
siswa. eksperimen sama dengan hasil
belajar siswa pada kelas kontrol.
Tabel 1 Pre-test and Post-test Design
μ1 >μ2 :Hasil belajar siswa pada kelas
Kelas Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen T1 X1 T2
eksperimen lebih besar dari pada
hasil belajar siswa pada kelas
Kontrol T1 X2 T2 kontrol.
Bila data penelitian berdistribusi
normal dan homogen maka untuk menguji
Keterangan :
T1= Tes awal (Pre–test) hipotesis menggunakan uji t dengan
T2= Tes akhir (Post-test) rumus, yaitu :
X1= Perlakuan 1 yang diberikan pembelajaran
t= x1  x 2
dengan menggunakan model pembelajaran
1 1
kooperatif tipe Group Investigation (GI) S 
dengan metode Know-Want-Learn (KWL) n1 n2
X2= Perlakuan 2 yang diberikan dengan Dimana S adalah varians gabungan
pembelajaran konvensional
yang dihitung dengan rumus :
S 2 = n1  1S1  n2  1S 2
2 2
Pengujian dari Validitas ramalan
n1  n2  2
dilaksanakan dengan mengujikan soal
yang telah dibuat kepada siswa sekolah Kriteria pengujian adalah : terima H0
lain yang sudah pernah mempelajari jika  t (1 )  t  t (1 ) dimana t (1 )
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158 153

didapat dari daftar distribusi t dengan dk Postes; Postes;


Data Pretes dan PostesKontrol;
= n1 + n2 - 2 dan   0,05 . Untuk harga t Eksperim
Pretes;en; 74,7 63,53
lainnya Ho ditolak dan Ha diterima yakni Eksperim Pretes;
ada pengaruh hasil belajar siswa dengan en; Kontrol;
menggunakan model pembelajaran 26,86 26,86
kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dengan metode Know-Want-Learn
(KWL). Pretes Postes

Gambar 1. Data Pretes dan Postes Kelas


HASIL DAN PEMBAHASAN Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji normalitas
Data yang dideskripsikan pada dengan menggunakan uji Lilliefors untuk
penelitian ini adalah data hasil belajar kedua sampel diperoleh bahwa nilai
siswa pada materi pokok fluida dinamis pretes dan postes berdistribusi normal
yang diberi perlakuan berbeda. Kelas seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
eksperimen dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
kedua kelas
dengan metode Know-Want-Learn
Kelas Data Pretes Kesimpulan
(KWL) dan kelas kontrol dengan Lhitung Ltabel
pembelajaran konvensional. Eksperi 0,1308 0,15 Normal
Pada awal penelitian kedua kelas men
diberikan tes uji kemampuan awal Kontrol 0,1018 Normal
(pretes) untuk mengetahui kemampuan
awal siswa pada kedua kelas tersebut. Data Pretes
Lhitung Ltabel
Berdasarkan data hasil penelitian Eksperi 0,1109 0,15 Normal
diperoleh nilai rata-rata pretes siswa pada men
kelas eksperimen sebesar 26,86 dengan Kontrol 0,1344 Normal
standar deviasi 11,78. Sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Lhitung <
kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata Ltabel baik kelas eksperimen dan kelas
pretes siswa sebesar 26,86 dengan standar kontrol pada data pretes dan postes
deviasi 12,22. Selanjutnya kelas dengan α = 0,05. Berdasarkan hasil
eksperimen dan kelas kontrol diberikan perhitungan Lhitung dan Ltabel tersebut,
perlakuan yang berbeda. Pada kelas maka dapat disimpulkan bahwa data
eksperimen menggunakan model kedua kelas sampel berdistribusi normal.
pembelajaran kooperatif tipe Group Pengujian homogenitas data pretes dan
Investigation dengan metode Know-Want- data postes pada kelas eksperimen dan
Learn (KWL) dan kelas kontrol dengan kelas kontrol dilakukan dengan uji
pembelajaran konvensional. Setelah kesamaan dua varians untuk mengetahui
kedua kelas diberikan perlakuan, masing- apakah kelompok sampel berasal dari
masing kelas diberi postes untuk melihat populasi yang homogen atau tidak. Hasil
adanya pengaruh ketika diberi perlakuan uji homogenitas data yang diperoleh
pembelajaran yang berbeda. Dari data ditunjukkan pada Tabel 3.
postes kedua kelas diperoleh nilai rata-
rata postes untuk kelas eksperimen Tabel 3 Hasil Uji Homogenitas pada Kedua Kelas
sebesar 74,7 dan nilai rata-rata postes Data Fhitung Ftabel Kesimpulan
kelas kontrol sebesar 63.53 yang Pretes 1,08 1,792 Homogen
Postes 1,686 1,792
ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.
Dengan kriteria pengujian homogenitas
Fhitung < Ftabel maka dapat dinyatakan
154 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158

bahwa kedua sampel memiliki varians Keterangan : < 50 = Kurang Baik;


yang sama (Homogen) atau dapat 50 - 69 = Cukup Baik
70 – 100 = Baik
mewakili populasi yang ada atau berasal
dari populasi yang sama. Hasil belajar keterampilan dinilai oleh
Hasil uji hipotesis untuk postes observer selama proses pembelajaran.
menggunakan uji t pada taraf signifikan Aspek yang dinilai yaitu cara merangkai
α= 0,05, diperoleh thitung > ttabel (3,5 > alat, pengamatan, data yang diperoleh,
1,669). Hasil uji hipotesis terhadap hasil dan cara menarik kesimpulan. Hasil
postes ditunjukkan pada Tabel 4. penilaian keterampilan kelas eksperimen
Berdasarkan Tabel 4, didapat thitung > ttabel, ditampilkan pada tabel 6 di bawah ini.
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Tabel 6. Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen
Group Investigation (GI) dengan metode No Pertemuan Rata– Kriteria
Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil Rata
belajar siswa. 1 Pertemuan I 80,1 Baik
2 Pertemuan II 80,88 Baik
Tabel 4. Perhitungan Uji Beda pada Kelas
3 Pertemuan III 81,13 Baik
Eksperimen dan Kelas Kontrol Keterangan : < 50 = Kurang Baik;
Data thitung ttabel Kesimpulan 50 - 69 = Cukup Baik;
Pretes 0,0000 1,669 Tidak ada 70 – 100 = Baik
3368 perbedaann Observasi bertujuan untuk mengamati
Postes 3,5 Ada aktivitas belajar siswa selama
perbedaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Hasil pada Tabel 4 diperoleh kooperatif tipe Group Investigation (GI)
bahwa nilai postes thitung > ttabel yaitu 3,5 > dengan metode Know-Want-Learn (KWL)
1,998 maka H0 ditolak dan Ha diterima, di kelas eksperimen. Observasi dilakukan
sehingga diperoleh bahwa hasil belajar oleh dua observer yaitu Muhammad Umar
siswa pada kelas eksperimen lebih besar Arisandi dan Sutria Putri Wahyuti.
daripada hasil belajar siswa kelas kontrol, Jumlah siswa pada kelas eksperimen
berarti ada pengaruh penerapan model berjumlah 34 orang, maka peneliti
pembelajaran kooperatif tipe Group membagi siswa secara heterogen menjadi
Investigation dengan metode Know-Want- 6 kelompok.
Learn (KWL) terhadap hasil belajar siswa Adapun perincian pencapaian aktivitas
pada materi pokok fluida dinamis kelas siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat
XI semester II di SMA Negeri 21 Medan pada Tabel 7 berikut.
T.P. 2016/2017.
Hasil belajar sikap dinilai oleh Tabel 7 Penilaian Aktivitas Kelas Eksperimen
observer selama proses pembelajaran. No Pertemuan Rata– Kriteria
Aspek yang dinilai yaitu kejujuran, sopan Rata
1 Pertemuan I 60,3 Aktif
santun, percaya diri, tanggung jawab, dan 2 Pertemuan II 69,54 Aktif
disiplin. Hasil penilaian sikap kelas 3 Pertemuan III 79,41 Aktif
eksperimen dapat ditunjukkan pada Tabel
5 di bawah ini.
Tabel 5 Penilaian Sikap Kelas Eksperimen Keterangan : < 40 = Kurang Aktif;
No Pertemuan Rata – Kriteria 40 - 59 = Cukup Aktif
Rata 60 – 79 = Aktif;
1 Pertemuan I 48,82 Kurang 80-100 = Sangat Aktif
Baik
2 Pertemuan II 59,41 Cukup Pembahasan
Baik Berdasarkan hasil penelitian yang
3 Pertemuan III 75,3 Baik
dilakukan setelah kedua kelas diberi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158 155

perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas dinamis kelas XI semester II di SMA
eksperimen menggunakan model Negeri 21 Medan T.P. 2016/2017.
pembelajaran kooperatif tipe Group Peningkatan aktivitas pada kelas
Investigation dengan metode Know-Want- eksperimen juga terlihat pada kelas
Learn (KWL) dan pada kelas kontrol eksperimen pada pertemuan I-II dan
menggunakan pembelajaran konvensional pertemuan II-III masing-masing 7,6% dan
terdapat perbedaan hasil belajar. Adanya 7,13 % dan berkriteria aktif. Peningkatan
perbedaan hasil belajar tersebut afektif siswa dalam kegiatan belajar
disebabkan oleh kelebihan model mengajar juga mengalami peningkatan.
pembelajaran kooperatif tipe GI yang Pada kelas eksperimen sikap siswa
tidak mengharuskan siswa menghafal berkategori baik dengan nilai rata-rata
fakta tetapi sebuah model yang sebesar 61,17. Begitu juga dengan
membimbing para siswa untuk penilaian psikomotorik siswa dalam
menemukan sendiri pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar juga mengalami
masalah yang diberikan. Hal ini juga peningkatan dengan nilai rata – rata
didukung oleh (Sasongko, 2014) bahwa sebesar 80,7.
model kooperatif tipe GI membimbing Hasil penelitian menunjukkan adanya
para siswa mengidentifikasi topik, pengaruh dari model pembelajaran
merencanakan investigasi di dalam kooperatif tipe Group Investigation
kelompok, melaksanakan penyelidikan, dengan metode Know-Want-Learn
melaporkan, dan mempresentasikan hasil (KWL) dibandingkan dengan
penyelidikannya. pembelajaran konvensional terhadap hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang belajar siswa pada materi pokok fluida
dilakukan setelah kedua kelas diberi dinamis kelas XI semester II di SMA
perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas Negeri 21 Medan T.P 2016/2017. Hal ini
eksperimen menggunakan model dapat dibuktikan dengan adanya data hasil
pembelajaran kooperatif tipe Group belajar siswa pada kelas eksperimen lebih
Investigation dengan metode Know-Want- baik daripada hasil belajar siswa pada
Learn (KWL) dan pada kelas kontrol kelas kontrol. Data tersebut membuktikan
menggunakan pembelajaran konvensional bahwa hasil belajar siswa dengan
yang masing-masing kelas diberi postes menerapkan model pembelajaran
untuk melihat adanya perbedaan akibat kooperatif tipe Group Investigation
diberikan perlakuan pembelajaran yang dengan metode Know-Want-Learn
berbeda. Dari data postes kedua kelas (KWL) lebih baik daripada hasil belajar
diperoleh nilai rata-rata postes untuk kelas siswa dengan menerapkan pembelajaran
eksperimen sebesar 74,7 dan nilai rata- konvensional.
rata postes kelas kontrol sebesar 63,53. Adanya peningkatan hasil belajar yang
Hasil uji normalitas dan homogenitas diperoleh disebabkan karena model
untuk kedua sampel diperoleh bahwa nilai pembelajaran kooperatif tipe Group
postes berdistribusi normal dan berasal Investigation sangat cocok untuk
dari populasi yang homogen. Hasil uji pelajaran sains karena mendorong siswa
hipotesis untuk postes menggunakan uji t untuk belajar dan melakukan penelitian
diperoleh t hitung > t tabel (3,5 > 1,669) yang ilmiah (Akçay & Doymuş, 2012). Hasil
penelitian tersebut juga diperoleh karena
berarti bahwa ada pengaruh penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe
model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dirancang untuk
Group Investigation dengan metode
membawa siswa secara langsung ke
Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil
dalam proses ilmiah melalui investigasi
belajar siswa pada materi pokok fluida
kelompok siswa terhadap materi yang
156 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158

diajarkan dan percobaan yang dilakukan karena pada pembelajaran masih ada
secara langsung yang dimana mereka beberapa kendala yang dihadapi oleh
saling berinteraksi dalam mendiskusikan penulis. Kendala itu antara lain yaitu tidak
dan menganalisis hasil penyelidikan semua siswa berperan aktif dalam
terhadap percobaan yang telah dilakukan kegiatan kelompok, sehingga kegiatan
dan kemudian mendapatkan informasi kelompok selalu didominasi oleh siswa
baru dan kesimpulan dari pembelajaran yang sama, kondisi kelas yang ribut
yang berlangsung. Model pembelajaran dalam hal pembagian kelompok dan
ini benar-benar mengajak siswa menjadi pembacaan hasil diskusi dapat
aktif (Iswardati, 2016). mengurangi efektivitas dalam belajar
Selanjutnya dengan adanya metode sehingga ketersediaan waktu dalam
Know-Want-Learn (KWL) dalam proses Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran, dapat mengevaluasi (RPP) tidak sesuai dengan
pembelajaran yang telah dilakukan oleh pelaksanaannya. Selain itu, peneliti juga
siswa. Siswa didorong untuk mengalami kendala dalam mengawasi
mengemukakan pengetahuan awal yang siswa dalam setiap kelompok karena
telah mereka miliki sesuai dengan observer yang dilibatkan masih terbatas
permasalahan yang diajukan oleh guru yaitu dua orang dimana siswa yang harus
pada kolom Know (K), dan menetapkan diamati cukup banyak yaitu 34 orang.
hal–hal apa saja yang ingin mereka
pelajari selama proses pembelajaran pada SIMPULAN
kolom Want (W) dan pada akhir Simpulan penelitian ini didasarkan
pembelajaran, para siswa menyimpulkan pada temuan dari data–data hasil
sendiri hal–hal apa saja yang telah mereka penelitian, sistematika sajiannya
pelajari pada kolom Learn (L) sesuai dilakukan dengan memperhatikan tujuan
dengan hal–hal yang ingin mereka penelitian yang telah dirumuskan. Adapun
pelajari pada kolom W sebelumnya. Dan simpulan yang diperoleh, bahwa ada
hal ini akan mempermudah guru untuk pengaruh model pembelajaran kooperatif
meninjau dan mengevaluasi tipe Group Investigation dengan metode
perkembangan siswa dalam proses Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil
pembelajaran yang telah berlangsung, dan belajar siswa pada materi pokok Fluida
bukan hanya guru saja, dari lembar KWL dinamis. Dimana hasil belajar siswa
ini siswa pun mampu mengetahui dan dengan menggunakan model
mengevaluasi sendiri hal–hal baru apa pembelajaran kooperatif tipe Group
saja yang telah mereka peroleh di akhir Investigation dengan metode Know-Want-
pembelajaran. Learn (KWL) lebih baik dibandingkan
Maka dari penelitian ini dapat dengan model pembelajaran konvensional
disimpulkan bahwa ada pengaruh model sehingga dapat dikatakan ada pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe Group pada model pembelajaran kooperatif tipe
Investigation dengan metode Know-Want- Group Investigation dengan metode
Learn (KWL) terhadap hasil belajar siswa Know-Want-Learn (KWL) terhadap hasil
pada materi pokok fluida dinamis kelas belajar siswa pada materi pokok Fluida
XI semester II di SMA Negeri 21 Medan Dinamis.
T.P 2016/2017.
Penerapan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
kooperatif tipe Group Investigation Akçay, N. O., & Doymuş, K. (2012). The
dengan metode Know-Want-Learn Effects of Group Investigation and
(KWL) yang telah dilakukan oleh penulis Cooperative Learning Techniques
belum mendapatkan hasil yang optimal Applied in Teaching Force and
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158 157

Motion Subjects on Students’ Group Investigation to Improve the


Academic Achievements. Journal of Students ’ Speaking Skill. Dinamika
Educational Sciences Research, 2(1), Ilmu, 16(2), 245–261.
109–123. Komikesari, H. (2016). Peningkatan
Amelia, R., & H, S. K. (2016). The Keterampilan Proses Sains dan Hasil
Influence of V Diagram Procedural Belajar Fisika Siswa pada Model
Scaffolding in Group Investigation Pembelajaran Kooperatif Tipe
Towards Students with High and Student Team Achievement
Low Prior Knowledge. Jurnal Division. Tadris: Jurnal Keguruan
Pendidikan IPA Indonesia, 5(1), Dan Ilmu Tarbiyah, 1(1), 15–22.
109–115. Mustari, M. (2015). Pengaruh
Billy, M., Hendriyanti, M. E., & Resti, V. Penggunaan Media Gambar Lewat
D. A. (2017). Profil Kemampuan Komputer terhadap Hasil Belajar
Berpikir Kritis Siswi Melalui Model Fisika pada Siswa Kelas X SMA
Pembelajaran Group Investigation Negeri 3 Makassar. Jurnal Ilmiah
(GI) pada Konsep Sistem Gerak. Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 4(2),
Biodidaktika, 12(2), 25–44. 269–280.
Chusni, M. M., Mahardika, A., Sayekti, I. Nurlaela, N., & Suwono, Hadi, S. (2017).
C., Setya, W., Magelang, U. M., & Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Sains
Surakarta, U. M. (2017). The Profile Berbantuan Know , Want , Learn (
of Student Activities in Learning Kwl ) terhadap Hasil Belajar
Basic Natural Science Concepts Kognitif Biologi. Jurnal
through The Contextual Teaching Pendidikan:teori, Penelitian, Dan
and Learning ( CTL ) Approach with Pengembangan, 2(2), 186–191.
Group Investigation ( GI ) Model. Poniman. (2016). Upaya Peningkatan
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika
IPA, 3(1), 1–10. dengan Metode Praktikum pada
Derlina, & Pane, K. I. (2016). Siswa Kelas XI IPA MAN 1
Kemampuan Pemecahan Masalah Kalianda Lampung Selatan. Jurnal
Siswa SMA dalam Model Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
Pembelajaran Berbasis Masalah 5(2), 257–264.
dengan Metode Know-Want-Learn Santoso, A. B. (2015). Pengaruh Metode
(KWL). Jurnal Saintech, 8(3), 1–10. Pembelajaran KWL ( Know , Want ,
Erlinda, N. (2017). Peningkatan Aktivitas Learn ) Terhadap Hasil Belajar
dan Hasil Belajar Siswa melalui Siswa di SMK Negeri 2 Surabaya.
Model Kooperatif Tipe Team Game Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
Tournament pada Mata Pelajaran 4(3), 725–731.
Fisika di SMK. Tadris: Jurnal Saputra, W. N. E. (2016). Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 2(1), Konseling dan Pendidikan. Jurnal
47–52. Konseling Dan Pendidikan, 4(1), 39–
Gumrowi, A. (2016). Strategi 45.
Pembelajaran Melalui Pendekatan Sasmita, P. R. (2017). Penerapan metode
Kontekstual dengan Cooperative inkuiri terbimbing menggunakan
Learning untuk Meningkatkan Hasil media kit fisika: upaya
Belajar Gelombang Siswa Kelas XII meningkatkan aktivitas dan hasil
MAN 1 Bandar Lampung. Jurnal belajar fisika siswa. Jurnal Ilmiah
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1),
5(2), 183–191. 95–102.
Iswardati. (2016). The Implementation of Sasongko, H. W. (2014). Tinjauan
158 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 149-158

Keefektifan GI Menggunakan Alat 12.


Peraga Manipulatif dari Aspek Yusuf, M. T., & Amin, M. (2016).
Prestasi Belajar Bangun Ruang Sisi Pengaruh Mind Map dan Gaya
Datar dan Apresiasi terhadap Belajar terhadap Hasil Belajar
Matematika SMP. Pythagoras: Matematika Siswa. Tadris: Jurnal
Jurnal Pendidikan Matematika Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 1(1),
Volume, 9(2), 136–146. 85–92.
Simsek, U. (2012). The Effects of Zouhor, Z., Bogdanović, I., & Segedinac,
Reading-Writing-Presentation and M. (2016). Effects of the Know-
Group Investigation Methods on Want-Learn Strategy on Primary
Students ’ Academic Achievements School Students ’ Metacognition and
in Citizenship Lessons. Journal of Physics Achievement. Journal of
Educational Sciences Research, 2(2), Subject Didactics, 1(1), 39–49.
189–201. Zulva, R. (2016). Hubungan Antara
Wijayanti, W., Maharta, N., & Suana, W. Keterampilan Berpikir Dalam
(2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif
Blended Learning Berbasis Learning Menggunakan Constructive
Management System pada Materi Feedback. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Listrik Dinamis. Jurnal Ilmiah Fisika Al-Biruni, 5(1), 61–69.
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1), 1–

Anda mungkin juga menyukai