Makalah ASP Koreksi Kesalahan Kebijakan
Makalah ASP Koreksi Kesalahan Kebijakan
Disusun Oleh :
Kelompok 09
NAMA : NIM :
1. SHOFIYATUL ULA 2012-12-111
2. DIAN NUR JANNAH 2012-12-113
3. WAHYUNINGSIH 2012-12-117
4. MOCH. ANDI CHAERONY 2012-12-118
HALAMAN PENGESAHAN
hari : ......................................
tanggal : ......................................
Dosen pengampu,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini,
serta salawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Semoga di hari kiamat nanti kita mendapatkan syafaat darinya.
Amin ya RabbaAlaamin.
Dalam hal ini penulis tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak, maka
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah merelakan hari-harinya untuk
mencurahkan kasih sayangnya pada penulis;
2. Bapak Febra Robiyanto, SE., MSi., Akt. Selaku Dosen pengajar mata
kuliah AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK;
3. Teman dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
Bab I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................3
1.5 Metoda......................................................................................................3
Bab II PEMBAHASAN.......................................................................................4
3.1 Kesimpulan.............................................................................................31
3.2 Saran.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
Bab I
PENDAHULUAN
konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor
komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan
keuangan perusahaan. Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke
pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi pembaca laporan keuangan.
Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus disertai dengan
Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan
pengguna dalam memahami Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas
Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan
oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) NO 04.
Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari
tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber
pemborosan negara. Pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda
pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,
penyelenggara pemerintahan harus mampu mempertanggung jawabkan
kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat. Maka dari itu, audit
pemerintahan diperlukan untuk menjamin kualitas, profesionalisme dan
akuntabilitas publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta
untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor
publik.
1.3 Tujuan
1.5 Metoda
Bab II
PEMBAHASAN
b. Kesalahan adalah penyajian pos –pos yang secara signifikan tidak sesuai
dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode
berjalan atau periode sebelumnya.
c. Koreksi adalah tindakan pembentulan akuntansi agar pos – pos yang tersaji
dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
d. Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas
berbeda dari aktivitas normal entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi
dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak
yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang tidak berulang terjadi pada
periode–periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan lain – lain. Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode–periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi
kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembentulan pada akun akuitas dana lancar. Koreksi kesalahan tidak
dengan sendirinya berpengaruh terhadap pada anggaran atau belanja entitas yang
bersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi kesalahan.
Koreksi kesalahan belanja dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldo kas
dan yang mengurangi saldo kas.
Koreksi kesalahan pendapatan dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldo
kas dan yang mengurangi saldo kas.
Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas adalah belanja untuk
membeli perabot kantor (aset tetap) dilaporkan sebagai belanja perjalanan
dinas. Dalam hal demikian, koreksi yang perlu dilakukan adalah mendebet
pos aset tetap dan mengkredit pos ekuitas dana investasi pada aset tetap.
1. adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara
substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
2. adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang
sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada priode sebelum atau priode
berjalan yangt bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas,
maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapat
memahami kejadian itu.
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi secara jelas berbeda dari
aktivitas biasa atau normal suatu entitas karenanya tidak diharapkan terjadi dan
berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yang
signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.
Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan atau daftar rinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang telah disajikan dalam laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas laporan keuangan juga
harus disajikan secara sistematis, setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. Dan setiap entitas
pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah entitas yang memunyai aset
yang signifikan dibandingkan dengan entitas ekonomi lain dalam suatu negara.
Sehingga, dinamika ekonomi dalam suatu negara pasti sangat dipengaruhi oleh
dinamika perubahan dalam posisi keuangan, operasi, dan arus kas suatu entitas
pemerintahan. Oleh karena itu, Keberadaan standar akuntansi pemerintah
diperlukan untuk mengatur pengakuan, penilaian, pencatatan, dan pengungkapan
seluruh transaksi yang memengaruhi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Laporan Arus Kas serta diharapkan sudah dapat menjembatani antara persepsi
para penyaji laporan keuangan dengan para pengguna yang diandaikan berada
dalam suatu asimetri informassi. Artinya, kompleksitas permasalahan,
kompleksitas semantika, dan kompleksitas struktur informasi yang dicoba
dikomunikasikan oleh pemerintah kepada para investor, kreditor, dan masyarakat
pada umumnya diharapkan sudah dapat dijabarkan dalam standar akuntansi
mengenai penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Salah satu praktik pemberian sinyal (signalling) yang baik ini adalah dengan
memberikan pengungkapan yang memadai (full disclosure). Catatan atas laporan
keuangan menemui arti pentingnya, seperti dalam Management Discussion
Analysis. Pada bagian MDA inilah manajemen dapat memaparkan segala hal
menyangkut manajemennya yang akan memengaruhi apresiasi pengguna laporan
keuangan terhadap informasi keuangan yang diberikan. Diharapkan, dengan
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
pemaparan ini, manajemen akan mendapat apresiasi yang lebih baik dari
pengguna laporan keuangan sebagai insentifnya.
Salah satu faktor yang memengaruhi risiko tidak sistematis kelayakan harga
atas surat berharga adalah struktur permodalan negara, pola manajemen keuangan
negara, hingga berbagai kebijakan fiskal dan moneter. Banyak hal dari faktor ini
tidak dapat dimuat secara semantik di dalam Laporan Keuangan konvensional
seperti Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus KAs.
Di samping itu, Catatan atas laporan keuangan pun pasti lebih bersesuaian
dengan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan partisipasi sebagai bagian dari
good governance. Karena informasi kualitatif akan lebih mengungkapkan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran, pengelolaan aset dan kewajiban, dan
bahkan penggunaan ekuitas dana yang tersedia secara terbuka. Selain itu, kinerja
dari realisasi kebijakan tersebut dapat dilaporkan sebagai bagian dari akuntabilitas
keuangan dalam bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak pengguna
laporan keuangan. Tentu, dengan pemahaman yang semakin meluas ini,
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
November 20, 2013
Apa pun hasil dari realisasi anggaran, apa pun kondisi posisi keuangan
negara, dan bagaimanapun pola penerimaan dan pengeluaran kas negara yang
dilaporkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas, satu hal adalah pasti, semua itu
merupakan hasil dari suatu sistem akuntansi pemerintah.
Beberapa hal pokok yang dimuat dalam catatan atas laporan keuangan
secara memadai adalah mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
Secara lengkap informasi yang harus di muat pada catatan Atas Laporan
keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang dipertegas dengan Peraturan
Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang laporan keuangan dan kinerja pemerintah
dan peraturan menteri dalam negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
di tetapkan.
5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja:
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang dan jasa
c. Belanja modal
d. belanja bunga
e. Belanja subsidi
f. Belanja hibah
g. Belanja sosial
h. Belanja bagi hasil
i. Belanja tidak terduga
5.1.3 Pembiayaan
5.1.4 Aset
a. Aset lancar
b. Investasi jangka panjang
c. Aset tetap
d. Dana cadangan
e. Aset lain-lain
5.1.5 Kewajiban
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos kewajiban:
Pada audit ekonomi dan efisiensi, ukuran kinerja manajer dapat dilihat dari
output ideal yang dihasilkan oleh organisasi yang bersangkutan. Namun dalam
praktiknya, tidak jarang output organisasi sektor publik tidak dapat dinyatakan
secara eksplisit. Bila terjadi keadaan semacam itu, auditor harus dapat
menentukan apakah nantinya biaya yang telah dianggarkan dapat menghasilkan
output yang lebih besar atau lebih rendah.
Untuk dapat mengetahui apakah suatu organisasi telah menghasilkan output
yang ideal, dengan optimalisasi sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat
membandingkan output yang telah dicapai dengan 1) Standar yang ditetapkan
sebelumnya, 2) Kinerja pada tahun sebelumnya, 3) Unit lain pada organisasi yang
sama.
Value for money audit secara umum mempunyai tiga kategori kegiatan yaitu
“By product” VFM work, an “Arrangement Review”, dan Performance Review
2. An “Arrangement Review”
3. Performance review
Pekerjaan yang dilakukan untuk menilai secara objektif value for money
yang telah dicapai oleh klien dan membandingkannya dengan criteria
(pembanding) yang valid. Penilaian terhadap kinerja klien dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kinerja masa lalu, target yang
telah ditetapkan sebelumnya atau kinerja organisasi sejenis lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
“Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa
harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.”
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
www.ksap.org/standar/PSAP10.pdf
http://www.slideshare.net/kodokpohon/makalah-psapa
https://www.academia.edu/4532501/
Makalah_Audit_Pemerintahan_dan_Komputer_Audit
http://valdhekarundeng.wordpress.com/2012/10/01/pernyataan-standar-akuntansi-
pemerintahan-psap-pp-no-24-tahun-2005/psap10/
http://unhiwahyunii.blogspot.com/2013/04/audit-siklus-pengeluaran-
pengujian.html
http://eviervianti.blogspot.com/2011/09/economy-efficiency-and-
effectiveness.html
http://anhyfreedom.blogspot.com/2013/01/audit-operasional.html
http://anitaputrinursanti.blogspot.com/2012/10/auditing-sektor-publik.html