Anda di halaman 1dari 8

WIRULWALIDAIN

Sinopsis:

Kisah ini menceritakan tentang sebuah kehidupan gadis kecil yang lahir dari keluarga
sederhana, gadis kecil yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, yang selalu menghormati
kedua orang tuanya, sering kali gadis itu membantu Ayahnya di Perkebunan dan membantu
Ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Suatu hari iia mempunyai keinginan untuk melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi, sebuah harapan mimpi bisa bersekolah dan belajar di Pondok
Pesantren. Seiring berjalannya waktu berkat kedua orang tua dan tekad dari ketulusannya, gadis
itu bisa mewujudkan impiannya dan membuat bangga kedua orang tuanya.

Tetapi takdir rupanya tidak berpihak kepadanya, karna penghasilan kedua orang tua yang
tidak mencukupi, ia harus melepaskan mimpinya yang belum terwujud sepenuh nya. Terhalang
biaya adalah salah satu factor yang sangat berpengaruh, namun perjuangan orang tua tidak
pernah sedikit pun lepas, semangatnya yang selalu ada pada diri orang tua itu tidak pernah terasa
berapa besar orang tua berjuang untuk anaknya.

Cemoohan dari semua kerabat karna kurangnya biaya membuat ia sedikit kecewa
kepada orang tuanya. Tetapi ia menyesali dan ia berpikir Kembali, mencerna semua perkataan
orang yang tidak tahu apa yang telah terjadi dalam hidup seseorang hanya akan menjadi omong
kosong. Karna ini semua hanya sebuah garis takdir dari sang maha pencipta.
Seorang gadis berusia 15 tahun yang lahir dari keluarga sederhana, ia tinggal bersama
orang tua dan adiknya diperkampungan terpencil, gadis itu bernama Agni putri si anak yang
mempunyai mimpi Mulia agar bisa bersekolah di pondok pesantren.

Agni adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, anak yang selalu membantu kedua
orang tuanya, membantu ayahnya di perkebunan dan membantu ibu nya mengerjakan pekerjaan
rumah, gadis cantik itu sangatlah baik, pintar, dan slalu membanggakan kedua orang tuanya.

Setiap hari selepas pulang sekolah yang ia lakukan adalah membantu orang tuanya di
perkebunan, itu yang slalu dilakukannya bersama ayah dan ibu nya. Anak ini benar-benar sangat
berbakti kedua orang tuanya, semangat untuk membantu kedua orang tuanya itu begitu besar, ia
selalu mengajak adiknya untuk selalu membantu orang tuanya, dia pun selalu bilang kepada adik
nya.

“Dek,,Ridho orang tua itu adalah Ridho Allah jadi jangan pernah kamu menyakiti hati kedua
orang tuamu, karna Allah tidak menyukai orang-orang yang durhaka terhadap orang tuanya, jadi
kamu harus menjadi anak yang menghormati, yang berguna dan selalu sayang terhadap orang
tua” Adiknya yang mendengarkan ucapan gadis tersebut sangat bangga, kakak nya yang selalu
baik kepadanya.

Setelah selesainya ia bersekolah di SMP ia berkeinginan melanjutkan sekolahnya ke


jenjang yang lebih tinggi, namun ada impian yang ia belum terwujud, dan pada saat ini ia
bertekad untuk mewujudkan impian tersebut,yaitu bersekolah dan belajar di pondok pesantren.

"Harapan ku semoga ayah dan ibu, mengizinkan apa yang aku impikan" ujar gadis itu.

Suatu hari pada saat semua orang berkumpul di rumahnya ia hanya berdiam diri di teras
halaman rumah memikirkan apa yang harus dia katakan kepada orang tua nya, dan ia takut kedua
orang tuanya itu tidak mengizinkan hal tersebut, karna pergi ketempat itu memerlukan biaya
yang cukup besar, tekad nya itu sangat kuat namun mengatakan kepada ayah nya sangatlah
susah.

"aku harus bisa mengatakan itu semua" katanya,,

Ayah nya yang berada di dalam rumah langsung menghampiri gadis itu dan berkata.
"Agni,,kenapa kamu berdiam diri disini?" Dan seketika anak itu terdiam dan kengingungan.

"Apa yang harus aku katakan" dengan muka kebingungan.

"Kamu kenapa?,,sakit?" Kata ayahnya.

"Tidak, yah" jawab gadis itu.

"Terus kamu kenapa?,, apa ada yang ingin kamu katakan kepada ayah?.."tanya ayahnya lagi.

Dan disini ia berani mengatakan apa yang dia inginkan.

"ayah!!,, apa impian itu harus di wujudkan?, ayah tau tidak, apa yang aku impikan sejak kecil?.."

Ayahnya itu heran dan kebingungan dengan pertanyaan dari anaknya.

"Apa ituuuu…?" dengan muka bingung sambil tersenyum.

"Astagfirullah, ayah lupa Agni, apa bisa kamu katakan lagi apa impianmu kepada ayah?" Sambil
tersenyum merayu anak nya, agar memberitahukan impiannya itu.

"Ayahhh, aku mempunyai mimpi sejak kecil, aku berkeinginan untuk bersekolah dan belajar di
pondok pesantren, dan aku ingin mewujudkan itu saat ini.."dengan menceritakan semuanya
sembari mata yang mulai berkaca - kaca.

"Oh, begitu rupanya, lalu ayah harus apa?,, kamu ingin mewujudkannya?, tanya ayah nya lagi.

Ayahnya sudah tau impiannya, gadis itu sangat senang dan ia tidak segan lagi mengatakan
semuanya.

"Apa boleh?" Tanya Agni.

"Boleh saja, asalkan kamu harus membantu ayah terlebihdulu, ya?.." sambil merayu lagi
anaknya.

"Heheee...iya aku akan membantu ayah, terimakasih ayah sudah mengizinkan Agni belajar ilmu
agama disana,,"sambil menangis terharu karna perkataan boleh ayahnya, yang membuat ia
senang.
"Iya siap bos, nanti ayah carikan dulu dimana pondok pesantren nya, nanti ayah langsung
daftarkan kamu sekaligus sekolahkan kamu juga di tempat yang sama."

"Do'akan agar ayah mendapatkan rezekinya…" ujar ayahnya.

"Iya ayah, aamiin" jawab gadis itu.

Beberapa hari kemudian orang tuanya pun pergi mengantarkan agni ke pondok pesantren,
sesampainya di pondok pesantren gadis itu merasa senang campur sedih akan ditinggal pulang
oleh orang tuanya, karna gadis itu tidak bisa jauh dari kedua orang tuanya.

"Ayah, terimakasih sudah mewujudkan keinginan ku, tapi aku juga sangat bersedih karna akan
jauh dari ayah dan ibu" ucap gadis itu sebelum dirinya ditinggal pulang oleh ayah ibu nya.

"Kamu jaga kesehatan dan jangan telat makan, ya" ucap ibu nya.

"Do'akan ayah dan ibu di rumah, agar sehat terus dan bisa bekerja mencari uang untuk
membiayai kamu.." dengan mata yang sedih ujar ibunya lagi.

"Aku berjanji akan belajar dengan giat dan berdo'a terus disini, agar tidak mengecewakan ayah
dan ibu, AKU BERJANJI!!.." sambil meneteskan air matanya.

"Sekali lagi makasih ya ayah, ibu,," ujar dia lagi.

Sudah beberapa hari di pondok pesantren kegiatan satu persatu selalu dilakukan, setiap
hari mengaji, menghafal bersama teman-temannya, melakukan semua kegiatan dengan ikhlas
karna dia sangat senang sekali melakukan hal tersebut.

"Alhamdulillah mimpiku sudah tercapai dan aku sangat nyaman disini karna banyak teman" ujar
gadis itu dalam hati.

Sedangkan di kampung, ayah dan ibu nya selalu bekerja keras agar mendapatkan biaya
untuk keperluan hidup, selain itu mereka juga harus membayar semua biaya sekolah dan biaya
pesantren anaknya. Semangat yang terus mereka terapkan membuat mereka merasa bangga karna
impian anaknya itu terwujudkan, seorang ayah dan ibu yang penuh perjuangan mendidik
anaknya, menafkahi anaknya, betapa bangganya seorang anak mempunyai kedua orang tua yang
begitu sayang kepadanya. Bersyukur banget jika semua anak mempunyai orang tua seperti orang
tua gadis itu.

Tapi beberapa waktu kemudian Agni sakit dan orang tua nya pun mendapatkan kabar
kalau anak nya itu sedang sakit, rasa cemas dan menjadi khawatir ibunya Agni  akan anak nya yg
sedang sakit, ia langsung meminta kepada ayahnya  agar membawa Agni pulang ke rumah dan di
rawat oleh ibunya.

"Yah, cepat jemput Agni, ibu khawatir" ucap ibunya sambil menangis.

"Iya, ayah jemput agni sekarang,, " ayahnya langsung bergegas pergi meninggal ibunya Agni
yang sedang menangis untuk menjemput anak nya itu.

Sesampainya di pondok pesantren, ayahnya meminta izin kepada Ustadz disana, ia


memohon agar anaknya bisa pulang terlebih dahulu untuk dirawat di rumah. Ustadz pun
mengizinkan permintyaan ayah nya agni.

"Iya silahkan pa, biar agni pulang dan dirawat dengan baik oleh ibunya,, " jawab Ustadz.

Beberapa jam kemudian ayahnya berhasil membawa Agni yg sedang sakit pulang ke
rumah, di rumah Agni sangat dirawat dengan baik oleh ibunya. Dan disini terlihat Betapa
sayangnya ia terhadap anaknya. Seorang ibu memberikan kasih sayang dan cinta yang tak
terhingga untuk anaknya. Ibu adalah orang yang mengasuh dan merawat kita saat kecil hingga
kita dewasa, tak ada sekalipun keluh kesah seorang ibu selama mengasuh dan merawat anaknya.

1 Minggu kemudian Agni mulai sehat dan ingin kembali ke pondok pesantren, namun
orang tua nya belum bisa mengantarkan anaknya untuk Kembali ke tempat itu, gadis itu
bertanya-tanya.

"Kenapa…? aku hanya ingin kembali ke pesantren" kata gadis itu dengan muka kebingungan.

"Agni sabar ya, ayah kamu lagi berusaha mencari uang agar kamu bisa kembali lagi ke
pesantren, karna pekerjaan ayah sekarang lagi gak baik nak, penghasilan dari kebun lagi
menurun, jadi ayah dan ibu belum bisa mengantarkanmu kembali kesana lagi" ucap ibu nya
sambil menahan air mata.

Tapi pernyataan dari ibu nya tidak dipahami oleh gadis itu.

"Ah! kenapa sih keinginanku selalu terhalang, aku sangat kecewa sama ayah dan ibu" sambil
pergi ke kamar dengan perasaan marah dan raut wajah yang begitu kesal.

Tetapi ibunya selalu sabar dan terus menjelaskan kenapa dia belum bisa kembali kepesantren,
tapi semua alasan itu tidak dihargai oleh Agni.

"Agnii,,maafkan ibu ya, karna ibu tidak bekerja selama kamu sakit, jadi ibu tidak dapat
menghasilakan uang, untuk membantu ayahmu yang masih berjuangan, dan In sya Allah
keinginanmu nanti pasti dapat terwujudkan lagi" kata ibu yang terus merayu anakanya, tapi ia
tidak merespon sama sekali perkataan ibunya.

Pada malam hari waktunya makan malam tapi gadis itu tidak ikut makan karna ia masih
kesel sama orang tuanya, ayah nya selalu memanggil gadis itu tapi ia sama sekali tidak merespon
ucapan ayah nya, lalu sang ayah pergi ke kamar gadis itu dan berkata.

"Agni, ayo makan, nanti kamu sakit lagi" sambil berusaha terus merayu anaknya.

"Percuma saja aku sembuhpun, aku tidak bisa pergi lagi kepesantren" ucap nya dengan nada
yang kesal.

Ayah nya langsung pergi karna ucapan anak nya.

Di malam hari selesai sholat tahajud Agni belum tidur, ia berdo'a sambil memikirkan
perkataan-perkataanya yang sangat tidak pantas untuk dikatakan terhadap orang tua, ia menyesali
akan semua kekecewaannya itu, ia sadar bahwa orang tuanya sangat berjuang dan berusaha, dan
ia sangat bersalah dengan apa yang terjadi, sekarang ia berpikir kalau penyebab dirinya tidak
bisa kembali ya karna dirinya sendiri.

"Aku menyesal karna perkataanku…"

"Ini semua karna diriku sendiri bukan karna ayah" ucap gadis itu.
"Kenapa aku harus sakit ya Allah, aku cuman ingin belajar di pondok pesantren, itu tempat yang
mulia bukan tempat berdusta, aku salah apa? mengapa banyak sekali cobaan untuk keluargaku,
kenapa ya Allah?,,," ucap gadis itu lagi sambil menitikan air mata.

Di pagi hari disaat libur sekolah, ayah dan ibu nya Agni pergi ke perkebunan, Agni yang
menghampiri ayah dan ibu nya itu sambil menangis meminta maaf atas apa yang ia ucapkan dan
ia lakukan kepada kedua orang tuanya.

"Ayah, ibu, aku meminta maaf, aku salah, aku terlalu egois memikirkan diriku sendiri sampai
aku lupa dengan semua perjuangan ayah dan ibu, maafkan aku..!!" ucap permintaan maaf gadis
itu.

Ibunya yang mendengarkan ucapan anak nya itu ikut menangis juga karna merasa bersalah.

"Agni, maafin ibu ya, ibu telah gagal mewujudkan keinginan kamu, ibu sangat merasa bersalah,
kamu pantas kecewa sama ibu dan ayah" ucap ibu nya sambil menangis.

"Kamu bisa kan, sementara untuk tinggal disini, kamu harus selalu bersyukur, pesantren itu
memang tempat mulia tapi, dirumah ini jauh lebih mulia, karna orang yang menempati rumah ini
begitu sangat mulia" ucap ayah nya yang sambil tersenyum mengalihkan suasana.

"Disini kamu bisa bantu ibu bersih-bersih, masak, mengasuh adikmu, kamu juga bisa mengaji,
menghafal dirumah, karna di dunia ini tidak ada yg tidak mungkin" Sambung ayahnya sambil
menyemangati anaknya.

"Agni, semua ini sudah takdir, Allah yang menentukan, mungkin untuk saat ini Allah belum
mengizinkan semuanya, bukan karna Allah tidak adil tapi, Allah menakdirkan yang terbaik untuk
kita, jalan yang terbaik. Cobaan adalah rasa sayang dan dekat nya kita kepada Allah, karna apa?
Karna Allah menyukai orang-orang orang yang selalu bersabar dan yang selalu meminta beribu
ribu permintaan dalam do’a selepas sholat nya, jadi kamu jangan ragu untuk selalu meminta
kepada Allah" sambung ayahnya lagi.

"Iya ayah aku mengerti, Allah sudah menakdirkan jalan yang terbaik untukku dan untuk keluarga
ini, pastinya Allah mempunya alasan mengapa belum menakdirkanku untuk berada di tempat itu,
mungkin aku bisa memberikan alsannya yah" jawab gadis itu yang sudah mulai ceria.
"Apa alasannya?" kata ayah.

"Ya, karna aku tau membantu orang tua itu lebih mulia dari segalanya, menghormati segala
keputusan orang tuanya yang baik itu juga hal yang mulia, aku akan tetap bersyukur dengan apa
yang Allah berikan, karna semua itu pasti yang terbaik" sambil tersenyum menatap kedua orang
tuanya.

Mereka bangga karna anaknya itu begitu dewasa, memahami semuanya, menerima
semuanya, bersyukur atas semuanya, dan selalu bersabar atas semua cobaan yang Allah berikan.
Orang tua yang baik akan selalu mendidik anaknya dengan baik.

Penyebab ia kecewa bukan karna orang tuanya saja, tapi muali dari faktor lingkungan dan
dari temannya yang selalu mengejek, bahkan dari keluarga besar nya yang slalu menekan gadis
itu karna dia tidak kunjung kembali ke pesantren, padahal perkataan itu tidak sesuai dengan apa
yang terjadi, sampai-sampai ia kesal terhadap orang tuanya, namun seiring berjalannya waktu, ia
sadar akan semuanya, dan sekarang ia tidak peduli lagi dengan perkataan-perkataan yang selalu
menyinggung dan membuatnya sakit hati, sekarang gadis itu sangat bahagia selalu dekat dengan
keluarga nya, selalu bersyukur, selalu sabar dan selalu berjuang bersama keluarganya.

"Walaupun di pesantren aku bahagia, tapi aku jauh lebih bahagia disini" ucap gadis itu dalam
hati sambil membantu kedua orangtuanya.

Apapun yang terjadi semua ini harus aku terima, kebahagiaan orang tua itu lebih berharga
dari segalanya, walaupun impianku tercapai tetapi orang tua tersiksa, itu sangat percuma karna
kita akan gagal menjadi seorang anak jika kita tidak bisa menerima keadaan orang tuanya. Orang
tua adalah sosok yang selalu menyayangi kita dengan tulus, rela berkorban demi anaknya, dan
selalu mendo’akan anaknya, jadi tetap sayangi orang tua meskipun mereka tidak selamanya
selalu mengabulkan apa keinginan kita.

Anda mungkin juga menyukai