Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP

Paningkat Siburian
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT Unimed

Abstrak: Kemajuan bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan


berkontribusi dalam pengembangan SDM yang bermutu. MBS merupakan
pendekatan pengelolaan sekolah dengan memberi kekuasaan kepada kepala
sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat untuk perbaikan
kinerja sekolah. Strategi dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
menggambarkan arah pengembangan sekolah, sasaran, program-program,
biaya yang diperlukan, keterlibatan stakeholder, dan target keberhasilan
yang direncanakan. Dalam penyusunan rencana pengembangan SMP harus
menerapkan prinsip-prinsip pencapaian prestasi siswa, perubahan yang
lebih baik, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, tanggap terhadap
perubahan, demand driven, partisipasi, keterwakilan, transparansi, data
driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan didasarkan pada
hasil review dan evaluasi

Kata kunci: Strategi, Standar Pengelolaan, MBS

Abstract: The development of a nation progress is determined by the


quality of its education. Education contributes to the development of
qualified human resource. School-based management (MBS) is an approach
in managing schools by which the principal is given the authority to involve
the society in improving the school performance. The School Development
Plan (RPS) describes direction of the school development, the target and the
programs, the cost needed, the stakeholder participation, and the targetting
success. In designing the plan, some principles must be considered:
students’ achievement, a better condition, systematicity, right orientation,
integrated, as a whole, responsive to changes, demand driven, participation,
representativeness, transparency, data driven, realistic and in accordance
with the result of SWOT analysis, and based on the result of review and
evaluation.
Keywords: strategy, management standard, MBS

A. Pendahuluan Sekolah Menengah Pertama


Kemajuan suatu bangsa sangat (SMP) sebagai suatu lembaga
ditentukan oleh kualitas pendidikan. pendidikan yang bernaung di bawah
Pendidikan berkontribusi dalam Direktorat Jenderal Manejemen
pengembangan sumber daya manusia Pendidikan Dasar dan Menengah
(SDM) yang bermutu dengan indikator dituntut untuk dapat memenuhi
berkualifikasi ahli, terampil, kreatif, standar kompetensi lulusan yang
inovatif, serta memiliki sikap dan memiliki dasar kecerdasan, pengeta-
perilaku yang positif. huan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan tercapai efisiensi dan efektivitas
mengikuti pendidikan lanjutan. penyelenggaraan pendidikan (Direkto-
Untuk itu, telah dilakukan rat Pembinaan SMP, 2009 : 5 – 6).
berbagai upaya atau kebijakan guna Akan tetapi, menurut Erman
mengembangankan Sekolah Standar Suparno bahwa dari kondisi riil
Nasional (SSN). Penetapan UU terlihat adanya ketimpangan antara
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem kebijakan yang diharapkan dan hasil
Pendidikan Nasional, UU Nomor 14 yang dicapai dalam upaya pemerintah
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, meningkatkan SDM, termasuk kualitas
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tenaga kerja yang tersedia (Soedijarto,
Tahun 2005 tentang Standar Nasional 2008 : XXIII). Hal itu sesuai dengan
Pendidikan, Permendiknas Nomor 23 kenyataan saat ini bahwa sebagian
Tahun 2006 tentang Standar Kompe- besar SMP belum memenuhi sekolah
tensi lulusan, Permendiknas Nomor 19 standar nasional, pada hal dinyatakan
Tahun 2007 tentang Standar dalam PP Nomor 19 Tahun 2005
Pengelolaan, dan anggaran pendidikan bahwa Standar Nasional Pendidikan
sekurang-kurangnya 20 persen dari (SNP) merupakan kriteria minimal
APBN dan APBD serta pelaksanaan tentang sistem pendidikan. Secara
program sertifikasi guru adalah umum, SMP belum memenuhi standar
sebagian dari upaya pemerintah yang pengelolaan pendidikan sebagaimana
diharapkan dapat menjadikan sekolah disebutkan dalam SNP yang menjadi
memenuhi standar nasional tolak ukur kinerja sekolah (Direktorat
pendidikan. Pendidikan SMP, 2009 : 79 – 80).
Dalam PP Nomor 19 Tahun Oleh karena itu, dalam rangka
2005 Bab I, Pasal 1 ditegaskan bahwa meningkatkan kualitas pendidikan di
standar nasional pendidikan adalah SMP sehingga memenuhi standar
kriteria minimal tentang sistem nasional pendidikan, diperlukan
pendidikan di seluruh wilayah hukum strategi pencapaian standar pengelo-
Negara Kesatuan Republik Indonesia. laan pendidikan.
Jadi, standar nasional pendidikan
merupakan kriteria minimal tentang
berbagai aspek yang relevan dalam B. Pembahasan
pelaksanaan sistem pendidikan 1. Pengelolaan SMP dengan
nasional yang harus dipenuhi oleh Manajemen Berbasis Sekolah
penyelenggara dan/atau satuan Dalam Peraturan Pemerintah
pendidikan, yang meliputi standar isi, Nomor 19 Tahun 2005 Bab VIII, Pasal
proses, kompetensi lulusan, pendidi- 49, Ayat 1 dijelaskan bahwa
kan dan tenaga kependidikan, sarana pengelolaan satuan pendidikan pada
dan prasarana, pengelolaan, pembia- jenjang pendidikan dasar dan
yaan, dan penilaian pendidikan. Secara menengah menerapkan manajemen
rinci dijelaskan bahwa standar berbasis sekolah yang ditunjukkan
pengelolaan adalah standar nasional dengan kemandirian, kemitraan,
pendidikan yang berkaitan dengan partisipasi, keterbukaan, dan
perencanaan, pelaksanaan, dan akuntabilitas. Manajemen Berbasis
pengawasan kegiatan pendidikan pada Sekolah (MBS) adalah suatu
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/ pendekatan yang bertujuan untuk
kota, provinsi, atau nasional agar merancang kembali pengelolaan
sekolah dengan memberikan efektivitas sekolah menunjuk kepada
kekuasaan kepada kepala sekolah dan kesesuaian antara hasil yang dicapai
meningkatkan partisipasi masyarakat dengan hasil yang diharapkan (Aan
dalam upaya perbaikan kinerja sekolah Komariah dan Cepi Tritua, 2008 : 8).
yang mencakup guru, siswa, kepala Azas terpenting yang menjadi
sekolah, orangtua siswa dan landasan dalam pengelolaan pendidi-
masyarakat (Nanang Fattah dan kan menuju sekolah efektif adalah
Mohammad Ali, 2007:1-5). pernyataan bahwa semua siswa dapat
Pada intinya, MBS membe- belajar. Hal ini berarti bahwa semua
rikan kewenangan dan pendelegasian upaya manajemen dan kepemimpinan
kewenangan kepada sekolah untuk yang terjadi di sekolah diarahkan bagi
melakukan perbaikan dan peningkatan usaha membuat siswa dapat belajar.
kualitas secara berkelanjutan. Dengan Ada delapan prinsip dalam
mengalihkan wewenang dalam pelaksanaan MBS, yaitu: 1)
keputusan dari pemerintah tingkat komitmen, kepala sekolah dan warga
pusat ke tingkat sekolah diharapkan sekolah harus mempunyai komitmen
sekolah akan lebih mandiri dan lebih yang kuat untuk berMBS; 2) kesiapan,
mampu menentukan arah pengem- semua warga sekolah harus siap fisik
bangan yang sesuai dengan kondisi dan mental untuk berMBS; 3)
dan tuntutan masyarakat. keterlibatan, pendidikan yang efektif
MBS memiliki karakteristik melibatkan semua pihak dalam
yang sama dengan sekolah yang mendidik anak; 4) kelembagaan,
efektif, yaitu: 1) memiliki output sekolah sebagai lembaga adalah unit
(prestasi pembelajaran dan manajemen terpenting bagi pendidikan yang
sekolah) yang efektif sebagaimana efektif; 5) keputusan, segala keputusan
diharapkan; 2) efektivitas belajar sekolah dibuat oleh pihak yang benar-
mengajar yang tinggi; 3) peran kepala benar mengerti tentang pendidikan; 6)
sekolah yang kuat dalam mengkoor- kesadaraan; 7) kemandirian, dan 8)
dinasikan, menggerakkan dan ketahanan (Husaini Usman,
menyerasikan semua sumber daya 2008:574).
pendidikan yang tersedia; 4) MBS bertujuan untuk
lingkungan dan iklim belajar yang memandirikan atau memberdayakan
aman, tertib, dan nyaman; 5) analisis sekolah melalui pemberian wewenang,
kebutuhan, perencanaan, pengem- kelwesan, dan sumber daya guna
bangan, evaluasi kinerja,hubungan meningkatkan mutu sekolah (Ibrahim
kerja, dan imbal jasa tenaga pendidik Bafadal, 2006:84). Secara rinci
dan tenaga kependidikan untuk dapat dijelaskan bahwa tujuan manajemen
menjalankan tugasnya dengan baik; 6) berbasis sekolah adalah: 1) efisiensi;
pertanggung jawaban sekolah kepada 2) keefektifan; dan 3) tanggung jawab
publik tentang keberhasilan program (Levavic, 1991:86). Dengan keman-
yang telah dilaksanakan; dan (7) diriannya, sekolah diharapkan: 1)
pengelolaan dan penggunaan anggaran dapat mengetahui kekuatan,
yang sepantasnya dilakukan oleh kelemahan, peluang, dan ancaman
sekolah sesuai kebutuhan riil (Syaiful bagi dirinya, sehingga berdasarkan hal
Sagala, 2006 : 136 – 137). tersebut berusaha mengoptimalkan
Sehubungan dengan sumber daya yang tersedia untuk
karakteristik tersebut dijelaskan bahwa memajukan sekolah; 2) dapat
mengembangkan sendiri program- Bagaimana kita mengukur kemajuan
program sesuai kebutuhannya; 3) ?, 4) Bagaimana kita mencapai sasaran
dapat bertanggung jawab tentang mutu dan tujuan ?, 5) Bagaimana kita
pendidikan kepada pihak-pihak yang menelusuri kemajuan ? (Vincent
berkepentingan; dan 4) dapat Gaspersz, 2004:12).
melakukan persaingan sehat dengan Dalam pengelolaan pendidi-
sekolah lain dalam rangka mening- kan, strategi harus dituangkan dalam
katkan mutu pendidikan. Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
Jadi, pengelolaan SMP dengan (RKAS–1) dan Rencana Kegiatan dan
MBS adalah suatu sistem pengelolaan Anggaran Sekolah (RKAS–2) atau
satuan pendidikan yang memberi Rencana Pengembangan Sekolah
kewenangan kepada sekolah untuk (RPS) yang menggambarkan arah
menyusun dan melaksanakan pengembangan sekolah, sasaran,
program-program yang sesuai dengan program-program, biaya yang diper-
kondisi objektifnya melalui keterbu- lukan, keterlibatan stakeholder, dan
kaan manajemen, iklim kerja yang target keberhasilan yang direncanakan
kondusif,dan kerja sama sinergis (Direktorat Pembinaan SMP, 2009 :
antara semua pelanggannya, sehingga 81). Dalam penyusunan RKAS–1 dan
menyebabkan peningkatan mutu RKA–2 sebagai Rencana
pendidikan secara berkelanjutan. Pengembangan SMP harus menerap-
kan prinsip-prinsip pencapaian
2. Pencapaian Standar Pengelolaan prestasi siswa, perubahan yang lebih
Pendidikan di SMP baik, sistematis, terarah, terpadu
Untuk mengatasi masalah (Saling terkait dan sepadan),
pengelolaan pada SMP yang belum menyeluruh, tanggap terhadap
memenuhi Standar Nasional perubahan, demand driven (berdasar-
Pendidikan (SNP), diperlukan strategi kan kebutuhan), partisipasi, keterwaki-
pencapaian standar pengelolaan lan, transparansi, data driven, realistik
pendidikan. Pada hakikatnya, strategi sesuai dengan hasil analisis SWOT,
pencapaian standar pengelolaan dan didasarkan pada hasil review dan
pendidikan merupakan cara dan upaya evaluasi. Selain itu, pembuatan
untuk merubah pengelolaan pendi- Rencana Pengembangan Sekolah
dikan pada SMP saat ini menuju harus mempertimbangkan berbagai
Sekolah Standar Nasional yang faktor yang dapat mempengaruhi,
diharapkan masa datang berdasarkan seperti kondisi lingkungan strategis,
kesenjangan yang ada. Strategi adalah kondisi SMP saat ini, dan harapan
ilmu dan seni untuk memanfaatkan masa yang akan datang. Untuk itu,
faktor-faktor lingkungan eksternal alur berpikir dan keterkaitan antara
secara terpadu dengan faktor-faktor perencanaan, pelaksanaan, dan
lingkungan internal untuk mencapai evaluasi sekolah digambarkan seperti
tujuan lembaga (P. Siburian, 2009:5). pada Gambar 1.
Sehubungan dengan itu Berdasarkan uraian di atas
dikemukakan bahwa penentuan suatu dilakukan langkah-langkah penyusu-
strategi yang berhasil selalu memiliki nan rencana strategi (RKAS–1)
pertanyaan berikut: 1) Di mana kita sebagai berikut: 1) Melakukan analisis
berada sekarang ?, 2) Di mana kita lingkungan strategis sekolah. Pihak
ingin berada di masa datang ?, 3) sekolah melakukan kajian tentang
faktor eksternal yang mempengaruhi 2). Contoh: Pemenuhan standar
penyelenggaraan pendidikan, antara pengelolaan bertaraf nasional; dan 9)
lain: kondisi sosial, ekonomi, politik, Menentukan strategi pencapaian.
keamanan, geografis, perkembangan Setelah program dirumuskan selanjut-
IPTEK dan kebijakan pemerintah nya adalah menentukan strategi
untuk menentukan visi sekolah; 2) pencapaian/pelaksanaan program
Melakukan analisis situasi pendidikan secara efektif dan efisien. Karakteris-
SMP saat ini. Pihak sekolah tik strategi sesuai dengan tuntutan
melakukan kajian tentang manajemen program serta mempertimbangkan
sekolah saat ini yang belum memenuhi keterlibatan pihak terkait.
standar pengelolaan pendidikan; 3) Ada lima strategi pencapaian
Melakukan analisis situasi pendidikan standar pengelolaan pendidikan bagi
SMP yang diharapkan 4 tahun ke SMP untuk mencapai SSN, yaitu : 1)
depan. Pihak sekolah bersama semua Melaksanakan MBS, Dalam PP
stakeholder melakukan kajian tentang Nomor 19 Tahun 2005 Bab VIII, Pasal
standar pengelolaan pendidikan yang 49, Ayat 1 disebutkan bahwa
akan dicapai di masa mendatang; 4) pengelolaan satuan pendidikan pada
Menentukan kesenjangan pengelolaan jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan saat ini dan yang menengah menerapkan MBS yang
diharapkan 4 tahun ke depan; 5) ditunjukkan dengan kemandirian,
Merumuskan visi sekolah. Visi adalah kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
imajinasi moral yang menggambarkan dan akuntabilitas; 2) Mengembangkan
profil sekolah yang diinginkan di masa inovasi pembelajaran, MBS merupa-
depan. Contoh : SMP yang unggul kan wahana untuk mendorong sekolah
mengelola pendidikan guna terwujud- melakukan inovasi pembelajaran guna
nya insan kamil. Berdasarkan visi meningkatkan mutu pendidikan.
tersebut dirumuskan salah satu Inovasi pembelajaran dapat meliputi
indikator visi : Terwujudnya standar pembelajaran kontekstual, pembelaja-
pengelolaan pendidikan bertaraf ran berbasis masalah dan pendidikan
nasional; 6) Merumuskan misi kecakapan hidup; 3) Mengembangkan
sekolah. Misi adalah tindakan atau lingkungan sekolah yang kondusif.
upaya untuk mewujudkan visi. Program kebersihan, ketertiban,
Contoh: Mewujudkan standar keindahan, kerindangan, keamanan,
pengelolaan pendidikan bertaraf kekeluargaan, dan keteladanan guru
nasional; 7) Merumuskan tujuan dapat diarahkan untuk menumbuhkan
sekolah. Bertolak dari visi dan misi situasi sekolah yang kondusif bagi
dirumuskan tujuan sekolah sebagai perkembangan komunitas belajar; 4)
rintisan SSN. Contoh: sekolah mampu Mengembangkan profesionalisme
memenuhi/menghasilkan standar guru dan tenaga kependidikan.
pengelolaan pendidikan bertaraf Peningkatan kualitas guru tidak
nasional; 8) Merumuskan program- berhenti pada guru menjadi pandai,
program strategis untuk mencapai visi, tetapi harus sampai guru mampu
misi, dan tujuan jangka menengah menunjukkan kinerja profesional; 5)
sebagai SSN. Programnya belum Menggalang partisipasi masyarakat.
operasional hanya garis besarnya saja, SSN harus berupaya keras mengga-
untuk selanjutnya dijabarkan ke dalam lang partisipasi masyarakat guna
rencana operasional 1 tahun (RKAS – mendukung program sekolah.
Partisipasi akan mudah ditumbuhkan, anggaran biaya untuk kepentingan 4
jika mereka terlibat dalam membuat tahun; 12) Membuat rencana
perencanaan kebijakan/keputusan pemantauan dan evaluasi. Program ini
yang akan dituangkan dalam RKAS – merupakan bagian tidak terpisahkan
1 dan RKAS – 2 ; dari program standar pengelolaan.
Kemudian langkah selanjutnya SMP sebagai rintisan SSN
yang kesepuluh yaitu: Menentukan harus merumuskan rencana supervisi,
tonggak-tonggak kunci keberhasilan. monitoring internal dan evaluasi
Berdasarkan tujuan, program, dan internal sekolahnya oleh kepala
strategi pencapaian di atas, sekolah dan tim yang dibentuk sekolah
dirumuskan hasil yang diharapkan. untuk kurung waktu 4 tahun. Dengan
Contoh: Terealisasinya standar demikian, dapat diperbaiki kelemahan
pengelolaan pendidikan bertaraf proses serta diketahui keberhasilan
nasional; 11) Menentukan rencana atau kegagalan tujuan sebagai rintisan
biaya (alokasi dana). SMP sebagai SSN.
rintisan SSN merencanakan alokasi

ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Situasi SMP saat ini (belum Kesenjangan Situasi SMP yang diharapkan
menjadi SSN) (menjadi SSN)

RKAS – 1 (4 tahun)

RKAS – 2 (1 tahun)

Pelaksanaan Program

Monitoring dan Evaluasi

Gambar 1.
Penyusunan dan Pelaksanaan Perencanaan Sekolah
Selanjutnya, berdasarkan kebutuhan sekolah; 4) Melaksanakan
Rencana Strategis 4 Tahun (RKAS – pembelajaran yang efektif dan efisien ;
1) disusun Rencana Operasional 1 5) Implementasi MBS; 6) Pelaksanaan
Tahun (RKAS – 2). Adapun langkah- monitoring dan evaluasi oleh sekolah;
langkah penyusunan Rencana 7) Membuat jaringan informasi
Operasional 1 tahun (Rencana akademik; 8) Membuat jaringan kerja
Kegiatan dan Anggaran Sekolah) yang efektif dan efisien, baik secara
adalah sebagai berikut: 1) Melakukan vertikal dan horizontal; 9)
analisis lingkungan operasional Implementasi model manajemen
sekolah; 2) Melakukan analisis PDCA dan model lainnya; 10)
pendidikan sekolah saat ini; 3) Mengembangkan Income Generating
Melakukan analisis pendidikan Activities atau unit produksi/usaha di
sekolah yang diharapkan satu tahun ke sekolah; 11) Penggalangan partisipasi
depan; 4) Merumuskan kesenjangan masyarakat melalui pendayagunaan
antara pendidikan sekolah saat ini dan komite sekolah (Direktorat Pembinaan
satu tahun ke depan; 5) Merumuskan SMP, 2009 : 50 – 51).
tujuan tahunan sebagai tujuan jangka Selanjutnya, target-target yang
pendek (sasaran); dan 6) harus dicapai pada standar pengelolaan
Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau pendidikan di SMP ditunjukkan oleh
urusan-urusan sekolah untuk dikaji indikator-indikator: 1) Terdapat
tingkat kesiapannya. Adapun langkah- dokumen RKAS-1 dan RKAS-2; 2)
langkah yang dilakukan yaitu: a) Terdapat dokumen pengembangan
Melakukan analisis SWOT ; b) SDM sekolah ; 3) Terdapat dokumen
Menyusun langkah-langkah pemeca- struktur dan keorganisasian sekolah; 4)
han masalah untuk mengubah Terlaksa-nanya pembelajaran yang
ketidaksiapan menjadi kesiapan efektif dan efisien; 5)
urusan sekolah; c) Menyusun rencana Mengimplementasikan MBS; 6)
program sekolah; d) Menentukan Terlaksananya monev; 7) Terdapat
milestone (output apa dan kapan jaringan informasi akademik (SIM) ; 8)
dicapai); e) Menyusun rencana biaya Terdapat jaringan kerja yang efektif
(besar dana, alokasi, dan sumber dan efisien; 9) Terdapat berbagai
dana); f) Menyusun rencana model pengembangan pengelolaan
pelaksanaan program; g) Menyusun sekolah; 10) Terdapat sistem
rencana pemantauan dan evaluasi; h) pengelolaan dalam Income Generating
Membuat jadwal pelaksanaan Activities; dan 11) Terselenggaranya
program; dan i) Menentukan penggalangan masyarakat secara
penanggung jawab program/kegiatan. optimal dalam berbagai bentuk/bidang
Program dan kegiatan yang (Direktorat Pembinaan SMP, 2009 : 52
dapat dikembangkan pada standar – 53).
pengelolaan pendidikan di SMP
antara lain: 1) Pengembangan atau C. Penutup
pembuatan RKAS – 1 dan RKAS – 2; Strategi pencapaian standar
2) Pengembangan pendayagunaan pengelolaan SMP adalah cara dan
SDM sekolah dengan cara membuat upaya untuk merubah pendidikan pada
dan membagi tugas secara jelas; 3) SMP saat ini menuju Sekolah Standar
Pengembangan struktur dan keorgani- Nasional yang diharapkan masa datang
sasian sekolah sesuai dengan berdasarkan kesenjangan yang ada
dengan menerapkan manajemen Buckingham : Open University
berbasis sekolah. Pencapaian strandar Press.
pengelolaan ditandai dengan
perolehan hasil sebagai berikut : (1) Nanang Fattah dan H. Mohammad Ali.
tersusunnya program-program yang 2007. Manajemen Berbasis
dalam upaya pengembangan manaje- Sekolah. Jakarta : Universitas
men sekolah sesuai dengan rambu- Terbuka.
rambu MBS; (2) diimplemen-
tasikannya model manajemen berbasis Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen
sekolah secara penuh ; (3) terdapat Berbasis Sekolah & Masyarakat.
jalinan kerja sama dengan sekolah Strategi Memenangkan Persaingan
sejenis dan identik karakteristiknya ; Mutu. Jakarta : Nimas Multima.
(4) terbangunnya model kepemim-
pinan yang kuat dan akuntabel, dan (5) Siburian, Paningkat. 2009.
terciptanya model manajemen yang Implementasi Soft Skills dalam
memiliki kemandirian yang tinggi. Pembelajaran. Medan: Politeknik
MBP Medan.
Daftar Pustaka
Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah
Aan Komariah dan Cepi Triatna. Pendidikan Nasional Kita. Jakarta :
2008. Visioner Leadership Menuju Kompas.
Sekolah Efektif. Jakarta : Bumi
Aksara.

Direktorat Pembinaan SMP. 2009.


Panduan Pelaksanaan Sekolah
Standar Nasional (SSN). Jakarta :
Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Husaini Usman. 2008. Manajemen


Teori Praktik & Riset Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.

Gaspersz, Vincent. 2004.


Perencanaan Strategik Untuk
Peningkatan Kinerja Sektor
Publik. Suatu Petunjuk Praktek..
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Ibrahim Bafadal. 2006. Manajemen


Peningkatan Mutu Sekolah Dasar
Dari Sentralisasi Menuju
Desentralisasi. Jakarta : Bumi
Aksara.

Levavic, R. 1995. Local Management


of Schools. Analysis and Practice.

Anda mungkin juga menyukai