Setelah Erthugrul wafat, kepemimpinanya ini diteruskan oleh anak pertamanya Utsman, yang diperkirakan lahir pada
1258 M. Dan mendapatkan dukungan dari dinasti Saljuk. Nama Utsman inilah yang kelak menjadi nama kerajaan
Tuki Utsmani. Utsman juga dianggap sebagai pendiri dinasti Utsmani.
Pengabdian Utsman terhadap sultan Alauddin sangat besar, ia berhasil menaklukan benteng-benteng Byzantium yang
berdekatan dengan Berossa. Sehingga sultan semakin bersimpati dan memberikan hak istimewa kepadanya. Bahkan
Utsman diangkat sebagai gubernur dan namanya disebut dalam setiap doa khutbah Jumat.
Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol melakukan penyerangan ke wilayah dinasti Saljuk, menyebabkan terbunuhnya
sultan Saljuk tanpa meninggalkan pewaris tahta. Dalam kekosongan itulah, Utsman memerdekakan wilayahnya dan
bertahan dari serangan Mongol. Utsman memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama Turki Utsmani.
Setelah Utsman meninggal pada 1326 M, kedudukanya digantikan oleh anaknya Orkhan di usianya 42 tahun. Pada
masanya ini tentara Islam pertama kali masuk Eropa. Okhan juga berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan
utama yaitu; tentara Shipai (tentara reguler) tentara yang digaji setiap bulanya, tentara Hazeb (tentara ireguler) tentara
yang digaji saat mendapat harta rampasan, tentara Janissary tentara yang direkrut sejak berumur 12 tahun,
kebanyakan adalah anak-anak Yahudi, yang dibimbing dengan disiplin dan ketat.
Kerajaan Turki Utsmani juga pernah mengalami kakalahan di masa pemerintahan sultan Bayazid I dalam pertempuran
melawan Timur Lenk pada tahun 1396 M. Bayazid dan kedua putranya Musa dan Erthugrul ditawan oleh Timur Lenk,
dan akhirnya Bayazid meninggal dalam tawananya pada tahun 1402 M. Kerajaan Utsmani bangkit kembali dan
mencapai kegemilanganya pada masa pemerintahan sultan Muhammad II. Ia digelari al-Fatih (sang penakluk), karena
pada masanya itu berlangsung ekspansi Islam secara besar-besaran. Kota penting yang berhasil ditaklukan adalah
Konstantinopel pada tahun 1453 M. Dengan demikian, usaha menaklukan atas kerajaan Romawi Timur yang telah
berulang kali dilakukan oleh pasukan Muslim sejak masa dinasti Umayyah telah tercapai. Konstantinopel dijadikan
ibu kota kerajaan dan Gereja Aya Sofya (Hagia Sophia) dijadikan sebuah masjid. Meskipun Konstaninopel sudah
ditaklukan oleh pasukan Muslim, sultan Muhammad II memberi kebebasan beragama bagi masyarakat setempat.
Puncak kejayaannya kerajaan Turki Utsmani tercapai pada masa pemerintahan Suleiman I. Ia digelari al-
Qanuni karena ia berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Orang barat menyebutnya sebagai
Suleiman yang agung, The Magnificent. Pada masanya wilayahnya meliputi daratan Eropa hingga Austria, Mesir, dan
Afrika Utara hingga ke Aljazair dan Asia hingga Persia, serta meliputi Lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Merah, Laut
Tengah, dan Laut Hiram.
Pada masa dinasti Utsmani banyak kemajuan yang diraihnya, di antaranya sebagai berikut:
2. Bidang Maritim
Pada masa sultan Muhammad II, laut dalam golden Horn menjadi pusat perindustrian dan gudang persenjataan
maritim. Maritim Turki mendominasi Laut Hitam dan Otranto.
Kemudian di masa Sultan Salim, persenjataan maritim diperluas dari Galatha sampai ke sungai Kagithane.
Dilengkapi dengan kapal laut terbesar di dunia abad ke 16-M, Turki Utsmani telah menguasai Mediterania, Laut
Hitam, dan Samudera Hindia.
Post Views: 5,956
TAGS: IHWANUDIN VI