Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki

Utsmani dan Masa Kejayaannya


 Post author:Ma'had Aly Jakarta
 Post published:March 13, 2019
 Post category:Artikel / Sejarah
 Post comments:0 Comments
Ma’had Aly – Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghus, yang mendiami daerah Mongol dan
daerah Utara negeri Cina, yang dipimpin Suleiman. Ia mengajak sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol
yang menyerang dunia Islam pada Tahun 1219-1220 M. Mereka pergi ke arah barat dan meminta perlindungan
kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir dinasti Khawarizm di Transoxania. Jalaluddin menyuruh mereka agar pergi ke
arah barat (Asia Kecil). Setelah penyerangan Mongol mereda, Suleiman menyeberang sungai Eufrat untuk kembali ke
tanah airnya, namun ia tenggelam. Ia memiliki empat putra yang bernama Shunkur, Gundogdur, Erthugrul, dan
Dundar. Dua putranya yang pertama kembali ke tanah airnya, sementara dua yang terakhir menetap di Asia kecil.
Kelompok kedua ini berjumlah 400 keluarga yang dipimpin oleh Erthgrul bin Suleiman. Mereka mengabdikan dirinya
kepada sultan Alauddin II dari dinasti Saljuk. Peran Erthugrul sangat besar dalam membantu sultan Alauddin II ketika
peperangan menghadapi bangsa Romawi yang berkuasa di Romawi Timur (Byzantium), hingga mencapai
kemenangan. Sebagai ucapan terima kasih, sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah yang berbatasan dangan
Byzantium. Sejak saat itu, Erthugrul terus membina wilayah barunya dan berusaha memperluas wilayahnya dengan
merebut wilayah Byzantium.

Setelah Erthugrul wafat, kepemimpinanya ini diteruskan oleh anak pertamanya Utsman, yang diperkirakan lahir pada
1258 M. Dan mendapatkan dukungan dari dinasti Saljuk. Nama Utsman inilah yang kelak menjadi nama kerajaan
Tuki Utsmani. Utsman juga dianggap sebagai pendiri dinasti Utsmani.

Pengabdian Utsman terhadap sultan Alauddin sangat besar, ia berhasil menaklukan benteng-benteng Byzantium yang
berdekatan dengan Berossa. Sehingga sultan semakin bersimpati dan memberikan hak istimewa kepadanya. Bahkan
Utsman diangkat sebagai gubernur dan namanya disebut dalam setiap doa khutbah Jumat.

Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol melakukan penyerangan ke wilayah dinasti Saljuk, menyebabkan terbunuhnya
sultan Saljuk tanpa meninggalkan pewaris tahta. Dalam kekosongan itulah, Utsman memerdekakan wilayahnya dan
bertahan dari serangan Mongol. Utsman memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama Turki Utsmani.

Pada awalnya kerajaan Turki Utsmani hanya


memiliki wilayah yang kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tak lama kemudian Utsmani menjadi kerajaan
yang sangat besar dan bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama.

Setelah Utsman meninggal pada 1326 M, kedudukanya digantikan oleh anaknya Orkhan di usianya 42 tahun. Pada
masanya ini  tentara Islam pertama kali masuk Eropa. Okhan juga berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan
utama yaitu; tentara Shipai (tentara reguler) tentara yang digaji setiap bulanya, tentara Hazeb (tentara ireguler) tentara
yang digaji saat mendapat harta rampasan, tentara Janissary tentara yang direkrut sejak berumur 12 tahun,
kebanyakan adalah anak-anak Yahudi, yang dibimbing dengan disiplin dan ketat.
Kerajaan Turki Utsmani juga pernah mengalami kakalahan di masa pemerintahan sultan Bayazid I dalam pertempuran
melawan Timur Lenk pada tahun 1396 M. Bayazid dan kedua putranya Musa dan Erthugrul ditawan oleh Timur Lenk,
dan akhirnya Bayazid meninggal dalam tawananya pada tahun 1402 M. Kerajaan Utsmani bangkit kembali dan
mencapai kegemilanganya pada masa pemerintahan sultan Muhammad II. Ia digelari al-Fatih (sang penakluk), karena
pada masanya itu berlangsung ekspansi Islam secara besar-besaran. Kota penting yang berhasil ditaklukan adalah
Konstantinopel pada tahun 1453 M. Dengan demikian, usaha menaklukan atas kerajaan Romawi Timur yang telah
berulang kali  dilakukan oleh pasukan  Muslim sejak masa dinasti Umayyah telah tercapai. Konstantinopel dijadikan
ibu kota kerajaan dan Gereja Aya Sofya (Hagia Sophia) dijadikan sebuah masjid. Meskipun Konstaninopel sudah
ditaklukan oleh pasukan Muslim, sultan Muhammad II memberi kebebasan beragama bagi masyarakat setempat.
Puncak kejayaannya kerajaan Turki Utsmani tercapai pada masa pemerintahan Suleiman I. Ia digelari al-
Qanuni karena ia berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Orang barat menyebutnya sebagai
Suleiman yang agung, The Magnificent. Pada masanya wilayahnya meliputi daratan Eropa hingga Austria, Mesir, dan
Afrika Utara hingga ke Aljazair dan Asia hingga Persia, serta meliputi Lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Merah, Laut
Tengah, dan Laut Hiram.
Pada masa dinasti Utsmani banyak kemajuan yang diraihnya, di antaranya sebagai berikut:

1. Bidang Pemerintahan Militer


Kekuatan militer terorganisir dengan baik, dilakukannya pembaruan dalam tubuh organisasi militer, tidak hanya
dalam bentuk personel-personel pimpinan, tetapi  juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non-
turki dimasukkan sebagai anggota, bahkan anak-anak kecil Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing
dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Pasukan ini disebut pasukan Janissary atau al-Inkisyaryiah, pasukan
inilah yang dapat menguabah dinasti Utsmani menjadi kesatuan militer perang yang sangat kuat, dan memberikan
dorongan untuk menaklukan negara-negara nonmuslim.
Pada masa kesultanan Muhammad II, dibuat sebuah meriam dengan ukuran super besar, yang belum pernah ada
sebelumnya. Dan dibuatnya mesiu untuk meriam oleh insinyur Islam Hasan ar-Rahman Najmuddin al-Ahdab, dan
ilmu-ilmu persenjataan lainya.

2. Bidang Maritim
Pada masa sultan Muhammad II, laut dalam golden Horn menjadi pusat perindustrian dan gudang persenjataan
maritim. Maritim Turki mendominasi Laut Hitam dan Otranto.
Kemudian di masa Sultan Salim, persenjataan maritim diperluas dari Galatha sampai ke sungai Kagithane. 
Dilengkapi dengan kapal laut terbesar di dunia abad ke 16-M, Turki Utsmani telah menguasai Mediterania, Laut
Hitam, dan Samudera Hindia.

3. Bidang Pendidikan serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Dari aspek-aspek intelektual yang dicapai pada abad ke 19-M, terdapat tiga buah surat kabar, yaitu: harian
berita Takvini Veka (1831), Jurnal Tasviri Efkyar (1862), dan Jurnal Terjumani Ahval (1860).
Kemudian terjadi transformasi pendidikan dengan membangun sekolah-sekolah dasar dan menengah (1861), dan
perguruan tinggi (1869), dan juga mendirikan fakultas kedokteran dan fakultas hukum. Di masa Mahmud II
kurikulum ditambah dengan kurikulum umum.

4. Bidang Seni dan Kebudayaan


Munculnya tokoh-tokoh penting, pada abad ke 17 muncul penyair terkenal, yaitu Nafi (1582-1636). Nafi juga bekerja
pada Murad Pasya dengan menghasilkan sastra-sastra kaside yang mendapat tempat di hati para sultan. Dalam seni
arsitektur bangunan Utsmaniyah memiliki madzhab tersendiri yang disebut gaya Utsmani.
Oleh Ihwanudin, Semester VI

 Post Views: 5,956

TAGS: IHWANUDIN VI

Anda mungkin juga menyukai