Tagihan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
MATERI
Konsep Pengujian
2
KONSEP PENGUJIAN
• Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam
rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan
kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah
daerah. (Pasal 1 UU 1/2004)
• Berdasarkan pasal 18 dan 21 UU No. 1 tahun 2004 ,
Bendahara Pengeluaran berkewajiban untuk
melakukan Pengujian dan melaksanakan pembayaran
tagihan terhadap tagihan kepada Negara yang
menjadi kewenangannya.
PENGUJIAN OLEH BENDAHARA PENGELUARAN
a) meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK;
b) pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:
1) pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
2) nilai tagihan yang harus dibayar;
3) jadwal waktu pembayaran;
c) menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
d) pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis
yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis
yang disebutkan dalam dokumen perjanjian /kontrak ;
e) pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran
pengeluaran (akun 6 digit) .
PENGUJIAN BELANJA
- Bukti Pendukung - Kelengkapan dokumen pendukung SPP
- Kebenaran
- Bukti perjanjian - Kesesuaian penandatangan SPP
perhitungan
- Referensi Bank - Kebenaran pengisian SPP
- Kebenaran data pihak
- BAPP - Kesesuaian BAS
yang berhak
- BAST - Ketersediaan Pagu
menerima
- BAP - Kebenaran formal
- Kesesuaian Spek dan
- Kuitansi - Kebenaran pihak yang meberima
volume
- Faktur dan SSP - Kebenaran perhitungan tagihan dan pajak
- Ketepatan Jangka
- Jaminan Bank - Kepastian terpenuhinya kewajiban pembayaran
waktu
- Dokumen lain kepada negara
- Kesesuaian Prestasi
SPBy DRPP
a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak, nilai tagihan, jadwal
waktu pembayaran, dan ketersediaan dana
b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran; dan
c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan MAP
RUANG LINGKUP TUGAS BENDAHARA
1. Belanja • Beban UP
Barang Pembayaran max
•Rupiah Murni Rp50 juta, kecuali
2. Belanja • PNBP honor & perjadin
• Beban UP
Modal • PHLN
• Melalui LS BP
3. Belanja • Gaji & Tunjangan, Uang Makan,
Pegawai • Uang Lembur, dll
• Apabila pada satker ada jenis belanja lain-lain
4. Belanja Lain- yang harus dibayarkan. Akun 58 seperti: dana
cadangan dan resiko fiskal, Belanja lain2 BUN,
lain Belanja lain-lain tanggap darurat
KONSEP PENGUJIAN ATAS TAGIHAN TERHADAP APBN
1.Pengujian Wetmatigheid
– Pengujian menurut Hukum (Legalitasnya).
• Dalam HAN, setiap tindakan pejabat administrasi negara harus ada
dasar hukumnya (peraturan dasar yang melandasinya).
Menjawab pertanyaan-pertanyaan :
➔apakah tagihan atas beban anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku atau tidak?
➔apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja
negara itu tersedia dalam DIPA atau tidak?
– Ketentuan :
1. Teknis
2. Keuangan
2. Pengujian rechtmatigheid
– Pemeriksaan kebenaran formil menurut hak
– Dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas
pertanyaan, apakah para pihak yang mengajukan
tagihan atas beban anggaran belanja negara itu secara
formal adalah sah.
• Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini, maka kepada
para pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-
surat bukti, sehingga tagihan dapat dipertanggungjawabkan.
Surat-surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah Kerja, Surat
Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
dan lain sebagainya.
3. Pengujian Doelmatigheid
– Pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan
pengeluaran
– Dilakukan untuk mencari tahu, apakah maksud/tujuan
(output) dari suatu pekerjaan sesuai dengan
sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran yang
tertuang dalam DIPA atau tidak
PENGUJIAN KETEPATAN AKUN
11
BAGAN AKUN STANDAR (BAS)
52 - BELANJA BARANG
52
521 522 523 524 525 526 527
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja
Barang Jasa Pemeliharaan Perjalanan BLU Barang untuk Barang untuk
Diserahkan Diserahkan
kepada kepada
Masyarakat/ Mantan
Pemda Presiden/
Wakil
Presiden
DOKUMEN YANG HARUS DIUJI TERKAIT BELANJA
BARANG
18
KELOMPOK BELANJA PERJALANAN (524)
▪ *) Biaya transpor : PP (kedatangan dan pulang), Biaya riil (kalau tidak ada
diberi secara LUMPSUM menurut Standar Biaya Masukan), Tdk
menggunakan kendaraan dinas, dengan ST dan tidak rutin
524113 : BELANJA PERJALANAN DINAS DALAM KOTA
▪ **) Biaya transpor : secara LUMPSUM menurut Standar Biaya), Tdk mengg
kendaraan dinas, dengan ST dan tidak rutin, rapat tdk di dalam kompleks
perkantoran
524114 : BELANJA PERJALANAN DINAS PAKET MEETING
DALAM KOTA
523111
523119 523112
523121 523122 Belanja Barang
523129 523134 Persediaan dalam
523131 Barang Persediaan untuk 523135 Rangka
523132 Pemeliharaan 523136 Pemeliharaan
523133 523191
523199
Belanja Modal
(53)
35
MEKANISME PEMBAYARAN TAGIHAN
• Pembayaran atas beban APBN dapat dilakukan dengan
dua cara :
1. Pembayaran langsung, yaitu melalui pemindahbukuan
atau transfer dari rekening Kas Negara ke rekening pihak
yang mempunyai hak tagih kepada negara (pihak
ketiga/rekanan, bendahara pengeluaran);
2. Dilakukan melalui Uang Persediaan (UP) yang dikelola
Bendahara Pengeluaran untuk jenis belanja dan jumlah
tertentu.
36 36
SURAT PERINTAH BAYAR (SPBY) :
Company Logo
BUKTI PENGELUARAN SEBAGAI LAMPIRAN SPBY
▪ Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta fatur pajak dan
SPP; dan
▪ Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya
yang diperlukan yang telah disahkan PPK
• E-Purchasing
• Pembelian secara
Kuitansi
online Surat
(s/d 50
Pesanan
juta)
48
Berita Acara Penyerahan Barang/Pekerjaan sekurang-
kurangnya memuat hal-hal :
49
❑ BERITA ACARA PEMBAYARAN
50
a. Nama, jabatan dan alamat kedua belah pihak.
b. Hari dan tanggal pembuatan berita acara.
c. Dasar pembuatan berita acara penyerahan pekerjaan.
d. Harga kontrak.
e. Perhitungan pembayaran meliputi:
✓ Jumlah yang telah dibayarkan sampai dengan
angsuran yang lalu
✓ Jumlah angsuran dalam berita acara
✓ Perhitungan Uang muka dan potongan lainnya
✓ Jumlah yang berhak diterima dengan berita acara
pembayaran ini.
51
PEMBAYARAN NON TUNAI
52
SARANA PEMBAYARAN/PENDEBITAN REKENING
BENDAHARA
Semula
Cek/Bilyet Giro
Menjadi
1. Cek/Bilyet Giro;
2. Internet Banking; atau
3. Kartu Debit.
4. Kartu Kredit.
53
KEWENANGAN PENDEBITAN REKENING
Pejabat yang berwenang melakukan pendebitan rekening Bendahara
1
Penerimaan:
Pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
negara; dan
Bendahara Penerimaan
Bendahara Pengeluaran/BPP
54
PENYEDIAAN INTERNET BANKING DAN
KARTU DEBIT SERTA KONSEKUENSI BIAYA
1 Layanan internet banking dan kartu debit disediakan oleh Bank Umum.
Biaya yang timbul akibat penggunaan internet banking dan kartu debit
2
dibebankan pada DIPA Kantor/Satker berkenaan.
atau
56
MEKANISME PEMBAYARAN SECARA
KONVENSIONAL
Tarik Bayar
CEK Tunai Tunai
SPBy
Transfer ke
Bilyet Rekening
Giro Penerima
57
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBAYARAN SECARA
KONVENSIONAL
Kelebihan:
Bendahara telah terbiasa menatausahakan bukti fisik
1
pembayaran (hardcopy)
2 Tidak terdapat tambahan biaya bulanan dan biaya transaksi
Kelemahan:
59
FITUR MINIMAL INTERNET BANKING YANG
DIPERLUKAN OLEH BENDAHARA
60
REGISTRASI INTERNET BANKING
Mengisi formulir pendaftaran ke Bank Umum tempat rekening
dibuka dengan melengkapi data-data antara lain:
a. Data pemohon (KPA/Kepala Satker), antara lain: nama, alamat,
nomor telepon seluler dan alamat email.
b. Data rekening yang akan didaftarkan, antara lain: nomor
rekening, nama rekening, dan jenis rekening.
(Sesuai persyaratan yang berlaku pada masing-masing Bank
Umum)
Rekening
Bendahara
Pengeluaran/
BPP
Rekam Approval
SPBy oleh Transaksi oleh
Penerima
Transaksi oleh
PPK Pembayaran
BP/BPP KPA/PPK
1. Masuk ke internet banking memakai user dan 1. Masuk ke internet banking memakai user dan
password Maker. password Approver/Checker.
2. Merekam transaksi sesuai jenis pembayaran yang 2. Mengambil kode konfirmasi untuk dimasukkan ke
token.
akan dilaksanakan.
3. Memperoleh kode otentifikasi dari token untuk
3. Memberitahukan kepada KPA/PPK atas transaksi
meng-approve transaksi
yang telah direkam untuk memperoleh persetujuan 4. Memasukkan kode otentifikasi ke internet banking.
(approval). 5. Transaksi berhasil.
62
KELEBIHAN DAN KONSEKUENSI PENDEBITAN
REKENING MELALUI INTERNET BANKING
Kelebihan:
1 Tidak terdapat risiko keamanan atas penyimpanan uang tunai
Transaksi dapat dilakukan meskipun pejabat yang berwenang tidak
2
berada di tempat
3 Peluang terjadinya moral hazard dapat diminimalisasi
4 Bukti transaksi tersimpan dalam sistem internet banking
5 Transaksi dapat dilakukan sepanjang hari (24 jam)
Konsekuensi/Kewajiban:
1 Terdapat tambahan biaya bulanan dan biaya transaksi
Terdapat risiko mengalami cyber crime, misal: rekening diretas (hacked)
2
atau penyalahgunaan password 63
PENGGUNAAN
KARTU DEBIT
64
FITUR MINIMAL KARTU DEBIT YANG DIPERLUKAN OLEH
BENDAHARA
Transfer ke rekening penerima:
1 - Pada bank yang sama
- Antar bank melalui SKN atau RTGS
- Antar bank melalui jaringan online
Pembayaran belanja APBN baik melalui ATM maupun EDC yang telah
3
memperoleh persetujuan PPK
Catatan:
Kartu Debit hanya diperuntukkan bagi rekening Bendahara Pengeluaran/BPP
65
MEKANISME PENARIKAN UANG TUNAI
DENGAN KARTU DEBIT
Rek. Bend.
Pengeluaran/
BPP
66
MEKANISME PENDEBITAN
REKENING DENGAN KARTU DEBIT
Rek. Bend.
Pengeluaran/
BPP
SPBy dan
ATM/EDC Penerima
SPPR oleh
oleh BP/BPP Pembayaran
KPA/PPK
67
KARTU KREDIT PEMERINTAH
Alat pembayaran pengganti UP dengan menggunakan
kartu yang dapat digunakan Satker, untuk melakukan pembayaran atas
transaksi belanja negara dalam penggunaan UP Kartu Kredit
Pemerintah
bank yang
Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah merupakan
sama dengan tempat rekening BP/BPP dibuka
68
JENIS KARTU KREDIT PEMERINTAH
Satker dapat memiliki KKP untuk Belanja
Operasional dan/atau untuk Perjadin
Jumlah KKP disesuaikan dengan besaran
UP KKP dan kebutuhan satker
Sewa Kendaraan
ATK Pemeliharaan Jamuan
dipegang oleh pejabat pengadaan barang/jasa, pejabat KKP untuk keperluan belanja
struktural, pelaksana, dan/atau pegawai lainnya yang perjalanan dinas jabatan dipegang
ditugaskan oleh KPA/PPK untuk melaksanakan pembelian/ oleh pelaksana perjalanan dinas
pengadaan barang/jasa.
69
MEKANISME PENGGUNAAN KARTU KREDIT
PEMERINTAH
Perjanjian Kerja Penerbitan Transaksi dengan Kartu Pengujian oleh
Sama antara Bank Kartu Kredit Kredit oleh Pemegang PPK dan Verifikasi oleh Pembuatan SPP Penerbitan SP2D
dengan Satker oleh Bank Kartu Kredit penerbitan SPBy Bendahara dan SPM GUP oleh KPPN
Belanja Keperluan
1 Operasional dan Belanja
Modal
2 Belanja Keperluan
Perjadin
Pendebitan
Rekening oleh
Bendahara
Pembayaran
Ke Bank 70
70
DOKUMEN YANG HARUS DIUJI TERKAIT KARTU
KREDIT PEMERINTAH:
72
PENGERTIAN PNBP
(UU NO 9 TAHUN 2018)
73
JENIS DAN TARIF PNBP (UU No.9 th 2018)
Jenis dan tarif PNBP diatur dengan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan/atau Peraturan
Menteri Keuangan
• Tarif diatur dengan UU, Kontrak, dan/atau PP • Tarif diatur dengan PPdan/atau PMK
• Disusun dengan mempertimbangkan: • Disusun dengan mempertimbangkan
➢Nilai manfaat, kadar, atau kualitas SDA nilai guna aset tertinggi dan terbaik,
➢Dampak pengenaan tarif thd masyarakat, dunia usaha, pelestarian
Pemanfaatan alam dan lingkungan, serta sosial budaya
Pengelolaan serta kebijakan Pemerintah
➢Aspek keadilan
SDA ➢Kebijakan Pemerintah BMN
• Tarif diatur dengan PPdan/atau PMK
• Disusun dengan mempertimbangkan: • Tarif diatur dengan PMK
➢Dampak pengenaan tarif thd masyarakat, dunia • Disusun dengan
usaha, dan sosial budaya mempertimbangkan hasil dan
➢Biaya penyelenggaraan layanan Pengelolaan manfaat terbaik, serta kebijakan
PELAYANAN ➢Aspek keadilan Pemerintah
PENERIMAANNEGARA BUKAN
➢Kebijakan Pemerintah
DANA
• Tarif diatur dengan UU dan/atau dalam RUPS
• Disusun dengan mempertimbangkan: • Tarif diatur dengan UU, PP,dan/atau PMK
• Disusun dengan mempertimbangkan:
UNDANG-UNDANG
75
PEMBAGIAN INSTANSI PENGGUNA PNBP
76
KETENTUAN UP/TUP/GUP/LS UNTUK PNBP BAGI
INSTANSI PENGGUNA PNBP YANG TERPUSAT
• Pola penggunaan PNBP secara terpusat dilaksanakan oleh unit eselon
I penghasil PNBP atau oleh lintas unit eselon I pada instansi pengelola
PNBP dengan menggunakan kode setoran PNBP Satker eselon I
penghasil PNBP atau kode Satker masing-masing Satker penghasil
PNBP, dan digunakan oleh unit eselon I penghasil PNBP atau oleh
lintas unit eselon I pada instansi pengelola PNBP;
• Kementerian Negara/Lembaga melalui Sekretaris Jenderal/Sekretaris
Utama/Sekretaris Kementerian Negara/Lembaga atau Pimpinan unit
eselon I penghasil PNBP mengajukan permohonan penetapan pola
penggunaan PNBP secara terpusat kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan .
77
MAKSIMUM PENCAIRAN (MP)
78
• MP PNBP diatur dengan ketentuan: tahap I paling
besar 60% (enam puluh persen) dari pagu DIPA
sumber dana PNBP;
• tahap II paling besar 80% (delapan puluh persen)
dari pagu DIPA sumber dana PNBP; dan
• tahap III paling besar 100% (seratus persen) dari
pagu DIPA sumber dana PNBP
79
PERMOHONAN MP PNBP TAHAP I, II, DAN III DILAMPIRI DENGAN:
1. Realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP: sampai dengan akhir
tahun anggaran sebelumnya untuk penerbitan MP PNBP tahap I; sampai dengan
akhir bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk penerbitan MP PNBP tahap II;
sampai dengan akhir bulan September tahun anggaran berjalan untuk penerbitan
MP PNBP tahap III.
2. data realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun sebelumnya;
3. proyeksi setoran PNBP sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan;
4. rencana pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran berjalan;
5. surat pernyataan kesanggupan pencapaian target setoran PNBP tahun
anggaran berjalan
80
Rumus Pencairan Dana PNBP
81
KETENTUAN UP/TUP/GUP/LS UNTUK PNBP BAGI INSTANSI
PENGGUNA PNBP YANG TIDAK TERPUSAT
1. UP/TUP/GUP Dipisahkan Dengan UP/TUP/GUP yang bersumber dari Rupiah Murni;
2. Pola penggunaan PNBP secara tidak terpusat dilaksanakan oleh Satker penghasil PNBP dengan menggunakan kode
setoran PNBP masing-masing Satker penghasil PNBP, dan digunakan oleh Satker penghasil PNBP.
3. UP Dapat Diberikan 20% Dari Pagu PNBP Dlm DIPA Maks 500 Jt Dilampiri Daftar Realisasi PNBP Ta Lalu;
4. MP PNBP tahap I, tahap II, dan tahap III ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Perbendaharaan berdasarkan permohonan dari KPA Satker penghasil PNBP
5. Apabila UP Tdk Mencukupi atau telah habis dapat diajukan TUP atau GUP atau LS Dgn Memperhatikan MP;
4. Besaran MP Untuk Setoran Yg Terpusat Diatur Khusus Dgn SE DJPBN dan dalam pengajuan SPP/SPM tidak perlu
dilampiri SSBP;
5. Untuk Setoran Yang Tdk Terpusat Pencairannya Dilampiri SSBP Yg Sdh Dikonfirmasi KPPN;
6. Penggunaan dan Pertanggungjawaban PNBP dilakukan dengan Mengajukan SPP dan SPM serta SP2D;
7. Ketentutuan lain terkait pengujian atas SPP UP/TUP/GUP/LS tidak jauh berbeda dengan sumber dana Rupiah Murni
82
KETENTUAN SISA DANA PNBP
1. Sisa Dana PNBP yang disetorkan ke rekening Kas Negara pada akhir tahun
anggaran merupakan realisasi penerimaan PNBP tahun anggaran berikutnya,
dan dapat dipergunakan setelah menerima DIPA;
2. Sisa UP/TUP yang tidak disetorkan sampai akhir tahun anggaran, akan
dperhitungkan pada saat pengajuan pencairan UP tahun anggaran berikutnya;
3. Penyetoran PNBP harus menggunakan formulir SSBP.
83
PENGUJIAN BELANJA YANG BERSUMBER DARI PNBP
84
PENGUJIAN TAGIHAN BLU
• Mekanisme pengujian dana BLU yang bersumber dari
Rupiah Murni (APBN) sama dengan mekanisme pengujian
dana yang bersumber dari Rupiah Murni pada satuan kerja
non BLU;
• Mekanisme pengujian tagihan dana BLU yang bersumber
dari dana PNBP mengikuti SOP yang dibuat oleh masing-
masing BLU. Apabila BLU tidak membuat SOP tersendiri
maka mengacu pada aturan terkait dengan dana yang
bersumber dari Rupiah Murni.
PENGUJIAN TAGIHAN BLU
• Dalam membuat Standart Operating Procedure (SOP)
terkait mekanisme pembayaran tagihan atas dana yang
bersumber dari PNBP harus memastikan kebenaran:
Wetmatigheid, Rechtmatigheid dan Doelmatigheit;
• Bendahara harus memastikan kelengkapan dokumen yang
mampu mendukung pengujian sesuai SOP yang telah
ditetapkan.
SUMBER DANA DAN PENGELUARAN BLU
Belanja Operasional Penyaluran Dana
merupakan belanja untuk kegiatan operasional yang terdiri atas penyaluran pinjaman/
belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. belanja terkait dengan layanan
pembiayaan
REKENING REKENING
REKENING OPERASIONAL
PENGELUARAN OPERASIONAL
PENGELUARAN PENGELUARANatau
Sumber dana RM
Pihak ketiga REKENING DANA
REKENING KELOLAAN
OPERASIONAL
PENGELUARAN
Pihak ketiga
Sumber dana PNBP
• Harus ada pemisahan secara jelas antara penanggung jawab • BLU dapat melakukan penyaluran dana layanan sesuai dengan
kegiatan/ pembuat komitmen, pihak yang menguji dan menyetujui tugas dan fungsi BLU, manclat, dan/ atau ketentuan peraturan
pembayaran, dan pihak yang mnelakukan pembayaran. perundang-undangan.
• Dilakukan pelimpahan kas secara berkala dari Rekening Operasional
Penerimaan ke Rekening Operasional Pengeluaran berdasarkan • BLU melakukan pelimpahan dana secara berkala dari Rekening
perencanaan kebutuhan dana. Operasional Penerimaan BLU ke Rekening Operasional
Pengeluaran BLU untuk penyaluran dana layanan berdasarkan
• BLU dapat membentuk kas kecil untuk belanja operasional dengan perencanaan kebutuhan dana.
nilai transaksi kecil yang tidak mungkin dan/ atau tidak efisien
dilakukan melalui mekanisme perbankan.
87
88 88
KETENTUAN
• Penerbitan SPP, SPM dan SP2D untuk kegiatan yang sebagian/seluruhnya
bersumber dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, mengikuti ketentuan
mengenai kategori, porsi pembiayaan, tanggal closing date dan persetujuan
pembayaran dari pemberi PHLN sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
pencairan dana PHLN berkenaan.
• Penerbitan SPP-UP/TUP, SPM-UP/TUP, dan SP2D-UP/TUP menjadi beban
dana Rupiah Murni.
• Pertanggungjawaban dan penggantian dana Rupiah Murni atas SP2D-UP/TUP
, dilakukan dengan penerbitan SPP-GUP/GUP Nihil/PTUP, SPM-GUP/GUP
Nihil/PTUP, dan SP2D-GUP/GUP Nihil/PTUP yang menjadi beban PHLN
berkenaan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan pencairan dana
PHLN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
89
PENYIAPAN SPP (UP/TUP/GUP)
SPP GUP
• SPP
• Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
• Kuitansi
• SPK dan resume, jika dipersyaratkan
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari lender, jika dipersyaratkan
• SSP
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
90
Data PHLN
Pembebanan UP
91
Porsi
Pinjaman
92
Dibayar ke rekanan
Dibayar ke rekanan
Tdk dipungut
Dibayar ke rekanan
Tdk dipungut
Dibayar ke rekanan
Pungut & setor
93
Data PHLN
Pembebanan UP
94
Porsi
Pinjaman
95
TERIMA KASIH
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan