Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS TEKNIK Tugas

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II


BAB V
Perhitungan Portal

Perhitungan Struktur Portal 3D beton bertulang dengan panjang bangunan arah x


= 11.5 m dan arah y = 25 m. Seperti yang tergambar pada portal dibawah ini
dengan data-data sebagai berikut :

Data – data
1. Beton (f’c) : 23 MPa
2. Tebal pelat lantai : 12 cm
3. Tebal pelat atap : 12 cm
4. Dimensi balok induk lantai : 36/54
5. Dimensi balok anak lantai : 29/43
6. Dimensi balok induk atap : 29/43
7. Dimensi balok anak atap : 22/43
8. Kolom : 45/45
9. Berat volume beton : 2400 kg/m3
Pembenanan
1. Beban pada pelat lantai
- Beban tembok lantai 1 : 150 kg/m
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II
- Beban tembok lantai 2 : 131,25 kg/m
- Beban sendiri : 288 kg/m2
- Beban mati : 181 kg/m2
- Beban hidup : 250 kg/m2
2. Beban pada pelat atap
- Beban sendiri : 288 kg/m2
- Beban mati : 91 kg/m2
- Beban hujan : 20 kg/m2
- Beban hidup : 100 kg/m2
Kombinasi beban
- U = 1.4 D
- U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 R
- U = 1.2 D + 1.6 R + 1.0 L
- U = 1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 R
- U = 0.9 D + 1.0 W
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II
 Tahapan – Tahapan Pemodelan Pada SAP 2000
1. Untuk membuat model klik File > New Model seperti ilustrasi berikut :
a. Maka akan muncul template/library model Sebagai berikut :

Gambar 1 Permulann pembuatan model baru

- Terlebih dahulu ubah unit satuan menjadi kgf-m-c


- Selanjutnya pilih 3D Frames pada menu select template
b. Maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut :

Gambar 2 Input grid

- Klik use custom grid spacing and locate origin lalu klik Edit Grid.
c. Maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut:
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

Gambar 3 Input koordinat

- Masukkan data-data pada X Grid Data, Y Grid Data dan Z Grid


Data, dimana Z dapat diasumsikan sebagai sumbu searah vertical
dengan Z+ kearah atas. Bidang X-Y merupakan bidang horizontal,
dengan X+ merupakan sumbu utama. Sudut pada bidang horizontal
diukur dari sumbu positif X.
- Pilih Spacing pada bagian Display Grid As dan cek kembali data-
data yang telah dimasukan.
- Tekan tombol OK 2X untuk keluar.
Maka pada jendela SAP2000 akan tampil Gambar 3D View sebelah
kiri dan 2D View bidang X-Y Plane @Z=0, sebelah kanan.

2. Klik File > Save, untuk mengurangi resiko kehilangan data yang sudah
dibuat.

3. Membuat tipe material


- Pilih menu Difine, Materials, Add New Material
- Isi tab Material Name and Display Color dengan kata beton.
- Pilih tabe material Type dengan Concrete.
- Weight per unit Volume : 2400 kg/m3
- Modulus of Elasticity : 4700*23^0.5
- Specified concrete compressive strength f’c : 23 MPa
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

Gambar 4 Input material property data

4. Input data kolom


- Pilih menu Define, Section Properties, Frame Section, Add New
Porperty, dan Concrete. Untuk kolom dan balok bangunan ini, pilih
yang rectangular.
- Selanjutnya, isikan ukuran kolom yg sudah di hitung sebelumnya.
- Untuk pengaturan tulangan, klik Concrete Reinforcement, akan
muncul gambar seperti dibawah ini. Design Type pilih column dan
isikan data- data yang sudah ditentukan.
- klik OK apabila sudah selesai.
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

Gambar 5 Reinforcement data kolom

5. Input data balok


- Input data balok dimulai seperti langkah awal input data kolom, pilih
menu Define, Section Properties, Frame Section, Add New Porperty,
dan Concrete. Untuk kolom dan balok bangunan ini, pilih yang
rectangular.
- Gunakan nama yang mudah untuk diingat sebagai nama balok pada
Section Name.
- Selanjutnya, atur ukuran balok yang digunakan sesuai dengan
perhitungan sebelumnya.
- Untuk pengaturan tulangan, klik concrete reinforcement sehingga akan
muncul seperti pada gambar. Design Type pilih beam dan isikan tebal
selimut beton 50 mm pada concrete cover to longitudinal Rebar
Center.
- Klik OK apabila sudah selesai.
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

Gambar 6 Input dimensi balok

Gambar 7 Reinforcement data

6. Input data pelat


- Untuk membuat pelat beton, pilih menu Define, Section Properties,
dan Area Section.
- Pada pilihan Section Type to Add pilih Shell, Shell-Thin. Isi semua
seperti pada gambar. Untuk pelat pada lantai gedung, pilih Shell Thin.
- Klik OK apabila sudah selesai.
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

Gambar 8 Input dimensi pelat

7. Membuat joint pada pondasi


- Pilih Draw, New Lebels, maka akan muncul pop up seperti gambar
berikut.
- Klik OK.
- Selanjutnya, pilih Draw Special Joint, klik titik –titik yang akan diberi
tititk joint sesuai dengan rencana sehingga sehingga membentuk denah
pondasi seperti yang sudah direncanakan.

Gambar 9 Membuat lebels pada joint


FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II
8. Membuat kolom
- Pilih menu View, Set 2D View, X-Z plane Y=0. Lalu pilih menu
Draw, Draw Frame/Cable/Tendon. Pada pop up pilih Section K1.
- Selanjutnya, buat kolom dengan cara menarik garis dari titik level atas
ke level bawahnya atau sebaliknya. Lakukan langkah tersebut di
seluruh as dan lantai tempat rencana kolom.

9. Membuat balok
- Pilih menu view, Set 2D view, pilih X-Y untuk membuat balok pilih
menu Draw, Draw Frame/Cable/Tendon. Pada top up pilih nama balok
yang akan digunakan pada section.
- Lalu, tariklah garis balok sesuai dengan rencana sehingga membentuk
denah seperti pada gambar.
- Modelkan seluruh balok di setiap lantai

10. Pilih menu Draw, Draw Rectangular Area. Pada Pop up yang muncul pilih
nama pelat yang sudah dibuat pada section seperti pada gambar.
Ada beberapa pilih cara menggambar pelat antara lain:
a. Menggunakan toolbar
Toolbar ini lebih mudah untuk pelat yang tidak beraturan bentuknya.
Cara pemakaiannya klik satu kali pada semua ujung lokasi pelat, klik
kanan untuk berpindah lokasi pelat yang akan digambar.
b. Menggunakan toolbar
Toolbar ini lebih mudah untuk pelat yang bentuknya segi empat. Cara
pemakaiannya klik pada titik ujung lokasi pelat, pindahkan mouse
dengan tetap ditekan pada titik ujung pelat yang lain dan lepaskan
mouse, kemudian bisa langsung pindah ke lokasi pelat lain yang akan
digambar.
c. Menggunakan toolbar
Toolbar ini lebih mudah lagi penggunaanya dari pada toolbar lainnya.
Cara pemakiannya tinggal klik satu pada tengah lokasi pelat yang akan
digambar dan bisa langsung pindah ke lokasi pelat yang lain.
Setelah semua pelat selesai digambar, tekan tombol esc untuk keluar.

11. Menentukan jenis perletakan


- Pada lantai base, klik semua titik yang berada di bawah kolom
- Pilih menu Assign, Joint, Restraints. Pilih jenis support jepit
- Klik OK untuk keluar
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

-
- Gambar 10 Menentukan jenis perletakan

12. Membuat tipe beban


- Pilih menu Define, Load Patterns. Untuk membuat tipe beban mati
isikan pop up seperti gambar. Untuk beban hidup, beri nama LIVE
pada load pattern name dan isikan pada kolom Self Weight Multiplier
dengan angka 0. Klik Add New Load Pattern dan ulang langkah-
langkah tersebut untuk memasukan beban lainnya.
- Klik OK apabila sudah selesai.

Gambar 11 Menentukan tipe beban

13. Membuat beban kombinasi


- Untuk memasukkan kombinasi pembebanan, pilih menu Define, Load
Combination.
- Untuk memasukan kombinasi beban yang baru, klik Add New Combo.
Berikan nama 1.4D. Pada Load Combination Type pilih Linear Add.
Pada Loadcase Name pilih beban Mati dan isikan kolom Scale Faktor
dengan nilai 1,4. Tekan Add. Tekan OK. Ulangi seluruh langkah-
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II
langkah di atas untuk membuat semua tipe kombinasi seperti pada
gambar berikut.

Gambar 12 Input kombinasi pembebanan

Gambar 13 Jenis kombinasi pembebanan

14. Beban pada balok


- Berat dinding adalah (3.5 m x 0.15 m) x 250 kg/m2 = 131,25 kg/m
- Pilih balok yang berisi tembok, lalu pilih menu Assign, Frame Loads,
dan Distributed, akan muncul pop up seperti pada gambar berikut.
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

Gambar 14 Memodelkan beban dinding

- Load Pattern Name pilih Dead, pada uniform load isikan 131,25. Klik
OK

15. Beban pada pelat


- Untuk input beban pada pelat, kembalikan view ke denah. Pilih menu
view, Set 2D view, X-Y
- Pilih pelat lantai yang akan diberi beban sendiri.
- Pilih menu Assign, Area Loads, Unifrom to Frame (shell).
- Isikan besar beban yang telah ditentukan besarnya seperti gambar
berikut.

Gambar 15 Menentukan jenis beban dan besarnya

- Klik OK
- Akan terlihat beban sendiri telah bekerja pada pelat lantai. Lakukan hal
yang sama untuk beban-beban lainnya.
FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II

16. Analyis
Sebelum memulai menjalanan perhitungan model dengan program
SAP2000, pastikan bahwa model ini dianalisis secara 3D, untuk itu pilih
menu Analyze, Set Analysis Options. Klik gambar space frame yang
artinya model portal akan dilakukan analisis secara 3D.
Sampai di sini model sudah siap dijalankan. Untuk menjalankan pilih
menu Analyze, Run Analysis. Pastikan pada kolom action semua dalam
keadaan Run. Klik Run Now. Akan muncul keterangan tentang model
yang sedang dijalankan.

Gambar 16 Pilihan untuk menampilkan keterangan model

Gambar 15 Proses running selesai


FAKULTAS TEKNIK Tugas
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Konstruksi Beton II
17. Melihat hasil pembebanan SAP2000
- Pilih menu Display, Show Tables, lalu pilih Analysis Result Structure
Output dan Base Reaction, Table: Base Reactions Seperti pada gambar
berikut.

Gambar 16 Pilihan untuk menampilkan base reactions

- Pilih table-tabel yang akan di tampilkan


- Klik OK

18. Selesai.

Anda mungkin juga menyukai