ARTIKEL SKRIPSI
Disusun Oleh:
MUHAMMAD AZKAN NUFUS
NIM : 14.21.00891
(Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam, Institut
Azkan.nufus94@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
sebagai jaminan hutang yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembayar hak
dijadikan sebagai rahn adalah barang yang berharga atau mempunyai nilai
nasabah tersebut. Fungsi gadai tidak hanya membantu perolehan dana yang
mudah dan cepat, tetapi juga sebagai alat investasi untuk memiliki emas
begitu besarnya animo masyarakat dalam transaksi gadai emas syariah sudah
sebagai berikut:
syariah?
sengketa.
Indonesia.
asasi manusia.
2
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, 2002, halaman 37.
3
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, 2002, halaman 38.
Beberapa batasan tentang konsumen antara lain:4
untuk diperdagangkan
diperdagangkan kembali.
4
Heri Tjandrasari, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan Upaya perlindungan Hukum
Bagi Konsumen (online), Fakultas Hukum Universitas Indonesia MaPPI-FHUI, (14 Maret 2020)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi upaya untuk:
masyarakat;
perlindungan konsumen.
pengawasan.
c. Perlindungan Nasabah
a. Pengertian Gadai
preference);
6
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan: Hak Istimewa, Gadai,
dan Hipotek, Kencana, Jakarta, 2005, halaman 74.
menetapkan bahwa perjanjian gadai dapat dibuktikan dengan
berikut:
bunga.
7
J. Satria, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Kebarangan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
1991, halaman 110.
8
Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata: Hak-hak yang Memberi Jaminan ,
Ind-Hill-CO, Jakarta, 2005, halaman 23.
3) Pemegang gadai berhak untuk meminta ganti biaya-biaya yang
berikut:
KHUPerdata).
9
Hasanuddin Rahman,Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1955, halaman 215.
itu telah hilang atau merosotnya nilai barang tersebut, sebagai
gadai didahulukan.
tersebut.
inbezitstelling.
d. Hapusnya Gadai
berikut:
(musnah).
tanggungan itu.
tanggungan utang.11
a) Al-quran
Baqarah ayat 283. Fungsi barang gadai (marhun) pada ayat ini
Artinya:
c) Ijma’ Ulama
gadai syariah.
sewa menyewa.
Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha
dan ijarah.
diperbolehkan menyertai.
agunan.
c. Operational risk.
bersifat unacceptable.
uncontrolled.
meliputi :16
1. Persaudaraan (ukhuwah).
2. Keadilan (‘adalah).
13
Tasriani dan Irfan, Andi.(2015). Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Risiko (Risk)
Dalam Industri Perbankan Syariah: Study Pada Bank BUMN Dan Bank Non BUMN.Jurnal
Sosial Budaya, Vol. 12, No. 1,103-113.
14
Karim, Adiwarman. (2013). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Halaman 255
15
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Booklet Perbankan Indonesia.Diunduh pada 4 Maret 2020
melalui www.ojk.go.id.
16
Tasriani dan Irfan, Andi.(2015). Penerapan Dan Pengelolaan Manajemen Risiko (Risk)
Dalam Industri Perbankan Syariah: Study Pada Bank BUMN Dan Bank Non BUMN.Jurnal
Sosial Budaya, Vol. 12, No. 1,halaman 105
3. Keseimbangan (tawazun) .
4.Universalisme (Syumuliyah) .
berikut:
perusahaan).
transaksi gadai.
jatuh dapat diatasi oleh bank dengan cara diawal perjanjian emas
tersebut lebih tinggi 80% dari harga pasar. Sehingga jika harga
17
Zeni Ervin C. K., Rachmi Sulistyarinni dan Yenni Eta Widyanti, Penerapan Peraturan Bank
Indonesia No:13/23/PBI/2011 tentang Manajemen Risiko Bagi BNI Syariah pada Produk Gadai
Emas (Studi di BNI Syariah Malang), (Malang: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2014),
Halaman 14
komitmen untuk menanggung sendiri risiko yang muncul dengan
Hedging, Incorporated.
4. Monitoring risiko
sebagai berikut:
Perhatian
3. Collectability 3 30-60 hari Kurang
Lancar
4. Collectability 4 60-90 hari Diragukan
5. Collectability 5 >90hari Macet
Tabel 1.2. Penggolongan Collectability
a. Hambatan Intern
manajemen risikonya.
b. Hambatan Ekstern
antara lain:
rutin.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan penelitian
18
Johny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia, Malang, 2011,
halaman 57.
19
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, halaman 251.
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum antara
dengan isu hukum yang sedang ditangani. Hasil dari telaah tersebut
dalam hal ini mengenai perlindungan hukum terhadap nasabah gadai emas
syariah.
Pada penelitian ini, bahan hukum dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
lain:
Syariah;
Konsumen;
Bank Syariah;
Indonesia;
permasalahan hukum;
(3) Ensiklopedia.
20
Johny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia, Malang, 2011,
halaman 296.
penelusuran melalui media cetak maupun media elektronik terkait
nasabah.
yang tampak.
BAB IV
PEMBAHASAN
Jaminan
untung-rugi yang akan diperoleh oleh nasabah dalam melakukan gadai emas
di bank syariah.
berupa emas milik nasabah dieksekui oleh pihak Bank, maka kerugian besar
akan dialami oleh nasabah. Nasabah bank syariah mendapat kerugian akibat
penjualan objek jaminan oleh pihak Bank pada saat harga emas sedang turun
serta wajib membayar biaya gadai emas dan biaya sewa tempat untuk
syariah dalam hal penurunan harga emas pada umumnya dibagi menjadi 2
(dua) yaitu:
hal terjadinya penurunan harga emas pada saat eksekusi objek jaminan. Di
perlindungan kepada nasabah terkait dengan gadai emas syariah pada saat
yang mengatur mengenai gadai emas syariah dan risiko penurunan harga
pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat
berdampak pada semua institusi atau proyek yang ada dalam cakupan
pasar. Jenis risiko pasar meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar,
penelitian ini termasuk ke dalam risiko nilai tukar, yaitu risiko akibat
syariah tidak akan dapat terlepas dari adanya posisi dalam valuta
asing. Dalam hal ini bank syariah perlu menetapkan exposure limit,
Pengawas Syariah;
risiko;
21
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2012, halaman 293
22
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, Salemba
Empat, Jakarta, 2013, halaman 137.
23
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Dapat disimpulkan dari penjelasan pasal diatas bahwa proses
Bagan 1
Produk Qardh Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah
tentang produk qardh beragun emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha
beragun emas atau gadai emas. Namun dalam SEBI 14/7/DPbS terdapat
oleh perubahan nilai tukar mata uang atau perubahan harga emas.
dapat merugikan nasabah adalah penurunan harga emas pada saat objek
jaminan dieksekusi oleh pihak Bank. Untuk itu dalam SEBI 14/7/DPbS
terdapat kerugian pada salah satu pihak yang disebabkan oleh pihak
diperjanjikan sebelumnya.
tersebut.
maupun di luar pengadilan umum seperti yang akan dijelaskan berikut ini:
a. Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Umum
berikut:
a. Musyawarah;
b. Mediasi perbankan;
a. Bank syariah;
c. Asuransi syariah
d. Reasuransi syariah;
e. Reksadana syariah;
g. Sekuritas syariah;
h. Pembiayaan syariah;
i. Pegadaian syariah;
k. Bisnis syariah.
atau pihak tergugat adalah bank syariah dan nasabah. Bank syariah
berupa perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak yakni antara
kecil dan Usaha Mikro Kecil (UMK), pastilah akan lebih memilih
Bagan 2
Prosedur Penyelesaian Sengketa
Bank Syariah dalam hal eksekusi objek jaminan pada saat terjadinya
kecil.
GADAI DI PT PEGADAIAN
gadai.24 Istilah gadai berasal dari terjemahan dari kata pand (bahasa
seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang
perundang-undangan berikut :
Jawatan Pegadaian
Jawatan Pegadaian
berikut:
atau lalai maka kreditur penerima gadai mempunyai hak untuk menjual
melunasi hutangnya.
kreditur.
debitur.
penerima gadai.27
Benda bergerak ini dibagi dua macam yaitu benda bergerak berwujud dan
emas, arloji, sepeda motor, dan lain-lain. Sedangkan benda bergerak tidak
sahnya suatu perjanjian secara umum yang terdapat dalam Pasal 1320
gadai sampai hutang dilunasi oleh si pemberi gadai. Hal ini sejalan dengan
Pasal 1152 ayat (2) KUHPerdata dimana, gadai tidak sah jika bendanya
27
Megarita, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Saham Yang Digadaikan, USU Press,
Medan, 2012, hlm.29
28
Salim, HS, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2014, hlm. 38
menyampaikan dahulu suatu bentuk pernyataan mengenai hal-hal yang
penawaran.
pokok perjanjian”.
29
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Kekayaan : Hak Istimewa, Gadai dan
Hipotek, Kencana , Jakarta, 2007, hlm.75
Syarat tambahan dari sahnya perjanjian gadai adalah dengan
gadai. Asas ini disebut dengan asas inbezitling.30 Hal ini jelas terlihat
berikut :
30
Salim, HS Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2014., hlm. 37
Langkah pertama yaitu nasabah mengambil dan mengisi
Formulir Permintaan Kredit (FPK) dan menyerahkan FPK yang telah diisi
dengan melampirkan foto copy KTP atau identitas resmi lainya serta
administrasi Rp.2.000
nasabah setuju maka barang yang telah dinilai akan ditulis dalam Surat
tidak pernah terjadi. Selain itu SBK berfungsi sebagai alat untuk
KTP;
4) Nama barang jaminan kreditur, adalah nama atau jenis barang yang
jaminan;
meneruskan pinjaman;
9) Besar uang pinjaman, biasanya besar uang pinjaman lebih kecil atau
sama dengan besar uang taksiran, besar uang pinjaman ditentukan oleh
(b) Hari sewa modal dihitung sejak tanggal kredit sampai dengan
pembaruan kredit;
(1) Nasabah menerima dan setuju terhadap uraian dan taksiran barang
yang dimaksud pada Surat Bukti Gadai (SBG), atau bukti transaksi
(struk atau dokumen elektronik) dan sebagai tanda bukti yang sah
(2) Barang yang diserahkan sebagai barang jaminan adalah milik nasabah
modal dan biaya lainnya (jika ada) pada saat pelunasan, atau
(5) Nasabah dapat melakukan ulang gadai, gadai ulang otomatis, dan
biaya lainnya (jika ada) yang masih akan dibayar. Jika terjadi
penurunan nilai taksiran barang jaminan pada saat ulang gadai, maka
(6) Terhadap barang jaminan yang telah dilunasi dan belum diambil
sepuluh hari tidak dikenakan biaya jasa titipan. Bila telah memenuhi
pinjaman, sewa modal, biaya lainnya (jika ada) dan bea lelang,
perjanjian ini.
(11) Jika lewat jangka waktu pengambilan uang kelebihan lelang, nasabah
uang pinjaman, sewa modal, biaya lainnya (jika ada) dan bea lelang
(12) Nasabah dapat datang sendiri untuk melakukan ulang gadai, gadai
(Persero).
(16) Bilamana nasabah meninggal dunia dan terdapat hak dan kewajiban
Perjanjian Gadai
tujuan agar jumlah utang itu dengan bunga dan biaya dapat
dilunasi dengan hasil penjualan itu. Bila gadai itu terdiri dari
gadai.31
kepada debitur setelah dikurangi uang pinjaman dan sewa modal. Namun
terkadang tidak semua barang jaminan yang dilelang dapat melunasi seluruh
31
Mariam Darus Badzulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung,1997,
hlm. 93
hutang debitur sehingga apabila hasil dari lelang tidak memenuhi maka
dahulu memberikan peringatan kepada debitur. Dalam hal ini debitur akan
gadai itu, sejauh hal itu terjadi akibat kelalaiannya. Di pihak lain
gadai itu.”
perlindungan konsumen.
hukum kepada nasabah selaku debitur secara umum jika merasa dirugikan
yaitu :
umum.
2. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau
dalam undang-undang.
upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh
yaitu :
1) Arbitrase
melalui arbitrase dapat dilakukan oleh para pihak yang bersengketa, jika
diantara mereka.
2) Konsiliasi
3) Mediasi
32
Dilihat dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa Pasal 1 ayat (1)
tahapan sebagai berikut :
arbitrase.
dimungkinkan apabila :
(a) Para pihak belum memilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar
pengadilan, atau
tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang
bersengketa.
dan mengikat, sehingga tidak dikenal adanya upaya banding maupun kasasi
33
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2011, hlm.258.
Selain mengakui keberadaan peraturan perundang-undangan yang
PERDIR 41/DIR I/2017 bahwa setiap barang yang menjadi objek jaminan di
PT.Pegadaian akan diasuransikan untuk menjamin keberadaan barang
bekerja sama dengan Sarana Janesia Utama selaku lembaga asuransi untuk
memitigasi risiko”.
jaminan kepada nasabah dalam kondisi fisik yang sama seperti saat
maka pihak pegadaian wajib memberikan ganti rugi. Ganti rugi tersebut
dengan :
1. Uang atau barang yang nilainya sama atau setara dengan nilai
Ganti kerugian ini juga diatur di dalam Surat Bukti Kredit poin 4
hilang yang tidak disebabkan oleh suatu bencana alam (force majeure) yang
dengan uang pinjaman, sewa modal dan biaya lainnya (jika ada), sesuai
terdapat uang kelebihan dari hasil lelang, maka perusahaan pergadaian wajib
nasabah (Pasal 27 ayat (1)) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal
lelang.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
terjadinya penurunan harga emas pada saat eksekusi objek jaminan dapat
d. Dalam Pasal 1157, nasabah yang barang jaminannya rusak atau hilang
yang merasa dirugikan dapat menggugat pelaku usaha dalam hal ini
hasil lelang kepada debitur dan dalam hal terdapat kelebihan uang lelang
yang nilainya setara dengan nilai barang jaminan yang hilang atau rusak
tersebut. Dalam hal terjadi sengketa antara nasabah dan pegadaian maka
upaya yang dilakukan dapat melalui jalur litigasi maupun non litigasi.
sebagai hak miliknya dan bukan merupakan hasil dari kejahatan ataupun
datang.
3. Adanya upaya hukum yang dimiliki debitur dalam menuntut haknya sebagai
tersebut secara teliti agar dikemudian hari tidak merasa dirugikan oleh
PT.Pegadaian.
Daftar Pustaka