Anda di halaman 1dari 20

ISTILAH & PENGERTIAN KORUPSI

• Istilah Korupsi (Indonesia), atau “corruptio” atau “corruptus” atau


“corrumpere” (Latin), atau “corruption”, “corrupt (Inggris), atau
“corruption (Perancis), atau “corruptie/korruprtie” (Belanda) mempunyai
arti : kebusukan, kerusakan. Kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap,
tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, ucapan atau kata-kata yang
memftnah, atau menghina (The Lexicon Webster Dictionary: 1987; Andi
Hamzah: 1984; Kramer: 1997).
• Korupsi adlh perbuatan curang2 sbg tindak pidana yang merugikan
keuangan negara (Subekti & Tjitrosoedibio;1973).
• Korupsi adlh kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral,
kebejatan dan ketidak jujuran (S. Wojowasito-WJS.Poerwadarminta:1978).
• Korupsi adlh perbuatan yang buruk (sprti: penggelapan uang, penerimaan
uang suap/sogok dsb di kalangan Peg,negeri yang hrs dibasmi ke akar-
karnya (KUBI-WJS.Poerwadarminta:2003).
ISTILAH&PENGERTIAN KORUPSI
• Korup = buruk; rusak; busuk; suka menerima uang suap/sogok; dapat
disuap/disogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan pribadi (KKBI:1990).
• Korupsi adlh penyelewengan atau penggelapan (uang negara/perusahaan
dsb)untuk keuntungan pribadi atau orang lain (KBBI:1990).
• Korupsi adlh penyelewengan atau penyalahgunaan jabatan, demi kepentingan
pribadi atau orang lain, termasuk klg dan kerabat (Saya perempuan anti korupsi-
KPK).
• Korupsi adlh tindakan pengambilan sesuatu yang ada di bawah kekuasaannya
dengan cara tidak benar menurut syariat Islam. (Fatwa MUI Dalam Munas
IV:2000).
• Dari istilah korupsi tsb, berarti korupsi merupakan perbuatan yang busuk, buruk,
jahat, tidak bermoral, tidak jujur, menyimpang dari kesucian atau kebenaran,
penyimpangan atau penyelewengan penggelapan uang negara atau perusahaan,
penggelapan jabatan atau penyalahgunaan wewenang, perbuatan penyuapan,
atau menerima suap yang semuanya untuk kepentingan pribadi atau orang lain
atau kerabat/kelompoknya.
ISTILAH & PENGERTIAN KORUPSI
* Korupsi adlh penyelewengan atau penggelapan (uang negara/perusahaan
dsb)untuk keuntungan pribadi atau orang lain (KBBI:1990).
• Korupsi adlh penyelewengan atau penyalahgunaan jabatan, demi
kepentingan pribadi atau orang lain, termasuk klg dan kerabat (Saya
perempuan anti korupsi-KPK).
• Di Malaysia hukum atau peraturan tentang korupsi menggunakan istilah
“anti kerakusan” atau “anti rasuah” dari bhs Arab “Risywah” (Andi
Hamzah,1984). Risywah berarti penyuapan atau pemberian uang suap
atau uang pelicin spy maksudnya tercapai dengan cara melanggar hukum
syariat.
• Risywah (rasuah) sama dengan “suap” adlh pemberian yang diberikan olh
seorang kpd orang lain (pejabat) dengan maksud meluluskan suatu
perbuatan yang batil (tidak benar menurut syariah) atau membatilkan
perbuatan yang hak (Fatwa MUI No. 23/2000).
BENTUK PERBUATAN KORUPSI
Menurut UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 ada 7 (tujuh) bentuk termasuk
perbuatan korupsi mencakup :
1. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, secara
melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain/suatu
korporasi (Pasal 2 ayat (1) UUTPK; atau dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain/suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada (Pasal 3 UUTPK)
2. Penyuapan kepada Pegawai Negeri atau Hakim atau Advokat (Pasal 5,
Pasal 6, Pasal 11 dan Pasal12 a,b,c,d) UUTPK;
3. Perbuatan curang (Pasal 7 UUTPK);
4. Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 UUTPK);
5. Pemerasan (Pasal 12 (e, f, g UUTPK);
6. Benturan Kepentingan dalam pengadaan (Pasal 12 (i) UUTPK);
7. Gratifikasi (Pasal 12B UUTPK) Setiap gratifikasi kpd
Peg.Negeri/Penyelenggara negara dianggap sbg suap, apabila berhub.dg
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban/tugasnya.
PENGERTIAN GRATIFIKASI
• Gratifikasi adlh hadiah atau pemberian yang
diberikan oleh seseorang kpd orang lain karena
jabatannya atas bantuan yang telah diperolehnya.
• Gratifikasi adlh sebuah pemberian yag diberikan
atas diperolehnya suatu bantuan atau
keuntungan (Blacks Law Dictionary).
• Bentuk Gratifikasi menurut Penjelasan Pasal 12B
UUTPK meliputi : pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan,perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.
ASPEK FALSAFATI PEMBERANTASAN KORUPSI
1. Korupsi bertentangan nilai-nilai ke-Tuhanan;
2. Korupsi bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan;
3. Korupsi bertentangan dengan nilai-nilai keadilan;
4. Korupsi bertentangan dengan nilai-nilai moral;
5. Korupsi menimbulkan ketidak pastian hukum;
6. Korupsi dapat menimbulkan ketidak
tenteraman/ketidak percayaan antar
masyarakat;
7. Korupsi dapat merusak nilai-nilai demokrasi;
8. Korupsi dapat menghancurkan suatu negara.
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
A. Faktor Internal (pribadi perilaku koruptor) : (a)
sifat rakus/merasa serba kurang; (b) tidak kuat
iman; (c) gaya hidup mewah/ber-foya2/pamer
kekayaan (d) malas berusaha/bekerja; (e) suka
menggantungkan diri pada klg dekat/orang lain.
B. Faktor Eksternal (lingkungan) : (a) Klg; (b) teman
pergaulan/tempat kerja; (c)
Masyarakat/tetangga sekitar; (d)
organisasi/perkumpulan); (e) gaji rendah; (f)
tidak ada keteladan yang positif; (g) kurangnya
pengawasan dari instutusi tempat bekerja; (h)
Tidak adannya kepastian hukum; (i) Kebutuhan
ekonomi; (j) Kepentingan politik.
TEORI PENYEBAB KORUPSI
1. Teori Solidaritas Sosial : watak manusia bersifat pasif dan
dikendalikan oleh masyarakatnya (Emile Durkheim, 1858-1917
dalam PAK unt. PT-Kemendikbud,2011).
2. Teori GONE (GONE Theory) olh Jack Bologne (2006) bhw penyebab
terjadinya kecurangan atau korupsi dikarenakan oleh (a) Greed
(keserakahan/kerakusan/ketamakan); (b) Opportunity
(kesempatan) dpt memberikan peluang perilaku korup; (c) Need
(kebutuhan) yang tidak pernah puas; (d) Expose (pengungkapan)
atau penegakan hukum yang tidak pernah tuntas/ragu dpt
menyebabkan korupsi terulang kembali.
3. Teori “means ends scheme” (Robert Merton, dlm Eko Hndoyo,
2009), bhw seseorang melakukan korupsi karena adanya tekanan
sosial sehingga terjadi pelanggaran nor-norma (hukum).
4. Teori CDMA (Robert Klitgard, ACLK-KPK), bahwa korupsi terjadi
dikarenakan adanya faktor Kekuasaan dan Monopoli yang tidak
disertai Akuntabilitas . Corruption =Directionary+Monopoly –
Accountability (CDMA Theory).
TEORI PENYEBAB KORUPSI
5. Coast Benefit Model Theory, bhw korupsi terjadi jika nilai manfaat
korupsi lebih besar daripada bahaya atau resikonya.
6. Willingness and Opportunity to Corrupt Theory artinya korupsi
terjadi karena adanya kemauan dan kesempatan atau peluang (
karena kelemahan sistem, pengawasan kurang) dan adanya
niat/keinginan yang didorong adanya kebutuhan tidak pernah puas.
7. Fraud Triangle Theory (Donald R. Cressey, aclk.kpk), ada tiga faktor
penyebab terjadinya kecurangan (korupsi) yaitu kesempatan,
motifasi dan rasionalisasi.
8. Berdasarkan motivasi pelaku, penyebab korupsi dibedakan menjadi
5 (lima) : (a) karena kebutuhan; (b) karena ada peluang; (c) karena
ingin memperkaya diri pribadi; (d) karena ingin menjatuhkan
pemerintah; (e) karena ingin menguasai kekuasaan negara
(Abdullah Hehamahua).
DAMPAK NEGATIF KORUPSI
A. Terhadap Ekonomi : (a) Menciptakan biaya tinggi; (b) Harga barang menjadi mahal
shg tdk terjangkau olh masyarakat; (c) Menurunnya daya beli masyarakat; (d)
Penurunan kualitas dan kuantititas produksi; (e) Menurunnya pendapatan negara
dari sektor pajak; (f) Meningkatkan hutang negara; (g) Menambah kemiskinan &
pengangguran; (h) Menambah angka kriminalitas; (i) Menghambat pembangunan
negara.
B. Terhadap Politik dan Demokrasi : (a) Korupsi merusak sendi-sendi kehidupan politik
dan demokrasi; (b) hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pimpinan negara dan
lembaga negara /lembaga politik; (c) Dapat meruntuhkan otoritas pemerintah; (d)
menjdikan rakyat apatis kepada negara/pemerintah; (e) Dapat menghancurkan
sendi-sendi ketatanegaraan /Politik; (f) Dapat mengakibatkan
Reformasi/pergantian pimpinan negara.
C. Terhadap Hukum : (a) Mengakibatkan hukum tidak dipatuhi oleh rakyat; (b)
Mengakibatkan Peraturan-perundang-undangan tidak berlaku efektif; (c)
Terabaikannya kepastian hukum dan keadilan; (d) Tidak terjaminnya perlindungan
terhadap HAM; (e) Menimbulkan berbagai pelanggaran hukum dlm negara; (e)
memunculkan pengadilan jalanan/main hakim sendiri oleh masa; (f) Tidak adanya
kedamaian dan ketentraman hidup; (g) Terciptanya kekacauan di masyarakat; (h)
dapat memunculkan kleptokrasi atau reformasi/Revolusi.
DAMPAK NEGATIF KORUPSI
D. Terhadap pertahanan dan keamanan negara: Negara yang kuat adalah
negara yang militernya dan rakyatnya kuat dan bersatu. Militer yang kuat
apabila ditunjang dengan sarana-prasarana yang cukup dan modern.
Dampak Korupsi dapat menyebabkan : (a) menurunnya anggaran militer;
(b). Melemahkan kekuatan alutsista militer/Kepolisian; (c) dapat
memunculkan penjahat2 asing masuk ke wilayah suatu negara untuk
mencuri/menguras kekayaan bumi dan laut Negara ybs; (d) Negara lain
dapat mengintervensi/menginfiltrasi atau menguasai sebagian/seluruh
wilayah negara; (e) Memudahkan ideologi lain
mengintervensi/mengubah ideologi dan dasar negara ybs.
E. Terhadap Lingkungan dan Sumberdaya Alam al : (a) menurunnya kualitas &
kuantitas SDA; (b) Menurunnya kualitas Lingkungan/kerusakan lingkungan;
(c) Menurunnya kualitas hidup manusia dan sumber hayati lainnya selain
manusia.
F. Terhadap Otoritas Pemerintah: Karena kejujuran dan kebenaran tidak
dapat ditegakkan oleh pemerintah, akibatnya (a) Pemerintah tidak
dipercaya atau dibaikan oleh rakyat; (b) Lembaga hukum tidak dipatuhi
oleh rakyat (c) Brkurangnya legitimasi rakyat kpd pemerintahan; (d) Dapat
mengakibatkan dicabutnya kekuasaan pimpinan negara.
KORUPSI PADA PILKADA SAAT PANDEMI
COVID 19
• Dikarenakan adanya wabah corona/covid 19, pilkada serentak yg semula
direncanakan pd tgl 23 Sept 2020, ditunda pd tgl 9 Desember 2020
(Perppu No. 2/2020/UU No. 6/2020). UU No. 1/2014 diubah menjadi UU
No. 1/2015 diubah dengan Perppu No. 2/2020 ditetapkan menjadi UU No.
6/2020 TTg PemilihanGubernur, Bupati dan Walikota.
• Masyarakat perlu mewaspadai pilkada serentak yang terjadi pada masa
pandemi covid 19.
• Pilkada di masa pandemi covid 19 sangat rawan terjadinya korupsi.
• Ada tiga jenis korupsi pada pilkada dlm masa pandemi covid 19, antara
lain : (1) Korupsi di bidang anggaran untuk pengadaan sarana dan
prasarana pilkada; (2) Korupsi di bidang pengdaan Alat Pelindung Diri
(APD) dan yang berhubungan dengan pandemi covid19; (3) Korupsi politis
yang bertujuan untuk menang atau memperoleh suara tertinggi dalam
pilkada.
• Korupsi politis dapat berbentuk pemberian bantuan sosial kepada
masyarakat pemilih, meliputi : (a) Penyuapan; (b) pemberian komisi; (c)
sumbangan ilegal; (d) gratifikasi.
BENTUK KORUPSI PADA PILKADA SAAT PANDEMI
COVID19
A. Korupsi politik yang disamarkan dengan nama bantuan
sosial, dilakukan dengan cara : (a) menyuap, (b)
Pemberian komisi, (c) Gratifikasi/pemberian hadiah.
• Korupsi politik pada umumnya dilakukan oleh
pasangan calon (kontestan) pilkada kpd: (a)
penyelenggara pilkada; (b) pengawas pilkada), dan (3)
kepada para calon pemilih; (4) Pimpinan partai
pengusung calon/pemberi rekomendasi (sulit
dibuktikan).
• Apabila bantuan sosial diberikan oleh petahana
(incumbent) dari anggaran negara/Daerah, bentuk
korupsinya adlh “penggelapan dalam jabatan”.
BENTUK KORUPSI PADA PILKADA SAAT PANDEMI
COVID 19
B. Korupsi Anggaran Negara/Hibah Daerah
untuk penyelenggaraan pilkada berbentuk :
(1) Merugikan keuangan negara; (2)
Penyuapan/Menerima suap; (3) Penggelapan
dalam Jabatan;(4) Benturan kepentingan
dalam pengadaan; (5) Gratifikasi.
C. Korupsi Anggaran untuk penanganan
pandemi (APD) dalam pilkada, bentuk
korupsinya sama dengan korupsi pada
Anggaran Negara/Hibah Daerah (NPHD).
TINDAKAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Tindakan pemberantasan Perbuatan Korupsi
dilakukan dengan cara :
1. Pencegahan (preventif)
2. Penindakan (represif).
Pencegahan dilakukan dengan cara:
(a). Sosialisasi /diseminasi/pendidikan anti korupsi
ttg dampak negatif korupsi/perilaku korup;
(b). Perbaikan sistem managemen
pemerintahan/Korporasi milik negara/daerah dan
swasta untuk menutup celah terjadinya korupsi;
(c). Membangun/menciptakan budaya anti korupsi
melalui pendidikan akhlak/moral.
TINDAKAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Pemberantasan tindak pidana korupsi dilakukan
oleh :
1. Aparatur penegak hukum sesuai tugas
kewenangannya masing2 (Kejaksaan Agung,
Pengadilan dan KPK) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Oleh atau peran serta masyarakat (dalam bentuk:
PAK, sosialisasi/diseminasi, menerapkan pada diri
sendiri/klg/lingkungan mengenai nilai-nilai anti
korupsidan prinsip-prinsip anti korupsi).
NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
Menerapkan nilai-nilai anti korupsi untk diri
sendiri/klg/lingkungan kerja agar dapat membantu
tidak melakukan perbuatan korupsi/perilaku korup al :
1. Jujur;
2. Peduli lingkungan sekitar;
3. Mandiri;
4. Disiplin;
5. Tanggung jawab;
6. Kerja keras;
7. Sederhana;
8. Berani;
9. Bertindak adil (Jupe mandi tangkerna kebedil)
PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI
• Akuntabilitas (kesesuaian antara aturan dan
pelaksanaan kerja);
• Transparansi (keterbukaan);
• Kewajaran (fairness);
• Kebijakan (memahami tugas & aturannya);
• Kontrol Kebijakan (spy kebijakan terlaksana
secara efektif dan efisien);
PERAN SERTA MASYARAKAT
Masyarakat dapat berperan membantu pencegahan dan
pemberantasan korupsi (Pasal41 UUPTPK)
Peran masyarakat tsb dpt diwujudkan dalam bentuk :
(a) mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan
tlh terjadi tpk;
(b) hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh
dan memberikan informasi adanya dugaan tlh terjadi tpk kepada
penegak hukum yang menangani perkara tpk;
(c) hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggungjawab
kpd penegak hukum yang menangani perkara tpk;
(d) hak memperoleh jawaban atas pertanyaan ttg laporan yang
diberikan kpd penegak hukum dalam waktu paling lama 30 hari;
(e)
PERAN SERTA MASYARAKAT
(e) hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam
hal : (1) sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b,c; (2)
diminta hadir sebagai saksi dalam proses peradilan; (3)
mempunyai tanggung jwawab dlm upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi; (4) Hak dan
tanggungjawab tsb dilaksanakan berdasarkan asas-asas
peraturan perundangan yang berlaku dengan mentaati
norma agama dan norma sosial lainnya.
Pemerintah memberikan penghargaan kpd anggota
masyarakat yang tlh berjasa membantu upaya
pencegahan, pemberantasan atau pengungkapan tpk.
(Pasal 42 UUPTPK)

Anda mungkin juga menyukai