Anda di halaman 1dari 6

Kegiatan 14

ASPEK DAN INDIKATOR KOMPETENSI PROFESIONAL


GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi


Akademik dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah
kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Keempat rumusan kompetensi ini menjadi
dasar bagi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
Jika diperbandingkan antara ekspektasi kinerja Guru  Bimbingan dan
Konseling/Konselor dengan kinerja guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran
tampak lebih dominan dalam  penguasaan ranah kompetensi pedagogik,
sedangkan Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor lebih dominan dalam
penguasaan ranah kompetensi profesional.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan ranah atau wilayah
kompetensi lainnya, berikut ini disajikan aspek dan indikator kompetensi
profesional yang harus dikuasai seorang Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor:
1. Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami
kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli. 

Mendeskripsikan hakikat asesmen untuk keperluan pelayanan


konseling, memilih teknik penilaian sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling, menyusun dan mengembangkan instrumen
penilaian untuk keperluan bimbingan dan konseling, mengadministrasikan
asesmen untuk mengungkapkan masalahmasalah peserta didik, memilih dan
mengadministrasikan teknik penilaian pengungkapan kemampuan dasar dan
kecenderungan pribadi peserta didik, memilih dan mengadministrasikan
instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan
dengan lingkungan, mengakses data dokumentasi tentang peserta didik

134
dalam pelayanan bimbingan dan konseling, menggunakan hasil penilaian
dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat, menampilkan
tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian:
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengembangkan
instrumen nontes (pedoman wawancara, angket, atau format lainnya)
untuk keperluan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan
instrumen nontes untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta
didik/konseli berkaitan dengan lingkungan.
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mendeskripsikan
penilaian yang digunakan dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik/konseli.
d. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memilih jenis
penilaian (Instrumen Tugas Perkembangan/ITP, Alat Ungkap
Masalah/AUM, Daftar Cek Masalah/DCM, atau instrumen non tes
lainnya) yang sesuai dengan kebutuhan layanan bimbingan dan
konseling.
e. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengadministrasikan
penilaian (merencanakan, melaksanakan, mengolah data) untuk
mengungkapkan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta
didik/konseli.
f. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengadministrasikan
penilaian (merencanakan, melaksanakan, mengolah data) untuk
mengungkapkan masalah peserta didik/konseli (data catatan pribadi,
kemampuan akademik, hasil evaluasi belajar, dan hasil psikotes).
g. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menampilkan
tanggung jawab profesional sesuai dengan azas Bimbingan dan
Konseling (misalnya kerahasiaan, keterbukaan, kemutakhiran, dll.)
dalam praktik penilaian.
2. Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling. 
Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan
konseling,mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling,
135
mengaplikasikan dasar‐dasar pelayanan bimbingan dan konseling,
mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan
tuntutan wilayah kerja, mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan
dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, mengaplikasikan dalam
praktik format pelayanan bimbingan dan konseling.
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat
mengaplikasikan hakikat pelayanan Bimbingan dan
Konseling  (tujuan, prinsip, azas, fungsi, dan landasan).
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menentukankan arah
profesi bimbingan dan konseling (peran sebagai Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor).
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan
dasar‐dasar pelayanan Bimbingan dan Konseling.
d. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan
pelayanan Bimbingan dan Konseling sesuai kondisi dan tuntutan
wilayah kerja.
e. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat
mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
f. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan
praktik format (kegiatan) pelayanan Bimbingan dan Konseling.
3. Merancang Program Bimbingan dan Konseling. 
Menganalisis kebutuhan konseli, menyusun program bimbingan dan
konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan konseli secara komprehensif
dengan pendekatan perkembangan, menyusun rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling, merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling.
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menganalisis
kebutuhan peserta didik/konseli.
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menyusun program
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkelanjutan berdasar

136
kebutuhan peserta didik/konseli secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan.
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menyusun rencana
pelaksanaan program pelayanan Bimbingan dan Konseling.
d. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat merencanakan sarana
dan biaya penyelenggaraan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
4. Mengimplementasikan Program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif. Melaksanakan program bimbingan dan konseling,
melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial
konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat
melaksanakan program pelayanan Bimbingan dan Konseling.
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan
pendekatan kolaboratif dengan pihak terkait dalam pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memfasilitasi
perkembangan akademik, karier, personal/ pribadi, dan sosial peserta
didik/konseli.
d. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengelola sarana dan
biaya program pelayanan Bimbingan dan Konseling.
E. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. 
Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
konseling, melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan
konseling, menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil
pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program
bimbingan dan konseling.
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melakukan evaluasi
proses dan hasil program pelayanan Bimbingan dan Konseling.

137
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melakukan
penyesuaian kebutuhan peserta didik/konseli dalam proses pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menginformasikan
hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan Bimbingan dan Konseling
d. kepada pihak terkait.
e. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menggunakan hasil
pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program
pelayanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan analisis kebutuhan.
F. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. 
Memberdayakan kekuatan pribadi, dan keprofesionalan Guru
Bimbingan dan Konseling/konselor, meminimalkan dampak lingkungan dan
keterbatasan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor,
menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik
profesional Guru Bimbingan dan Konseling/konselor, mempertahankan
obyektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta didik,
melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, peduli terhadap identitas
profesional dan pengembangan profesi, mendahulukan kepentingan peserta
didik daripada kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memberdayakan kekuatan
pribadi, dan keprofesionalan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat meminimalisir dampak
lingkungan dan keterbatasan pribadi Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor.
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menyelenggarakan
pelayanan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan kewenangan dan kode
etik profesional Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
d. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mempertahankan
objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta
didik/konseli.
e. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan layanan
pendukung sesuai kebutuhan peserta didik/konseli (misalnya alih tangan
138
kasus, kunjungan rumah, konferensi kasus, instrumen bimbingan,
himpunan data)
f. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menghargai identitas
profesional dan pengembangan profesi.
g. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mendahulukan
kepentingan peserta didik/konseli daripada kepentingan pribadi Guru
Bimbingan dan Konseling/konselor.
G. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan dan
Konseling. 
Mendeskripsikan berbagai jenis dan metode penelitian, mampu
merancang penelitian bimbingan dan konseling, melaksanakan penelitian
bimbingan dan konseling, memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan
dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan
konseling.
a. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mendeskripsikan
jenis dan metode penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.
b. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mampu merancang
penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.
c. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan
penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.
d. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memanfaatkan hasil
penelitian dalam Bimbingan dan Konseling dengan mengakses jurnal
yang relevan.

139

Anda mungkin juga menyukai