BAB IV Hasil Dan Pembahasan Ferdi Edit Maju
BAB IV Hasil Dan Pembahasan Ferdi Edit Maju
yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum dengan intubasi endotrakeal
intubasi endotrakeal.
rerata umur subjek 33.71+11.84 tahun. Hasil analisa uji t tidak berpasangan
tinggi badan, lama puasa, ASA, IMT, laju napas awal, laju jantung awal, tekanan
darah sistolik awal, dan tekanan darah diastolik awal) pada kedua kelompok yang
(p>0.05). Sampel yang diteliti mempunyai karakteristik yang secara statistik tidak
74
75
Tabel 4.1. Nilai Rerata dan Simpang Baku Karakteristik Umum Penelitian
pada tiap - tiap Kelompok
Kelompok
Karakteristik Umum
gabapentin lidokain 2%
p*
Umur (tahun) 35.47+9.47 33.71+11.84 0.635
Tinggi Badan 161.88+4.01 162.24+5.34 0.829
Berat Badan 66.12+7.07 66.35+6.91 0.923
Lama Puasa 6.59+1.06 6.29+0.849 0.380
ASA 1.12+0.33 1.06+0.243 0.559
IMT 25.20+2.30 25.19+2.22 0.992
Laju Napas Awal 16.82+3.92 18.41+3.02 0.196
Nadi Awal 81.47+8.45 82.0+11.05 0.876
Sistolik Awal 123.65+11.01 116.82+11.07 0.081
Diastolik Awal 77.94+8.10 70.35+11.36 0.069
*
Uji t tidak berpasangan; p=0,05
badan didukung oleh penelitian Usha Bafna dkk. (2011), pada umur kelompok
pemberian gabapentin oral 600 mg adalah 41.70+12.56 tahun dan pada kelompok
dan pada kelompok pemberian gabapentin oral 1000 mg adalah 59.40+8.05 kg.
bermakna (p>0.05). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Bhandari
dkk. (2014), bahwa rerata usia 42.55 tahun pada kelompok pemberian gabapentin
oral 900 mg dan 42.7 tahun pada kelompok pemberian plasebo. Rerata tinggi
76
badan 149 cm pada kelompok pemberian gabapentin oral 900 mg dan 150.2 cm
pada kelompok pemberian plasebo. Rerata berat badan 54.75 kg pada kelompok
plasebo. Variabel antar kedua kelompok tersebut tidak didapatkan perbedaan yang
bermakna (p>0.05).40,43
(1), 2 menit setelah intubasi (2), 3 menit setelah intubasi (3), 4 menit setelah
semua interval waktu. Tekanan darah sistolik sebelum intubasi dan setelah 1
kelompok lidokain 2% 1,5 mg/kgbb. Tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
darah sistolik antara sebelum intubasi dan setelah intubasi tiap menit hingga menit
oleh Bhandari dkk. (2014), bahwa pemberian gabapentin dosis 300 mg dan 600
gabapentin 300 mg dan 600 mg berkisar 60% dan 40%. Temuan yang sama juga
didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Fassoulaki dkk. (2006) bahwa
pemberian tiap 6 jam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah
sistolik pada menit ke 1, 3, 5 dan 10. Pada uji klinik acak yang dilakukan oleh
menurunkan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan plasebo. Hal yang sama
Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian Serhat Koc dkk. (2007)
darah sistolik secara signifikan (p<0.05). Hasil penelitian Usha Bafna dkk. (2011)
bahwa pemberian gabapentin dengan dosis 1000 mg pada saat 1 jam sebelum
operasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik secara signifikan (p<0.05). Pada
dosis 300 mg dan 400 mg yang diberikan saat preoperasi. Selain itu, gabapentin
dosis 1200 mg yang diberikan dengan dosis tunggal sebelum operasi menurunkan
kejadian mual dan muntah pada pasien. Didapatkan juga bahwa gabapentin dosis
1200 mg aman dan mengurangi angka kejadian munculnya efek samping dari
gabapentin.38,39,40,41
Hasil yang berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Vida A dkk.
tekanan darah sistolik pada saat sebelum dan sesudah intubasi menit ke 1 (p=0.02)
dalam menurunkan tekanan darah sistolik yaitu pada menit ke 15 (p=0.43) dan
800 mg dosis tunggal 1 jam sebelum operasi memiliki pengaruh yang signifikan
dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada menit ke 1, 3, 5, dan 10, tetapi
intravena 4 µg/kgbb. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian Singh
dkk. (2013), penurunan tekanan darah sistolik terjadi mulai menit ketiga setelah
semua interval waktu. Tekanan darah diastolik sebelum intubasi dan setelah 1
darah diastolik antara sebelum intubasi dan setelah intubasi tiap menit hingga
oleh Bhandari dkk. (2014), bahwa pemberian gabapentin dosis 300 mg dan 600
bahwa bioviabilitas dari gabapentin 300 mg dan 600 mg berkisar 60% dan 40%.
Temuan yang sama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh
Fassoulaki dkk. (2006) bahwa pemberian gabapentin 1600 mg yang dibagi dalam
81
4 dosis dengan interval pemberian tiap 6 jam memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tekanan darah diastolik pada menit ke 1, 3, 5 dan 10. Pada uji klinik acak
yang dilakukan oleh Memis dkk. (2006) dengan menggunakan gabapentin dosis
Hal yang sama juga didapatkan pada penelitian Soltanzadeh dkk. (2012) bahwa
Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian Serhat Koc dkk. (2007)
darah diastolik secara signifikan (p<0.05). Hasil penelitian Usha Bafna dkk.
(2011) bahwa pemberian gabapentin dengan dosis 1000 mg pada saat 1 jam
(p<0.05). Pada metanalisis yang dilakukan oleh Shrestha GS dkk. (2011) yaitu
tekanan darah diastolik pada saat induksi, intubasi, menit ke 1, 3 dan menit ke 5
dibandingkan dengan dosis 300 mg dan 400 mg yang diberikan saat preoperasi.
Selain itu, gabapentin dosis 1200 mg yang diberikan dengan dosis tunggal
sebelum operasi menurunkan kejadian mual dan muntah pada pasien. Didapatkan
juga bahwa gabapentin dosis 1200 mg aman dan mengurangi angka kejadian
menurun pada menit ke 4 dan ke 5 setelah intubasi pada kelompok yang diberikan
diastolik terjadi mulai menit ketiga setelah intubasi pada kelompok yang diberikan
semua interval waktu. Rerata tekanan arteri sebelum intubasi dan setelah 1 menit
kelompok lidokain 2% 1,5 mg/kgbb. Rerata tekanan darah sebelum dan setelah
tekanan arteri antara sebelum intubasi dan setelah intubasi tiap menit hingga menit
oleh Bhandari dkk. (2014), bahwa pemberian gabapentin dosis 300 mg dan 600
83
300 mg dan 600 mg berkisar 60% dan 40%. Temuan yang sama juga didapatkan
dari penelitian yang dilakukan oleh Fassoulaki dkk. (2006) bahwa pemberian
gabapentin 1600 mg yang dibagi dalam 4 dosis dengan interval pemberian tiap 6
jam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MAP pada menit ke 1, 3, 5 dan
10. Pada uji klinik acak yang dilakukan oleh Memis dkk. (2006) dengan
dengan plasebo. Hal yang sama juga didapatkan pada penelitian Soltanzadeh dkk.
Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian Serhat Koc dkk. (2007)
secara signifikan (p<0.05). Hasil penelitian Usha Bafna dkk. (2011) bahwa
pemberian gabapentin dengan dosis 1000 mg pada saat 1 jam sebelum operasi
dengan dosis 1200 mg lebih efektif menurunkan MAP pada saat induksi dan
intubasi, menit ke 1, 3 dan menit ke 5 dibandingkan dengan dosis 300 mg dan 400
mg yang diberikan saat preoperasi. Selain itu, gabapentin dosis 1200 mg yang
diberikan dengan dosis tunggal sebelum operasi menurunkan kejadian mual dan
muntah pada pasien. Didapatkan juga bahwa gabapentin dosis 1200 mg aman dan
berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Vida A dkk. (2014), bahwa
yaitu pada menit ke 15 (p=0.36) dan pada menit ke 25 (p=0.60). Bhandari G dkk.
setelah induksi.39,40,41,42
85
pengaruh yang signifikan dalam menurunkan MAP pada menit ke 1, 3, 5, dan 10,
pada 1 menit setelah intubasi yang mengalami kenaikan MAP sebesar 7.55%,
tetapi MAP kembali menurun pada 3 dan 5 menit setelah intubasi. Hasil analisa
yang diberikan klonidin 200 μg dengan kelompok yang diberikan gabapentin oral
mcg/kgbb.46
interval waktu. Laju jantung sebelum intubasi dan setelah 1 menit intubasi
antara sebelum intubasi dan setelah intubasi tiap menit hingga menit ke 5 pada
semua interval waktu tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok
tersebut (p>0.05).
Hasil penelitian ini sama dari penelitian yang dilakukan oleh Fassoulaki
dkk. (2006) bahwa pemberian gabapentin 1600 mg yang dibagi dalam 4 dosis
dengan interval pemberian tiap 6 jam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
laju jantung pada menit ke 1, 3, 5 dan menurun pada menit ke 10. Pada uji klinik
acak yang dilakukan oleh Memis dkk. (2006) dengan menggunakan gabapentin
plasebo. Hal yang sama juga didapatkan pada penelitian Soltanzadeh dkk. (2012)
bahwa pemberian gabapentin pada dosis 900 mg tunggal memiliki pengaruh yang
sama juga didapatkan dari penelitian Serhat Koc dkk. (2007) bahwa pemberian
87
gabapentin dengan dosis 400 mg dapat menurunkan laju jantung secara signifikan
(p<0.05). Hasil penelitian Usha Bafna dkk. (2011) bahwa pemberian gabapentin
dengan dosis 1000 mg pada saat 1 jam sebelum operasi dapat menurunkan HR
secara signifikan (p<0.05). Pada penelitian yang dilakukan oleh Shrestha GS dkk.
macam varian dosis. Penggunaan gabapentin dengan dosis 1200 mg lebih efektif
menit ke 5 dibandingkan dengan dosis 300 mg dan 400 mg yang diberikan saat
preoperasi. Selain itu, gabapentin dosis 1200 mg yang diberikan dengan dosis
tunggal sebelum operasi menurunkan kejadian mual dan muntah pada pasien.
Didapatkan juga bahwa gabapentin dosis 1200 mg aman dan mengurangi angka
Hasil yang berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Vida A dkk.
jantung pada saat sebelum dan sesudah intubasi menit ke 1 (p=0.07) dan menit ke
dkk. (2011) bahwa pemberian gabapentin 800 mg dosis tunggal 1 jam sebelum
88
sistolik, tekanan darah diastolik, MAP, dan laju jantung pada menit ke 1, 3, 5, dan
jantung yang bermakna hingga menit ke 2 dan kembali meningkat pada menit ke
intravena 1,5 mg/kgbb, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan bila
Hasil penelitian Singh dkk. (2013) menunjukkan penurunan laju jantung terjadi
mulai menit ketiga setelah intubasi pada kelompok yang diberikan lidokain 2%
Hasil yang sama ditunjukkan pada penelitian Prasad dkk. (2015), penurunan laju
jantung terjadi pada menit kelima setelah intubasi pada kelompok yang diberikan
mcg/kgbb.46,47
dan setelah intubasi (p=0.000), pada tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
intubasi (p=0.000), pada tekanan arteri rata-rata sebelum dan setelah intubasi
89
(p=0.001) dan pada laju jantung sebelum dan setelah intubasi (p=0.001). Selain
perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik sebelum dan setelah intubasi
(p=0.002), pada tekanan darah diastolik sebelum dan setelah intubasi (p=0.003),
pada tekanan arteri rata-rata sebelum dan setelah intubasi (p=0.004) dan pada laju
laringoskopi dan intubasi masih belum jelas. Mekanisme yang paling mungkin
selektif terhadap gabapentin (3H), suatu subunit voltase yang tergantung kanal
90
kalsium, sehingga ada kemungkinan bahwa aksi gabapentin hampir sama dengan
Selama potensial aksi Ca2+ memasuki sel sebagai influx cepat yang diikuti oleh
langsung terhadap pembentukan sebagai Ca2+ yang masuk dengan cepat terikat
situs di Retikulum Sarkoplasma (SR) yang mengikat miofibril. Influks cepat Ca2+
proses dari kontraksi otot jantung dan dilatasi atau kontraksi pembuluh darah.
Dalam proses ini kanal kalsium memiliki peran yang sangat penting dalam
mengatur kontraksi otot jantung serta dilatasi dari pembuluh darah, jika kanal
kalsium menerima Ca2 dalam jumlah yang banyak, maka akan terjadi kontraksi
otot jantung serta pembuluh darah akan mengalami kontriksi, hal ini akan
meningkatkan laju jantung serta tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik
reseptor α2δ (subtipe dari Kanal Ca2+ tipe L), sehingga fungsi kerjanya mirip
menghambat voltase dari kanal kalsium pada otot polos (pembuluh darah) dan
otot jantung, dan konduksi elektrik jantung sehingga ketika kanal Ca2+ dihambat
91
maka proses depolarisasi, eksitasi akan terganggu dan kontraksi myosin akan
menurun serta konduksi dari elektrik jantung akan menurun. Hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan laju jantung dan dilatasi pembuluh darah baik vena maupun
dan intubasi masih belum dimengerti. Mekanisme yang paling mungkin adalah
lidokain menghambat kanal sodium di membran sel jantung dan mengurangi laju
sistem Purkinje dan otot di atrium serta ventrikel. Beberapa penelitian mencatat
respon dari lidokain intravena dalam menghambat kenaikan nadi, tekanan darah,
lidokain intravena. Ini juga termasuk efek langsung terhadap depresan miokard,
lidokain profilaksis 1,5 mg/kgbb yang diberikan secara intravena 3 menit sebelum
intubasi menunjukkan hasil yang optimal. Tidak ada penelitian yang menunjukkan
Kelompok
Karakteristik
gabapentin lidokain 2%
Umum
N % N %
Mual
Ya 1 5.9 0 0
Tidak 16 94.1 17 100
Sakit Kepala
Ya 0 0 0 0
Tidak 17 100 17 100
Bradikardi
Ya 0 0 1 5.9
Tidak 17 100 16 94.1
Hipotensi
Ya 0 0 1 5.9
Tidak 17 100 16 94.1
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Vida A
dkk. (2014) pada pemberian gabapentin dosis 800 mg dengan dosis tunggal,
angka timbulnya efek sakit kepala sebanyak 2 sampel (13,3%) dengan nilai
p=0,46 dan muntah sebanyak 1 sampel (6,7%) dengan nilai p=1,000, tidak
terdapat sampel yang mengalami mual, bradikardi, dan hipotensi. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan efek samping yang dapat muncul sangat kecil.
93
Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan Nanda A dkk.
(2015) pada pemberian gabapentin dosis 900 mg dengan dosis tunggal, tidak ada
sampel yang mengalami bradikardi, dan hipotensi. Pada penelitian yang dilakukan
Bhashyam S dkk. (2015) pada pemberian gabapentin dosis 600 mg, terdapat 4
sampel (13,3%) dari 30 sampel yang mengalami sakit kepala. Hasil penelitian
Parida dkk. menunjukkan kelompok yang diberikan gabapentin oral 900 mg tidak
ada yang mengalami hipotensi dan bradikardi, namun ada 4% yang mengalami
Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian Prasad dkk. (2015) yang
mendukung temuan efek samping penelitian ini, pada kelompok yang diberikan