Anda di halaman 1dari 1

TUGAS PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI ( PBAK )

NAMA : NOVIANTI LIMBONGAN

NIM : P07224120020

DOSEN PENGAJAR : NI NYOMAN MURTI, M.Pd

TANGGAL PENUGASAN : 14 JANUARI 2021

Kasus E-KTP, Mantan Anggota DPR Markus Nari Divonis 6 Tahun Penjara

Mantan anggota DPR Markus Nari divonis enam tahun penjara serta denda sebesar Rp 300.000.000
subsider tiga bulan kurungan penjara oleh majelis hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta, Senin (11/11/2019). Hakim menilai Markus menerima suap sebesar 400.000 Dollar AS dalam
pusaran kasus proyek pengadaan KTP elektronik. "Menyatakan terdakwa Markus Nari telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersama melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara
bersama-sama," kata Hakim Ketua Frangki Tambuwun. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu sembilan tahun penjara serta denda Rp 500.000.000
subsider enam bulan kurungan penjara. Dalam pertimbangan hakim, hal yang memberatkan
hukuman Markus adalah perbuatan Markus yang tidak mendukung program pemerintah dalam
memberantas korupsi. Sedangkan, hal yang meringankan adalah perbuatan Markus yang dinilai
sopan selama persidangan serta belum pernah dihukum sebelumnya. Dalam putusannya itu, hakim
memerintahkan Markus mengembalikan uang 400.000 Dollar AS sebagai uang pengganti kerugian
negara. Selain itu, Markus juga dinilai telah merintangi penyidikan kasus e-KTP dengan merintangi
pemeriksaan terhadap saksi Miryam S Haryani. Atas vonis tersebut, baik Markus maupun jaksa KPK
mengaku masih akan pikir-pikir antara menerima vonis atau mengambil langkah banding. Dalam hal
perbuatan korupsi, Markus dianggap melanggar Pasal 3 Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sedangkan, dalam hal
perbuatan merintangi penyidikan, Markus dinilai melanggar Pasal 21 Undang - Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Sikap Saya Sebagai Seorang Mahasiswa

Mahasiswa dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial terhadap penyimpangan yang terjadi
terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat
berperan dalam mempengaruhi kebijakan publik dari pemerintah. Untuk dapat berperan secara
optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan
kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh
dari perbuatan korupsi.

Dengan kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan dan memperjuangkan
nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala bentuk ketidakadilan, mahasiswa
menempati posisi yang penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai