Anda di halaman 1dari 6

INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT [ISD] [VOLUME 4 NO.

1 JANUARI 2019]

Optimasi Algoritma Fuzzy Clustering dengan


Menggunakan Algoritma Forest Optimization
Edhi Prabowo1, Robert Kurniawan2

* Corresponding author : edhi.bowo@gmail.com


1,2
Politeknik Statistika (STIS) Jakarta
Jl. Otto Iskandardinata No.64C 1 4, Bidara Cina, Jatinegara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13330

Abstract-- Fuzzy C - Means (FCM) is one of the most commonly used clustering techniques, but
has weaknesses that are sensitive to local optimum and sensitive to early cluster centers.
Forest Optimization Algortihm is able to overcome the weakness of FCM. FOFCM is
built with 2 types of distance ie Euclidean and Mahalanobis. FOFCM has better
performance than FCM, since most iterations of FOFCM are less than FCM. The
Mahalanobis FOFCM produces the least objective function value in hyperspherical
data distribution compared to Euclidean FOFCM and FCM. Therefore, it can be
concluded that Mahalanobis FOFCM is suitable for hyperspherical data distribution.

Keywords: FCM, FOFCM, Forest Optimization Algortihm

Abstrak-- Fuzzy C-Means (FCM) adalah salah satu teknik clustering yang sering digunakan, tetapi
memiliki kelemahan yaitu sensitif terhadap local optima dan sensitif terhadap pusat
cluster awal. Forest Optimization Algortihm mampu mengatasi kelemahan dari FCM.
FOFCM dibangun dengan 2 jenis jarak yaitu Euclidean dan Mahalanobis. FOFCM
memiliki performa yang lebih baik dari FCM, karena sebagian besar iterasi FOFCM lebih
sedikit dari FCM. FOFCM Mahalanobis menghasilkan nilai fungsi objektif paling kecil
pada sebaran data hyperspherical dibandingkan dengan FOFCM Euclidean maupun
FCM. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa FOFCM Mahalanobis cocok untuk data
hyperspherical.

Kata kunci : FCM, FOFCM, Forest Optimization Algortihm

PENDAHULUAN
Analisis clustering adalah teknik pembelajaran Pada umumnya, metode clustering terbagi ke
unsupervised yang bertujuan untuk menemukan dalam dua kategori, yaitu hard clustering dan fuzzy
pengelompokan objek secara alami berdasarkan clustering. Pada metode hard clustering, setiap
kemiripan karakteristik objek[1]. Pembelajaran objek memiliki tingkat keanggotaan bernilai 0 atau
unsupervized adalah sebuah metode untuk 1 untuk setiap cluster yang ada. Apabila suatu
menemukan pola pada suatu dataset yang belum objek memiliki tingkat keanggotaan bernilai 1
memiliki informasi atau label. Dalam beberapa pada suatu cluster, tingkat keanggotaan objek
dekade terakhir, clustering memainkan peran tersebut bernilai 0 untuk cluster-cluster lain[6].
penting dalam berbagai bidang sains dan Sedangkan metode fuzzy clustering cocok untuk
engineering, seperti analisis data, pengenalan digunakan pada fuzzy dataset. Fuzzy dataset adalah
pola[2], pembelajaran mesin (machine learning)[3], kumpulan objek yang memiliki serangkaian nilai
segmentasi gambar [4], pendeteksian kesalahan tingkat keanggotaan. Dataset ini digolongkan
(error)[5]. berdasarkan fungsi keanggotaan yang akan

1| Optimasi Algoritma Fuzzy…


INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT [ISD] [VOLUME 4 NO.1 JANUARI 2019]

memberikan nilai tingkat keanggotaan setiap objek that attempts to discover structures or certain
dalam rentang antara 0 dan 1 [7]. Salah satu patterns in a dataset, where the objects inside each
algoritme yang populer untuk fuzzy clustering cluster show a certain degree of similarity” [10].
adalah Fuzzy C-means. “Clustering is a classification way for data
Fuzzy C-means (FCM) memiliki kelebihan yaitu analysis, which is utilized to classify a set of data
metode ini bersifat unsupervized dan dapat or patterns commonly multidimensional into
mencapai pusat cluster yang konvergen. Tetapi, different groups according to a predefined
dalam kondisi tertentu FCM merupakan model measure, in order that items in the same group are
clustering yang mempunyai ketangguhan jika more almost the same than those in different
dilihat dari nilai fungsi obyektifnya, jumlah groups” [6].
iterasinya dan waktu yang diselesaikan, bila Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat
dibandingkan dengan FCM yang ditambahkan disimpulkan bahwa Clustering adalah suatu
dengan fungsi optimasi[11]. Selain memiliki metode yang digunakan pada data yang tidak
kelebihan tersebut, FCM juga memiliki memiliki informasi label dan struktur untuk
keterbatasan. Beberapa diantaranya adalah mudah mengelompokan objek pada dataset ke dalam
terjebak dalam local optima, dan sensitif terhadap kelompok-kelompok/cluster-cluster berbeda,
pusat cluster awal[6]. Untuk mengatasi objek-objek yang berada di dalam kelompok yang
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada FCM, sama lebih mirip satu sama lain dibandingkan
banyak data scientist yang mengusulkan dan dengan objek yang berada di dalam kelompok
menerapkan algoritme-algoritme optimasi. Salah yang berbeda.
satu algoritme optimasi yang diusulkan adalah
algoritme Forest Optimization [8]. Fuzzy C-Means
Forest Optimization Fuzzy C-Means (FOFCM) Algoritme FCM pertama dikemukakan oleh Dunn
adalah sebuah metode Optimisasi FCM dengan (1973) dan disempurnakan oleh Bezdek (1981).
algoritme Forest Optimization. Hasil penelitian Algoritme ini setara dengan algoritme k-means.
FOFCM menunjukkan bahwa FOFCM lebih baik Untuk menghasilkan struktur cluster terbaik dan
dibandingkan GGAFCM dan PSOFCM[6]. Pada hasil cluster yang optimal dapat dilakukan dengan
penelitian tesebut, ukuran jarak yang digunakan meminimalkan fungsi objektif atau fungsi fitness.
adalah Euclidean. Fungsi objektif yang dipakai pada algoritma FCM
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan didefinisikan sebagai berikut:
𝑚
performa hasil clustering pada sebaran data 𝐽𝑚 = ∑𝑐𝑖=1 ∑𝑛𝑗=1(𝑢𝑖𝑗 ) 𝑑2 (𝑦𝑗 , 𝑧𝑖 ) (1)
hyperspherical dengan mengusulkan algoritme
baru yaitu, algorime Forest Optimization Fuzzy C- 2 −1
𝑐 𝑑𝑖𝑗 𝑚−1
Means-Mahalanobis (FOFCM-M). FOFCM-M 𝑢𝑖𝑗 = [∑𝑘=1 ( ) ] 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑐; 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛 (2)
𝑑 𝑘𝑗
merupakan algoritme FOFCM yang menggunakan
ukuran jarak Mahalanobis dalam analisis 𝑚
∑𝑛
𝑗=1(𝑢𝑖𝑗 ) 𝑦𝑗
clustering. Hasil clustering algoritme FOFCM-M 𝑧𝑖 = 𝑚 (3)
∑𝑛
𝑗=1(𝑢𝑖𝑗 )
tersebut akan dibandingkan dengan hasil
pengelompokan algoritme Fuzzy C-Means-
Common Mahalanobis (FCM-CM) yang Dengan 𝐽𝑚 sebagai fungsi objektif FCM, 𝑦 adalah
merupakan algoritme FCM menggunakan ukuran matrik data dengan d dimensi, 𝑧 adalah matriks
jarak Mahalanobis. pusat cluster, 𝑈 adalah matriks partisi atau
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah keanggotaan data, 𝑢𝑖𝑗 adalah nilai keanggotaan
data bangkitan hyperspherical. Hasil clustering objek ke-j pada cluster ke-i; 𝑢𝑖𝑗 ∈ [0,1], c adalah
terbaik dianalisis berdasarkan nilai fungsi objektif, jumlah cluster, n adalah jumlah objek pada data,m
dan iterasi. adalah tingkat kekaburan atau fuzzifier, dan
𝑑2 (𝑦𝑗 , 𝑧𝑖 ) adalah jarak antara objek 𝑦𝑗 dengan
Clustering pusat cluster 𝑧𝑖 .
“Clustering is an unsupervised classification
method when the only data available are Forest Optimization Algorithm (FOA)
unlabelled, and no structural information about it Forest Optimization algorithm adalah sebuah
is available”[9]. “Clustering is a mathematical tool algoritma yang terinspirasi dari proses alami siklus
2| Optimasi Algoritma Fuzzy…
INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT [ISD] [VOLUME 4 NO.1 JANUARI 2019]

hidup pohon. Di dalam hutan, terdapat pohon- nilai-nilai variabelnya. Jumlah variabel yang
pohon yang hidup selama beberapa dekade, akan diubah ditentukan oleh parameter Global
tetapi tidak sedikit pohon yang memiliki Seeding Change (GSC).
kehidupan yang singkat. Algoritme ini
mensimulasikan persebaran benih yang jatuh di Forest Optimization Fuzzy C-Means (FOFCM)
sekitar pohon maupun yang menyebar jauh dari FOFCM adalah pengaplikasian FOA pada
induk, misal terbawa angin atau jatuh ke sungai. algoritme FCM. Berikut adalah tahapan analisis
Di dalam FOA terdapat 3 tahap utama, yaitu: clustering data menggunakan FOFCM:
1. Local seeding a. Menginput parameter
Di alam, saat pembenihan terjadi, banyak benih a. Data yang akan dikelompokkan.
yang jatuh disekitar pohon induknya dan b. Jumlah cluster (c)
tumbuh menjadi pohon-pohon muda. c. Nilai fuzzifier (w)
Kemudian pohon-pohon muda saling d. Jumlah populasi pohon yang diinginkan
berkompetisi dan pohon yang memiliki (area limit)
lingkungan tumbuh yang lebih baik, seperti e. Nilai batas maksimal umur (life time)
cahaya matahari yang cukup, akan menjadi f. Nilai Local Seeding Changes (LSC)
pemenang kompetisi dan dapat bertahan hidup. g. Nilai Global Seeding Changes (GSC)
FOA mensimulasikannya dengan h. Nilai Transfer rate
menggandakan pohon-pohon yang berumur 0, i. Nilai loop Gradient method
kemudian mengubah satu nilai variabel secara b. Membangkitkan pohon sejumlah populasi
acak pada pohon baru. Jumlah banyaknya (area limit) secara acak dari data.
pohon-pohon baru yang tercipta dari induk
ditentukan dengan parameter Local Seeding
Change (LSC).
2. Population Limiting Gambar 1. Ilustrasi sebuah tree
Dengan terbatasnya tanah dan nutrisi di hutan,
maka tidak sedikit pohon-pohon yang tidak Dengan C adalah jumlah cluster, D adalah
dapat bertahan hidup. Keterbatasan ini jumlah dimensi atau variabel data. Age adalah
disimulasikan dengan menghilangkan pohon- variabel yang menyimpan nilai umur pohon,
pohon yang tidak dapat bertahan hidup di pada inisialisasi awal bernilai 0. Jm adalah
dalam hutan. Dalam FOA terdapat parameter variabel yang menyimpan nilai objektif dari
sebagai pembatas populasi di dalam hutan, pohon tersebut.
yaitu Life Time (batas umur pohon) dan Area c. Jalankan alogritme FOFCM:
Limit (batas populasi pohon). Apabila pohon a. Lakukan local seeding
melampaui batas umur (Age) maka pohon Lakukan local seeding terhadap pohon-
tersebut akan dihilangkan dari populasi hutan. pohon yang berumur 0. Local seeding
Selain itu, akibat adanya pembenihan maka dilakukan dengan menciptakan pohon-
populasi pohon di hutan akan selalu bertambah, pohon baru berdasarkan pohon yang
maka pohon-pohon akan dihilangkan dari berumur 0 dengan mengubah salah satu
populasi apabila populasi di hutan lebih besar variabel. Variabel dipilih secara acak dan
dari Area Limit. Pohon-pohon diurutkan nilai variabel terpilih diubah menjadi x+r, x
berdasarkan nilai fungsi objektif (jm), adalah nilai variabel sebelum diubah dan r
kemudian pohon dengan jm terbesar adalah nilai acak yang berada dalam rentang
dihilangkan dari populasi hutan. Pohon yang [−𝑥𝑚𝑖𝑛 , 𝑥𝑚𝑖𝑛 ] , −𝑥𝑚𝑖𝑛 adalah nilai
dihilangkan dari populasi hutan masuk ke minimum dari variabel terpilih. Parameter
dalam populasi kandidat. LSC digunakan untuk menentukan berapa
3. Global Seeding banyak pohon baru yang dapat terbentuk
Selain persebaran benih di sekitar induk, benih- dari 1 pohon lama. Pohon-pohon yang baru
benih juga menyebar ke berbagai penjuru tercipta berumur 0, sedangkan umur pohon-
hutan. Untuk melakukan simulasi ini, pohon- pohon yang masuk ke tahap local seeding
pohon di dalam kandidat populasi dipilih secara bertambah 1.
acak. Kemudian pohon-pohon terpilih diubah
3| Optimasi Algoritma Fuzzy…
INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT [ISD] [VOLUME 4 NO.1 JANUARI 2019]

2. Hilangkan beberapa pohon dari popolasi pohon terbaik berdasarkan nilai Jm,
utama output metode gradient dijadikan
a. Hilangkan pohon yang memiliki umur pohon terbaik.
sama dengan life time. b. Pohon terbaik dimasukan kembali ke
b. Hitung nilai Jm(dengan persamaan dalam populasi utama dengan umur 0.
(1)) dari setiap pohon. Urutkan pohon 7. Hentikan proses apabila
berdasarkan nilai Jm, dimulai dari a. Pohon terbaik tidak berubah selama
nilai Jm terkecil. beberapa iterasi, atau
c. Apabila pohon-pohon di populasi b. Nilai akurasi tercapai, atau
utama melebihi area limit, hilangkan c. Iterasi maksimal tercapai
pohon-pohon yang memiliki nilai Jm 4. Pohon terbaik didapatkan. Pohon terbaik
terbesar hingga jumlah pohon di tanpa variabel age dan Jm dijadikan pusat
populasi utama sama dengan are limit. cluster.
d. Pohon-pohon yang dihilangkan di 5. Jalankan algoritme FCM:
tahap ini akan disimpan ke dalam b. Masukan pusat cluster yang didapat.
kandidat populasi. c. Gunakan 1 iterasi.
3. Lakukan global seeding 6. Hasil cluster FOFCM didapatkan.
Pilih pohon sejumlah transfer rate dari
kandidat populasi secara acak. Lakukan Distance (Jarak)
global seeding pada pohon-pohon a. Euclidean
terpilih. Global seeding dilakukan dengan Euclidean distance atau Ruler distance atau
mengubah nilai variabel pohon terpilih, Pythagorean metric merupakan ukuran jarak yang
variabel dipilih secara acak sebanyak sering digunakan. Ukuran jarak ini juga
GSC. Nilai variabel diubah menjadi r. merupakan ukuran jarak default dari FCM dan
Pohon-pohon tersebut kemudian FOFCM.
dimasukan ke dalam populasi utama Jarak Mahalanobis dapat dihitung menggunakan
dengan umur 0. rumus yang dinotasikan sebagai berikut:
4. Hilangkan beberapa pohon dari popolasi 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑒𝑢𝑐𝑙𝑖𝑑𝑒𝑎𝑛 (𝑥, 𝑦) = √∑𝑑𝑘=1|𝑥𝑘 − 𝑦𝑘 |2 (4)
utama
a. Hilangkan pohon yang memiliki Dengan (x, y) adalah koordinat objek dan d
umur sama dengan life time. adalah dimensi objek.
b. Hitung nilai Jm dari setiap pohon.
Urutkan pohon berdasarkan nilai Jm,
b. Mahalanobis
dimulai dari nilai Jm terkecil. Jarak Mahalanobis dapat dihitung menggunakan
c. Apabila pohon-pohon di populasi
rumus yang dinotasikan sebagai berikut:
utama melebihi area limit, hilangkan
pohon-pohon yang memiliki nilai Jm 𝑑𝑖𝑠𝑡Mahalanobis (𝑥, 𝑦) = √(𝑥 − 𝑦)𝐴−1 (𝑥 − 𝑦)𝑇 (5)
terbesar hingga jumlah pohon di
populasi utama sama dengan are Dengan (x, y) adalah koordinat objek, A adalah
limit. kovarian dari matriks x dan y, dan T adalah
5. Pilih pohon terbaik transpose.
a. Pada iterasi pertama pohon terbaik
dipilih dari pohon dengan nilai Jm c. Common Mahalanobis
terkecil. Jarak Mahalanobis dapat dihitung menggunakan
b. Pada iterasi selanjutnya pohon terbaik
rumus yang dinotasikan sebagai berikut:
dibandingkan dengan pohon terbaik 𝑑𝑖𝑠𝑡Common Mahalanobis (𝑥, 𝑦) =
pada iterasi sebelumnya, dipilih pohon √(𝑥 − 𝑦)𝐴 −1(𝑥 − 𝑦)𝑇 − ln|𝐴 −1| (6)
dengan nilai Jm yang lebih kecil.
6. Jalankan metode Gradient. Dengan (x, y) adalah koordinat objek, A adalah
a. Jalankan metode gradient pada pohon kovarian dari matriks x dan y, dan T adalah
terbaik. Apabila output metode transpose.
gradient lebih baik dibandingkan
4| Optimasi Algoritma Fuzzy…
INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT [ISD] [VOLUME 4 NO.1 JANUARI 2019]

METODOLOGI PENELITIAN Table 1. Perbandingan nilai fungsi objektif (jm)


Data Bangkitan Ju
Juml mla Fuz FC FO
Data bangkitan yang digunakan dalam penelitian Va FO
ah h zifi FC M- FC
ini diperoleh dengan software R runif{stat} untuk No
obse
ria
Clu er M
FC
C M-
bel M
sebaran data hyperspherical. Jumlah data yang rvasi ster (w) M M
dibentuk adalah sebanyak 20 dan 200. Masing- (c)
masing jumlah data dibangkitkan menjadi 2 1 13. 13. 9.6 4.9
58 80 20 49
kelompok dengan jumlah variabel 2, 3, dan 4. 20 2 5 1.5
18 55 36 60
1 9 2 2
Metode analisis 2 20 24. 24. 19. 13.
a. Melakukan pengelompokan menggunakan 47 46 22 86
3 5 1.5
03 58 25 11
FCM, FOFCM, FCM-CM dan FOFCM-M 3 8 8 4
pada data. 3 20 1.5 29. 29. 17. 21.
b. Menghitung nilai fungsi objektif (jm) dan 91 91 56 73
4 5
iterasi dari hasil pengelompokan metode 35 35 53 82
1 1 1 1
FCM, FOFCM, FCM-CM dan FOFCM-M.
4 200 1.5 39 21
c. Membandingkan hasil pengelompokan FCM, 39 39 9.5 2.5
2 2
FOFCM, FCM-CM dan FOFCM-M. 3.5 3.5 43 47
3 3 5 7
5 200 1.5 57 57 58
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 3.2 5.1 37
Parameter yang digunakan 3 2
08 08 20 4.0
Berikut adalah parameter yang digunakan dalam 6 6 6 86
penelitian ini: 6 200 1.5 77 77 90 53
Untuk FOFCM dan FOFCM-M: 5.1 5.1 3.0 3.0
4 2
07 07 47 54
Seed : 50 7 7 7 2
Jumlah cluster : [2;5]
Fuzzifier : [1,5;4] Dari tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa nilai jm
Area Limit : 20 dari FOFCM-M lebih baik pada data selain nomor
Life Time : 15 3 dibandingkan dengan metode FCM, FOFCM dan
LSC : 20% dari jumlah variabel FCM-CM. Sedangkan pada data nomor 3 FOFCM-
GSC : 10% dari jumlah variabel M lebih baik dibandingkan FCM dan FOFCM.
Transfer rate : 10% Selain nilai jm, dibandingkan pula iterasi yang
Loop gradient method : 3 diperlukan dalam menghasilkan pengelompokkan
Nochange : 3 terbaik. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
jumlah iterasi yang diperlukan:
Untuk FCM dan FCM-CM:
Seed : 50 KESIMPULAN
Jumlah cluster : [2;5] Berdasarkan hasil eksperimen di atas diperoleh
Fuzzifier : [1,5;4] kesimpulan bahwa penanganan
Error : 1e-5 ketidakseimbangan kelas memberikan dampak
Loop Max: 1000
Table 2. Perbandingan jumlah iterasi
Perbandingan Pengelompokan FOFCM dan Ju Ju
F FO
FCM pada Data ml ml Fu FC
O
Dari input parameter-parameter di atas, dilakukan N ah Vari ah zzi FC M- FC
F
o. obs abel Clu fier M C M-
percobaan berulang kali kemudian didapatkan C
erv ster (w) M
bahwa jumlah cluster dan fuzzifier terbaik untuk M M
asi (c)
data 20 observasi adalah 5 cluster dengan fuzzifier 1 20 2 5 1.5 38 9 20 12
1,5, sedangkan untuk data 200 observasi adalah 2 1
2 20 3 5 1.5 27
8
25 13
cluster dan fuzzifier 1,5. Berikut adalah hasil
percobaan yang telah dilakukan. 14 2
3 20 4 5 1.5
9 0
42 24

5| Optimasi Algoritma Fuzzy…


INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT [ISD] [VOLUME 4 NO.1 JANUARI 2019]

4
20
2 2 1.5 9 7 27 13 spatial information for image
0
segmentation,” Expert Syst. Appl., vol. 41,
20
5
0
3 2 1.5 9 6 54 13 no. 9, pp. 4083–4093, 2014.
20 26 [5]Z. Du, B. Fan, X. Jin, and J. Chi, Fault detection
6
0
4 2 1.5 8 6
7
16 and diagnosis for buildings and HVAC
systems using combined neural networks
Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa FOFCM and subtractive clustering analysis, vol.
dan FOFCM-M memiliki jumlah yang lebih 73. Elsevier Ltd, 2014.
sedikit dibandingkan dengan FCM dan FCM-CM. [6] A. Chaghari, M.-R. Feizi-Derakhshi, and M.-
FOFCM-M memiliki jumlah iterasi yang lebih A. Balafar, “Fuzzy clustering based on
sedikit dibaningkan FCM-CM. Forest optimization algorithm,” J. King
Saud Univ. - Comput. Inf. Sci., 2016.
KESIMPULAN [7] L. a. Zadeh, “Fuzzy sets,” Inf. Control, vol. 8,
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, no. 3, pp. 338–353, 1965.
algoritme FOFCM-M menghasilkan nilai jm lebih [8] M. Ghaemi and M. R. Feizi-Derakhshi, “Forest
kecil dan lebih baik dibandingkan FCM, FOFCM, optimization algorithm,” Expert Syst.
dan FCM-CM. Sedangkan dalam jumlah iterasi Appl., vol. 41, no. 15, pp. 6676–6687,
FOFCM lebih baik dari FOFCM-M, akan tetapi 2014.
FOFCM-M lebih baik dari FCM dan FCM-CM. [9] W. Wang and Y. Zhang, “On fuzzy cluster
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa validity indices,” Fuzzy Sets Syst., vol.
FOFCM-M lebih baik dalam melakukan analisis 158, no. 19, pp. 2095–2117, 2007.
clustering pada data bersebaran hyperspherical. [10] R. Suganya and R. Shanthi, “Fuzzy C-Means
Algorithm-A Review,” Int. J. Sci. Res.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk Publ., vol. 2, no. 11, pp. 2250–3153, 2012.
menggunakan ukuran jarak yang lain, misalnya [11] B. I. Nasution and R. Kurniawan, "Robustness
seperti jarak Bray-Curtis dan Manhattan. Dengan of classical fuzzy C-means (FCM)," 2018
penggunaan ukuran jarak yang lain diharapkan International Conference on Information
dapat meningkatkan performa dari FOFCM. and Communications Technology
(ICOIACT), Yogyakarta, 2018, pp. 321-
DAFTAR PUSTAKA 325. doi:
10.1109/ICOIACT.2018.8350729
[1] A. José-García and W. Gómez-Flores,
“Automatic clustering using nature-
inspired metaheuristics: A survey,” Appl.
Soft Comput. J., vol. 41, pp. 192–213,
2016.
[2] D. Biswas, A. Cranny, N. Gupta, K. Maharatna,
J. Achner, J. Klemke, M. Jöbges, and S.
Ortmann, “Recognizing upper limb
movements with wrist worn inertial
sensors using k-means clustering
classification,” Hum. Mov. Sci., vol. 40,
pp. 59–76, 2015.
[3] C. J. Lu and L. J. Kao, “A clustering-based
sales forecasting scheme by using extreme
learning machine and ensembling linkage
methods with applications to computer
server,” Eng. Appl. Artif. Intell., vol. 55,
pp. 231–238, 2016.
[4] F. Zhao, J. Fan, and H. Liu, “Optimal-selection-
based suppressed fuzzy c-means clustering
algorithm with self-tuning non local
6| Optimasi Algoritma Fuzzy…

Anda mungkin juga menyukai