MAKALAH
Di Susun Oleh :
RASTRY ANGGRIANI
183145105038
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, karena atas berkah dan limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini, yang disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan dan Promosi
Kesehatan yang berjudul “Determinan Perilaku Kesehatan”.
Akhir kata, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun sangat kami perlukan.
Rastry Anggriani
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Rumusan Masalah
1. Konsep umum determinan perilaku kesehatan ?
2. Bagaimana pengertian dari determinan perilaku kesehatan ?
3. BagAImana teori – teori untuk mengungkap determinan perilaku dari
analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan.
4. Bagaimana bentuk – bentuk perubahan perilaku.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pengertian dari determinan perilaku kesehatan
4
b. Faktor – faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat – obatan, alat – alat
kontrasepsi, jamban, transportasi, dan sabagainya.
c. Faktor – faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dari
faktor yang ada diluar individu dapat terwujud dalam bentuk sikap
dan perilaku petugas kesehatan, kelompok referensi, perilaku tokoh
masyarakat, tokoh agama, peraturan atau norma yang ada.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
5
2. Teori Snehandu B.Kar
6
masyarakat sekitarnya (social support). Mungkin juga karena kurang atau
tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB (accessebility of
information), atau mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk
menentukan, misalnya harus tunduk kepada suaminya, mertuanya atau
orang lain yang ia segani (personal autonomy). Faktor lain yang mungkin
menyebabkan ibu ini tidak ikut KB adalah karena situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan (action situation).
3. Teori WHO
Tim kerja WHO menganalisis bahwa menyebakan seseorang itu
berperilaku tertentu adalah karena empat alasan pokok.
7
orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati
atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai
– nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.
Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain; Sikap akan
terwujud didalam suatu tindakan pada situasi pada saat itu, sikap
akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu
tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman
seseorang, nilai (value), orang penting sebagai referensi (personal
reference), sumber – sumber daya (resources), kebudayaan
(culture), kebiasaan, nilai – nilai, tradisi – tradisi,
Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang
untuk berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa
orang dapat disebabkan oleh sebab atau latar belakang yang berbeda –
beda. Misalnya, alasan masyarakat tidak mau berobat kepuskesmas,
mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin tidak punya
uang untuk pergi kepuskesmas, mungkin takut pada dokternya, mungkin
tidak tahu fungsinya puskesmas dan lain sebgainya. Secara sederhana
teori WHO ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
B = f (TF, PR, R, C)
Dimana :
B : Behavior
F : Fungsi
PR : Personal Reference
R : Resources
C : Culture
8
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan sesorang atau masyarakat
ditentukan oleh pemikiran dan perasaan atau pertimbangan seseorang,
adanya orang lain yang dijadikan referensi dan sumber – sumber atau
fasilitas – fasilitas yang dapat mendukung perilaku dan kebidayaan
masyarakat. Seseorang yang tidak mau membuat jamban keluarga, atau
tidak mau buang air besar di jamban, mungkin karena ia mempunyai
pemikiran dan perasaan tidak enak kalau buang air besar di jamban
(thought and feeling). Atau barangkali karena tokoh idolanya juga tidak
membuat jamban keluarga sehingga tidak ada orang yang menjadi
referensinnya (personal reference). Faktor lain juga, mungkin karena
langkahnya sumber – sumber yang dipperlukan atau tidak mempunyai
biaya untuk membuat jamban keluarga (resources). Faktor lain mungkin
karena kebudayaan (culture), bahwa jamban keluarga belum merupakan
kebudayaan masyarakat.
9
yang sangat mengganggu, maka ia memutuskan untuk mengurangi rokok
sedikit demi sedikit, dan akhirnya ia berhenti merokok sama sekali.
Seorang yang menderita sebuah penyakit tidak menular seperti hipertensi
dan diabetes mellitus harus merubah pola makan dan gaya hidupnya yang
menjadi lebih sehat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kritik serta saran membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan
pembelajaran untuk berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA
MRL,Adventus, I Made Merta Jaya, Ns. Donny Mahendra. 2019. Buku ajar
promosi kesehatan.
http://repository.uki.ac.id/2759/1/BUKUMODULPROMOSIKESEHATAN.pdf
12
13