Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan Ke 11

LAB Akuntansi Keuangan Lanjutan


STIE IGI
Hery Margono, SE, Ak,MM

Mahasiswa sudah dapat mengoperasikan Software Akuntansi “ACT” dan mengaplikasikannya lewat
transaksi atau soal-soal yang disampaikan yang diaplikasikan dalam pencatatan dan perhitungan
pembukuan pada modul Persediaan dan modul Kas Bank, serta modul Aktiva Tetap.

Memahami dan mengoperasikan aplikasi modul Kas Bank dan Aktiva Tetap secara terintegrasi dari
pembayaran hingga rekonsiliasi bank

Modul 1

Kas, Rekonsiliasi Bank, dan Laporan Arus Kas

Cara mempelajari modul ini adalah dengan mempelajari ketiga kegiatan belajarnya yang terdiri dari

1. Kas dan dana kas kecil.


2. Rekonsiliasi bank.
3. Laporan arus kas

1. Pengertian Kas

Semua orang tentu mengetahui apa yang dimaksud dengan kas, yaitu suatu jenis benda yang
dapat dipakai sebagai alat pembayaran untuk memperoleh barang maupun jasa yang
diperlukan. Pendapat mengenai kas tersebut memang benar, seperti yang dikemukakan oleh
Zaki Baridwan (1992:85) yaitu “Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan
sebagai ukuran dalam akuntansi”. Semua transaksi yang terjadi dalam akuntansi selalu
diukur dengan kas yang merupakan satuan nilai mata uang yang berlaku di negara tempat
domisili perusahaan. Kas yang merupakan salah satu pos aktiva lancar adalah aktiva yang
paling likuid dalam arti paling sering berubah, karena seluruh transaksi keuangan yang
terjadi selalu berkaitan dengan kas atau berakhir dalam rekening kas (Bambang Subroto,
1991 : 45).

Adapun sumber penerimaan kas antara lain berasal dari:


1. Penjualan tunai atas barang dagangan.
2. Pelunasan piutang dari debitur.
3. Pengambilan utang pada pihak kreditur.
4. Penambahan modal dari pemilik.
5. Penjualan saham baru kepada pemegang saham.
6. Dan lain-lain.

2. Komposisi Kas Komposisi kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK no. 2, 2002 : 2.2),
“Kas terdiri dari saldo kas (Cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent)
adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan”.

PENGERTIAN REKONSILIASI BANK


Salah satu cara pengendalian terhadap kas adalah perusahaan membuka hubungan dengan Bank
yaitu dengan membuka rekening giro pada Bank tersebut. Setelah membuka rekening giro pada
Bank tersebut maka perusahaan harus menyetor setiap penerimaan kasnya ke Bank pada hari itu
juga atau pada awal hari berikutnya, sedangkan setiap pembayaran kas selalu dilakukan dengan cek.

Dengan adanya simpanan perusahaan pada rekening giro tersebut, maka setiap bulan bank akan
mengirimkan laporan kepada perusahaan mengenai mutasi dan saldo rekening giro. Laporan bank
tersebut disebut sebagai rekening koran (Bank Statement).

Selanjutnya akan dibahas mengenai sebab-sebab terjadinya perbedaan antara saldo akun kas di
perusahaan dengan saldo laporan bank, yang menurut Bambang Subroto (1991: 48) disebabkan:

1. Check dalam peredaran Yaitu check yang dikeluarkan oleh perusahaan, akan tetapi belum
diuangkan ke bank. Hal ini menyebabkan perbedaan saldo antara bank dan perusahaan,
sebab bank belum mencatat adanya pengurangan karena belum diuangkan, sedangkan
perusahaan sudah mencatat sebagai pengeluaran kas.
2. Setoran dalam perjalanan Yaitu setoran oleh perusahaan yang belum dicatat oleh bank.
Dalam hal ini perusahaan sudah mencatat sebagai penerimaan (setoran ) dan bank belum
mencatat. Hal yang sama terjadi apabila perusahaan menerima uang dari langganan dan
belum sempat disetorkan ke bank.
3. Biaya Jasa Bank Ialah biaya administrasi yang dikenakan oleh bank kepada perusahaan
karena menyimpan uangnya di bank. Bank akan langsung mengurangi simpanan perusahaan
dan kemudian baru memberitahukan ke perusahaan sehingga perusahaan sebelum
menerima pemberitahuan dari bank belum mengurangi jumlah uangnya yang ada di bank.
4. Jasa Giro Ialah imbalan jasa yang diberikan oleh bank kepada perusahaan yang langsung
ditambahkan pada rekening perusahaan dan baru diketahui oleh perusahaan setelah bank
mengirimkan laporan bank sehingga selama belum ada pemberitahuan akan terjadi
perbedaan saldo bank karena perusahaan belum menambah.
5. Check kosong (check yang tidak ada dananya) Apabila perusahaan menerima pembayaran
dari langganan berupa check, perusahaan akan menyetorkan ke bank dan dicatat sebagai
penerimaan/setoran. Check baru diketahui kalau kosong setelah disetor ke bank dan karena
check tersebut kosong, bank tidak menambah simpanan perusahaan. Perbedaan terjadi
selama bank belum memberitahukan kepada perusahaan akan adanya check kosong
tersebut.
6. Hasil tagihan oleh bank yang belum dilaporkan kepada perusahaan. Adakalanya bank
dimintai bantuan oleh perusahaan untuk menagihkan piutangnya yang apabila berhasil,
bank akan langsung menambahkan ke rekening perusahaan dengan dikurangi biaya
penagihan, perusahaan baru mengetahui setelah menerima laporan bank.
7. Kesalahan-kesalahan baik yang dilakukan oleh bank maupun perusahaan. Kesalahan baik itu
dilakukan oleh perusahaan atau bank akan menyebabkan perbedaan saldo bank menurut
perusahaan atau menurut bank."
BENTUK REKONSILIASI BANK Menurut Zaki Baridwan (1992:94), bentuk rekonsiliasi
bank adalah
1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk:
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.

2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir yang bisa dibuat dalam
2 bentuk
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8
kolom)."

PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan seperti yang
diungkapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 1 (2002: 1.3) yaitu “Laporan kuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini

(a) Neraca;
(b) Laporan laba-rugi;
(c) Laporan perubahan ekuitas;
(d) Laporan arus kas; dan
(e) Catatan atas laporan keuangan”

Ok itu adalah semua teori, yang hanya memperdalam saja, beda dengan praktek yang
langsung menginput kiejadian, namun dari pada itu anda juga harus kuat diteori
Sebelum menginput Bank In ada baiknya ada membuat di excel terlebih dahulu, supaya
mempermudah pekerjaan anda, dan bila lupa ada ynag belum di input akan
mempermudah juga mencarinya.

Buatlah folder seperti itu dengan judul Bank in BCA dst nya

Setelah anda menginput di excel lalu urutkan dan input berdasarkan nomor bukti anda
lalu diurutkan bersama buktinya di jurnal memorial dan bundel dalam satu klik satu bukti,
lalu arsipkan di filing kabinet berurutan.
Begitu juga cara kerja Bank Out sama persis dengan cara kerja Bank In yang membedakan
hanya penjurnalan saja.

Sama dengan tampiloan Bank in, bank Out juga diperlakukan cara kerja yang sama pula
Dan sama harus di buatkan excelnya dengan judul BankOut Seperti contoh di atas

Kemudian kita masuk ke Aktiva

Klik persediaan
Akan muncul proses persediaan,
Namun anda harus mengiputnya terlebih dahulu persediaan anda, baik bergerak dan
tetap, semua di input tidak ada yang tertinggal dan harus ditandatangani atasan anda.

Tentukan Jenis Persediaan


Lihat tampilan di atas, dan bapak seringkali mengatakan bagilah persediaan menjadi 9
golongan atau kurang dari itu, jangan lebih karena program hanya bisa membaca 1 digit
kepala tidak bisa dua digit, kalau anda paksa membuat sampai 10, amak akan otomatis
terbaca angka 1

Ini terjadi bila da konversi mata uang asing


Ini adalah tampilan hpp nya dilihat setelah pengiputan persediaan, baik bank in dan bank
out.,

Ini adalah list kode barangnya


Ini adalah list by name

Ini adalah list by code


Ini akan muncul bila sudah di input bank in dan bank out nya

Jangan lupa kelompok persediaan


Setelah di klik akan muncul seperti ini

Bila memiliki gedung dan tanah, maka inputlah di jurnal memorial dengan bukti terlampir,
begitu juga kendaraan, peralkatan, perlengkapan.

Sekian dulu pratikum kali ini mengenai rekonsiliasi bank dan aktiva

Anda mungkin juga menyukai