Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KEADAAN UMUM

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi penyelidikan secara administratif termasuk di Desa Batalang, Kecamatan

Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan.

Tabel II.1. Koordinat Daerah Penyelidikan


NO. Lintang Selatan Bujur Timur
1. 03° 53’ 59.0” 114° 57’ 33.8”
2. 03° 53’ 59.0” 114° 56’ 51.5”
3. 03° 54’ 07.1” 114° 56’ 54.5”
4. 03° 54’ 07.1” 114° 56’ 35.3”
5. 03° 54’ 15.1” 114° 56’ 35.3”
6. 03° 54’ 15.1” 114° 56’ 11.0”
7. 03° 54’ 24.3” 114° 56’ 11.0”
8. 03° 54’ 24.3” 114° 55’ 46.7”
9. 03° 54’ 11.8” 114° 55’ 46.7”
10. 03° 54’ 11.8” 114° 54’ 37.9”
11. 03° 54’ 57.1” 114° 54’ 37.9”
12. 03° 54’ 57.1” 114° 55’ 21.8”
13. 03° 54’ 38.0” 114° 55’ 21.8”
14. 03° 54’ 38.0” 114° 57’ 04.2”
15. 03° 54’ 19.0” 114° 57’ 04.2”
16. 03° 54’ 19.0” 114° 57’ 30.1”
17. 03° 54’ 11.6” 114° 57’ 30.1”
18. 03° 54’ 11.6” 114° 57’ 33.8”

Banjarmasin – Jorong
Dari Banjarmasin ke lokasi penyelidikan dapat dicapai dengan menggunakan

kendaraan roda empat dengan kondisi jalan beraspal hotmix dengan kondisi baik

namun ada sebagian jalan yang rusak. Waktu tempuh + 3 jam, berjarak sekitar

150 Km.

Jorong - Ke Lokasi penyelidikan


Berjarak sekitar 45 Km dari jorong (jalan Propinsi) ke Desa Batalang, sarana jalan

kurang baik, berupa jalan desa yang dibuat oleh Perusahaan kayu. Jalan tersebut

berupa jalan tanah yang diperkeras dengan lebar jalan sekitar 6 m – 10 m, waktu
BAB II. KEADAAN UMUM

tempuh sekitar 80 menit. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi kegiatan

penambangan nantinya, sebab untuk “hauling road” tidak perlu lagi membuat jalan

baru, cukup dengan meng Up-grade jalan yang sudah ada.

LOKASI PENYELIDIKAN

Gambar II.1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah Penyelidikan

2.2. Iklim dan Curah Hujan


Berdasarkan pengamatan stasiun cuaca di Kecamatan Jorong, daerah

penyelidikan beriklim tropis basah dengan curah hujan yang tinggi, yaitu berkisar

Laporan Eksplorasi II - 2
PT. GIST ENERGI
BAB II. KEADAAN UMUM

antara 2.019 mm sampai 3.431 mm per tahun. Curah hujan tertinggi sering terjadi

pada bulan Desember sampai Januari dan terendah pada bulan Juli sampai bulan

September (lihat Tabel II.2.).

Suhu udara sepanjang tahun bervariasi dari 23.4C sampai 32.4C, kelembaban

udara relatif tinggi, yaitu rata-rata sekitar 81%. Hal ini disebabkan antara lain oleh

tingginya curah hujan dan rendahnya penyinaran matahari. Penyinaran matahari

dengan intensitas tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu 60 % dan intensitas

terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 15%. Sedangkan di Kabupaten

Tanah Laut kecepatan angin rata-rata tiap bulannya berkisar antara 0,2 sampai

3,06 Knot.

Tabel II.2. Curah Hujan dan Hari Hujan dari tahun 1999 – 2003
Tahun 1999 2000 2001 2002 2003
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
Bulan (mm) (hr) (mm) (hr) (mm) (hr) (mm) (hr) (mm) (hr)
Januari 580 20 671 18 306 10 549 18 171.8 20
Pebruari 285 17 226,5 9 277 11 162 11 346.6 22
Maret 335 15 267 14 236 11 186,5 13 357.7 23
April 254 5 66,5 8 249 12 235,5 13 216.9 25
Mei 192 13 218 10 53,5 5 121 5 246.2 11
Juni 11 2 233,5 12 80,5 8 413 12 251.7 17
Juli 77 8 71,5 6 70,5 4 - - 144 12
Agustus 17 3 159 9 5,5 1 - - 98 9
September 102 7 63,5 4 43 4 - - 40.4 4
Oktober 295 15 222 12 140 9 - - 250.2 22
Nopember 387 13 153 12 342 17 232 11 - -
Desember 896 20 312,5 18 216 16 491 15 - -
Jumlah 3.431 138 2.664 132 2.019 108 2.390 98 176 165
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Laut

2.3. Penduduk, Sosial, Ekonomi dan Budaya


Berdasarkan data yang diperoleh dari Regestrasi penduduk tahun 2001

Kecamatan Jorong, penduduk yang bermukim diseluruh Kecamatan Jorong pada

tahun 2001 berjumlah 25.548 jiwa, yang teridiri dari 13.186 orang laki-laki dan

Laporan Eksplorasi II - 3
PT. GIST ENERGI
BAB II. KEADAAN UMUM

12.362 orang perempuan. Dan desa Salaman sendiri berjumlah 1.014 Jiwa yang

terdiri dari 499 jiwa laki-laki dan 515 jiwa perempuan.

Sebagaian besar penduduk mayoritas adalah suku banjar, sedangkan sebagian

kecil adalah suku pendatang seperti suku Jawa dan Bugis.

Agama yang banyak dianut adalah agama Islam, disamping sebagian kecil

beragama Kristen Protestan dan Katolik.

Fasilitas yang terdapat di desa Salaman terdiri dari 1 buah Sekolah Dasar dan 2

buah sarana peribadatan berupa langgar.

2.4. Geologi Regional


Berdasarkan peta geologi yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan

Penelitian Geologi (P3G) Bandung, daerah peninjauan termasuk kedalam Peta

Geologi Lembar Banjarmasin Skala 1 : 250.000.

2.4.1. Fisiografi
Secara fisografis daerah peninjauan terletak disebelah Tengara

dari Pegunungan Meratus yang termasuk dalam Anak Cekungan Asam-

asam. Cekungan Barito dan Anak Cekungan Asam-asam dipisahkan oleh

Pegunungan Meratus. Anak Cekungan Asam-asam ini disebelah Barat

dibatasi oleh Pegunungan Meratus, disebelah Utara oleh Tinggian Lintang

Barito – Kutai atau Sesar Adang (Adang Flexure) yang memisahkan anak

cekungan tersebut dengan Cekungan Kutai. Disebelah Timur dibatasi oleh

tinggian Pulau Laut.

2.4.2. Stratigrafi
Pada zaman Jura daerah ini mengalami tektonik yang

menyebabkan bercampurnya batuan ultramafik, batuan bancuh, batuan

malihan dan rijang. Kegiatan magma kemudian menerobos batuan


Laporan Eksplorasi II - 4
PT. GIST ENERGI
BAB II. KEADAAN UMUM

tersebut yang diperkirakan terjadi pada zaman Kapur Awal. Batuan-batuan

ini merupakan alas dari Formasi Pitap (Kp) dan anggotanya yang berumur

Kapur Awal bagian atas. Pada Kapur Akhir bagian bawah terjadi kegiatan

tektonik yang menyebabkan tersesarkannya batuan ultramafik ke atas

Formasi Pitap (Kp).

Pada Kapur Akhir terjadi genang laut yang bersamaan dengan kegiatan

vulkanik. Kegiatan ini menghasilkan Formasi Manunggul (Km) facies

sedimen dan faciues vulkanik.

Pada awal Paleosen terjadi pengangkatan yang kemudian diikuti oleh

pendataran sampai kala Eosen. Kegiatan ini menghasilkan Formasi

Tanjung (Tet) bagian bawah dan kemudian ikuti kembali oleh genang laut

yang menghasilkan Formasi Tanjung (Tet) bagian atas.

Pada kala Oligosen genang laut membentuk paparan karbonat yang sangat

luas, menghasilkan Formasi Berai (Tomb). Kegiatan ini dibarengi dengan

pengendapan klastika yang menyusun Formasi Pamaluan (Tomp).

Susut laut terjadi kala Miosen Tengah dan terbentuklah endapan darat yang

menyusun Formasi Warukin (Tmw). Pada kala Miosen Akhir terjadi lagi

tektonik kuat yang menyebabkan batuan tua terangkat kepermukaan

membentuk Tinggian Meratus yang memisahkan Cekungan Barito dengan

Anak Cekungan Asam-Asam. Pada kala Plio - Plistosen berlangsung

pendataran yang membentuk Formasi Dahor (Qtd).

Urut-urutan batuan dari yang tertua ke yang muda adalah Batuan Ultramafik

(Mu), Formasi Pitap (Kp), Formasi Manunggul (Km), Formasi Tanjung (Tet),

Formasi Berai (Tomb), Formasi Warukin (Tmw), Formasi Dahor (Qtd) dan

Endapan Aluvial (Qa).


Laporan Eksplorasi II - 5
PT. GIST ENERGI
BAB II. KEADAAN UMUM

2.4.3. Struktur Geologi


Gejala struktur yang ditunjukkan dengan tampaknya perlipatan, sesar,

kekar dan intrusi. Struktur sesar dan lipatan umumnya mempunyai arah

Baratdaya – Timurlaut. Struktur sesar dicirikan dari adanya breksi sesar,

milonit serta kontak batuan yang menunjukkan adanya gejala tektonik.

Struktur lipatan ditunjukkan dengan adanya sinklin dan antiklin yang

diperlihatkan oleh perubahan arah kemiringan lapisan batuan.

Meskipun arah struktur utama adalah Baratdaya – Timurlaut, namun sering

juga dijumpai struktur minor yang berarah Utara – Selatan, Timur – Barat

dan Tenggara – Baratlaut. Kondisi ini menunjukkan bahwa daerah

tersebut telah mengalami suatu kegiatan geologi yang cukup kompleks,

sehingga memungkinkan batuan-batuan yang lebih tua muncul

kepermukaan.

Laporan Eksplorasi II - 6
PT. GIST ENERGI
BAB II. KEADAAN UMUM

Tabel II.3. Kerangka Geologi Regional Kalimantan Selatan

Laporan Eksplorasi II - 7
PT. GIST ENERGI

Anda mungkin juga menyukai