Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR

RUMAH TINGGAL 2 LT. IBU WAYAN VIQTIM

SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS

I. SPESIFIKASI UMUM

A. LINGKUP PEKERJAAN
Hal yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Pembangunan Rumah Tinggal 2 Lantai Ibu
Wayan Viqtim yang meliputi kegiatan:
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Kunci, Kaca, dan Kusen Aluminium
- Pekerjaan Pengecatan dan Waterproofing
- Pekerjaan Penutup Atap
- Pekerjaan Kayu dan Anyaman Plafond
- Pekerjaan Finishing Lantai
- Pekerjaan Langit-Langit

B. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN


- Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 032407-1997
- Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
- Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
II. SPESIFIKASI KHUSUS

A. PEKERJAAN DINDING
1. Pasangan Dinding Batako
- Dipakai Batako ukuran yang berlaku di pasaran ex. Lokal
- Pasangan batako dipergunakan perekat 1Pc : 5 Ps, batako harus direndam air hingga
kenyang sebelum dipasang, sebanyak mungkin digunakan yang masih utuh,
pemasangan selalu memakai pedoman tegak dan datar sedemikian rupa hingga
selalu didapat pasangan yang rata, lurus, tegak, tebal nat maksimal 2 cm, dikeruk
sedalam 1 cm untuk memudahkan pelaksanaan plesteran.
- Persyaratan pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan memeriksa
dengan seksama gambar kerja dan melihat keadaan di lokasi pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
 Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan standard spesifikasi
dari bahan / material yang digunakan.
 Kontraktor harus memperhatikan detail, bentuk profil sambungan dan atau
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
 Pemasangan batu bata
1) Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus tegak
dan pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
2) Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan
tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
3) Untuk permukaan yang datar, batas teloransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m
vertikal dan horisontal. Jika melebihi, kontraktor harus membongkar atau
memperbaiki, biaya untuk pekerjaan ini ditanggung kontraktor dan tidak
dapat diajukan sebagai pekerjaan tambahan.
4) Untuk setiap pertemuan dinding pasangan 1/2 batu maupun 1 batu dan
atau permukaan dinding seluas 9 m2 dan atau seperti tercantum dalam
gambar harus dipasang kolom praktis dan atau balok penguat beton
dengan ukuran 12/15, jumlah tulangan 4 Ø 12 mm dan begel Ø 8 – 200
mm atau seperti pada gambar. Demikian pula untuk setiap lubang (kusen
pintu / jendela) atau lubang lainnya selebar > 90 cm harus dipasang balok
penguat beton terlepas apakah hal tersebut tergambar atau tidak di
dalam gambar.
5) Untuk dinding dengan panjang maksimal 400 cm harus diberi kolom
praktis dan untuk dinding setinggi maksimal 400 cm harus diberi ring
balok sebagai pengikat.
6) Ukuran batako digunakan adalah 25 x 15 x 8 cm dengan toleransi 0,5 cm
7) Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan perekat /
spesi antar bata harus sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
8) Siar – siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi
kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua kolom, kolom
praktis, balok pengikat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja, harus dipasang angker Ø 6 mm setiap jarak 75 cm.
panjang angker minimum 20 cm, 15 cm tertanam dalam bata, sisanya
tertanam dalam beton.
 Adukan perekat
1) Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan segar atau belum
mengeras pada waktu pemakaian.
2) Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi dengan pemasangan
jangan melebihi 20 menit, terutama untuk adukan kedap air.
3) Pasangan batako dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 4 Psr, di laksanakan
mulai dari ketinggian 20 cm diatas lantai, terkecuali disyaratkan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar kerja.
 Pemeliharaan
1) Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan bahan akhir (difinish),
kontrakor wajib memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran
atas bahan lain.
2) Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat kerusakan berlubang
dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi Proyek / Konsultan. Biaya ini ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak diajukan sebagai pekerjaan tambah

2. Pasangan Plesteran
- Pekerjaan plesteran dipakai perekat semen Portland sesuai pekerjaan pasangan /
beton tersebut di atas dan pengisi pasir pasang dengan campuran 1 Pc : 5 Ps.
- Dilaksanakan pada seluruh permukaan pasangan bata yang ada baik terlihat maupun
tidak terlihat termasuk plesteran untuk pekerjaan beton.
- Pelaksanaan segera setelah pasangan bata mengering, tebal lapisan maksimal 1,5 cm,
selalu menggunakan pedoman tegak dan datar (straight dan level), sehingga didapat
permukaan yang rata lurus dan tegak tidak bergelombang, dan pengadukan harus
dilaksanakan secara homogen
- Persyaratan Pelaksanaan
 Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume dengan
cara pembuatannya menggunakan mixer.
 Trassram adalah plesteran kasar dengan campuran kedap air, yaitu 1 PC :
3Psr, dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di
dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
 Plesteran biasa adalah campuran 1PC : 4 Psr, adukan plesteran ini untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bangunan, terkecuali yang
dinyatakan kedap air.
 Plesteran halus/aci halus adalah campuran semen (PC) dengan air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan.
 Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukan plesteran sebagai
lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
 Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar
tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan plesteran dengan
pemasangan tidak melebihi 20 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
 Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini khususnya untuk plesteran aci halus.
 Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan plesteran harus
diratakan, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda – benda lain yang
membuat cacat.
 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi
terlebih dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang
untuk permukaan beton yang akan diplester, harus dibersihkan dari sisa –
sisa bekisting, kemudian di kretek/scratched. Semua lubang - lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian dinding bangunan.
 Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran
halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
 Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur – alur garis horisontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan
digunakan tersebut.
 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 3 mm, untuk setiap area 2 m1.
 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
seperti yang dinyatakan dan tercantum dalam gambar kerja. Tebal plesteran
minimal 1,5 dan maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan
kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat
daya lekat plesteran.
 Pemeliharaan
1) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar tidak berlangsung secara tiba – tiba. Hal ini dilaksanakan
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari panas matahari langsung dengan penutup yang
mencegah penguapan air secara cepat.
2) Pembasahan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai dengan selalu menyiram air sekurang – kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
3) Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan / material
akhir, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan–
kerusakan dan pengotoran, biaya pemeliharaan adalah tanggung jawab
kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4) Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di
atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari
1 (satu) minggu, plesteran harus cukup kering, bersih dari retak, noda dan
cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
5) Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Direksi Proyek / Konsultan, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki pekerjaan tersebut sampai disetujui oleh Direksi Proyek /
Konsultan.

B. PEKERJAAN KUNCI, KACA, DAN KUSEN ALUMINIUM


 Material
- Kusen, jendela dan daun pintu dari alumunium, kecuali pintu interior yang
ditentukan.
- Semua jenis kaca yang akan digunakan adalah ex lokal, bening, rata dan tidak
bergelombang.
- Tebal kaca yang akan digunakan = 10 mm.
- Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan yang
tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
- Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang diberikan
dalam gambar yang bersangkutan.
 Pelaksanaan
- Kusen, bingkai pintu, jendela dan ventilasi yang akan dipasangi kaca
harus dibersihkan alurnya, diplamir dan dicat dengan minyak sebelum
dipasang.
- Pemotongan kaca disesuaikan dengan luas bidang dengan
memperhitungkan kelonggarannnya, kemudian dipasang dan dikukuhkan dan
dipaku kemudian diberi dempul.
- Pekerjaan pintu/jendela alumunium tidak boleh dipasang dulu dalam kedudukannya
sampai rangka pada lantai, dinding dan langit-langit telah selesai.
- Karet dan sealant untuk memasang kaca ke kusen-kusen alumunium harus diperoleh
dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Karet dan sealant untuk pemasangan kaca
pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering atau sudah mengeras.
- Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sedikit, lalu
dipasang dan dikukuhkan menggunakan alat-alat yang telah ditentukan.
- Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi karet lalu
di-sealant.
- Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan,
sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
- Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain
yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
 Pekerjaan kunci
- Semua daun pintu dipasang kunci tanam2 (dua) slag buatan dalam negeri
- Semua kunci harus terpasang dengan baik pada rangka daun pintu, kuat dan
rapi serta dipasang dengan ketinggian 90 cm dari lantai.

C. PEKERJAAN PENGECATAN DAN WATERPROOFING


 Lingkup Pekerjaan
Bagian yang harus diwaterproofing ini, mencakup seluruh bagian pelat atap, dak teras,
Ground Reservoir, daerah-daerah basah pada dinding dan pelat lantai.
 Material/bahan
- Pada dinding dan plafon, digunakan cat tembok yang berkualitas baik dan
warna cat tembok untuk dinding dan plafond sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas teknis.
- Pengecatan kusen/ pintu/ jendela/ ventilasi, listplank dan daun pintu
menggunakan cat minyak warna cat sesuai petunjuk Direksi/Pengawas teknis.
- Pekerjaan waterproofing pada permukaan lantai beton basah (toilet/dak beton)
menggunakan Brushbond Flex ex. Fosroc atau setara + screed 20mm.
 Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, semua bidang-bidang yang akan
dicat harus dibersihkan dari segala kotoran dan debu serta lubang- lubang
bekas paku dempul,diamplas hingga kelihatan rata.
- Sebelum dicat permukaan kayu yang akan dicat harus betul betul rata dan
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah
dan setelah kering didempul sehingga permukaannya menjadi rata dan licin
- Pengecatan dinding dilakukan dengan kuas / roller sampai didapatkan hasil akhir
yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang
merata.
- Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang berhubungan langsung dengan
matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian
atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing.
- Waterproofing untuk ruang-ruang basah, tebal 1,50 cm lengkap dengan primer.
D. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bubungan, jurai pada tempat-tempat
sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
 Material
- Untuk bahan penutup atap digunakan atap genteng karang pilang ukuran
23,5x19,5 cm.
- Untuk penutup bubungan digunakan bubungan genteng karang pilang.
 Pelaksanaan
- Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap/ kuda - kuda, gording
harus diresidu terlebih dahulu.
- Pemasangan atap harus rapi dan mengait antara satu dengan yang lainnya
sehingga tidak terjadi kebocoran.

E. PEKERJAAN KAYU DAN ANYAMAN PLAFOND


 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan jalusi, railing, dan anyaman plafond/ratan.
 Bahan
a. Kayu yang digunakan harus kayu kelas II sesuai PKKI-1961 (NI-5). Kayu berkualitas
baik tua, kering dan tidak bercacat pecah-pecah dan tidak terdapat kayu mudanya
(spint) sesuai pasal 3 PKKI 1961 Mutu A.
b. Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang di dalam dan pekerjaan
kayu halus, harus kurang dari 15%. Untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari
20%. Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ke tempat pekerjaan
dan harus konstan sampai bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan kayu harus dijaga dengan menyimpannya
ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama kusen-kusen dan
rangka pintu yang telah disteril.
d. Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus diserut rata dan
tidak terlihat bekas gergajian, kecuali jika ditentukan lain.

F. PEKERJAAN FINISHING LANTAI


 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan keramik pada lantai-lantai termasuk tangga
dengan pola yang telah ditentukan sesuai gambar atau seperti pada syarat-syarat dan
spesifikasi khusus.
 Bahan dan Material
- Ceramic tile yang digunakan ex. Indogress atau setara.
- Tile Adhesive yang digunakan ex. AM, Lemkra atau setara.
 Pelaksanaan
- Lantai plat beton harus rata permukaannya.
- Setelah lantai dasar siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang diseleksi setempat
untuk mendapatkan ubin yang baik dan warna yang sama dengan layout plan
(Rencana Pola Lantai), sesuai dengan gambar serta tidak ada bagian yang gompal
retak atau cacat lain dan yang telah mendapat persetujuan dan petunjuk Tim
Teknis / Konsultan Supervisi.
- Pemotongan unit ubin hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin potong
dan dihaluskan dengan mesin gerinda.
- Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap perpotongan
siar ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis lurus yang saling tegak
lurus.
- Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass.
- 3 x 24 Jam setelah pemasangan ubin selesai, siar (naad) diisi dengan grouting
warna sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.
- Selama masa pengeringan yaitu 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin, bidang ubin
tidak boleh diinjak/diberi beban apapun.
- Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit ubin seperti : minyak, residu, teak oil
harus dijauhkan dari permukaan lantai.

G. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembuatan langit-langit dengan bahan-bahan yang disebut dalam
gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
 Bahan dan Material
- Gypsum board yang digunakan ex. Jayaboard atau setara dengan ketebalan t = 9
mm, di-finish dengan cat plafond ex. Sanlex atau setara.
- Rangka plafond yang digunakan adalah rangka metal puring ex. Jayaboard atau
setara.
 Pelaksanaan
- Masing-masing rangka disambung dengan las (spot welding) atau riveting. Setiap
sambungan harus siku dan lurus.
- Pemasangan kerangka metal diatur sedemikian rupa agar tepat pada as
sambungan gypsum board.
- Rangka harus benar-benar kuat dan tegak lurus, sesuai dengan peil yang
dikehendaki.
- Pemasangan antara sambungan gypsum board harus tepat di as rangka metal.
- Penempelan gypsum board pada rangka menggunakan skrup berkualitas baik.
- Penyambungan antara antara gypsum board dengan gypsum board
menggunakan plaster penyambungan dan metal lath serta dempul yang sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
- Permukaan sambungan gypsum board yang telah diberi dempul dan kering,
diampelas sehingga rata dan halus.

Anda mungkin juga menyukai