Anda di halaman 1dari 82

TINJAUAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI

PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS MASKER PADA MASA COVID-19 DI


KP.CEURI RT 03 RW 13 DESA KATAPANG KECAMATAN KATAPANG
KABUPATEN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELSAIKAN


PENDIDIKAN DIPLOMA III (TIGA) SANITASI JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

Oleh:

AULIA TSANY NUR HASSINA

NIM.P17333118046

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Tinjauan Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat
Mengenai Penanganan Limbah Infeksius Masker Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
Tahun 2021” telah dipertahankan dan diterima didepan penguji.

Ketua Sidang
(…………….)

Penguji 1
(…………)

Penguji II
(Yosephina Ardiani S,SKM., M.kes.)
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah berjudul “Tinjauan Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat


Mengenai Penanganan Limbah Infeksius Masker Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
Tahun 2021” ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di depan team
penguji.

Bandung, Maret 2021

Pembimbing

Yosephina Ardiani S,SKM., M.kes.

(NIP 196509111988032001)
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung
Program D-III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2021

Abstrak

Aulia Tsany Nur Hassina

TINJAUAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI


PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS MASKER PADA MASA COVID-19 DI
KP.CEURI RT 03 RW 13 DESA KATAPANG KECAMATAN KATAPANG
KABUPATEN BANDUNG

Vii + 52 Halaman + 10 Tabel + 7 Gambar


Limbah infeksius domestik atau limbah masker dalam masa pandemi COVID -19, dapat
menjadi media penyebaran virus apabila tidak ditangani dengan benar. Minimnya informasi
mengenai penangana limbah infeksius dalam skala rumah tangga bagi masyarakat menjadi
faktor yang berpengaruh terhadap limbah infeksius masker. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku masyarakat mengenai penanganan limbah
infeksius masker pada masa pandemic COVID -19 di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
menggunakan teknik Observasi dan Kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah semua
rumah yang ada di RT 03 yaitu sebanyak 90 responden. Penelitian ini menggunakan lembar
Observasi untuk mengetahui perilaku masyarakat serta lembar kuesioner untuk mengukur
tingkat pengetahuan responden mengenai penanganan limbah infeksius masker. Hasil yang
didapatkan baik dari observasi maupun kuesioner kemudian dianalisi menggunakan teknik
Univariat. Berdasarkan hasil wawancara tingkat tingkat pengetahuan masyarakat dalam
penanganan limbah infeksius masker dalam kategori Baik 77% . Adapun untuk perilaku
masyarakat dalam penangan limbah infeksius masker dalam kategori Tidak baik 69% . Untuk
total timbulan limbah masker yang dihasilkan di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 1.44.1 Lembar.

DAFTAR PUSTAKA : 15 (2014 – 2020)


KATA KUNCI : Penanganan Limbah Masker, Pengetahuan, Perilaku,
Timbulan
Health Polythecnic of the Ministry of Health Bandung
Diploma III Sanitation Program in the Departement of Environmental Health
Scientific Paper, June 2021

Abstract
Aulia Tsany Nur Hassina

REVIEW OF COMMUNITY KNOWLEDGE AND BEHAVIOR ABOUT HANDLING


OF INFECTIOUS WASTE MASK DURING COVID-19 AT KP. CEURI RT 03 RW 13
VILLAGE KATAPANG SUB-DISTRICT KATAPANG BANDUNG REGENCY

Vii + 52 Pages + 10 Tables + 7 Images


Domestic infectious waste or mask waste during the COVID-19 pandemic, can be a medium
for the spread of the virus if it is not handled properly. The lack of information regarding the
handling of infectious waste at the household scale for the community is a factor that affects
the infectious waste of masks. The purpose of this study was to describe the knowledge and
behavior of the community regarding the handling of infectious waste masks during the
COVID-19 pandemic in Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Katapang Village, Katapang District,
Bandung Regency. This research is descriptive by using observation and questionnaire
techniques. The population in this study were all houses in RT 03 as many as 90 respondents.
This study uses an observation sheet to determine the behavior of the community and a
questionnaire sheet to measure the level of knowledge of respondents regarding the handling
of infectious waste masks. The results obtained from both observations and questionnaires
were then analyzed using Univariate techniques. Based on the results of interviews, the level
of community knowledge in handling infectious waste masks in the Good category is 77%.
As for the behavior of the community in handling infectious waste masks in the Not good
category 69%. For the total generation of mask waste generated in Kp. Ceuri RT 03 RW 13
Katapang Village, Katapang District, Bandung Regency, as many as 1.44.1 sheets.

REFERENCES : 15 (2014 - 2020)


KEYWORDS : Handling of Mask Waste, Knowledge, Behavior, Generation
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Aulia Tsany Nur Hassina


2. NPM : P17333118046
3. Tempat, Tanggal Lahr : Bandung, 07 Mei 2000
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Belum Menikah
6. Alamat : Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan
Katapang Kabupaten Bandung
7. Riwayat Pendidikan :
 Taman Kanak An-nur, Lulus tahun 2006
 Sekolah Dasar Negeri Pangauban 2, Lulus tahun 2012
 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Katapang, Lulus tahun 2015
 Sekolah Menengah Atas Angkasa Lanud Sulaiman, Lulus tahun 2018
 Diterima menjadi mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung tahun 2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul “Tinjauan Pengetahuan Dan Perilaku

Masyarakat Mengenai Penanganan Limbah Infeksius Masker Pada Masa Pandemi

COVID-19 Di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung” ini dengan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan serta dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Osman Syarief, MKM., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Bandung.

2. Bapak Teguh Budi Prijanto, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

3. Bapak Dindin Wahyudin, SKM.,M.Kes, selaku Ketua Prodi Diploma III Jurusan

Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

4. Ibu Yosephina Ardiani Septiati, SKM.,M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing.

5. Ayahanda Nazmi Husin Nurdin, Ibunda Siti Hati Kurniasih S.pd, Kaka Tercinta

Ar rakhma Nur Asyilla dan Keluarga atas doa dan restunya yang tiada henti-

hetinya serta dorongan semangat yang telah diberikan.

6. Sahabat Tercinta Ismi Dwi Wandari, Nurhanifah Abdillah, Vidya Tiara Pratiwi,
Ayu Dia Putri Islami, KUY (Resty, Destia, Fajar Arif), Cimoy Area (Mahar, Emo,

Mpud, Kobel, Alew), Siti Ainun Nuraini, Ajeng Laila Qori yang selalu

memberikan motivasi, kekuatan, serta dukungan penuh kepada penulis.

7. Teman-teman Kabinet Susu Melon (D3) 2018, Wanda Puti Mayan dan Tisa Rahma

Sari yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

9. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for beliving in me,

I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no

days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me at all times.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian ini masih

banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari sistematika penulisan yang

digunakan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis.

Untuk itulah segala bimbingan dan arahan baik berupa saran maupun kritik yang

membangun sangat penulis harapkan, agar dapat memperbaiki di masa yang akan datang.

Semoga penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua khususnya

bagi para pembaca

Bandung, Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................................................5
1.4 Ruang Lingkup........................................................................................................6
1.5 Manfaat...................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................8
2.1 Pengertian Limbah..............................................................................................................8
2.2 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)..............................................................9
2.3 Jenis – Jenis Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun...............................................10
2.3.1 Limbah Padat........................................................................................................10
2.3.2 Limbah Cair.............................................................................................................10
2.4 Limbah Infeksius.......................................................................................................11
2.5 Limbah Infeksius Domestik.......................................................................................11
2.5.1 Dampak Limbah Domestik / Limbah Masker Bagi Lingkungan............................12
2.5.2 Dampak Limbah Domestik / Limbah Masker Bagi Kesehatan...............................15
2.6 Penanganan Limbah Infeksius...................................................................................16
2.6.1 Pemilahan..............................................................................................................16
2.6.2 Pewadahan dan Desinfeksi...................................................................................16
2.6.3 Penanganan (Dirumah Tangga) Sampai TPS.......................................................18
2.6.4 Aspek Non Teknis Dalam Mendukung Keberlanjutan Penanganan Limbah
Infeksius Rumah Tangga Selama Masa Pandemi Covid-19.................................20
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................................22
3.1 Disain Penelitian............................................................................................................22
3.1.1 Jenis Penelitian......................................................................................................22
3.1.2 Kerangka Teori........................................................................................................23
3.1.3 Alur Pikir.................................................................................................................24
3.1.4 Definisi Operasional................................................................................................25
3.2 Rancangan Sampel.....................................................................................................28
3.2.1 Populasi dan Sampel................................................................................................28
3.2.2 Besar Sampel...........................................................................................................28
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel...................................................................................28
3.3 Rancangan Pengumpulan Data......................................................................................29
3.3.1 Jenis Data.................................................................................................................29
3.3.2 Alat Pengumpul Data..............................................................................................29
3.3.3 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian...................................................30
3.3.4 Teknik Pengumpul Data..........................................................................................31
3.3.5 Tenaga Pengumpul Data..........................................................................................31
3.4 Rancangan Pelaksanaan Penelitian................................................................................32
3.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................38
4.1 Gambaran Wilayah RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten
Bandung.....................................................................................................................38
4.1.1 Peta Wilayah.........................................................................................................38
4.1.2 Luas Wilayah........................................................................................................38
4.1.3 Data Geografi........................................................................................................39
4.1.4 Data Demografi.....................................................................................................39
4.2 Hasil Penelitian..........................................................................................................40
4.2.1 Data Umum...........................................................................................................40
4.2.2 Data Khusus..........................................................................................................42
4.3 Pembahasan...............................................................................................................48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................51
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................51
5.2 Saran…………………………………………………………………………………..52
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Definisi Operasional...........................................................................................................25

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13


Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021……… ……....……40

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Usia Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang


Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021....................................................41
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW
13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021......................41
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021....................................42
Tabel 4. 5 Hasil Kuesioner Mengenai Aspek Perilaku Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021....................................43
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Limbah
Masker di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten
Bandung Tahun 2021........................................................................................................44
Tabel 4. 7 Hasil Observasi Aspek Perilaku Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021....................................................45
Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi Aspek Perilaku Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021....................................46
Tabel 4. 9 Hasil Timbulan Limbah Masker di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan
Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021......................................................................46
Tabel 4. 10 Distribusi Frekuensi Jenis Masker Yang Digunakan Oleh Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03
RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021...............47
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Dampak Masker Terhadap Lingkungan dan Ancaman Terhadap Burung......................14


Gambar 2. 2 Dampak Limbah Masker Terhadap Lingungan dan Ancaman Bagi Biota Laut.............15
Gambar 2. 3 Cara Mengikat Limbah Infeksius...................................................................................17
Gambar 2. 4 Pewadahan Tunggal A dan Pewadahan Terpisah B......................................................18

Gambar 3. 1 Kerangka Teori……………………………………………………………………………………………………………23

Gambar 3. 2 Alur Pikir..........................................................................................................................24

Gambar 4. 1 Peta Wilayah Kp.Ceuri RW 13….………………………………………………….......38


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi virus SARS-CoV-2 (COVID-19) yang pertama kali

ditemukan kasusnya di Kota Wuhan Cina pada akhir tahun 2019, saat ini

telah menyebar di 210 negara dan 2 kapal pesiar internasional. Dilaporkan

kasus positif virus corona di dunia, telah menjangkit sekitar 3,4 juta orang

dengan kematian hampir 240 ribu orang dan diprediksi angka ini akan

terus bertambah (Worldometer, 2020).

Di Indonesia virus corona ditemukan mulai menjangkit pada awal

bulan Maret tahun 2020 dan saat ini telah ditemukan 10.551 kasus positif

dengan kematian sebanyak 800 orang (Worldometer, 2020). Virus corona

menyebar lewat droplet cairan orang yang positif saat batuk atau bersin

dan virus corona ini dapat bertahan sampai dengan 9 hari pada permukaan

benda. Sehingga virus corona ini dapat dengan cepat menyebar.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran virus

corona ini, dari mulai himbauan untuk melakukan jaga jarak, mewajibkan

pemakaian masker, sampai pembatasan sosial berskala besar. Pada awal

April tahun 2020 WHO mengeluarkan anjuran untuk menggunakan

masker bagi semua masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

Anjuran ini merupakan revisi dari himbauan sebelumnya yang menyatakan

bahwa masker hanya diperuntukan bagi masyarakat yang sakit saja.

1
2

Anjuran ini merupakan revisi dari himbauan sebelumnya yang

menyatakan bahwa masker hanya diperuntukan bagi masyarakat yang

sakit saja. Himbauan ini dikeluarkan karena saat ini penularan virus corona

ini dapat disebabkan juga oleh orang-orang yang belum bergejala

(prasimtomatik). Rata-rata waktu inkubasi virus corona bias mencapai 14

hari, yang dinamakan dengan masa prasimtomatik. Orang yang berada

dalam masa prasimtomatik dapat menyebarkan virus corona ke orang lain

sebelum munculnya gejala (World Health Organization, 2020)

Menindaklanjuti anjuran dari WHO, pemerintah Indonesia

mewajibkan pemakaian masker bagi masyarakat (Evanalia, 2020). Adanya

kewajiban menggunakan masker oleh semua masyarakat, tentu akan

diikuti dengan sampah/limbah masker yang dihasilkan. Walaupun

sebagian masyarakat menggunakan masker kain, tetapi banyak juga yang

menggunakan masker sekali pakai. Jika permasalahan sampah masker dan

sarung tangan bekas pakai ini, maka akan dihasilkan permasalahan yang

baru walaupun limbah-limbah ini tidak dikategorikan sebagai limbah

medis-infeksius tapi sebagai limbah domesik tetapi tetap memiliki potensi

sebagai limbah infeksius. Pemerintah melalui kementerian kesehatan

sebenarnya sudah mengeluarkan pedoman mengenai pengelolaan limbah

masker dari masyarakat. Namun pada aplikasinya masyarakat masih

banyak yang belum mengetahui bagaimana cara penanganan limbah

masker ini dalam skala rumah tangga (Amalia et al., n.d.)


3

Berdasarkan hasil survey pendahuluan melalui observasi awal yang

di lakukan oleh peneliti di KP.CEURI RT 03 RW 13 Desa Katapang

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung, dan melakukan wawancara

langsung kepada ketua RW 13 bahwa di RT 03 terdapat 2 orang warga

yang terjangkit virus Covid-19 ini sehingga apabila penanganan limbah

masker ini tidak di tangani dengan baik akan menjadi faktor resiko

penularan Covid-19. Dan peneliti juga melakukan wawancara kepada

beberapa masyrakat bahwa masih banyak masyarakat yang membuang

sampah masker di satukan dengan sampah domestik didalam satu karung

atau membuang secara sembarangan. Kemudian setelah dilakukan

obervasi awal pada 5 rumah di RT 03 RW 13 masih banyak masyarakat

yang tidak mengerti perihal sampah limbah masker ini, sehingga beberapa

masyarakat yang melakukan pembuangan sampah masker disatukan

dengan sampah domestik karena memang ketidaktahuan masyrakat akan

hal tersebut, dan dari pihak pelayanan kesehatan masyarakat belum pernah

dilakukan penelitian sampah Limbah Infeksius Masker Rumah Tangga.


4

Sehubungan dengan uraian – uraian di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian guna mengetahui cara penanganan sampah

limbah infeskius di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan

Katapang Kabupaten Bandung. Dengan demikian judul penelitian ini

adalah “ Tinjauan Pengetahuan Dan Perilaku Masyarakat Mengenai

Penanganan Limbah Infeksius Masker Pada Masa Pandemi COVID-

19 Di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung”
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Pengetahuan

Dan Perilaku Masyarakat Dalam Menangani Limbah Infeksius

Masker Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Kp. Ceuri RT 03 RW

13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui penanganan limbah infeskius masker

pada masa pandemi covid-19 di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa

Katapang Kecamatan Katapang Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui timbulan sampah masker di rumah tangga di RT

03 Rw 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten

Bandung.

2. Mengetahui pengetahuan tentang penanganan limbah masker

rumah tangga di RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan

Katapang Kabupaten Bandung.

3. Mengetahui perilaku masyarakat mengenai cara penanganan

limbah masker rumah tangga di RT 03 Rw 13 Desa Katapang

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.


6

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan penanganan limbah

masker rumah tangga pada masa pandemi. Pendekatan penelitian ini

dengan cara studi kasus deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Kp. Ceuri

RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

Tahun 2021. Cara pengambilan data yakni dengan wawancara mengenai

limbah masker rumah tangga, dan melakukan observasi mengenai

penanganan limbah masker dimasyarakat.

1.5 Manfaat

1. Manfaat Bagi Masyarakat Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan dan

masukan bagi pihak masyrakat mengenai penanganan Menangani

Limbah Infeksius Masker Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Kp.

Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung.
7

2. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

keperpustakaan dan menambah referensi ilmu mengenai

penanganan limbah masker, khususnya bagi Mata Kuliah

Pengelolaan Limbah.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai

timbulan sampah dan penangan Limbah Infeksius Masker Di Masa

Pandemi COVID-19 Di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021.


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Limbah

Limbah yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi

atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya. (WHO 2016)

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi

baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai

sampah,yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apablia

pengelolaan limbah tidak ditangani dengan baik maka dapat berdampak negatif

bagi lingkungn terutama kesehatan manusia.

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan

dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,

industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa

gas dan debu, cair atau padat. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan

oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Di antara berbagai

jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai

limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3). (Malayadi, 2017)


9

2.2 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah

zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau

jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan

dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan

hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

(Peraturan Pemerintah Nomor 101, 2014)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha

dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Jenis limbah B3 rumah tangga walaupun

jumlah atau konsentrasi yang kecil tetap mengandung bahan berbahaya beracun.

(Putra et al., 2019)

Limbah Bahan Berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha atau

kegiatan yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,

mecemari dan membahayakan lingkungan hidup .

Limbah Bahan berbahaya beracun atau yang disingkat LB 3

merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang menggunakan bahan

berbahaya beracun. limbah B3 berdasarkan sumbernya dibagi menjadi 4

kategori yaitu limbah B3 sumber tidak spesifik, limbah B3 spesifik umum,

limbah B3 spesifik khusus dan limbah B3 kadaluarsa. Limbah B3 dari sumber

tidak spesifik contohnya majun terkontaminasi LB3, oli bekas, dan limbah

elektronik. Limbah B3 dari B3 kadaluarsa seperti formaldehide kadaluarsa,

naftalena, dan fenol. Limbah B3 dari sumber spesifik umum misalkan limbah

B3 dari industri pulp dan kertas yaitu sludge IPAL, perekat kadaluarsa, residu

tinta. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus misalnya fly ash, bottom ash,
10

steel slag, mill scale. Sebagian besar limbah B3 dihasilkan oleh industri, akan

tetapi, ternyata limbah B3 juga dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan

selain dihasilkan dari industri. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud

disini adalah rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat dan klinik pelayanan

kesehatan atau sejenis. Fasilitas pelayanan kesehatan menghasilkan limbah

berupa limbah cair, limbah gas dan limbah padat. Limbah padat yang

dihasilkan ada yang bersifat non medis dan medis. Limbah medis termasuk

kedalam limbah infeksius.

2.3 Jenis – Jenis Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

2.3.1 Limbah Padat

Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya

sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi

oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Sampah itu sendiri

merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas itu

pastinya menghasilkan buangan atau sampah.

2.3.2 Limbah Cair

Pengertian Limbah Cair Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan.

Limbah berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang

mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan

atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat


11

mencemarkan, merusak lingkungan hidup, atau membahayakan lingkungan

hidup manusia serta makhluk hidup.

2.4 Limbah Infeksius

Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen

dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia

rentan. Kalau tidak dikelola dengan baik, limbah medis dari penanganan pasien

dengan penyakit menular dikhawatirkan menjadi sumber penularan penyakit bagi

pasien, petugas, dan masyarakat sekitar.

2.5 Limbah Infeksius Domestik

Limbah infeksius domestik dalam masa pandemi COVID-19, dapat

berpotensi menjadi media penyebaran virus apabila tidak ditangani dengan

benar. Minimnya infomasi mengenai penanganan limbah infeksius skala rumah

tangga bagi masyarakat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

penanganan limbah infeksius ini. Dalam tulisan ini, akan dipaparkan mengenai

penanganan limbah infeksius rumah tangga dari mulai sumber sampai

penanganan lanjutan. Penelitian dilakukan dalam bentuk kajian pustaka

pedomanpedoman kesehatan dan lingkungan yang berlaku nasional maupun

internasional. Penanganan limbah dari sumber dapat dilakukan dengan beberapa

langkah yang mudah dilakukan oleh masyarakat secara umum yaitu pemilahan,

pewadahan dan desinfeksi, serta pelabelan. Penanganan lanjutan limbah

infeksius rumah tangga dapat dilakukan dengan 2 opsi yaitu pengangkutan

dengan sarana khusus (apabila disediakan oleh pemerintah setempat) kemudian


12

limbah diangkut dan diolah sesuai prosedur penanganan limbah B3. Opsi kedua

yaitu pengangkutan tanpa sarana khusus, mengikuti prosedur penanganan

sampah domestik, namun, dengan syarat telah dilakukan prosedur pengurangan

resiko kesehatan disumber dan telah disimpan selama 72 jam. Diharapkan

penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi dan media sosialisasi

penanganan limbah infeksius skala rumah tangga bagi masyarakat luas. (Amalia

et al., n.d.)

2.5.1 Dampak Limbah Domestik / Limbah Masker Bagi Lingkungan

Limbah masker meningkat di seluruh dunia karena orang-orang tidak

mengikuti metode pembuangan yang tepat untuk masker bekas. Dengan

demikian, ini menciptakan tantangan lingkungan baru. Selain itu, tidak ada

metode pengumpulan masker atau sampah plastik yang sesuai yang ditentukan di

seluruh negara atau sebagian wilayah di Sri Lanka, India, Pakistan, dan Cina. Ini

menambahkan sejumlah besar sampah plastik dan partikel plastik di lingkungan,

yang mungkin berakhir di jalan-jalan dan tempat pembuangan sampah. Selain itu,

ia masuk ke saluran air dan mencapai air tawar dan air laut. Hal ini menambah

keberadaan plastik ke dalam media akuatik. Dampak kesehatan dan lingkungan

dari partikel plastik dan plastik akibat pembuangan masker sekali pakai yang

tidak tepat juga disorot oleh sejumlah literature. Selain itu, produksi masker juga

berkontribusi terhadap emisi CO 2 yang berpotensi berkontribusi terhadap

pemanasan global. Proses propilena, strip aluminium kecil dan polipropilen

dalam produksi N95 dan masker bedah memberikan kontribusiemisiCO  2

yang  signifikan ke lingkungan. Selain itu, produksi kain, proses penjahitan dan
13

penenunan dari pembuatan masker kain juga berkontribusi terhadapemisiCO 2 ke

lingkungan. (Selvaranjan, Navaratnam and Rajeev, 2020)

Penanganan limbah padat perkotaan dan limbah medis berbahaya,

pandemi menjadi tantangan yang cukup signifikan. Masker rumah sakit yang

dikumpulkan dan limbah campuran lainnya dikirim ke tempat pembakaran dan

tempat pembuangan sampah. Namun, karena adanya plastik di dalam masker,

metodologi tersebut seringkali berpotensi menimbulkan efek lingkungan yang

merugikan. Kebanyakan plastik secara kimiawi stabil, tahan terhadap korosi dan,

sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Namun mereka lebih suka tetap berada di

dalam tanah dan menimbulkan ancaman lingkungan. Solusi yang memungkinkan

pemulihan kandungan energi kimia plastik untuk tujuan yang bermanfaat adalah

pembakaran limbah medis yang digabungkan dengan pemulihan panas limbah.

Untuk insinerasi limbah medis, WHO telah menyarankan 900 ° C dan 1200 ° C

untuk menjamin pemusnahan yang aman, tetapi kebanyakan dari mereka tidak

mengetahui kisaran suhunya. Namun, dengan pemulihan panas, ada batasan

dalam penggunaan insinerasi secara luas. Kekhawatiran publik tentang emisi

jejak dioksin dan furan dapat menjadi masalah. Pengangkutan limbah tersebut ke

tempat pembuangan yang relevan juga menghabiskan energi dan melepaskan gas

rumah kaca ke lingkungan. Studi terbaru oleh menyatakan bahwa 10 ton limbah

APD termasuk masker wajah menempuh jarak 10 km ke lokasi pembuangan

yang bersangkutan mengakibatkan total dampak potensi pemanasan global

(GWP) sebesar 2,76 kg CO 2 -eq.

Masker yang berserakan di tanah dapat berdampak pada fauna yang

menyebabkan terjerat dan dapat menyebabkan kematian. Misalnya, dilaporkan di


14

Columbia bahwa seekor burung terjerat dalam masker penutup muka virus

korona di pohon. Kemudian mati setelah masker dililitkan pada tubuh dan

paruhnya Lebih lanjut, ketika masker disalahartikan sebagai makanan oleh

hewan, yang sayangnya merupakan kejadian yang umum, plastik dapat mengisi

perut, mengurangi asupan makanan, menyebabkan hewan kelaparan dan mati.

Gambar 2. 1
Dampak Masker Terhadap Lingkungan dan Ancaman Terhadap Burung

Limbah masker juga terbawa ke sungai dan masuk ke air tawar dan air laut. Ini

menciptakan pencemaran plastik ke media akuatik. Plastik laut menyerap racun dan

kontaminan organik, yang memastikan partikel polutan mengikat sebagai film

beracun ke permukaan plastic. Akibatnya, bisa juga terjadi keracunan hewan laut

yang menelan plastik. Ini dapat menghancurkan mereka secara langsung, atau

melemahkan mereka, membuat mereka lebih rentan terhadap ancaman lain. Plastik

yang tertelan dapat mengganggu reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan anak

Selain itu, juga dapat menyebabkan belitan, yang menyebabkan kematian pada fauna

air seperti burung dan hewan bawah air lainnya. Fragmentasi plastik makro pada

sungkup dapat terjadi karena berbagai faktor abiotik seperti fotodegradasi, pelapukan,

korosi, dan perendaman air yang membentuk plastik mikro sekunder. Karenanya,
15

akumulasi bio dari mikroplastik terjadi di jaring makanan utama bagi keberadaan

manusia dan menyebabkan penumpukan racun. Hal ini menyebabkan tidak hanya

dampak lingkungan yang merugikan, tetapi juga dampak ekonomi dan sosial.

Gambar 2. 2
Dampak Limbah Masker Terhadap Lingungan dan Ancaman Bagi Biota Laut
(Selvaranjan et al., 2020)

2.5.2 Dampak Limbah Domestik / Limbah Masker Bagi Kesehatan

Seperti yang kita ketahui, penyebaran virus corona melalui droplet

orang yang terinfeksi, tapi droplet yang menempel dipermukaan suatu benda juga

bisa menjadi media penularan. Masker juga termasuk menjadi salah satu media

penularan virus corona karena di dalam masker tersebut terdapat virus/bakteri

yang bisa menjadi salah satu faktor penularan dan juga menjadi sumber penyakit

bagi manusia.
16

2.6 Penanganan Limbah Infeksius

Limbah infeksius yang dihasilkan rumah tangga pada masa pandemi

COVID-19 berpotensi mengalami peningkatan. Penanganan limbah infeksius

rumah tangga penting diketahui dan dilakukan masyarakat untuk menekan laju

penyebaran virus SARS-CoV-2 (COVID-19). Penanganan limbah infeksius pada

rumah tangga dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

2.6.1 Pemilahan

Langkah pertama dilakukan pemilahan antara limbah domestik dengan

limbah infeksius. Limbah domestik yaitu sampah rumah tangga yang berasal dari

kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, yang tidak termasuk tinja dan sampah

spesifik (Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2013). Sedangkan

limbah infeksius yaitu limbah dari orang yang diwajibkan melakukan karantina di

rumah dapat berupa limbah tisue, masker, sapu tangan, kaos tangan, kain sekali

pakai, dan APD lainnya (ACR, 2020). Untuk limbah masker dianjurkan

dilakukan disinfeksi terlebih dahulu dengan cara direndam dalam larutan

disinfektan/klorin/pemutih kemudian dilakukan perubahan bentuk seperti dirusak

talinya atau dirobek. Hal ini dilakukan untuk mencegah digunakan ulang

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)

2.6.2 Pewadahan dan Desinfeksi

Langkah selanjutnya yaitu pewadahan dan disinfeksi. pewadahan limbah

infeksius rumah tangga menurut dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut

(Scheinberg et al., 2020)


17

1. Limbah dikumpulkan dalam plastik sekali pakai

2. Ketika limbah telah mencapai tiga perempat, harus ditutup dengan kuat,

hingga udara didalamnya sesedikit mungkin (kantung 1)

3. Kantung 1 harus ditempatkan di kantung kedua (kantung 2)

4. Kantung 2 tidak boleh terlalu penuh untuk memastikan kantung tertutup rapat

dan tidak pecah;limbah tidak perlu ditekan untung menambah ruang tambahan

5. Kantung dikat kuat dengan model leher angsa seperti pada gambar 1 (Asian

Development Bank, 2020) Gambar 1 Cara mengikat kantung limbah infeksius

dengan model leher angsa (ADB, 2020)

Gambar 2. 3
Cara Mengikat Limbah Infeksius

6. Semprotkan cairan desinfektan pada bagian luar kantung (Scheinberg et al.,

2020) yaitu larutan desinfektan klorin 0,5% (larutan pemutih rumah tangga

1%)(ADB, 2020). Cuci tangan setelah melakukan kegiatan tersebut.


18

7. Masukkan ke dalam wadah tempat penyimpanan sementara yang tertutup,

dapat berbentuk tempat sampah tunggal (mixed bin), maupun wadah untuk

sampah yang sudah terpisah (ACR, 2020).

(a) (b)

Gambar 2. 4
Pewadahan Tunggal A dan Pewadahan Terpisah B

2.6.3 Penanganan (Dirumah Tangga) Sampai TPS

Pelaksanaan dalam penanganan limbah infeksius dan pengelolaan sampah

rumah tangga dari penanganan Covid-19, dilakukan langkah-langkah penanganan

sebagai berikut :

1. Limbah infeksius yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan

a. Melakukan penyimpanan limbah infeksius dalam kemasan yang tertutup


19

paling lama 2 (dua) hari sejak dihasilkan

b. Mengangkut dan/atau memusnahkan pada pengolahan Limbah B3 :

1) Fasilitas insinerator dengan suhu pembakaran minimal 8000C; atau

2) Autoclave yang dilengkapi dengan pencacah (shredder)

c. Residu hasil pembakaran atau cacahan hasil autociave dikemas dan dilekati

simbol “Beracun” dan label Limbah B3 yang selanjutnya disimpan ditempat

penyimpanan sementara limbah B3 untuk selanjutnya diserahkan kepada

pengelola Limbah B3.

2. Limbah infeksius dari ODP yang berasal dari rumah tangga :

a. Mengumpulkan limbah infeksius berupa limbah APD antara lain berupa

masker, sarung tangan dan baju pelindung diri;

b. Mengemas tersendiri dengan menggunakan wadah tertutup;

c. Mengangkut dan memusnahkan pada pengolahan Limbah B3;

d. Menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah

infeksius yang bersumber dari masyarakat, sebagai berikut :

1) Limbah APD antara lain berupa, masker, sarung tangan, baju pelindung

diri, dikemas tersendiri dengan menggunakan wadah tertutup yang

bertuliskan “Limbah Infeksius”;

2) Petugas dari dinas yang bertanggungjawab dibidang lingkungan hidup,

kebersihan dan kesehatan melakukan pengambilan dari setiap sumber

untuk diangkut ke lokasi pengumpulan yang telah ditentukan sebelum

diserahkan ke pengolah Limbah B3.

3. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga :

a. Seluruh petugas kebersihatan atau pengangkut sampah wajib dilengkapi


20

dengan APD khususnya masker, sarung tangan dan safety shoes yang setiap

hari harus disucihamakan;

b. Dalam upaya mengurangi timbalan sampah masker, maka kepada masyarakat

yang sehat dihimbau untuk menggunakan masker guna ulang yang dapat

dicuci setiap hari;

c. Kepada masyarakat yang sehat dan menggunakan masker sekali pakai

(disposable mask) diharuskan untuk merobek, memotong atau menggunting

masker tersebut dan dikemas rapi sebelum dibuang ketempat sampah untuk

menghindari penyalahgunaan; dan

d. Pemerintah daerah menyiapkan tempat sampah/drop box khusus masker

diruang publik. (Hesti, 2020)

2.6.4 Aspek Non Teknis Dalam Mendukung Keberlanjutan Penanganan


Limbah Infeksius Rumah Tangga Selama Masa Pandemi Covid-19

1. Dukungan sistem dan kebijakan pemerintah tentang penanganan limbah

Infeksius

Tingginya urgensi pemerintah untuk segera menyiapkan produk hukum

mengenai masalah penanganan limbah infeksius termasuk yang mengatur

pengelolaan sampah infeksius di rumah tangga (Wijoyo, 2020). Harus

adanya sistem yang mengatur penanganan sampah infeksius dari tingkat

rumah tangga, wilayah, hingga kota/kabupaten (Scheinberg et al., 2020)

2. Peningkatan Pengetahuan Warga Tentang Jenis dan Penanganan

Limbah Infeksius Rumah Tangga


21

Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan

lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam penanganan sampah

(Dedeng Yusuf Maolani & Deding Ishak, Tahun 2018). Menyampaikan

informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah infeksius yang

bersumber dari masyarakat seperti tissue, masker, sarung tangan, baju

pelindung (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020), serta

meningkatkan kesadaran tentang tata cara penanganan sampah infeksius

dan risiko kontaminasi (Jain, 2020). Perubahan perilaku dapat terjadi

karena adanya pemahaman, proses interaksi dengan lingkungan dan

berkenaan dengan objek tertentu. (Suci Kurnia Sari, Afrizal, & Indraddin,

2019).

3. Peningkatan Kapasitas Serta Prosedur Kesehatan dan Keselamatan

Bagi Petugas Kebersihan dan Penanganan Limbah Infeksius

Petugas kebersihan dan penanganan limbah infeksius merupakan salah satu

komponen penting terutama dalam masa pandemi. Meningkatkan kapasitas

mereka untuk mengelola sampah dan mencegah penularan patogen sangat

penting untuk pulih dari COVID-19 dan wabah di kemudian hari (Peters &

Chan, 2020). Seluruh petugas kebersihan atau pengangkut sampah

diwajibkan dilengkapi dengan APD khususnya masker, sarung tangan, dan

safety source yang setiap hari harus disucihamakan (Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020).


22

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Kajian penelitian ini adalah deskriptif dimana peneliti ingin

mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku penaganan limbah masker

yaitu meliputi desinfeksi, pemilahan, pewadahan, dan timbulan limbah masker

di masa pandemi Covid -19 di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.


23

3.1.2 Kerangka Teori


Limbah

Sumber Limbah

Limbah B3

Padat Cair Gas

Limbah Infeksius
Pengetahuan
Penanganan limbah infeksius

Tahap Pemilahan

Tahap Pewadahan dan Desinfeksi


Limbah Infeksius Perilaku
Tahap Penangan Lanjutan Limbah Infeksius
Domestik
Rumah Tangga

Timbulan Limbah Masker


Sarana dan
Prasana

Gambar 3. 1 Kerangka Teori


24

3.1.3 Alur Pikir

Limbah Masker

Penanganan Limbah Masker Dampak Negatif:

Pencemaran Lingkungan

Aspek Pengetahuan :
Pengetauan masyarakat mengenai cara
pemilahan, pewadahan dan desinfeksi

Mengurangi
timbulan limbah
masker dan
Merubah perilaku
Aspek Perilaku masyarakat
Perilaku Desinfeksi yang dilakukan oleh mengenai
masyarakat untuk menghilangkan virus / penanganan
bakteri yang menempel pada masker limbah masker
Perilaku Kegiatan Pemilahan limbah
infeksius domestik yang dihasilkan dari
masyarakat
Perilaku Pewadahan limbah infeksius/
masker yang dilakukan oleh masyarakat
Perilaku Penampungan dari sumber ke
tempat penampungan
Perilaku Merobek Masker

Tidak Mencemari Lingkungan

Gambar 3. 2 Alur Pikir


25

3.1.4 Definisi Operasional


Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No Variable Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Operasional Ukur

1. Perilaku Masyarakat Observasi Lembar Ordinal MS =

Desinfeksi merendam Observasi 100%

Masker masker yang TMS =

sudah <100%

digunakan

menggunakan

sabun / air

panas / bahan

desinfektan

lainnya. Dan

atau

menyemprok

an masker

bekas dengan

menggunakan

bahan

desinfektan.

2. Perilaku Tindakan Observasi Lembar Ordinal MS =

Pemilahan Memisahkan Observasi 100%

limbah TMS =
26

masker bekas <100%

dengan

sampah

domestic

lainnya.

Kegiatan

memilah

limbah

infeksius

domestik

yang

dihasilkan

dari Kp.Ceuri

RT 03 RW 13

3. Perilaku Kegiatan Observasi Lembar Ordinal MS =

Pewadahan penampungan Observasi 100%

limbah TMS =

infeksius <100%

domestik dari

sumber ke

tampat

penampungan

4. Timbulan Banyaknya Observasi Lembar - Lembar

Sampah limbah Obeserva /Hari


27

Limbah masker yang si/ Alat

Masker dihasilkan Tulis

dalam satuan

lembar

5. Pengetahuan Wawasan Wawancara Lembar Ordinal Baik

masyarakat masyarakat Kuisioner (76%-

mengenai cara mengenai 100%)

pembuangan cara Cukup

limbah pemilahan, (56%-

masker pewadahan , 75%)

desinfeksi Kurang

dan merubah (<55%)

bentuk

masker

3.2 Rancangan Sampel

3.2.1 Populasi dan Sampel


28

Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah yang ada di RT 03

RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yaitu

sebanyak 90 Rumah.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua rumah yaitu

90 Rumah yang ada di RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung.

3.2.2 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi di RT 03 RW

13 Desa Katapang Kecamatan Katapang yaitu sebanyak 90 Rumah.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel

total populasi dikarenakan peneliti mengambil seluruh populasi yaitu 90

Rumah yang ada di RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang

dengan cara mendatangi masyarakat untuk melakukan wawancara.

3.3 Rancangan Pengumpulan Data


29

3.3.1 Jenis Data

Ditinjau dari sumber data, maka peneliti menggolongkannya menjadi dua

jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer yang digunakan berupa :

a. Data pengetahuan, perilaku dan timbulan mengenai limbah masker di

Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data yang didapat
dari ketua RW

3.3.2 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar kuisioner

Digunakan untuk mengukur pengetahuan penanganan limbah masker

masyarakat Kp.Ceuri RT 03 RW 13, Pengetahuan petugas sampah

2. Lembar Observasi

Digunakan pada saat pengamatan langsung mengenai perilaku masyarakat

perihal pembuangan limbah masker

3. Timbangan untuk mengukur berat timbulan sampah

3.3.3 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian


30

Pengujian instrument dilakuan sebelum pengumpulan data pada objek

atau responden penelitian yang sebernarnya yaitu melakukan uji validitas dan

reabilitas instrument pengetahuan yang telah dibuat kepada responden yang

mempunyai karakteristik yang sama dengan responden yang diteliti, tetapi tidak

menggunakan responden penelitian.

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan dan

ketepatan suatu isntrumen. Pengambilan keputusan dalam uji validitas, item

dapat dikatakan valid jika nilai Thitung > Tabel pada nilai signifikasi 5%.

Sebaliknya, item dikatakan tidak valid jika nilai Thitung > Tabel pada nilai

signifikasi 5%.

2. Uji Reliabilitas

Rehabilitas artinya kestabilan pegukuran, alat digunakan berulang – ulang

nilai sama. Uji reliabitas dilakukan seteleah pengukuran validitas. Instrument

dikatakan reliable jika nilai alpha > Tabel. Dan dikatakan tidak reliable jika nilai

alpha < Tabel Dengan nilai Tabel pada a = 0,05 dan dk = n-2

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji lembar kuesioner

dengan pertanyaan yang diajukan sebanyak 10 pertanyaan dan akan digunakan

untuk pengambilan data tingkat pengetahuan masyarakat dalam penanganan

limbah masker di dalam penelitian ini.

3.3.4 Teknik Pengumpul Data


31

Teknik pengumpul data pada penelitian ini yaitu :

1. Wawancara

Dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dalam

penanganan limbah masker.

2. Observasi

Dilakukan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai penangan

limbah masker di Kp. Ceuri RT 03 RW 13

3. Timbulan

Dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak timbulan limbah masker yang

ada di Kp.Ceuri RT 03 RW 13

3.3.5 Tenaga Pengumpul Data

Tenaga pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan

dibantu oleh Ibu RT 03 RW 13.


32

3.4 Rancangan Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Jawa Barat.

3.4.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Maret 2021 – 30 Juni 2021

3.4.2 Langkah – Langkah Penelitian

3.4.2.1 Persiapan Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar Observasi

2. Lembar Kuisioner

3. Timbangan

4. Kamera

5. APD
33

3.4.2.2 Persiapan Pengambilan Data

Persiapan pengambilan data dalam penelitian ini meliputi

1. Pengurusan surat izin penelitian yang di ajukan kepada ketua

RW 13

2. Pembuatan lembar kuisioner dan lembar observasi

3. Melakukan kordinasi dengan ibu RT 03

4. Melakukan survey pendahuluan di lokasi penelitian


34

3.4.2.3 Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahan pengumpulan data akan diolah

terlebih dahulu untuk menyederhanakan data yang telah terkumpul,

menyajikan dalam susunan yang rapih dan selanjutnya dianalisis, kegiatan

yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu sebagai berikut:

1) Editing, yaitu melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data

lembar kuisioner pengetahuan dan perilaku serta lembar observasi

mengenai penanganan sampah. Dilakukan pemeriksaan kembali

seluruh kuisioner atau formulir isisan setelah data terkumpul apakah:

a. Dapat dibaca

b. Semua pertanyaan terisi

c. Terdapat ketidak serasian antara jawaban yang satu dengan yang

lain

d. Terdapat kesalahan lain yang mengganggu proses pengolahan data

selanjutnya .

2) Entry Data/Proccesing

Entry Data/Proccesing adalah kegiatan memproses data sehingga siap

dinalisis, untuk memasukkan data selain manual dapat digunakan

menggunakan program computer. Data yang dientry adalah data hasil

observasi dan wawancara serta data jumlah timbulan limbah masker

yang didapat, kemudian di masukan kedalam program computer


35

3) Pembobotan

1) Aspek Pengetahuan

a. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pemahaman masyarakat RT 03 dalam penanganan limbah

masker sekali pakai dengan menggunakan kuisioner yang telah

disusun oleh peneliti. Skala yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan menggunakan Skala Guttmam, yakni didapat

jawaban yang tegas berupa “benar-salah”.

Jawaban akan diberikan skor sebagai berikut :

- Nilai 1 untuk jawaban benar, dan

- Nilai 0 untuk jawaban salah

b. Pressentase nilai akan didapat dengan menggunakan

perhitungan sebagai berikut (Arikanto,2010)

jumlah nilai yang benar


Presentase = X 100%
jumlah soal

Kategori tingkat pengetahuan berdasarkan presentase dibagi

menjadi tiga tingkatan, menurut Arikunto (2010) :

a) Baik : jawaban benar 76% - 100%

b) Cukup : jawaban benar 56% - 75%

c) Kurang : jawaban benar <55%


36

2) Aspek Perilaku Warga

a. Instrumen yang digunakan untuk meninjau perilaku warga RT

03 dalam membuang limbah masker sekali pakai menggunakan

kuisioner yang telah disusun oleh peneliti. Skala pengukuran

yang digunakan untuk mengukur perilaku menggunakan Skala

Guttmann, yakni didapat jawaban yang tegas berupa “ya-

tidak”. Jawaban akan diberikan skor sebagai berikut :

- Nilai 1 untuk menjawab “Ya”

- Nilai 0 untuk menjawab “Tidak”

b. Kriteria pengukuran perilaku menurut Azwar (2008) adalah

sebagai berikut :

- Responden memiliki perilaku positif jika nilai T skor > T

mean.

- Responden memiliki perilaku negatif jika nilai T skor < T

mean.
37

2. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji univariat

disebut juga analisis deskriptif untuk menganalisis penanganan limbah masker

di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten

Bandung. Dimana data yang terkumpul, diolah dan dianalisis secara deskriptif

untuk mengetahui seperti gambarannya, menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian.


38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Wilayah RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang


Kabupaten Bandung

4.1.1 Peta Wilayah

Gambar 4. 1
Peta Wilayah Kp.Ceuri RW 13

4.1.2 Luas Wilayah

Luas Wilayah Kp.Ceuri RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang


Kabupaten Bandung :

1. Pemukiman : 18 Ha
2. Pekarangan : 2 Ha
3. Pesawahan : 21 Ha
39

4. Tanah Kas Desa : 0,7 Ha


Jumlah Luas Wilayah (Ha) 41.7 Ha

4.1.3 Data Geografi

Wilayah Kp.Ceuri RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten


Bandung dengan batasan :
b. Sebelah utara berbatasan dengan Kp. Pasung RW 09
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kp. Sindang Sari RW 15
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kp. Sindang Asih RW 14
e. Sebelah barat berbatasana dengan Kp. Cibangbara RW 12

4.1.4 Data Demografi

Data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan bapak RW 13 Desa


Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yang dilaksanakan pada
tanggal 31 Mei 2021 yaitu di RT 01 terdapat 50KK, di RT 02 terdapat 115
KK, di RT 03 terdapat 96KK, di RT 04 terdapat 96KK. Sehingga total KK di
Kp.Ceuri RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
Sebanyak 357KK

a. Data Jenis Kelamin


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Kp.Ceuri RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung penduduk yang
berjenis kelamin laki – laki sebanyak 593 orang dan perempuan sebanyak
593 orang. Sedangkan jumlah penduduk yang di RT 03 untuk laki – laki
sebanyak 164 orang dan untuk perempuan sebanyak 186 orang.
b. Data Penduduk
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung didapatkan jumlah
jiwa sebanyak 1186 Jiwa .
c. Data Pendidikan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yang masih
bersekolah diantaranya 236 orang.
40

d. Data Pekerjaan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yang bekerja yaitu
sebanyak 287 orang.

e. Data Agama

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 13 Desa


Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung yaitu 99% penduduk
menganut agama islam dan 1% penduduk yang menganut agama Kristen.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Data Umum

Data umum meliputi jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir yang
diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan masyarakat yang ada
di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten
Bandung.

4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW
13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021

No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


1 Laki - Laki 21 23,33
2 Perempuan 69 76,66
Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat doketahui bahwa dari 90 Responden


masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang
41

Kabupaten Bandung paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 69


orang (76,66%).
4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Usia

Tabel 4. 2
Distribusi Frekuensi Usia Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021

No. Rentang Usia Frekuensi Presentase %


1 15-25 5 5,55
2 26-36 24 26,66
3 37-47 28 31,11
4 48-58 23 25,55
5 59-69 10 11,11
Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 90 Responden


masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang
Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 28 orang (31,11%) berada pada rentang
usia 37-74 tahun.

4.2.1.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan

Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03
RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021

No. Pendidikan Frekuensi Presentase %


1 SD 28 31,11
2 SMP 27 30
3 SMA 29 32,22
4 DIPLOMA 3 2 2,22
5 S1 4 4,44
  Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 90 responden masyarakat di


Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten
Bandung yaitu sebanyak 29 orang (32,22%) tingkat pendidikan terakhir SMA.
42

4.2.1.4 Disribusi Frekuensi Pekerjaan

Tabel 4. 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13
Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021

No. Pekerjaan Frekuensi Presentase %


1 Guru 3 3,33
2 PNS 3 3,33
3 IRT 56 62,22
4 Buruh 15 16,66
5 Pedagang 3 3,33
6 Karyawan Swasta 10 11,11
  Total 90 100

Berdasarkan tabel 4. 4 dapat diketahui bahwa dari 90 Responden


masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang
Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 56 orang (62,22%) sebagai Ibu Rumah
Tangga (IRT).

4.2.2 Data Khusus

Data khusus meliputi data hasil wawancara dari aspek pengetahuan


dan hasil observasi perilaku masyarakat dalam penanganan limbah masker di
masa pandemi di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan
Katapang Kabupaten Bandung.
43

4.2.2.1 Hasil Kuesioner

Tabel 4. 5
Hasil Kuesioner Mengenai Aspek Perilaku Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13
Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021

No Item Pertanyaan Benar % Salah % Jumlah %


1 Tahap penangan limbah masker 52 58 38 42 90 100
2 Cara membuang masker 82 91 8 9 90 100
Cara pengelolaan limbah masker
3 yang baik dan benar 84 93 6 7 90 100
Wadah penyimpanan limbah
4 masker yang baik dan benar 84 93 6 7 90 100
Sebelum membuang masker
sebaiknya di rendam di rendam /
5 dicuci menggunakan 67 74 23 25 90 100
Tindakan yang harus dilakukan
6 setelah membuang masker 86 96 4 4 90 100
Tindakan yang harus dilakukan
7 sebelum menggunakan masker 86 96 4 4 90 100
8 Kapan harus mengganti masker 68 76 22 24 90 100
Apakah masker 3 Aply dapat
9 digunakan kembali 76 85 14 15 90 100
Cara merubah bentuk masker
10 yang benar 80 88 10 12 90 100

Berdasarkan tabel 4.5 jawaban yang salah atau paling tidak diketahui oleh
masyarakat adalah soal nomer 1 yaitu Tahap penanganan limbah masker sebanyak 38
orang masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang
Kabupaten Bandung dengan presentase sebesar 42%.

Maka dari itu peneliti mengkategorikan responden kedalam beberapa kategori


pengetahuan, yaitu sebagai berikut :
44

Tabel 4. 6
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Limbah
Masker di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten
Bandung Tahun 2021

No Kategori Frekuensi Presentase %


1 Baik 70 77
2 Cukup 27 30
3 Kurang 3 3
Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 90 responden masyarakat di


Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
memiliki pengetahuan yang Baik yaitu sebanyak 70 orang atau 77%
45

4.2.2.2 Hasil Observasi

Tabel 4. 7
Hasil Observasi Aspek Perilaku Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021
Jumla
No. Komponen Yang Di Observasi MS % TMS % h %
Pemilahan
Terdapat tempat sampah berbeda antara
sampah domestik dengan limbah domestik /
masker 12 13 78 87 90 100
Tidak ditemukan limbah masker di tempat
sampah domestik 23 25 67 75 90 100
Tempat sampah dilapisi kantong plastikV
sesuai
1 jenis limbah 6 6 84 94 90 100
Pewadahan
Wadah penyimpanan sampah domestik dan
limbah domestik / masker terpisah 12 13 78 87 90 100
Wadah penyimpanan limbah domestik/
masker , kedap air, tidak bocor dan tertutup 24 26 66 74 90 100
Wadah penyimpanan limbah domestik/ masker
dilapisi kantong plastik tidak bocor dan tertutp 8 8 82 92 90 100
Wadah penyimpanan limbah domestik / masker
2 dalam kondisi baik 11 12 79 88 90 100
Desinfeksi
Desinfeksi dengan cara merendam masker
yang telah digunakan pada larutan
desinfektan/klorin/pemutih 48 53 42 47 90 100
Pada saat perendaman / Desinfeksi direndam di
3 wadah terpisah dengan perendaman baju 36 40 54 60 90 100
Rubah Bentuk
Masker di kumpulkan di wadah/plastik yang
aman 44 48 46 52 90 100
Masker di rubah bentuk dengan cara di robek
bagian tengah dan digunting pada kedua sisi
4 tali 53 58 37 42 90 100

Berdasarkan tabel 4.7 mengenai hasil observasi aspek perilaku


masyarakat dalam penanganan limbah masker yang paling banyak Tidak
Memenuhi Syarat yaitu pada tahap pemilahan pada bagian tempat sampah
46

dilapisi kantong plastik yang sesuai dengan jenis limbah, dengan frekuensi 84
dan presentase 94%.

Tabel 4. 8
Distribusi Frekuensi Aspek Perilaku Masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021
Presentase
No Kategori Frekuensi (%)
1 Baik 28 31
2 Tidak Baik 62 69
  Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 90 responden


masyarakat di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang
Kabupaten Bandung memiliki perilaku dengan kategori tidak baik yaitu
sebanyak 62 orang dengan presentase 69%.

4.2.2.3 Hasil Timbulan Limbah Masker

Tabel 4. 9
Hasil Timbulan Limbah Masker di Kp. Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan
Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021

No. Hari / Tanggal Jumlah Limbah Masker ( Perlembar )


1 Selasa / 15 Juni 2021 223
2 Rabu / 16 Juni 2021 192
3 Kamis / 17 Juni 2021 178
4 Jumat / 18 Juni 2021 168
5 Sabtu / 19 Juni 2021 161
6 Minggu / 20 Juni 2021 186
7 Senin / 21 Juni 2021 171
8 Selasa / 22 Juni 2021 162
Total 1.441.1

Berdasarkan tabel 4.9 mengenai timbulan limbah masker yang


dihasilkan dari masyarakat Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung berdasarkan hasil observasi secara
47

langsung oleh peneliti Total timbulan limbah masker selama 8 hari yaitu
sebanyak 1.44.1 Lembar.

Tabel 4. 10
Distribusi Frekuensi Jenis Masker Yang Digunakan Oleh Masyarakat di Kp. Ceuri RT
03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2021
Jenis Maker Yang Presentase
No. Digunakan Frekuensi %
1 Masker Kain 27 30
2 Masker Medis 63 70
  Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.10 mengenai jenis masker yang digunakan oleh


masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang
Kabupaten Bandung masyarakat lebih banyak menggunakan masker medis atau
masker satu kali pakai yaitu sebanyak 63 orang dengan presentase sebesar 70%.
48

4.3 Pembahasan

4.3.2 Aspek Pengetahuan


Pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan limbah infeksius ini
masih sangat minim. Limbah infeksius ini harusnya sebelum dibuang ke
tempat pembuangan sampah, melalui proses pemilahan terlebih dahulu dari
sampah lainnya kemudian dilakukan treatment terlebih dahulu sebelum
dibuang ke tempat sampah domestik (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020). Namun banyak dari masyarakat yang belum mengetahui
bagaimana cara penanganan sampah ini dengan benar. Salah satu penyebab
ketidaktahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah ini adalah masih
minimnya sarana edukasi dan sosialisasi mengenai hal tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara, tingkat pengetahuan dalam penelitian
ini adalah responden mampu mengetahui proses penanganan limbah masker di
masa pandemi melipitu tahap desinfeksi, pemilahan dan pewadahan di
Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten
Bandung. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 responden masyarakat
yaitu 58% responden mengetahui tahap penanganan limbah masker, 91%
responden mengetahui cara membuang masker yang baik dan benar, 93%
responden mengetahui cara pengelolaan limbah masker yang baik dan benar,
93% responden mengetahui wadah penyimpanan limbah masker yang baik
dan benar, 74% responden mengetahui tindakan sebelum membuang masker
sebaiknya di rendam / dicuci terlebih dahulu menggunakan desinfektan, 96%
responden mengetahui tindakan yang harus dilakukan setelah membuang
masker, 96% responden mengetahui tind akan yang harus dilakukan sebelum
menggunakan masker, 76% responden mengetahui kapan harus mengganti
masker, 85% responden mengetahi apakah masker 3aply dapat digunakan
kembali, 88% responden mengetahui cara merubah bentuk masker yang benar.
Kemudian tingkat pengetahuan tersebut dikategorikan menjadi beberapa
49

kategori yaitu kategori baik sebanyak 70 orang atau 77%, untuk kategori
cukup sebanyak 23 orang atau 30% dan untuk kategori kurang sebanyak 3
orang atau 3%.
4.3.3 Aspek Perilaku

Notoadmodjo Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu


sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoadmodjo
2014).

Dalam penelitian ini perilaku merupakan aktivitas atau kebiasaan


masyarakat mengenai penangan limbah masker di Kp,Ceuri RT 03 RW 13
Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap 90 responden masyarakat
dapat diketahui bahwa perilaku masyarakat mengenai desinfeksi, pemilahan,
pewadahan, dan merubah bentuk masker dalam kategori baik 28 orang dengan
presentase 31% dan dalam kategori tidak baik yaitu 62 orang dengan
presentase 69%. Setelah dilakukan pengamatan oleh peneliti terhadap
masyarakat masih banyak masyarakat yang perilaku dalam penanganan limbah
masker tidak memenuhi syarat seperti pada tahap pemilahan yaitu 78
responden dengan presentase 87% tidak memiliki tempat sampah yang
berbeda a ntara sampah domestik dengan limbah masker. 67 responden
dengan presentase 75% masih ditemukan limbah masker ditempat sampah
domestik. 84 responden dengan presentase 94% tempat sampah tidak dilapisi
kantong plastik yang sesuai dengan jenis limbah. Pada tahap pewadahan masih
banyak masyarakat yang tidak memenuhi syarat pada tahap pewadahan yaitu
78 responden dengan presentase 87% wadah penyimpanan sampah domestik
dan limbah domestik tidak terpisah, 66 responden dengan presentase 74%
wadah penyimpanan limbah masker tidak kedap air, bocor dan tidak tertutup.
82 responden dengan presentase 92% wadah penyimpanan limbah domestik
50

tidak dilapisi kantong plastik, bocor dan tidak tertutup. 79 responden dengan
presentase 88% wadah penyimpanan limbah masker tidak dalam kondisi baik.
Pada tahap desinfeksi perilaku masyarakat banyak yang memenuhi syarat
yaitu 44 responden dengan presentase 48% masyarakat merendam masker
yang telah digunakan dengan larutan desinfeski, adapun masyarakat yang
tidak memenuhi syarat dalam tahap perendaman yaitu saat perendaman tidak
direndam terpisah dengan perendaman baju sebanyak 54 responden dengan
presentase 60%. Adapun yang terakhir pada tahap merubah bentuk masker, 44
responden dengan presentase 48% masker dikumpulkan di wadah yang aman
setelah di robek, 53 responden dengan presentase 58% masker dirubah
bentuknya dengan cara dirobek dibagian tengah dan digunting pada kedua sisi
tali.

4.3.4 Timbulan Limbah Masker

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti mengenai


timbulan limbah masker di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung masyarakat lebih banyak
menggunakan masker medis atau masker satu kali pakai yaitu sebanyak 63
reponden dengan presentase 70%. Sedangkan yang menggunakan masker kain
sebanyak 27 responden dengan presentase 30%. Hasil timbulan yang dihitung
oleh peneliti yaitu dalam bentuk lembar, timbulan dihitung secara berkala
selama 8 hari. Adapun timbulan masker yang dihasilkan pada hari selasa 15
juni 2021 yaitu sebanyak 223 lembar, hari rabu 16 juni 2021 yaitu sebanyak
192 lembar, hari kamis 17 juni 2021 178 lembar, hari jumat 18 juni 2021 yaitu
sebanyak 168 lembar, hari sabtu 19 juni 2021 yaitu sebanyak 161 lembar, hari
minggu 20 juni 2021 yaitu sebanyak 186 lembar, hari senin 21 juni 2021 yaitu
sebanyak 171 lembar, dan hari selasa 22 juni 2021 yaitu sebanyak 162 lembar.
Total hasil timbulan limbah masker selama 8 hari yaitu sebanyak 1.441.1
lembar.
51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan,


yaitu :
1. Tingkat pengetahuan masyarakat dalam penelitian ini adalah responden
mampu mengetahui proses penangan limbah masker mulai dari desinfeksi,
pemilahan dan pewadahan, Masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa
Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung memiliki tingkat
pengetahuan yang Baik yaitu sebanyak 70 respoden atau (77%).

2. Aspek perilaku masyarakat di Kp.Ceuri RT 03 RW 13 Desa Katapang


Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung mengenai perilaku atau
aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam penanganan limbah masker
dikategorikan tidak baik (69%).

3. Timbulan limbah masker di Kp.Ceuri RT 03 Desa Katapang Kecamatan


Katapang Kabupaten Bandung selama 8 hari yaitu sebanyak 1.44.1
Lembar.
52

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat penulis berikan yaitu :

1. Masyarakat sebaiknya melakukan desinfeksi menggunakan desinfektan


terlebih dahulu sebelum melakukan tahap pemilahan dan pewadahan,
apabila pada saat melakukan tahap desinfeksi direndam terlebih dahulu,
sebaiknya dipisahkan perendamannya antara limbah masker dan pakaian.

2. Untuk tahap pemilahan sebaiknya masyarakat melakukan pemilahan


terlebih dahulu, dipisahkan antara tempat sampah domestik dengan limbah
masker, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya penularan
pada petugas pengangkut sampah. Karena limbah masker yang dibuang
bisa saja terdapat pathogen virus.

3. Untuk tahap pewadahan limbah masker sebaiknya masyarakat


menggunakan wadah yang kedap air, tidak bocor, dan tertutup. Wadah
penyimpanan juga harus dilapisi kantong yang sesuai dengan jenis limbah.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah petugas pengangkut sampah
dalam pemilahan dan pengelolaan pada tahap selanjutnya.

4. Untuk timbulan limbah masker sebaiknya ketua RW sebagai pengelola


menyediakan tempat atau wadah khusus di TPS untuk menampung limbah
masker agar tidak disatukan dalam satu wadah dengan sampah domestik.
53
DAFTAR PUSTAKA

ACR. (2020). Municipal waste management and COVID-19. www.acrplus.org. Retrieved

from Municipal: https://www.acrplus.org/en/municipal-waste-management-covid-19

ADB. (2020). Managing Infectious Medical Waste during the COVID-19 Pandemic. 2.

https://www.adb.org/publications/managing-medical-waste-covid19

Amalia, V., Hadisantoso, E. P., Wahyuni, I. R., Supriatna, A. M., Kimia, J., Sunan, U. I. N.,

& Djati, G. (n.d.). Penanganan Limbah Infeksius Rumah Tangga Pada Masa Wabah

COVID-19 Abstrak. 2.

Hesti, Y. (2020). Upaya Penanganan Limbah B3 Dan Sampah Rumah Tangga Dalam

Mengatasi Pandemi Corona. In Jurnal Pro Justitia (pp. 60–67).

Kementrian Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pengelolaan Limbah Masker di

Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Malayadi, A. F. (2017). Karakteristik Dan Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan

Beracun Laboratorium Universitas Hasanuddin Kota Makassar. Skripsi, 6.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo.2014. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah Nomor 101. (2014). PP 101 Tahun 2014.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5555/pp-no-101-tahun-2014
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013.
Penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum.
Putra, T. I., Setyowati, N., & Apriyanto, E. (2019). Identifikasi Jenis Dan Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Rumah Tangga: Studi Kasus Kelurahan Pasar Tais

Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber

Daya Alam Dan Lingkungan, 8(2), 49–61. https://doi.org/10.31186/naturalis.8.2.9209

Scheinberg, A., Woolridge, A., Humez, N., Mavropoulos, A., Filho, S., Savino, A., &

Ramola, A. (2020). PANDEMIA COVID-19.

Selvaranjan, K., Navaratnam, S., & Rajeev, P. (2020). Since January 2020 Elsevier has

created a COVID-19 resource centre with free information in English and Mandarin on

the novel coronavirus COVID- 19 . The COVID-19 resource centre is hosted on

Elsevier Connect , the company ’ s public news and information . January.

World Health Organization, W. (2020). Anjuran mengenai penggunaan masker dalam

konteks COVID-19. World Health Organization, April, 1–17.

https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenai-

penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june-20.pdf?sfvrsn=d1327a85_2

Worldometer. (2020). COVID-19 Coronavirus Pandemic. Retrieved Mei 2, 2020, from


Worldometer: https://www.worldometers.info/coronavirus/
LAMPIRAN
Surat Izin Penelitian
KUESIONER
PEGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI PENANGANAN LIMBAH MASKER
PADA MASA PANDEMI COVID-19

Nama : Tanggal :
No HP :
Alamat rumah lengkap (no rumah, RT, dan jalan ) :

Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang di anggap benar
1. Menurut saudara tahap penanganan masker dalam rumah tangga selama masa
pandemi Covid-19 di bawah ini yang benar adalah..
A. Desinfeksi
B. Pemilahan-Pewadahan & Desinfeksi-Pelabelan
C. Timbun dan Bakar

2. Menurut saudara cara membuangan masker yang benar dibawah ini adalah….
A. Dibuang sembarangan
B. Disatukan dengan sampah rumah tangga
C. Dipisakan di wadah/ plastik yang berbeda dengan sampah rumah tangga

3. Menurut saudara cara pengelolaan limbah masker sekali pakai yang paling tepat
adalah…
A. Semprot desinfektan, rusak masker, masukkan ke dalam plastic/tempat sampah,
cuci tangan
B. Buang begitu saja
C. Gunting bagian tengah masker

4. Menurut saudara dibawah ini wadah penyimpanan limbah masker yang baik dan
benar adalah ….
A. Wadah/ Plastik dibiarkan bocor
B. Wadah/ Plastik tidak bocor, kedap udara dan tertutup
C. Wadah/ Plastik tertutup
5. Menurut saudara sebelum membuang masker seharusnya di rendam/dicuci
menggunakan…..
A. Deterjen / Sabun Cuci
B. Tidak Usah Direndam
C. Menggunakan air saja

6. Menurut saudara tindakan apa yang harus dilakukan setelah membuang masker
A. Cuci tangan di air yang mengalir
B. Membersihkan TanganMenggunakan Air Mengalir dan Sabun / Handsanitizer
C. Tidak Usah Membersihkan Tangan

7. Menurut saudara sebelum memakai masker tindakan apa yang harus dilakukan…
A. Mencuci tangan menggunakan sabun / Handsanitizer
B. Mencuci tangan dengan air mengalir
C. Tidak usah membersihkan tangan

8. Menurut saudara kapan harus mengganti masker dengan yang baru….


A. Setelah masker kotor, dan rusak
B. Setelah 24 Jam
C. Diganti 4 Jam Sekali

9. Apakah masker Medis / 3 Aply dapat digunakan kembali?


A. Bisa
B. Tidak
C. Bisa apabila masker masih bersih

10. Menurut saudara bagaimana cara mengubah bentuk masker yang benar
A. Robek bagian depan
B. Robek bagian talinya saja
C. Menggunting dan merusak seluruh bagian masker termasuk tali masker
LEMBAR OBSERVASI
PENANGANAN LIMBAH MASKER PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
COVID-19

No Variabel Observasi MS TMS


.
Pemilahan
Terdapat tempat sampah berbeda antara
sampah domestik dengan limbah
domestik / masker
1.
Tidak ditemukan limbah masker di
tempat
sampah domestik
Tempat sampah dilapisi kantong
plastikV sesuai
jenis limbah
2. Pewadahan

Wadah penyimpanan sampah domestik


dan limbah domestik / masker terpisah

Wadah penyimpanan limbah domestik/


masker , kedap air, tidak bocor dan
tertutup
Wadah penyimpanan limbah domestik/
masker dilapisi kantong plastik tidak
bocor dan tertutp
Wadah penyimpanan limbah
domestik / masker dalam kondisi baik
Desinfeksi
Desinfeksi dengan cara merendam
masker yang telah digunakan pada
larutan desinfektan/klorin/pemutih
Pada saat perendaman / Desinfeksi
3. direndam di wadah terpisah dengan
perendaman baju
Rubah Bentuk
4. Masker di kumpulkan di wadah/plastik
yang aman
Masker di rubah bentuk dengan cara di
robek bagian tengah dan digunting pada
kedua sisi tali
LEMBAR OBSERVASI TIMBULAN LIMBAH MASKER

Hari Pengambilan data


Total
Nomor Rumah / Jumlah Lembar
Nama KK Jiwa Limbah
1 2 3 4 5 6 7 8
Masker

Rekapitulasi Hasil Uji validitas dan Reliabilitas


Pertanyaan Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 4
3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
4 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 16
5 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 14
6 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 4
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
8 2 2 2 2 2 0 0 2 0 2 14
9 2 2 2 0 2 0 2 2 0 2 14
10 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18

Correlations
total_sko
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 r

i Pearson 1 .524 .524 .655* .356 .429 -.218 .655* .429 .802** .736*
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .120 .120 .040 .312 .217 .545 .040 .217 .005 .015
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
1
i Pearson .524 1 .524 .655* .802** .429 -.218 .655* .429 .802** .801**
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .120 .120 .040 .005 .217 .545 .040 .217 .005 .005
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
2
i Pearson .524 .524 1 .655* .356 .429 .218 .655* .429 .802** .801**
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .120 .120 .040 .312 .217 .545 .040 .217 .005 .005
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
3
i Pearson .655* .655* .655* 1 .408 .655* -.200 .600 .655* .816** .843**
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .040 .040 .040 .242 .040 .580 .067 .040 .004 .002
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
4
i Pearson .356 .802** .356 .408 1 .535 -.408 .408 .535 .583 .651*
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .312 .005 .312 .242 .111 .242 .242 .111 .077 .041
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
5
i Pearson .429 .429 .429 .655* .535 1 -.218 .218 1.000** .535 .709*
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .217 .217 .217 .040 .111 .545 .545 .000 .111 .022
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
6
i Pearson -.218 -.218 .218 -.200 -.408 -.218 1 .200 -.218 .000 .000
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .545 .545 .545 .580 .242 .545 .580 .545 1.000 1.000
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
7
i Pearson .655* .655* .655* .600 .408 .218 .200 1 .218 .816** .783**
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .040 .040 .040 .067 .242 .545 .580 .545 .004 .007
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
8
i Pearson .429 .429 .429 .655* .535 1.000** -.218 .218 1 .535 .709*
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .217 .217 .217 .040 .111 .000 .545 .545 .111 .022
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
9
i Pearson .802** .802** .802** .816** .583 .535 .000 .816** .535 1 .958**
t Correlation
e Sig. (2-tailed) .005 .005 .005 .004 .077 .111 1.000 .004 .111 .000
m
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
_
1
0
t Pearson .736* .801** .801** .843** .651* .709* .000 .783** .709* .958** 1
o Correlation
t Sig. (2-tailed) .015 .005 .005 .002 .041 .022 1.000 .007 .022 .000
a
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
l
_
s
k
o
r

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excluded a
0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.882 10
Rekapitulasi Hasil Observasi Pengetahuan Masyarakat Mengenai Penangan Limbah
Masker di Kp.Ceuri RT 03 Desa Katapang Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
Tahun 2021

Responde Pertanyaan
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 N Ni % Kategori
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
3 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2 14 20 70 Cukup
4 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 14 20 70 Cukup
5 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 14 20 70 Cukup
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
7 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 14 20 70 Cukup
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
12 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 16 20 80 Baik
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
14 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 16 20 80 Baik
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
17 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 20 90 Baik
18 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
19 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
20 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
22 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
23 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
24 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
25 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 18 20 90 Baik
30 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
31 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
32 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
33 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 6 20 30 Kurang
34 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
35 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 14 20 70 Cukup
36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 18 20 90 Baik
38 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
39 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
40 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 14 20 70 Cukup
41 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 14 20 70 Cukup
42 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
43 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
44 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 16 20 80 Baik
45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
48 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
49 0 2 0 0 0 0 2 2 2 0 8 20 40 Kurang
50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
51 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
52 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 16 20 80 Baik
53 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
56 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
57 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 6 20 30 Kurang
58 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
59 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 18 20 90 Baik
60 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 18 20 90 Baik
61 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 16 20 80 Baik
62 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 20 90 Baik
62 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
63 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 14 20 70 Cukup
64 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 12 20 60 Cukup
65 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
66 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
67 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
68 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 20 90 Baik
69 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
71 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
72 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
73 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 16 20 80 Baik
74 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 14 20 70 Cukup
75 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 14 20 70 Cukup
76 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 14 20 70 Cukup
77 0 0 2 2 0 2 2 0 2 2 12 20 60 Cukup
78 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 16 20 80 Baik
79 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
80 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 14 20 70 Baik
81 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 16 20 80 Baik
82 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
83 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 16 20 80 Baik
84 0 0 2 2 0 2 0 2 2 2 12 20 60 Cukup
85 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 14 20 70 Cukup
86 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 18 20 90 Baik
87 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 12 20 60 Cukup
88 2 2 2 0 2 0 0 2 0 2 12 20 60 Cukup
89 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik
90 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 100 Baik

Keterangan :
Baik (76%-100%)
Cukup (56%-75%)
Kurang (<55%)

DOKUMENTASI

Limbah masker disatukan dengan sampah domestik


Warna plastik sudah sesuai

Saat melakukan observasi

Mengurus surat perizinan penelitian kepada Pa RW 13

Anda mungkin juga menyukai