Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN UAS TANAMAN KEHUTANAN

POHON AREN

Di Susun Oleh ;

Jekson pongki
L13118367

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Aren (Arenga pinnata MERR) termasuk salah satu jenis tanaman palma, yang
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di 14 provinsi, yaitu Papua,
Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, SumateraBarat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Banten, Sulawesi Utara, SulawesiSelatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan
Selatan dan Aceh,dengan total luas areal sekitar 70.000 Ha.

Tentu masyarakat luas Indonesiasudah banyak mengetahui tentang pohon aren.


Karena hampir dari bagianatau produk dari tanaman aren sudah banyak dimanfaatkan
masyarakatuntuk nilai ekonomi. Tetapi, tanaman ini kurang mendapat perhatian
penuh dari beberapa pihak untuk lebih dikembangkan.Tanaman aren termasuk dalam
golongan tanaman yang mudahuntuk dibudiayakan. Karena tanaman aren tidak
membutuhkan kondisitanah yang spesifik, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah
liat, dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah masam (pH tanah yangrendah).
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan,lembah-lembah, dekat
aliran sungai, daerah bergelombang dan banyakdijumpai di hutan. Pemanfaatan
tanaman aren sangat banyak, misalnya bagian akar ( untuk obat tradisional), batang
(untuk berbagai peralatan),Ijuk (untuk keperluan bangunan), daun (khususnya daun
muda untuk pembungkus dan merokok). Demikian pula hasil produksinya seperti
buahdan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, minuman dan akhir-akhir
ini lebih diprioritaskan untuk bahan baku etanol sebagai bahan baku pembuatan
bahan bakar nabati (BBN) pada penyadapan nira bunga jantan.Sehubungan dengan
bahan bakar nabati (BBN) untuk perkembangan kebutuhan energi dunia yang
semakin meningkat danketerbatasan energi fosil menjadi perhatian saat ini. Dengan
ini, makamencari sumber-sumber energi terbarukan seperti bioetanol yang berasaldari
bahan baku nabati termasuk dalam nira hasil penyadapan tanamanaren. maka perlu
pengembangan tanaman ini untuk mendukung kebutuhan bioenergi yang harus segera
ditindaklanjuti. Sedang tantangan yang perluditanggulangi untuk mengembangkan
tanaman ini meliputi : inputteknologi masih minim, perbaikan manajemen produksi,
perbaikan pengolahan, pemasaran masih tradisional, diseminasi masih terbatas
padasebagian kecil petani, dan kesulitan bibit unggul. Maka dari itu, dalam
pembuatan makalah ini akan mempelajari tentang budidaya tanaman arenyang baik
serta membahas bagaimana nira aren dapat menjadi bioethanolsebagai bahan baku
BBN.

2. Tujuana.
a. Mengenal dan mengetahui cara budidaya tanaman aren yang baik. b.
b. Mempelajari tentang penyadapan nira.c.
c. Mengetahui alasan pembuatan bioethanol dari nira aren.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Mengenal Morfologi Tanaman Aren (Arenga Pinnata Merr )


Aren mempunyai berbagai istilah tergantung daerahnya, misalnya
Aceh:Bak juk, Bak jok; Batak: Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot;
Minangkabau:Anau, Biluluk; Sunda: Kawung, Taren; Jawa: Aren, Lirang,
Nanggung; Bali:Jaka, Hano;Flores: Moke, Huwat; Sawu: Akel, Akere, Koito,
Akol, Ketan;Bugis: Inru; Roti:Bole; Ternate: Seho. Tanaman aren menurut
klasifikasitanaman dimasukkan dalam divisi Spermatophyta, subdivisi
Angiospermae,kelas Monocotyledonae, bangsa Spadicitlorae, suku Palmae,
marga Arenga dan jenis Arenga pinnata Merr. Tanaman ini tumbuh pada
beberapa daerah dengannama yang berbeda. Di Aceh diberi nama Bakjuk,
Batak Karo dinamai Paula, Nias diberi nama Peto, Minangkabau nama
Biluluk, Lampung nama Hanau,Jawa Tengah diberi nama Aren, Madura nama
Are dan di Bali nama Hano.Untuk NusaTenggara diberi nama : Jenaka, Pola,
Nao, Karodi, Moka, Make,Bale dan Bone. Pemberian nama tanaman ini untuk
Sulawesi: Apele, Naola,Puarin, Onau, dan Inau. Sedang untuk kepulauan
Maluku diberi nama: Seko,Siho, Tuna, Nawa dan Roni (Rindengan dan
Manaroinsong 2009).Akar pohon aren berbentuk serabut, menyebar dan
cukup dalam dapatmencapai > 5 m sehingga tanaman ini dapat diandalkan
sebagai vegetasi pencegah erosi, terutama untuk daerah yang tanahnya
mempunyai kemiringanlebih dari 20 % (Sunanto 1993). Batang pohon aren
padat, berambut, dan berwarna hitam (Mc Currach 1970 dan Keng 1969).
Batang aren terbalut ijukyang warnanya hitam dan sangat kuat. Perakaran
pohon aren menyebar dancukup dalam, sehingga tanaman ini dapat
diandalkan sebagai vegetasi pencegah erosi,terutama untuk daerah yang
tanahnya mempunyai kemiringanlebih dari 20%. Batang tanaman aren tidak
mempunyai lapisan kambium,sehingga tidak dapat tumbuh semakin besar lagi
(Djajasupena 1994 danSunanto 1993). Garis tengah batangnya mencapai 65
cm, sedang tingginya 15m. Jika ditambah dengan tajuk daun yang menjulang
di atas batang, tinggikeseluruhannya bisa mencapai 20 m. Batang aren yang
sudah tua dan turun produksi niranya, biasanya ditebang untuk diremajakan
dengan tanaman mudayang lebih produktif.Menurut Samingan (1974) bahwa
bagian-bagian daun aren bergerigirenggang, dan pada ujungnya bergerigi
banyak dan letaknya berkelompok.Sunanto (1993) mengemukakan bahwa
daun tanaman aren pada tanaman bibit(sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya
belum menyirip (berbentuk kipas).Daun tanaman aren yang sudah dewasa dan
tua bersirip ganjil seperti dauntanaman kelapa, namun ukuran daun dan
pelepah daunnya lebih besar danlebih kuat jika dibandingkan dengan daun
tanaman kelapa. Warna dauntanaman aren adalah hijau gelap. Tanaman aren
memiliki tajuk (kumpulandaun) yang rimbun, di mana daun-daun muda yang
terikat erat pada pelepahnya berposisi agak tegak.Karangan bunga yang
pertama dari ruas batang yang berada di pucuk pohon akan keluar saat aren
sudah berumur 8 tahun, kira-kira letaknya sedikitdi bawah tempat tumbuh
daun muda (muncul dari daerah puncak saja), tetapimakin tua pohon itu,
keluarnya bunga juga bisa dari ketiak daun di daerah bawah. Kira-kira 2 bulan
kemudian, muncul tandan bunga jantan yang disebutubas, Selanjutnya disusul
oleh bunga -bunga jantan lainnya, yang disebut adikubas, penyadapan nira
sudah bisa dilakukan ketika itu. Bunga jantannyamuncul bergantian dengan
bunga betina di ketiak daun daerah bawah(Sastrapradja dkk 1980 dan Soeseno
2000). Menurut Sunanto (1993), bunga jantan berbentuk bulat panjang 1.2

1.5 cm berwarna ungu. Bunga jantansetelah dewasa kulitnya pecah dan kelihatan
banyak benang sari dan tepungsari berwarna kuning.Buah aren terbentuk
setelah terjadinya proses penyerbukan dengan perantaraan angin atau
serangga. Buah aren berbentuk bulat, berdiameter 4 – 5cm, di dalamnya berisi
biji 3 buah, masing-masing berbentuk seperti satu siung bawang putih.
Bagian-bagian dari buah aren terdiri dari:
 Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi
kuning, setelah tua(masak).
 Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan.
 Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan
berwarna hitam yangkeras setelah buah masak.
 Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak
bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih,
padat atau keras pada waktu buah sudah masak(Sunanto 1993).Bahan
baku yang akan digunakan dalam pembuatan bioethanol adalahnira
aren. Nira aren berasal dari cairan yang dikeluarkan dari bunga jantan
pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan dengan
cara penyadapan.

Banyak manfaat nira aren selain digunakan dalam pembuatan bioethanol,


diantaranya pada tongkol bunga jantan yang disadap mengandunggula, kemudian
dibuat gula (gula jawa), bila dikhamirkan dapat menghasilkanair sagu, arak atau cuka;
bijinya dapat dibuat makanan berupa manisan(kolang-kaling) dan Tuak/legen adalah
hasil peragian air nira dari tongkol bunga jantan dan akar.Komponen utama dari nira
berupa air, karbohidrat dalam bentuk sukrosa, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Kerusakan nira dapat disebabkan olehaktifitas bakteri (Acetobacter sp.) dan khamir
(Saccharomyces sp.) yang dapatmenfermentasi sukrosa menjadi alkohol maupun
asetat. Sadapan dari tandan bunga aren jantan dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 5-12 tahun. Setiap pohon tanaman aren ini dapat disadap selama 3 tahun,
dan setiap tahun dapatdilakukan sadap 3-4 tangkai bunga, dan dalam seharinya aren
dapatmenghasilkan 3-10 liter nira (Halim 2008).2.
2. Cara Budidaya Tanaman Aren (Arenga Pinnata Merr )
a. Persyaratan TumbuhTanaman aren tidak membutuhkan kondisi tanah yang
khusus,sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, dan berpasir, tetapi
arentidak tahan pada tanah masam (pH tanah yang rendah). Aren
dapattumbuh pada ketinggian 0 – 1.400 meter di atas permukaan laut, pada
berbagai agroekosistim dan mempunyai daya adaptasi yang tinggiterhadap
lingkungan tumbuhnya. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada
ketinggian 500– 700 meter di atas permukaan lautdengan curah hujan lebih
dari 1200-3500 mm/tahun. Kelembaban tanah dan curah hujan yang tinggi
berpengaruh dalam pembentukan mahkotadaun tanaman aren. Untuk
pertumbuhan dan pembuahan, tanaman arenmembutuhkan suhu 20-250C.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik didaerah pegunungan, lembah, dekat
aliran sungai, daerah dan banyakdijumpai di hutan (Permentan 2014).
b. Perkecambahan dan PembibitanBenih dikecambahkan pada wadah
perkecambahan dengan mediatanah pasir dan pupuk kandang. Dari beberapa
hasil penelitian, perkecambahan benih aren telah berhasil dengan daya
berkecambah diatas 90 %. Suatu cara atau metode yang dapat dipakai
untukmenghasilkan daya kecambah benih aren yang tinggi adalah benih
yangtelah dibersihkan dari daging buah langsung dibenamkan 1-2 cm.
Benihyang telah berkecambah (ditandai seperti jaringan spons wadah
putih)selanjutnya membentuk apokol sepanjang 12 cm ke dalam media
dandari ujung apokol keluar akar dan tunas (Mailangkay et al, 2004). Hasil
penelitian Hadipoentyanti dan Luntungan (1988) menunjukkan
dayakecambah benih yang terbaik apabila benih dikikis dahulu pada
bagiantitik tumbuh. Penelitian yang sama dihasilkan oleh Saefudin dan
Manoi(1994) dimana perlakuan pengikisan bagian titik tumbuh
menghasilkandaya tumbuh tertinggi setelah disemai 5 bulan (Soleh
2010).Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit dari
permudaan alam dan bibit dari hasil persemaian biji. Pertam, pengadaan bibit
dari permudaan alam/anakan liar. Dengan pengadaan bibit inimenggunakan
proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatangyaitu musang. Binatang
tersebut memakan buah-buahan aren dan bijinyadan bijinya keluar secara
utuh dari perutnya bersama kotoran. Bibittumbuh tersebar secara tidak teratur
dan berkelompok. Untukmenanamnya dilapangan, dapat dilakukan dengan
mencabut secara putaran (bibit diambil bersama-sama dengan
tanahnya).Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di lapangan
ataumelalui proses penyapihan dengan memasukan anakan ke dalamkantong
plastic (polybag) selama 2-4 minggu. Kedua, pengadaan bibitmelalui
persemaian yaitu untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan
kualitas yang baik, dilakukan melalui pengadaan bibitdengan persemaian.
Proses penyemaian biji aren berlangsung agak lama.Untuk mempercepatnya
dapat dilakukan upaya perlakuan biji sebelumdisemai yaitu :

 Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 %


dalamwaktu 15-25 menit.
 Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit.
 Mengikir biji pada bagian dekat embrio.

c. Penanaman dan Penyiangan


Setelah bibit berumur 1-2 tahun tanaman, dipindahkan ke lokasi
penanaman/kebun, polibeg dikeluarkan dengan cara menyayat
bagiansamping dengan pisau dan selanjutnya polibeg ditarik keluar.
Membuatlubang tanam ukuran 50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Di
dalam penggalian lubang perlu dipisahkan antara lapisan tanah atas dan
tanahlapisan bagian bawah. Setelah lubang digali, biasanya dibiarkan
selama1-2 bulan. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan gas-gas yang
bersifat racun didalam tanah. Sebelum tanah dikembalikan ke dalamlubang
perlu dicampur dengan pupuk kandang. Pengajiran dan pembuatan lubang
tanam sebaiknya dilakukan diawal musim hujan.Penyiangan perlu dilakukan
agar tidak terjadi persaingan di dalam pertumbuhan tanaman aren dengan
gulma. Sambil melakukan penyiangan, lakukan juga penggemburan tanah di
sekeliling batang arensekitar 1-1,5 m agar aerasi udara yang akan masuk dan
keluar di dalamtanah berlangsung dengan baik (Soleh 2010).Penanaman aren
dapat dilakukan secara monokultur dengan jaraktanam 7 m x 7 m segi empat
atau secara polikultur dengan menggunakan jarak antar barisan lebih lebar
dari dalam barisan yaitu 16 m x 7 m. Olehkarena tanaman aren bersifat
hapaxanthic (sekali berbunga mati), maka sebaiknya benih aren ditanam
dengan mengatur waktu tanam sehingga produksi nira dapat
berkesinambungan (Permentan 2014).

d. Pemupukan
Biasanya setelah melakukan penyiangan, dilanjutkan dengan kegiatan
pemupukan pada tanaman. Pemupukan sebaiknya dilakukan 2kali dalam
setahun. Menurut Maliangkay et.al., (2000) pemberian pupukorganik berupa
kotoran hewan pada bibit aren dapat memberikan pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan bibit aren yang diusahakan.Biaya pemupukan akan
semakin berkurang karena tidak hanya bergantung pada pupuk buatan tetapi
adanya kombinasi antara pupuk buatan dan bahan organik yang memberikan
hasil yang baik. Pemberian pupuk kandang akan memperbaiki sifat fisik dan
kimia dari lahan yangdigunakan serta dosis yang akan diberikan. Takaran
pupuk untuk bibitaren untuk bulan 1 diberikan urea 10 g dan pupuk kandang
250 g, untuk bulan ke 2 sebanyak 10 g urea, dan selanjutnya bulan ke-3
S/Pdipindahkan kelapangan 20 g urea. Khusus untuk umur 1 tahun
danseterusnya pemupukan mengikuti dosis pemberian NPK ( Soleh 2010).
e. Pengendalian Gulma
Gulma atau tumbuhan pengganggu sangat mengganggu pertumbuhan
aren. Oleh karena itu, pengendalian gulma perlu dilakukanterutama di daerah
piringan dan yang melekat pada batang aren.Pengendalian gulma di areal
pertanaman aren adalah pembabatan gulmadi antara tanaman dan
pembersihan gulma di daerah piringan.Pengendalian gulma pada batang aren
menggunakan parang dilakukansecara hati-hati sehingga tidak merusak
batang. Pengendalian gulma inidilakukan secara rutin, yaitu 4 kali dalam
setahun (Permentan 2014).

f. Pengendalian Hama dan Penyakit

 Hama
Hama Oryctes rhinoceros menyerang pucuk aren danmenggerek
sampai menembus pangkal pelepah daun muda.Jaringan daun muda yang
digerek akan terlihat jelas setelah daun terbuka. Gejala serangannya terlihat
guntingan daun bentuk segitiga. Teknologi pengendalian hama
O. rhinoceros
dilakukan secaraterpadu melalui pemanfaatan musuh alami (
Metarhiziumdan Baculovirus), sanitasi, penggunaan serbuk mimba
dan penggunaaan feromon.

 Penyaki
Dari segi penyakit kebanyakan tanaman aren disebabkanoleh
cendawan Helminthosporium. Akibat serangannya daun cepatmengering
sehingga mempengaruhi pertumbuhan bibit. Pada permukaan daun yang
masih muda bagian atas dan bawah daunmuncul bercak-bercak kecil
berwarna hijau mengkilat yangselanjutnya membesar dan berubah warna
menjadi coklat dengan bagian tepi terdapat lingkaran kuning. Penyakit lannya
disebabkanoleh Pestalotiopsis palvarium dan pada pembibitan,
Ceratocyctis paradoxa menyerang pada batang aren dan Fusarium oxysporum
menyerang daun muda yang belum membuka (Soleh 2010).Pengendalian
dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk yangmengandung Chlorine
(KCl, NaCl = garam dapur). Dianjurkanuntuk tidak terlalu banyak
menggunakan pupuk N, karena mudahterserang penyakit bercak daun ini.

g. Panen
Kriteria mayang jantan siap disadap niranya apabila bunga
padamayang jantan mulai mekar (terbuka), dengan teknik
penyadapanadalahsebagai berikut :
 Sebelum penyadapan, tangkai mayang bunga jantan diketuk
dandigoyang sekitar 2 minggu, untuk memperlancar keluarnya
nira.
 Penyadapan dilakukan dua kali setiap hari yaitu jam 05.00 –
08.00 pagi dan jam 16.00– 18.00 sore hari. Ketebalan mayang
yangdisayat pada setiap kali penyadapan sekitar 1-2 mm.
 Penyadapan dilakukan dengan cara yang baik agar mutu nira
dapatdipertahankan, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Wadah penampung nira biasanya digunakan bambu atau jerigen
yang dibersihkan terlebih dahulu dan dikeringkan.Untuk wadah
penampung yang akan dipakai kembalisebaiknya dicuci dengan
nira yang sudah dipanaskan untukmempertahankan mutu nira yang
disadap selanjutnya.
b. Penyadapan nira menggunakan pisau khusus (tidakdigunakan
untuk keperluan lain) dan tajam.
c. Sebelum penyadapan, ke dalam wadah penampungdimasukkan
bahan aditif, antara lain kulit batang manggisatau serat sabut
kelapa sebanyak 10 g per wadah penampung untuk
mempertahankan mutu nira (pH niratidak cepat turun),pH ideal
adalah 5,7– 6,8.
d. Untuk mencegah penurunan pH, maka nira yang disadapsore hari
dipanaskan terlebih dahulu kemudian disimpandalam wadah
penampung. Nira ini akan dimasak bersamadengan nira yang
disadap besok paginya (Permentan 2014).

3. Alasan nira Aren Sebagai Bioethanol


Menipisnya cadangan energi fosil dan meningkatnya kebutuhan
energidikarenakan krisis energi yang terjadi saat ini mengakibatkan
meningkatnyaharga bahan bakar minyak (BBM) sehingga memicu kenaikan
biaya hidup dannaiknya biaya produksi sampai melakukan import minyak.
Sehingga perlunyadicari sumber-sumber energi terbarukan. Aren ( Arenga
pinnata Merr ) merupakan salah satu jenis penghasil bioetanol yang memiliki
keunggulan dibanding dengan bahan baku penghasil bioetanol lain. Potensi
aren untukdikembangkan sebagai sumber bioethanol sangat besar, namun
perhatianterhadap jenis ini masih belum banyak. Sampai saat ini, pohon aren
yangtumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan pohon yang umumnya
tumbuhsecara liar serta belum ada penelitian yang memadai tentang pohon
arenunggul. Penggunaan benih unggul aren akan menghasilkan
produktivitastanaman yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan benih unggul
dapat dilakukanmelalui program pemuliaan pohon. Keberhasilan program
pemuliaan pohon memerlukan keragaman genetik yang cukup tinggi dari
populasi aren yang adasehingga seleksi yang dilakukan akan lebih optimal.
Untuk keperluan ini makakonservasi ex situ aren diperlukan sebagai populasi
dasar bagi kegiatan pemuliaan aren di masa mendatang.Tanaman aren
memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan bakunabati lainnya seperti
singkong dan jagung dalam pemanfaatan menjadi bioethanol, diantaranya:
bioethanol menggunakan aren hanya memerlukansatu kali fermentasi,
sedangkan bioethanol yang berasal dari tumbuhan berpatimemerlukan
hidrolisis ringan untuk mengubahnya menjadi gula sederhana dari polimer
pati. Aren juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan tebu, dimana pohon
aren lebih produktif menghasilkan nira dibandingkan dengan tebudimana
produktivitasnya bisa 4-8 kali dibandingkan tebu dan rendemengulanya 12%,
sedangkan tebu rata-rata hanya 7% .Rata-rata produksi nira aren ialah sebesar
10 liter nira/hari/pohon bahkan pada masa suburnya untuk beberapa jenis
pohon Aren (Aren Genjah) satu pohon perhari dapat menghasilkan nira aren
sebesar 40 liter, dengan kalkulasisederhana jika dalam satu hektar dapat
tumbuh 200 pohon Aren dan tiapharinya disadap 100 pohon maka dalam satu
hari dapat menghasilkan nira arensebesar 1000 liter/ha/hari dengan rule of
thumb konversi glukosa menjadiethanol sebesar 0,51 g ethanol/g glukosa
maka dalam satu hari bioethanol perhektar yang dapat diperoleh ialah 500
liter/hari (Liliek 2010). Sehinggadapat dibayangkan apabila kita
mengembangkan pohon aren dengan caramenanggulangi tantangan seperti
input teknologi masih minim, perbaikanmanajemen produksi, perbaikan
pengolahan, pemasaran masih tradisional,diseminasi masih terbatas pada
sebagian kecil petani, dan kesulitan bibitunggul. Maka akan semakin banyak
nira hasil penyadapan dan produksi bioethanol semakin melimpah. Saat itulah
energi alternatif dapat terwujud,import minyak berkurang, dan devisa negara
pun akan stabil bahkan bertambah.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Terjadinga krisis energi di Indonesia saat ini akibat tipisnya
persediaanenergi fosil sedangkan penggunakan energi yang
semakin meningkat, makamewujudkan energi alternatif terbarukan
adalah salah satu solusinya. Denganini mencari sumber-sumber
bahan baku nabati seperti tanaman aren ini.Melakukan penyadapan
pada bunga jantan tanaman aren yang akanmenghasilkan nira aren.
Nira aren inilah yang nantinya akan dijadikan bioethanol sebagai
bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN).Tanaman aren dijadikan
bahan bioethanol tentu memiliki banyakkeunggulan diantaranya :
bioethanol menggunakan aren hanya memerlukansatu kali
fermentasi, lebih produktif menghasilkan nira dibandingkan
dengantebu dimana produktivitasnya bisa 4-8 kali dibandingkan
tebu dan rendemengulanya 12%, sedangkan tebu rata-rata hanya
7% dan tanaman aren mudahdibudidayakan serta mudah pula
penanganannya.

2. Saran
Sebaiknya sebagai generasi muda saat ini dapat melakukan
penelitianlebih intensif tentang produksi nira aren sebagai bahan bioethanol
danmengembangkannya sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN).
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai