POHON AREN
Di Susun Oleh ;
Jekson pongki
L13118367
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aren (Arenga pinnata MERR) termasuk salah satu jenis tanaman palma, yang
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di 14 provinsi, yaitu Papua,
Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, SumateraBarat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Banten, Sulawesi Utara, SulawesiSelatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan
Selatan dan Aceh,dengan total luas areal sekitar 70.000 Ha.
2. Tujuana.
a. Mengenal dan mengetahui cara budidaya tanaman aren yang baik. b.
b. Mempelajari tentang penyadapan nira.c.
c. Mengetahui alasan pembuatan bioethanol dari nira aren.
BAB II
PEMBAHASAN
1.5 cm berwarna ungu. Bunga jantansetelah dewasa kulitnya pecah dan kelihatan
banyak benang sari dan tepungsari berwarna kuning.Buah aren terbentuk
setelah terjadinya proses penyerbukan dengan perantaraan angin atau
serangga. Buah aren berbentuk bulat, berdiameter 4 – 5cm, di dalamnya berisi
biji 3 buah, masing-masing berbentuk seperti satu siung bawang putih.
Bagian-bagian dari buah aren terdiri dari:
Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi
kuning, setelah tua(masak).
Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan.
Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan
berwarna hitam yangkeras setelah buah masak.
Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak
bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih,
padat atau keras pada waktu buah sudah masak(Sunanto 1993).Bahan
baku yang akan digunakan dalam pembuatan bioethanol adalahnira
aren. Nira aren berasal dari cairan yang dikeluarkan dari bunga jantan
pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan dengan
cara penyadapan.
d. Pemupukan
Biasanya setelah melakukan penyiangan, dilanjutkan dengan kegiatan
pemupukan pada tanaman. Pemupukan sebaiknya dilakukan 2kali dalam
setahun. Menurut Maliangkay et.al., (2000) pemberian pupukorganik berupa
kotoran hewan pada bibit aren dapat memberikan pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan bibit aren yang diusahakan.Biaya pemupukan akan
semakin berkurang karena tidak hanya bergantung pada pupuk buatan tetapi
adanya kombinasi antara pupuk buatan dan bahan organik yang memberikan
hasil yang baik. Pemberian pupuk kandang akan memperbaiki sifat fisik dan
kimia dari lahan yangdigunakan serta dosis yang akan diberikan. Takaran
pupuk untuk bibitaren untuk bulan 1 diberikan urea 10 g dan pupuk kandang
250 g, untuk bulan ke 2 sebanyak 10 g urea, dan selanjutnya bulan ke-3
S/Pdipindahkan kelapangan 20 g urea. Khusus untuk umur 1 tahun
danseterusnya pemupukan mengikuti dosis pemberian NPK ( Soleh 2010).
e. Pengendalian Gulma
Gulma atau tumbuhan pengganggu sangat mengganggu pertumbuhan
aren. Oleh karena itu, pengendalian gulma perlu dilakukanterutama di daerah
piringan dan yang melekat pada batang aren.Pengendalian gulma di areal
pertanaman aren adalah pembabatan gulmadi antara tanaman dan
pembersihan gulma di daerah piringan.Pengendalian gulma pada batang aren
menggunakan parang dilakukansecara hati-hati sehingga tidak merusak
batang. Pengendalian gulma inidilakukan secara rutin, yaitu 4 kali dalam
setahun (Permentan 2014).
Hama
Hama Oryctes rhinoceros menyerang pucuk aren danmenggerek
sampai menembus pangkal pelepah daun muda.Jaringan daun muda yang
digerek akan terlihat jelas setelah daun terbuka. Gejala serangannya terlihat
guntingan daun bentuk segitiga. Teknologi pengendalian hama
O. rhinoceros
dilakukan secaraterpadu melalui pemanfaatan musuh alami (
Metarhiziumdan Baculovirus), sanitasi, penggunaan serbuk mimba
dan penggunaaan feromon.
Penyaki
Dari segi penyakit kebanyakan tanaman aren disebabkanoleh
cendawan Helminthosporium. Akibat serangannya daun cepatmengering
sehingga mempengaruhi pertumbuhan bibit. Pada permukaan daun yang
masih muda bagian atas dan bawah daunmuncul bercak-bercak kecil
berwarna hijau mengkilat yangselanjutnya membesar dan berubah warna
menjadi coklat dengan bagian tepi terdapat lingkaran kuning. Penyakit lannya
disebabkanoleh Pestalotiopsis palvarium dan pada pembibitan,
Ceratocyctis paradoxa menyerang pada batang aren dan Fusarium oxysporum
menyerang daun muda yang belum membuka (Soleh 2010).Pengendalian
dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk yangmengandung Chlorine
(KCl, NaCl = garam dapur). Dianjurkanuntuk tidak terlalu banyak
menggunakan pupuk N, karena mudahterserang penyakit bercak daun ini.
g. Panen
Kriteria mayang jantan siap disadap niranya apabila bunga
padamayang jantan mulai mekar (terbuka), dengan teknik
penyadapanadalahsebagai berikut :
Sebelum penyadapan, tangkai mayang bunga jantan diketuk
dandigoyang sekitar 2 minggu, untuk memperlancar keluarnya
nira.
Penyadapan dilakukan dua kali setiap hari yaitu jam 05.00 –
08.00 pagi dan jam 16.00– 18.00 sore hari. Ketebalan mayang
yangdisayat pada setiap kali penyadapan sekitar 1-2 mm.
Penyadapan dilakukan dengan cara yang baik agar mutu nira
dapatdipertahankan, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Wadah penampung nira biasanya digunakan bambu atau jerigen
yang dibersihkan terlebih dahulu dan dikeringkan.Untuk wadah
penampung yang akan dipakai kembalisebaiknya dicuci dengan
nira yang sudah dipanaskan untukmempertahankan mutu nira yang
disadap selanjutnya.
b. Penyadapan nira menggunakan pisau khusus (tidakdigunakan
untuk keperluan lain) dan tajam.
c. Sebelum penyadapan, ke dalam wadah penampungdimasukkan
bahan aditif, antara lain kulit batang manggisatau serat sabut
kelapa sebanyak 10 g per wadah penampung untuk
mempertahankan mutu nira (pH niratidak cepat turun),pH ideal
adalah 5,7– 6,8.
d. Untuk mencegah penurunan pH, maka nira yang disadapsore hari
dipanaskan terlebih dahulu kemudian disimpandalam wadah
penampung. Nira ini akan dimasak bersamadengan nira yang
disadap besok paginya (Permentan 2014).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Terjadinga krisis energi di Indonesia saat ini akibat tipisnya
persediaanenergi fosil sedangkan penggunakan energi yang
semakin meningkat, makamewujudkan energi alternatif terbarukan
adalah salah satu solusinya. Denganini mencari sumber-sumber
bahan baku nabati seperti tanaman aren ini.Melakukan penyadapan
pada bunga jantan tanaman aren yang akanmenghasilkan nira aren.
Nira aren inilah yang nantinya akan dijadikan bioethanol sebagai
bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN).Tanaman aren dijadikan
bahan bioethanol tentu memiliki banyakkeunggulan diantaranya :
bioethanol menggunakan aren hanya memerlukansatu kali
fermentasi, lebih produktif menghasilkan nira dibandingkan
dengantebu dimana produktivitasnya bisa 4-8 kali dibandingkan
tebu dan rendemengulanya 12%, sedangkan tebu rata-rata hanya
7% dan tanaman aren mudahdibudidayakan serta mudah pula
penanganannya.
2. Saran
Sebaiknya sebagai generasi muda saat ini dapat melakukan
penelitianlebih intensif tentang produksi nira aren sebagai bahan bioethanol
danmengembangkannya sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN).
DOKUMENTASI