Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI

“Teori Belajar Asosiasi”

Program Studi D3 Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman Tahun 2021

KELOMPOK 2
1. Zahra Rosalinda (2110035006)
2. Jumalia Oktavia Nur Azizah (2110035008)
3. Dea Tri Regina (2110035010)
4. Annisa Fadila Syahab (2110035009)
5. Lulu Farikha Farid (2110035042)
6. Nurhidayah Addiniyati (2110035024)
7. Faris Daffa Nugraha (2110035007)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini yang berjudul “Teori Belajar Asosiasi” dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap Ibu Ns. Ida Ayu
KS W, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Anak memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan


mengenai Pengertian belajar,Kegiatan belajar (ciri-ciri kegiatan belajar),Teori
Belajar Asosiasi,Faktor yang mempengaruhi belajar,Prinsip belajar efektif, dan
Hukum belajar

Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan baik dari dalam diri kami
sendiri maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT Makalah ini dapat terselesaikan.

Adapun penulisan makalah bertema tokoh “Teori Belajar Asosiasi” ini


dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen,teman-teman


mahasiswa serta pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian
makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Dengan kerendahan hati, kami selaku penulis memohon maaf apabila ada
ketidaksesuaian kalimat dan ketidak sempurnaan makalah ini. Meskipun demikian,
kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………………………...2

Daftar isi ………………………………………………………………………………3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang …………………………………………………………………4-5

1.2 Rumusan masalah …………………………………………………………………6

1. 3 Tujuan makalah …………………………………………………………………6

Bab II Pembahasan

2.1 pengertian belajar …………………………………………………………………7

2.2 Teori Asosiasi ……………………………………………………………………..7

2.3 ciri-ciri belajar …………………………………………………………………..8-9

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran ……………….9-10


2.5 prinsip-prinsip belajar efektif ………………………………………………...10-11

Bab III Penutup

Kesimpulan ………………………………………………………………………….12

Saran …………………………………………………………………………………12

Daftar pustaka …….………………………………………………………………….13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Para ahli psikologi telah banyak melakukan penelitian tentang teori-teori
belajar.
Berbagai teori belajar telah tercipta sebagai hasil kerja keras dari penelitian.Kritikan
terhadap teori teori belajar yang sudah ada dan dirasakan mempunyai kelemahan
selalu dilakukan oleh para ahli. Teori-teori belajar yang baru pun hadir dibelantika
kehidupan, mengisi lembaran sejarah dalam dunia pendidikan.

Terdapat unsur penting dalam definisi pendidikan secara nasional, yaitu usaha
sadar dan terencana, mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang memungkinkan bagi peserta didik untuk aktif mengembangkan potensi yang
dimilikinya, serta membekali serta didik dengan kekuatan spiritual keagamaan,
pengen dalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang
diperlu kan bagi diri, masyarakat, bangsa, dan negara peserta didik. Suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan bagi peserta didik untuk
aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya hanya dapat diwujudkan melalui
proses interaksi yang bersifat edukatif antara dua unsur manusiawi, yaitu peserta didik
sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan peserta
didik sebagai subjek pokoknya.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling terkait satu sama
lain.
Aktifitas belajar peserta didik hanya dimungkinkan berlangsung dalam suatu
proses pembelajaran yang dapat memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar
dengan baik. Sebaliknya, proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik bila
mendapat respon dari peserta didik. Keterkaitan antara belajar dan pembelajaran
tampak pada konsep belajar dan pembelajaran.

Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan kegiatan guru dan siswa


dalam menyelenggarakan program pembelajaran, yaitu rencana kegiatan
yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok yang secara rinci memuat
alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran untuk setiap materi pokok mata pelajaran.

4
Aktivitas proses pembelajaran ditandai dengan terjadinya interaksi edukatif, yaitu
interaksi yang sadar akan tujuan, berakar secara metodologis dari pihak pendi dik
(guru) dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri peserta didik, berproses
secara sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui tahapan-tahapan
yang dicirikan. Dengan karakteristik tertentu. Pertama, melibatkan proses mental
siswa secara mak simal dalam proses pembelajaran. Kedua, membangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus yang diarahkan untuk
memperbaiki dan mening katkan kemampuan berpikir siswa yang pada
gilirannya dapat membantu siswa. Untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri,

Dalam belajar, menurut teori belajar yang terpenting adalah penyesuaian, pertama,
yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat.Belajar yang terpenting
bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh
insight. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukan
sejumlah kesan belajar dengan insight (pengertian) adalah sebagai berikut:
a. Insight tergantung dari kemampuan dasar;
b. Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan (dengan apa yang
dipelajari);
c. Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga
segala aspek yang perlu dapat diamati;
d. Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit;
e. Belajar dengan insight dapat diulangi;
f. Insight dapat digunakan untuk menghadapi situsi yang baru.

Namun, perlu disadari bahwa setiap teori selalu tersimpan kelemahan di balik
kelebihannya. Bagi pemakai teori-teori belajar diharapkan memahami kelemahan dan
kelebihan teori-teori belajar yang ada agar dapat mengusahakan apa yang seharusnya
dilakukan dalam perbuatan belajar.

5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah ini membahas tentang bagaimana proses belajar itu terjadi menurut
pandangan
berbagai teori belajar, pemabahasan makalah ini memiliki beberapa rumusan
masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud belajar dan teori belajar Asosiasi?
2. Bagaimana ciri-ciri kegiatan belajar?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi belajar?
4. Apa saja prinsip belajar efektif?

1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan pembelajaran di atas adalah untuk mengembangkan kemampuan,
membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa dan tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh
hasil belajar dan pengalaman hidup.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian belajar

Di dalam psikologi dan pendidikan , pengertian belajar secara umum


didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan
lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau
membuat perubahan pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia
(Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

Menurut hemat penulis, belajar adalah perubahan sikap sebagai hasil dari belajar
itu. Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak, belajar adalah perubahan struktur mental
individu yang memberikan untuk menunjukkan perubahan perilaku (learning is a
change in a person’s mental structure that provides the capacity to demonstrate
change in behaviour) (Khadijah, 2006:41).

Adapun, Witherington menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan


di dalam diri kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian dan suatu pengertian
(Purwanto, 2004:84).

2.2 Teori Asosiasi

Teori belajar asosiasi disebut juga teori Sarbond, yiatu stimulus(rangsangan),


respon(tanggapan), dan bond( dihubungkan).Rangsangan diciptakan untuk
memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah
asosiasi.
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari
penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.Penyatupaduan bagian-bagian
melahirkan konsep keseluruhan.Misalnya, sepeda.Konsep sepeda diberikan untuk
kendaraan roda dua tanpa mesin bemula dari sekumpulan bagian-bagian yang
dirangkai menjadi satu kesatuan komponen yang bersistem, menurut fungsi, dan
peranannya masing-masing. Bagian-bagian yang membentuk konsep sepeda itu
diantaranya adalah pedal, stang, lonceng, rem, ban luar dan dalam, tempat duduk,
jari-jari, lampu dan rantai. Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat
terkenal, yaitu teori konektionisme dari Thorndike dan teori conditioning dari Ivan P.
Pavlov.

7
a. Teori Konektionisme
Thorndike adalah orang yang mengemukakan teori konektionisme. Dari
penelitiannya dia menyimpulkan respons lepas dari kurungan itu lambat
lain diasosiasikan dengan situasi stimulus dalam belajar coba-coba, triad and
error.Inilah kesimpulan Thorndike terhadap perilaku binatang dalam kurungan. Ada
tiga hukum belajar yang utama dan ini diturunkannya dari hasil-hasil
penelitiannya, ketiganya adalah hukum efek, hukum latihan, dan hukum kesiapan.
1. Hukum efek
Hukum ini menyebutkan bahwa keadaan memuaskan menyusul respons
memperkuat pautan antara stimulus dan tingkah laku.Sedangkan keadaan yang
menjengkelkan memperlemah pautan itu.Thorndike kemudian memperbaiki hukum
efek itu. Sehingga hukuman tidak sama pengaruhnya dengan ganjaran dalam
belajar.

2. Hukum Latihan
Hukum ini menjelaskan keadaan seperti dikatakan pepatah latihan menjadi
sempurna. Dengan kata lain pengalaman yang diulang-ulang akan memperbesar
timbulnya respons (tanggapan) yang benar, akan tetapi pengulangan-pengulangan
yang tidak disertai keadaan yang memuaskan tidak akan meningkatkan belajar.

3. Hukum kesiapan
Hukum ini melukiskan syarat-syarat yang menentukan keadaan yang disebut
memuaskan, atau itu. Secara singkat, pelaksanaan tindakan sebagai respons
terhadap suatu impuls yang kuat menimbulkan kepuasan, sedangkan menghalang-
halangi pelaksanaan tindakan atau memaksanya menimbulkan kejengkelan.

b. Teori conditioning
Teori conditioning menggangap bahwa semua tingkah laku manusia tidak
lain merupakan sebuah hasil dari conditioning, yaitu hasil dari Latihan-
latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap perangsang-perangsang
tertentu yang dialami di dalam kehidupannya.

2.3 ciri-ciri belajar

Ciri umum belajar menurut Aunurrahman adalah sebagai berikut; Pertama,


belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atu
disengaja. Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (Aunurrahman,
2009).

Ciri-ciri belajar menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara diantaranya adalah:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
2. Perubahan perilaku relative permanent.

8
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar
sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan (Wahyuni, 2010).

Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Setidaknya belajar memiliki


ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap
(afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat
disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan,
tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan (Nara, 2010).

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran


Faktor belajar

Dalyono (2007:55-60) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil


belajar sebagai berikut:
1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)
1) Kesehatan
2) Intelegensi dan bakat
3) Minat dan motivasi
4) Cara belajar
2. Faktor eksternal (yang bersal dari luar diri)
1) Keluarga
2) Sekolah
3) Masyarakat
4) Lingkungan sekitar.

Tohirin (2006:127) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi


dua aspek, yakni:

1. Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis meliputi keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang.
Berkaitan dengan ini, kondisi organorgan khusus seperti tingkat kesehatan
pendengaran, penglihatan juga sangat mempengaruhi siswa dalam menyerap
informasi atau pelajaran.
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis meliputi tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, motivasi, perhatian, kematangan dan kesiapan.
Faktor pembelajaran

9
Pembelajaran merupakan aspek yang kompleks dan melibatkan berbagai hal
yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan proses pembelajaran
yang menyenangkan dan kreatif diperlukan berbagai keterampilan. Menurut Mulyasa
(2006:69), ada delapan keterampilan pengajar dalam pembelajaran yang sangat
berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu:

1. Keterampilan bertanya
2. Memberikan penguatan
3. Mengadakan variasi
4. Menjelaskan
5. Membuka dan menutup pelajaran
6. Membimbing diskusi kelompok kecil
7. Mengelola kelas
8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan.

2.5 prinsip-prinsip belajar efektif


belajar efektif artinya bahwa suatu yang dipelajari telah mencapai target
yang ditetapkan dalam rencana.belajar efektif juga berarti pelajaran atau materi
yang depelajari dapat terserap denagan baik dan proses belajar yang terjadi dapat
dilakukan dengan efesien. Untuk itu belajar bisa dikatakan efektif apabila telah
mengandung prinsip-prinsip belajar efektif sebagai berikut:

1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas


dalam proses belajar harus menetapkan suatu tujuan yang jelas, untuk dapat
menetukan arah dan juga tahap-tahap belajar yang harus dilalui dalam
mencapai tujuan belajar tersbut.

2. Proses Belajar akan terjadi bila sesorang dihadapkan pada situasi problematis
Ketika seseorang telah dihadapkan dengan problematis maka ia akan
mengalami sebuah rangsang yang akan mengaharuskannya untuk berpikir dalam
memecahkan masalah yang dialaminya.jadi jika problem yang dihadapi semakin
sulit maka akan semakin keras juga orang tersebut berfikir dalam memechkannya
suatu masalah.

3. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar dengan


hafalan.
Jadi ketika seseorang hanya belajar dengan metode hafalan saja, itu hanya akan
terlihat kemampuan dalam mengingat pelajaran itu saja. Sehingga jika pelajaran
yang dihafalkan berjumlah sangat banyak,ia akan kurang bisa menerapkan dan
mengembangkannya menjadi suatu pemikiran yang baru yang lebih bermanfaat.

4. Belajar merupakan proses yang kontinu


telah diketahui bahwa belajar adalah suatu proses yang tentu saja
memerlukan waktu. Dan ternyata pikiran manusia memiliki keterbatasan dalam
menyerap ilmu dalam jumlah banyak sekaligus.Oleh karena itu, belajar harus
dilakukan secara kontinu dengan jadwal yang teratur dan disesuaikan dengan
jumlah materi yang sesuai dengan kemampuan tiap individu.

5. Belajar memerlukan kemauan yang kuat


Jika ingin berhasil dalam bidang apapun seseorang harus memiliki suatu tekad

10
yang kuat dalam mencapainya. Nah bagaimana membuat hal tersebut dapat
terwujud yaitu dengan kembali ke prinsip yang pertama yaitu seseorang
harus didasari dengan tujuan yang jelas agar dapat memicu seseorang berusaha
dengan bersungguh-sungguh untuk belajar denagn rajin agar apa yang menjadi
tujuannya dapat tercapai.

6. Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara


terbagi-bagi
Jika belajar dilakukan secara keseluruhan, kita akan dapat lebih melihat, dan
mengerti dengan jelas bagaimana unsur-unsur yang merupakan bagian dari
keseluruhan itu berhubungan membentuk satu keseluruhan atau kebulatan. Cara
belajar ini akan memungkinkan seseorang untuk dapat mengerti suatu pelajarn
dengan lebih cepat dan mudah.

7. Proses belajar memerlukan metode yang tepat


Metode belajar yang tepat memungkinkan seseorang dapat menguasai ilmu dengan
lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang
dikeluarkan. Dengan kata lain, metode belajar yang tepat tersebut akan
memungkinkan seseorang belajar lebih efektif dan efesien.
8. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara pengajar dengan murid
Kesesuaian akan mempengaruhi murid, dalam proses belajar, pasalnya ketika
seorang pengajar menerapkan metode pengajaran yang akan membuat murid-
muridnya senang dan bersemangat. Suasana itulah yang akan membuat murid
lebih mudah dalam mempelajari suatu bidang studi sehingga dapat dipastikan hal
tersebut akan mempengaruhi motivasi murid dalam belajar.
9. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangap intisari pelajaran itu
sendiri
Kemampuan menangkap intisari pelajaran, sangat perlu dimiliki seorang
mahasiswa. Karena degan cara seperti itu mahasiswa akan dengan lebih mudah
dalam membuat suatu ringkasan dari semua mata pelajaran yang dipelajari.
Dengan demikian materi yang sangat banyak tadi akan lebih ringkas dan
mudah untuk dipelajari.

11
Bab III
Penutup
Kesimpulan

Teori Asosiasi adalah Konsep sepeda diberikan untuk kendaraan roda dua
tanpa mesin bemula dari sekumpulan bagian-bagian yang dirangkai menjadi satu
kesatuan komponen yang bersistem, menurut fungsi, dan peranannya masing-
masing.

Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori
Konektionisme dari Thorndike dan teori conditioning dari Ivan P. Pavlov. Thorndike
adalah orang yang mengemukakan teori konektionisme. Ada tiga hukum
belajar yang utama dan ini diturunkannya dari hasil-hasil penelitiannya,
ketiganya adalah hukum efek, hukum latihan, dan hukum kesiapan.

Ciri-ciri belajar menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara diantaranya adalah
Tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang
berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

Kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat


pengetahuan , keterampilan , maupun nilai dan sikap . Itu tidak terjadi begitu
saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan
lingkungan.

Prinsip-prinsip belajar efektif belajar efektif artinya bahwa suatu yang


dipelajari telah mencapai target yang ditetapkan dalam rencana.belajar efektif juga
berarti pelajaran atau materi yang depelajari dapat terserap denagan baik dan proses
belajar yang terjadi dapat dilakukan dengan efesien.

Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap calon konselor maupun
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Pengertian belajar,Kegiatan belajar
(ciri-ciri kegiatan belajar),Teori Belajar Asosiasi,Faktor yang mempengaruhi
belajar,Prinsip belajar efektif, dan Hukum belajar . Setiap manusia memiliki
keterbatasan begitupun dengan makalah ini, maka kami mengharapkan dan
menerima kritik dan saran dari dosen serta dari rekan-rekan mahasiswa sebab jalan
menuju kesempurnaan adalah dengan saling memperbaiki. Dengan adanya kritikan

12
serta saran dari pihak yang terkait, maka makalah ini menuju jalan kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dasopang.2017.”Belajar dan pembelajaran”,20.
2. Hanafy.2014.” Konsep Belajar dan Pembelajaran”,14.
3. Syarifuddin.2011.” Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”,24.
4. Yusra,Sugiharto,Sutoyo.2017.”Model Bimbingan Belajar Berbasis Prinsip-
prinsip Belajar dalam Meningkatkan Kemanfaatan Ilmu”,7.
5. Analalaki,Novianti,Saris,Astuti,Aulia.2019.” Teori Pembahasan
Asosiasi”,16.
6. Hakim,Thursan.,2021.”Belajar Secara Efektif”.Indonesia: Niaga Swadaya
BukuKita.com

13

Anda mungkin juga menyukai