Aspek Hukum Bisnis
Aspek Hukum Bisnis
Kontrak Perusahaan.
1. Kontrak perusahaan merupakan sumber pertama kewajiban serta hak serta tanggung jawab
para pihak.
2. Asas kebiasaan berkontrak yaitu pasal 1338 ayat (1) Semua perjanjian yang dibuat secara sah
3. Dalam kontrak perusahaan sering melibatkan pihak ketiga dalam hal penyerahan barang
4. Dalam Yurisprudensi kewajiban dan hak yang telah ditetapkan oleh hakim di pandang dengan
dasar yang adil untuk menyelesaikan sengketa dan hak para pihak
Misalnya yurisprudensi :
Kebiasaan
– Diterima oleh para pihak secara sukarela karena dianggap hal yang lebih dan patut.
– Menuju akibat hukum yang dikehendaki oleh para pihak.
Perjanjian Baku yaitu dimana salah satu pihak telah menuangkan perjanjian tersebut didalam
format formulir.
Pengambilalihan adalah perbuatan hukum atau badan hukum atau orang perorangan
untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat
Jeni-jenis Akuisisi :
Akuisisi Internal yaitu akuisisi terhadap perseoan dalam kelompok atau group sendiri.
Akuisisi Eksternal yaitu akuisisi terhadap perseroan luar atau group sendiri atau terhadap
perseroan dari kelompok lain.
Akuisisi pinansial yaitu akusisi terhadap beberapa perseroan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pinansial memperbaiki kondisi perseroan-perseroan terakuisisi.
Akusisi strategis yaitu akuisisi engan tujuan untuk menciptakan sinergi berdasarkan
pertimbangan angka panjang.
– Akuisisi Horizontal yaitu akuisisi perseroan yang memiliki produk dan jasa yang sejenis
atau pesaing yang memiliki daerah kekuasaan yang sama dengan tujuan untuk memperluas
pasar.
– Akuisisi Vertical yaitu akuisisi terhadap beberapa perseroan yang memiliki produk atau
ketentuan sejenis dengan tujuan untuk mengurangi mata rantai dari hulu sampai ke hilir.
– Akuisisi Komkomerasi yaitu akuisisi bebrapa perseroan yang tidak mempunyai kaitan
bisnis secara langsung dengan bisnis perseroan pengakuisisi dengan tujuan membentuk
Kerugian Akuisisi
1. PERUNDANG-UNDANGAN.
Berdasarkan ketentuan pasal 1319 BW menyatakan bahwa semua perjanjian, baik
bernama maupun tidak bernama tunduk pada ketentuan yang termuat dalam bab ini atau bab
yang yang lalu. Yang dimaksud pada bab ini adalah bab kedua perikatan yang timbul dari
perjanjian, sedangkan yang dimaksud dengan bab yang lalu adalah bab kesatu tentang
perikatan pada umumnya. Kedua bab tersebut terdapat dalam buku III BW yang mengatur
tentang perikatan (verbintenis). Dalam hal ini, BW berkedudukan sebagai hukum umum (lex
generalis).
Dalam ketentuan Pasal 1 KUHD menyatakan bahwa kitab Undang-Undang Hukum
Perdata berlaku juga bagi perjanjian yang diatur di dalam kitab undang-undang ini, sekedar
dalam undang-undang ini tidak diatur secara khusus menyimpang. Dalam hal ini, KUHD
berkedudukan sebagai hukum yang khusus (lex spesialis).
Selain dari pada ketentuan yang masih berlaku di dalam BW dan KUHD, juga sudah
diundangkan banyak sekali undang-undang yang dibuat oleh pembuat undang-undang RI
yang mengatur tentang perusahaan, antara lain mengenai:
1. Perusahaan perindustrian.
2. Perusahaan perdagangan.
3. Perusahaan jasa (pelayanan), dan.
4. Perusahaan pembiayaan.
2. KONTRAK PERUSAHAAN.
Kontrak perusahaan merupakan sumber utama dan kewajiban serta tanggung jawab
pihak-pihak. jika terjadi suatu perselisihan mengenai pemenuhan hak dan kewajiban, pihak-
pihak juga telah sepakat untuk menyelesaikan secara damai. Namun adabila dalam
perselisihan tidak bisa diselesaikan secara damai atau tidak ditemukan kata sepakat, maka
penyelesaian perselisihan tersebut selanjutnya akan diselesaikan melalui pengadilan umum
atau melalui arbitrase sebagaimana secara tegas telah diatur di dalam kontrak.
3. YURISPRUDENSI
Yurisprudensi merupakan salah satu sumber bagi hukum perusahaan yang dapat
diikuti oleh pihak-pihak apabila terjadi sengketa perihal pemenuhan hak dalam suatu
kewajiban tertentu. Di dalam yurisprudensi perihal hak dan kewajiban yang telah ditetapkan
oleh hakim dipandang sebagai dasar yang adil dalam menyelesaikan sengketa hak dan
kewajiban antar para pihak. melalui yurisprudensi, hakim dapat menentukan pendekatan
terhadap sistem hukum yang berlainan, misalnya sistem hukum Anglo Saxon. Dengan
demikian, kekosongan hukum dapat diatasi sehingga adanya perlindungan hukum terutama
bagi kepentingan pihak yang menanamkan modal atau para pengusaha yang berada di
Indonesia.
4. KEBIASAAN.
Kebiasaan dapat menjadi salah satu sumber hukum yang dapat diikuti oleh pengusaha.
Dalam perundang-undangan serta perjanjian tidak semua hal mengenai pemenuhan hak dan
kewajiban itu diatur. Apabila tidak terdapat pengaturannya maka kebiasaan yang berlaku dan
berkembang di dalam kalangan pengusaha dalam menjalankan perusahaan dapat diikuti agar
tercapainya tujuan yang telah disepakati.
Dalam praktiknya kebiasaan yang biasanya dapat diikuti oleh perusahaan itu harus
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Perbuatan yang bersifat keperdataan.
2. Mengenai hak dan kewajiban yang seharusnya dipenuhi.
3. Tidak bertentangan dengan undang-undang atau kepatutan.
4. Diterima oleh pihak-pihak secara sukarela karena dianggap hal yang logis dan patut.
5. Menuju akibat hukum yang dikehendaki oleh pihak-pihak