Makalah KLP 1 - Sistem Endokrin
Makalah KLP 1 - Sistem Endokrin
Kelompok 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II : SISTEM ENDOKRIN” ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang
menyerupai hormon, antara lain :
Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk
mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel
penghasin antibodi.
Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang
aktif, bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah
membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang
pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya
melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan
sal darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah
merah dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam
meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat
disintesis secara luas oleh berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak
berfungsi sebagai organ endokrin.
Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh
hewan ke lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku,
perkembangan, reproduktif. Dan untuk membereikan daya tarik seksual,
menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang
sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
4) Adrenal
Merupakan kelenjar ini berbentuk bola, yang menempel pada bagian
atas ginjal. Kelenjar ini disebut juga kelenjar adrenal atau kelenjar supra
renal. Kelenjar adrenal dapat dibagi menjadi dua bagia, yaitu bagian luar
yang berwarna kekuningan yang bernama korteks, menghasilkan hormone
kortisol, dan bagian tengah (medula), menghasilkan hormon Adrenalin
(epinefrin) dan nor adrenalin (norepinefrin).
5) Pankreas
Pangkreas terletak dibelakang lambung di depan vertebra lumalis I dan
II yang tersusun dari pulau-pulau langerhans yang tersebar di seluruh
pangkreas. Di pulau langerhans inila terdapat sel-sel alfa dan sel-sel beta. Sel
alfa menghasilkan hormon glucagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan
hormone insulin. Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa
dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya
akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini
akan menyebabkan penyakit diabetes.
6) Kelenjar Timus
Terletak di dalam midiastinum di belakan tulang sternum, kelenjar
timus dijumpai pada anak-anak di bawah usia 18 tahun. Kelenjar ini terletak
di dalam toraks kira-kira setinggi percabangan trakea, warnanya kemerah-
merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pa da bayi baru lahir beratnya kira-kira 10
gram, dan ukurannya bertambah pada masa remaja sekitar 30-40 gram.
Kelenjar timus menhasilkan suatu sel imun yang membantu dalam
pertahanan tubuh, selain itu hormon kelenjar timus berperan dalam membatu
pertumbuhan badan.
7) Hormon Kelamin
a) Testis
Testis terdapat pada pria, terletak pada skortum. Di dalam testis
terdapat sel-sel leydig yang akan menghasilkan hormon testoteron. Hormon
testoteron akan menentukan sifat kejantanan misalnya adanya jenggot,
kumis, jakun dan lain-lain, dan mengasilkan sel mani (spermatozoid).
b) Ovarika
kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di
sebelah kiri dan kanan rahi m dan menhasilkan hormon estrogen dan
progesteron (korpus luteum). Hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan
uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya panggul yang besar,
bahu yang sempit dan lain-lain.
2.2 Fisiologi
2.2.1 Struktur Kelenjar Endokrin
Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-
sel khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-
sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
B. Fungsi Hipofise
1. Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik.
2. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar
sasaran sedangkan
3. Hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
4. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung
aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of
gland.
Patofisiologi:
Kelebihan kortisol akan menimbulkan efek inflamasi dan
katabolisme protein serta lemak perifer perifer yang berlebihan
berlebihan untuk mendukung mendukung produksi produksi glukosa
glukosa oleh hati. Mekanisme Mekanisme tersebut tersebut dapat
bergantung kortikotropin (kenaikan kadar kortikotropin plasma
menstimulasi korteks adrenal untuk menghasilkan kortisol secara
berlebihan) atau tidak bergantung kortikotropin (kortisol yang
berlebihan diproduksi oleh korteks adrenal atau diberikan secara
eksogen). Korteks yang berlebihan akan menekan poros hipotalamus-
hipofisis-adrenal dan juga ditemukan pada tumor yang menyekresi
kortikotropin secara ektopik. ra ektopik.
2.4.3.2 Hipertiroidisme
Disebut juga tirotoksikosis Merupakan suatu
ketidakseimbangan metabolisme yang terjadi karena produksi
berlebihan hormon tiroid. Terjadi peningkatan produksi T3 dan T4
Bentuk yang paling umum adalah penyakit Graves, terjadi
meningkatkan produksi hormon tiroksin (T4), pembesaran kelenjar
tiroid (goiter) disebut juga eksoftalmus goiter, bersifat herediter dan
autoimun. Dapat disebabkan penyakit pada tiroid atau penyakit dari
luar tiroid
Patofisiologi:
Adanya gangguan autoimun yang ditandai dengan yang
ditandai dengan produksi autoantibo uksi autoantibodi dalam
kelenjar dalam kelenjar tiroid kemudian menstimulasi reseptor
hormon tiroid. Terjadi peningkatan stimulasi mengakibatkan
pembesaran tiroid menjadi goiter yang menyekresikan hormone tiroid
secara berlebihan
2.4.3.3 Diabetes Mellitus
Keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai
insulin sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang membawa
glukosa darah ke dalam sel-sel dan menyimpannya sebagai glikogen.
Karena insulin mengalami gangguan, berkurangnya hormon insulin
disertai menurunnya efek insulin, maka kadar glukosa darah tidak
terdeteksi sehingga terjadi penumpukan penumpukan glikogen
glikogen dalam darah yang disebut disebut hiperglikemia
hiperglikemia (kenaikan (kenaikan kadar glukosa glukosa serum) yang
menimbulkan gangguan metabolik Kadar glukosa darah yang tinggi
mengganggu sirkulasi dan dapat merusak saraf berakibat nyeri pada
tungkai, kebutaan, gagal ginjal dan kematian Meningkatkan risiko
timbulnya aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah
Ada 3 jenis diabetes mellitus yaitu:
Tipe 1 (DMT1) / IDDM / insulin dependent diabetes mellitus
Disebut diabetes primer, insufisiensi absolut insulin (bergantung
insulin)
Tipe 2 (DMT2) / NIDDM / non-insulin dependent diabetes
mellitus
Disebut diabetes primer, resistensi insulin yang disertai defek
sekresi insulin dengan derajat bervariasi (tidak bergantung
insulin)
Diabetes Gestasional (kehamilan), muncul pada masa hamil
Disebut diabetes sekunder, terjadi karena kelainan hormonal pada
masa kehamilan
Patofisiologi:
Untuk DMT1, adanya faktor genetik dan autoimun disertai faktor
pemicu yakni kemungkinan infeksi virus akan virus akan menimbulkan
produksi autoantib ksi autoantibodi terhadap sel-sel beta sel-sel beta di
pankreas mengakibatkan destruksi sel beta yang menimbulkan penurunan
sekresi insulin dan akhirnya terjadi kekurangan hormon insulin. Defiensi
insulin mengakibatkan keadaan hiperglikemia, peningkatan peningkatan
lipofisis lipofisis (penguraian (penguraian lemak), lemak), dan katabolisme
katabolisme protein. protein. Karakteristik Karakteristik ini terjadi terjadi
ketika sel-sel beta yang mengalami destruksi melebihi 90%
Untuk DMT2, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh satu
atau lebih faktor berikut ini: kerusakan sekresi insulin, produksi glukosa yang
tidak tepat di dalam hati, atau penurunan sensitivitas reseptor insulin
perifer. penurunan sensitivitas reseptor insulin perifer. Faktor genetik
merupakan hal yang signifikan, aktor genetik merupakan hal yang signifikan,
dana witan diabetes dipercepat oleh obesitas serta gaya hidup sedentary
(sering duduk). Sekali lagi, stress tambahan dapat menjadi faktor penting.
Untuk diabetes gestasional, terjadi ketika seorang wanita yang
sebelumnya tidak didiagnosis sebagai penyandang diabetes memperlihatkan
intoleransi glukosa selama kehamilannya. Hal ini dapat terjadi jika hormon-
hormon plasenta melawan balik kerja insulin sehingga timbul resistensi
insulin.
Diabetes kehamilan merupakan faktor risiko yang signifikan bagi
terjadinya diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.
2.5 Farmakologi
2.5.1 ACTH Kortikotropin (ACHTAR)
Dipakai untuk :
2.5.2 Antitiroid
Antitiroid Menghambat sintesis hormon tiroid pada kasus hipertioid. Bermanfaat
untuk hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid.
Obat Dosis:
4. Tiroglobulin (Proloid)
Dwarfisme Gigantisme
OBAT
Penggunaan :
HIPOPARATIROIDISME
HIPERPARATIROIDISME IU/hari
GLUKOKORTIKOID
2.5.6 MINERALOKORTIKOID
I.M:I.V: I.V: 2-30mg 15-240 setiap mg 12 setiap jam 12 jam Obat antiinflamasi
steroid Obat antiinflamasi kuat. steroid antiinflamasi kuat.. Untuk gangguan
alergi akut Untuk : asma, insufisiensi syok, dan depresi, inflamasi Antiinflamasi.
adrenokortikal.
1.Insulin dependen diabetes melitus (IDDM) Terdapat destruksi dari sel beta
pankreas, insulin tidak di produksi.
Insulin adalah suatu protein dan tidak dapat diberikan per-oral karena
sekresi gastrointestinal merusak susunan insulin. Meningkatkan ambilan
glukosa, asam amino, dan asam lemak dan mengubahnya menjadi bahanbahan
yang disimpan dalam sel-sel tubuh. Nilai glukosa darah normal : 60-100 mg/dl
1.Insulin kerja singkat Disebut insulin regular (kristalin) dan merupakan larutan
bening tanpa tambahan bahan untuk memperpanjang kerja insulin. Onset kerja :
½-1 jam. Puncak kerja2-4 jam. Lama kerja 6-8 jam.
2.Insulin kerja sedang Onset kerja : 1-2 jam. Puncak kerja6-12 jam. Lama kerja
18-24 jam.
3.Insulin kerja panjang. Onset kerja : 4-8 jam. Puncakkerja14-20jam. Lama kerja
24-36 jam.
Efek samping :
1. Hipoglikemik jika insulin berlebih. gejala : cemas, gemetar, kulit dingin dan
lembab, dan mungkin mengeluh sakit kepala.
B. NIDDM
Terapi NIDDM : diet, gerak badan, berhenti meroko dan antidiabetik oral.
Antidiabetik oral : merangsang sel-sel beta untuk mensekresikan lebih banyak
insulin. Tujuan terapi : - secara primer di tujukan pada pencegahan jangka
pendek (menormalkan) - Secara sekunder : pencegahan komplikasi penyakit.
O: mula-mula 100-500 2,5-5 mg/hari, dalam bila dosis perlu terbagi dinaikan 2.
setiap Maks minggu 750 mh/hari
O: 3xsehari 500ng atau 2xsehari sampai maksimal 850mg pada 10mg/hari waktu
makan. dalam Dapat dosis terbagi dinaikan 2 dalam waktu 2 minggu sampai
maks. 3xsehari 1 g. 6 12 jjam 10- - 24 jam Sampai 60 jam 10-24 jam 6 12 jam
2.6.2 Hipertiroidisme
3.2. Saran
http://fitriniceidea.blogspot.com/2015/01/makalah-sistem-endokrin.html?m=1