136 853 2 PB
136 853 2 PB
Received: 2021, May 5th Abstrak. Daerah Wombo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala
Accepted: 2021, July 12th Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang diduga
mempunyai potensi mineralisasi bijih. Hal ini diindikasikan dengan adanya
kenampakan permukaan berupa batuan diorit yang telah mengalami alterasi.
Keyword: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik alterasi
Alteration; hidrotermal dan mineralisasi bijih dengan metode penelitian lapangan dan
Chalcopyrite; analisis laboratorium berupa petrografi, XRD dan mineragrafi. Berdasarkan
Covelite; analisis petrografi dan XRD, alterasi hidrotermal dicirikan oleh alterasi
Ore Mineralization; propilitik (klorit-zeolit-kalsit) dan alterasi argilik (illit-kuarsa-kalsit).
Pyrite. Berdasarkan analisis mineragrafi, mineralisasi bijih di daerah penelitian
dicirikan oleh kehadiran pirit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2) dan kovelit (CuS).
Hasil interpretasi menunjukkan bahwa urutan pembentukan mineral bijih
berdasarkan pengamatan tekstur yaitu diawali dengan pirit yang hadir mengisi
Corespondent Email: rekahan-rekahan pada batuan, kalkopirit intergrowth dengan pirit yang
asrafil@untad.ac.id menandakan kalkopirit hadir bersamaan dengan pirit, replacement kovelit
terhadap kalkopirit dan pirit menunjukkan kehadiran kovelit setelah pirit dan
kalkopirit.
How to cite this article:
Abstract. Wombo area, Tanantovea District, Donggala Regency, Central
Rahmaningrum, A.N.N. & A.,
Sulawesi Province is one of the areas suspected have ore mineralization
Asrafil. (2021). Alterasi dan
indication. It is characterized by the surface appearance of altered diorite rocks.
Mineralisasi Bijih Pada
This research aims to identify the characteristics of hydrothermal alteration and
Batuan Diorit di Daerah
ore mineralization by using integrated methods which are field research and
Wombo, Sulawesi Tengah.
laboratory work including petrography, XRD and mineragraphy. Based on
Jurnal Geofisika Eksplorasi,
petrographic and XRD analysis, the hydrothermal alteration is characterized by
7(2), 138-149.
propylitic alteration (chlorite-zeolite-calcite) and argillic alteration (illite-quartz-
calcite). According to mineragraphy analysis, mineralization in the study area is
characterized by the presence of pyrite (FeS2), chalcopyrite (CuFeS2) and covelite
(CuS). The interpretation results show that paragenesis of ore mineral based on
138
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 138-149
© 2021 JGE (Jurnal Geofisika texture observations begins with pyrite filling the fractures in the rock,
Eksplorasi). This article is an open-
intergrowth chalcopyrite with pyrite which indicates chalcopyrite is present along
access article distributed under the
terms and conditions of the Creative with pyrite, replacing covelite against chalcopyrite and pyrite shows the presence
Commons Attribution (CC BY NC) of covelite after pyrite and chalcopyrite.
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pulau Sulawesi memiliki kondisi geologi
yang kompleks, membuat daerah ini kaya akan 2.1. Alterasi Hidrotermal
sumberdaya geologi termasuk mineral logam Alterasi hidrotermal merupakan proses
(Idrus dkk., 2011; Leeuwen & Pieters, 2012; yang kompleks meliputi perubahan secara
Maulana dkk., 2020). Pulau ini seakan dirobek mineralogi, kimia dan tekstur yang dihasilkan
oleh berbagi sesar seperti; sesar Palu-Koro, dari interaksi larutan hidrotermal dengan
sesar Poso, sesar Matano, sesar Walanopo, batuan yang dilaluinya pada kondisi kimia-
sesar Walanae, sesar Gorontalo, sesar batui, fisika tertentu. Proses alterasi akan
sesar Tolo, sesar Makassar dan lain-lain menyebabkan terubahnya mineral primer
(Bachri & Sidarto, 2013). menjadi mineral sekunder yang kemudian
Wombo sebagai daerah studi dalam disebut dengan mineral yang teralterasi
penelitian ini merupakan salah satu daerah (Pirajno, 2009). Hal yang sangat penting
yang dilewati oleh sesar aktif Palu-Koro. dalam mengenali endapan bijih terutama
Adanya sesar Palu-Koro yang aktif berperan endapan magmatik dan hidrotermal adalah
penting dalam pembentukan sesar-sesar minor kehadiran kumpulan mineral tertentu pada
di sekitarnya yang kemudian menjadi jalur batuan yang dilalui oleh larutan hidrotermal
mobilitas fluida hidrotermal menuju ke sebagai respons akibat adanya reaksi antara
permukaan dan menjadi tempat terbentuknya larutan hidrotermal dengan batuan samping.
mineralisasi (Leeuwen & Pieters, 2012). Hasil Kumpulan mineral tersebut hadir dalam
pengukuran orientasi vein baik dipermukaan bentuk zona dan antara zona yang satu dengan
maupun di bawah permukaan untuk wilayah yang lainnya dibatasi dengan adanya kehadiran
sekitar sesar Palu-Koro, umunya diperoleh mineral-mineral khas (Maulana, 2017).
arah vein yang sejajar dengan pola tegangan Klasifikasi tipe alterasi hidrotermal
resional sesar Palu-Koro (Leeuwen & Pieters, berdasarkan kumpulan mineralnya, menurut
2012; Marliani, M, dan Asrafil, 2021; Wajdi et Corbett dan Leach (1998) sebagai berikut.
al., 2011). 1. Tipe Argilik lanjut
Indikasi mineralisasi di daerah studi Dicirikan dengan mineral kunci mineral silika,
ditandai oleh adanya kenampakan alterasi di alunit dan kaolinit. Pa da temperatur tinggi
permukaan pada batuan diorit. Berdasarkan dikit dan pirofilit terbentuk pada pH rendah
latar belakang kondisi tersebut, dilakukanlah (≤4).
studi terkait karakteristik mineralisasi pada 2. Tipe Argilik (argilik intermedit)
batuan diorit di daerah Wombo. Penelitian ini Dicirikan dengan mineral kunci
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteritik smektit, montmorillonit, ilit-smektit
alterasi hidrotermal dan keterdapatan mineral dan kaolinit. Tipe alterasi jenis ini
bijih dalam rangka mengungkap mineralisasi terbentuk pada temperatur rendah, berikisar
yang terjadi pada batuan diorit di daerah 100 hingga 250°C dan umumnya mempunyai
Wombo. pH rendah (sekitar 4-5).
139
Alterasi dan Mineralisasi Bijih Pada Batuan Diorit Rahmaningrum & Asrafil
140
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 138-149
alterasi yang menjadi kunci dalam penentuan Alterasi hidrotermal yang tersingkap pada
tipe alterasi. daerah penelitian seluas 32% dari luas
keseluruhan daerah penelitian, sedangkan 68%
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dari luas keseluruhan daerah penelitian
merupakan daerah yang tidak mengalami
4.1. Alterasi Hidrotermal alterasi (Gambar 1). Kumpulan mineral hasil
Mineral alterasi hidrotermal di daerah analisis XRD menunjukkan bahwa alterasi
penelitian yang diperoleh dari analisis XRD hidrotermal pada daerah penelitian dapat
pada tiga sampel batuan repserentatif yang dikelompokkan menjadi dua tipe alterasi
menunjukkan kehadiran mineral-mineral hidrotermal (Gambar 2) dengan mengacu
ubahan (teralterasi) (Tabel 1). pada klasifikasi Corbett dan Leach (1998),
yaitu:
Tabel 1. Hasil Analisis XRD Sampel Batuan
1. Alterasi Propilitik (klorit-zeolit-kalsit)
Teralterasi
2. Alterasi Argilik (ilit-kuarsa-kalsit)
Sampel Mineral Tipe 4.1.1. Alterasi Propilitik
NWB 1B Kuarsa, Muskovit, Propilitik Tipe alterasi ini hadir paling luas pada
Klorit, Sodalit, batuan yang ada yakni sekitar 31% dari luas
NWB 7 Rutil, Lepidolit Propilitik
keseluruhan daerah penelitian. Alterasi
Kalsit,
propilitik terbentuk oleh campuran dan
NWB 3 Klinoklorit, Argilik
Kuarsa, evolusi fluida pada sistem hidrotermal antara
Leumontit (grup fluida juvenil dan meteorik (Ruppel dkk.,
Zeolit), Albit 2018). Pada singkapan di lapangan, tipe
Kuarsa, Illit, alterasi ini dicirikan dengan warna batuan abu-
Kalsit, Magnetite, abu kehijauan dan berwarna kecoklatan pada
Montmorilonit kondisi lapuk.
141
Alterasi dan Mineralisasi Bijih Pada Batuan Diorit Rahmaningrum & Asrafil
Warna hijau tersebut disebabkan kehadiran (Gambar 4c) terlihat jelas mineral plagioklas
mineral ubahan klorit (Gambar 3). Mineral dan biotit tersebut telah mengalami alterasi
ubahan lain yang hadir adalah zeolit, karbonat, menjadi klorit. Mineral klorit ini terbentuk
kuarsa, adularia, albit dan mineral lempung. karena reaksi antara mineral plagioklas
Berdasarkan pengamatan petrografi, klorit maupun biotit dengan larutan hidrotermal.
hadir berserabut dan sebagai agregat halus, Kalsit hadir sebagai urat. Kalsit merupakan
berukuran 0.5-2.5 mm. Klorit merupakan mineral alterasi dari mineral yang
ubahan mineral yang mengandung Mg/Fe mengandung unsur Ca. Adapun mineral
seperti plagioklas dan biotit, hal ini lempung merupakan hasil alterasi dari dari
ditunjukkan oleh bentuk awal dari mineral mineral-mineral feldspar.
plagioklas (Gambar 4a) dan mineral biotit
142
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 138-149
a b
Gambar 3. Kenampakan singkapan batuan yang mengalami alterasi propilitik pada stasiun
01 (a) dan stasiun 07 (b).
Dari hasil analisis XRD (X-ray Diffraction), albit, mineral laumontit yang termasuk dalam
dijumpai mineral klorit (Gambar 5), mineral grup zeolit (Gambar 6). Mineral laumontit
143
Alterasi dan Mineralisasi Bijih Pada Batuan Diorit Rahmaningrum & Asrafil
terbentuk pada pH netral dengan temperatur 1998; Pirajno, 2009; White & Hedenquist, 1995;
berkisar 150-200°C (Corbett & Leach, 1998). Winter, 2014). Hal yang sama ditemukan di
Kestabilan temperatur dan tekanan yang area sebelah selatan lokasi studi (Poboya),
dimiliki zeolit membuat mineral ini memiliki dimana kumpulan mineral pada alterasi
peranan yang sangat penting pada endapan propilitik dalam sebagai produk dari interaksi
epitermal (Pirajno, 2009). batuan dan fluida hidrotermal yang hampir
Berdasarkan kumpulan mineral alterasi netral dan asam (Syafrizal dkk., 2017).
yang didominasi oleh mineral klorit, zeolit, Beberapa bagian alterasi propilitik
kalsit, adularia dan mineral lempung maka kemungkinan juga telah terbentuk sebelum
kumpulan mineral alerasi ini dapat pengendapan bijih dan mungkin secara
dimasukkan dalam jenis alterasi propilitik genetik tidak berhubungan dengan proses
sesuai dengan klasifikasi dari Corbett dan hidrotermal pembentuk bijih (Evans, 2009).
Leach (1998). Berdasarkan kehadiran Hal ini menjadi alasan mengapa pada zona
kumpulan mineral alterasi menurut pH fluida alterasi propilitik yang ditemui umumnya
hidrotermal menunjukkan indikasi alterasi mempertahankan beberapa tekstur utama dari
fluida yang mendekati pH Normal pada suhu batuan induk (Zar dkk., 2018).
relatif 200 hingga 300°C (Corbett & Leach,
144
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 138-149
145
Alterasi dan Mineralisasi Bijih Pada Batuan Diorit Rahmaningrum & Asrafil
Gambar 9. Sayatan petrografi sampel batuan dari stasiun 03. Pada kenampakan nikol
sejajar (a) dan nikol silang (b) yang tersusun atas mineral lempung (Cly), urat kalsit
(Cal), mineral kuarsa (Qtz) dan mineral opak (Opq).
Gambar 10. Urat kalsit (a) dan urat kuarsa (b) dengan tekstur crustiform.
146
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 138-149
147
Alterasi dan Mineralisasi Bijih Pada Batuan Diorit Rahmaningrum & Asrafil
Kemudian terjadi pengkayaan supergen yang ini terjadi di bawah muka air tanah yaitu pada
ditandai dengan hadirnya kovelit yang zona supergen (Jensen & Bateman, 1981).
mengganti (replacement) sebagian kalkopirit Kisaran temperatur mineralisasi supergen,
dan pirit. Penggantian kalkopirit dan pirit kurang dari 150°C (Lawless dkk., 1998).
(sulfida primer) oleh kovelit (sulfida supergen)
c d
148
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 07 (02) 2021, 138-149
149