Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Internasional Standard Auditing (ISA) / Standar Akuntansi (SA)

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan pedoman bagi pekerjaan
auditor di Indonesia merupakan hasil pengembangan berkelanjutan yang telah dimulai sejak
tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam
organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan
Akuntan. Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma Pemeriksaan
Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang dikembangkan pada
saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan historis.

Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di awal dekade tahun 90-an, kemudian
menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan
historis, jasa atestasi, serta jasa akuntansi dan review. Disamping itu, tuntutan kebutuhan untuk
menjadikan organisasi profesi akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang
dihasilkan bagi masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi akuntan publik terhadap
berbagai tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting yang dibuat oleh IAI pada
pertengahan tahun 1994, yaitu : perubahan nama dari Komite Norma Pemeriksaan Akuntan ke
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, dan perubahan nama standar yang dihasilkan dari
Norma Pemeriksaan Akuntan ke Standar Profesional Akuntan Publik.

Penerbitan SPAP per 1 Agustus 1994 seiring dengan perubahan nama standar dari Norma
Pemeriksaan Akuntan ke Standar Profesional Akuntan Publik sumber acuan utamanya adalah
dari American Institute of Certified Public Accountant Professional Standards (AICPA
Professional Standards). Untuk merespon kebutuhan profesi akuntan publik seiring pertumbuhan
ekonomi dan bisnis di Indonesia serta perubahan-perubahan radikal yang terjadi di lingkungan
bisnis, dalam kurun waktu 1994-1997 Dewan SPAP telah menerbitkan berbagai standar.
Selanjutnya, dalam kurun waktu 1997-2000 Dewan SPAP juga menerbitkan berbagai interpretasi
standar untuk merespon kebutuhan profesi akuntan publik dalam menghadapi krisis ekonomi dan
bisnis yang saat itu dialami oleh Indonesia. Dari pengalaman masa lalu dan antisipasi tren
perubahan pasca krisis ekonomi Indonesia serta memperhatikan perubahan pesat yang terjadi
di AICPA Professional Standards sebagai sumber acuan SPAP, Dewan SPAP selama tahun 1999
melakukan perombakan besar atas SPAP per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku
yang diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. SPAP per 1 Januari
2001 tersebut adalah merupakan kodifikasi SPAP terakhir yang masih berlaku sampai dengan
saat ini, dengan sedikit penambahan berupa interpretasi-interpretasi yang diterbitkan dari tahun
2001 sampai dengan 2008. Penambahan terakhir dilakukan pada bulan Februari 2008 dengan
penerbitan Pernyataan Beragam (Omnibus Statement)

Pada tahun 2004, melalui Konvensi Nasional Akuntan Indonesia telah diputuskan bahwa
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akan melakukan adopsi sepenuhnya (full adoption) International
Auditing and Assurance Standards (ISA) yang dikeluarkan oleh International Auditng Practices
Committee (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IFAC adalah organisasi
profesi akuntansi sedunai, dengan 163 organisasi anggota di 120 negara, yang mewakili lebih
dari 2,5 juta akuntan di seluruh dunia. Dengan dilakukannya adopsi ISA, maka ISA akan
menggantikan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sekarang berlaku yang sebagian
besar isinya diadopsi dari AICPA Professional Standards tahun 1998. Langkah full
adoption tersebut ditempuh untuk memenuhi tuntutan pesatnya perkembangan dunia usaha dan
bisnis yang berimbas pada bidang akuntansi dan auditing. Selain itu, IAI yang telah menjadi full
members dari International Federation of Accountant (IFAC), mempunyai kewajiban untuk
mematuhi dan memenuhi butir-butir Statement of Membership Obligation (SMO) yang salah
satu diantaranya adalah bahwa semua anggota IFAC diwajibkan untuk tunduk kepada semua
standar dan pernyataan lain yang dikeluarkan oleh International Auditing and Assurance
Standards Board (IAASB).

Ada 7 kewajiban anggota IFAC yang disebut dalam SMO dan 5 dari 7 tersebut masuk
“wilayah IAPI”, yakni:

 SMO 1 – Membuat dan memublikasi standar pengendalian mutu dan petunjuk bagi
KAP untuk mengimplementasikan sistem pengendalian mutu sesuai International
Standard on Quality Control (ISQC).

 SMO 2 – Berkenaan dengan standar pendidikan bagi akuntan profesional, petunjuk


mengenai pendidikan bagi akuntan profesional, dan terbitan mengenai pendidikan
bagi akuntan profesional.

 SMO 3 – Berkenaan dengan standar pengendalian mutu, auditing, and asurans untuk
anggota IAPI.

 SMO 4 – Berkenaan dengan kode etik dan pernyataan lainnya yang diterbitkan oleh
the Ethis Committee of IFAC.

 SMO 6 – Berkenaan dengan investigasi dan penjatuhan sanksi dalam pelanggaran


perilaku, termasuk tetapi tidak terbatas pasa, pelanggaran standar dan ketentuan
profesional oleh anggota, dan jika diatur dalam ketentuan perundang-undangan, oleh
KAP.

Adopsi ISA melalui revisi SPAP oleh IAPI adalah dalam rangka menjalankan amanah
UU No 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Adopsi ISA ini juga untuk merespon rekomendasi
dari World Bank, sekaligus sebagai wujud pelaksanaan komitmen Indonesia sebagai salah satu
anggota dari G-20 yang mendorong setiap anggotanya untuk menggunakan standar profesi
internasional. Adopsi ISA dilakukan dengan melakukan revisi terhadap Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang selama ini digunakan acuan Akuntan Publik dalam memberikan
jasanya. Harapan penerapan ISA ini melalui profesi Akuntan Publik di Indonesia pada saat
memberikan jasa asurans maupun non asurans akan meningkatkan kepercayaan investor global
terhadap kualitas informasi keuangan di Indonesia. Adopsi ISA merupakan bagian dari
globalisasi perekonomian, termasuk globalisasi pasar uang dan pasar modal.

Proses audit berbasis ISA merupakan proses audit berbasis risiko yang mengandung tiga
langkah kunci seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tahap Penjelasan
Risk Assessment Penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji material dalam laporan
keuangan
Risk Response Merancang dan melaksanakan prosedur audit
selanjutnya untuk menanggapi risiko salah saji
material pada tingkat laporan keuangan dan asersi

Reporting Merumuskan pendapat berdasarkan bukti yang


diperoleh ; membuat dan menerbitkan laporan
yang tepat sesuai kesimpulan audit

1. Risk Assessment

 Partner dan Tim inti audit terlibat aktif dalam audit plan.

 Skeptisisme Profesional dalam upaya mencapai asurans yang layak

 Rencanakan auditnya mencakup waktu dalam audit plan akan memastikan tujuan audit
dipenuhi.

 Diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutan

 Fokus identifikasi risiko yang relevan

 Evaluasi cerdas tanggapan manajemen atas risiko

 Profesional Judgment dalam penerimaan klien, develop audit strategy, materiality,


develop analytic procedure dan pertimbangan audit khusus yang diperlukan.

2. Risk Response

 Uji Pengendalian/ test of controls

 Prosedur Analitikal Substantif

 Pendadakan/ Upredictable examination

 Management Override

 Significant Risks

3. Reporting

Jika semua prosedur sudah dilaksanakan dan kesimpulan dicapai, maka:

 Temuan audit dilaporkan kepada manajemen dan TCWG


 Opini audit dirumuskan dan keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan
auditor dibuat.

International Standards on Audit (ISA) atau Standar Audit


200-299 Prinsip-prinsip umum dan tanggung jawab 700-720 Kesimpulan audit dan pelaporan
ISA/SA 200 Tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan ISA/SA 700 Perumusan suatu opini dan pelaporan
suatu audit berdasarkan standar perikatan audit atas laporan keuangan
ISA/SA 210 Persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit ISA/SA 705 Modifikasi terhadap opini dalam
laporan auditor independen
ISA/SA 220 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan ISA/SA 706 Paragraf penekanan suatu hal dan paragraf
keuangan hal lain dalam laporan auditor independen
ISA/SA 230 Dokumentasi audit ISA/SA 710 Informasi komparatif-angka korespondensi
dan laporam keuangan komparatif
ISA/SA 240 Tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan ISA/SA 720 Tanggung jawab auditor atas informasi lain
dalam suatu audit atas laporan keuangan dalam dokumen yang berisi laporan
ISA/SA 250 Pertimbangan atas peraturan perundang-undangan keuangan auditan
dalam audit laporan keuangan
ISA/SA 260 Komunikasi dengan pihak yang bertanggung 500 - 580 Bukti audit
jawab atas tata kelola
ISA/SA 265 Pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian ISA/SA 500 Bukti Audit
internal kepada pihak yang bertanggung
ISA/SA 501 Bukti audit – pertimbangan spesifik atas
unsur pilihan
300-450 Penilaian risiko dan respons terhadap risiko ISA/SA 505 Konfirmasi eksternal
yang telah dinilai
ISA/SA 300 Perencanaan suatu audit atas laporan ISA/SA 510 Perikatan audit tahun pertama – saldo
keuangan awal
ISA/SA 315 Pengindentifikasian dan penilaian risiko ISA/SA 520 Prosedur analistis
salah saji material melalui pemahaman
atas entitas dan lingkungannya
ISA/SA 320 Materialitas dalam perencanaan dan ISA/SA 530 Sampling audit
pelaksanaan audit
ISA/SA 330 Respons auditor terhadap risiko yang telah ISA/SA 540 Audit atas estimsai akuntansi,
dinilai termasuk estimasi akuntansi nilai wajar,
dan pengungkapan yang bersangkutan
ISA/SA 402 Pertimbangan audit terkait dengan entitas ISA/SA 550 Pihak berelasi
yang menggunakan suatu organisasi jasa
ISA/SA 450 Pengevaluasian atas salah saji yang ISA/SA 560 Peristiwa kemudian
diidentifikasi selama audit ISA/SA 570 Kelangsungan usaha

600-620 Penggunaan pekerjaan pihak lain ISA/SA 580 Representasi tertulis


ISA/SA 600 Pertimbangan khusus-audit atas laporan
keuangan grup termasuk pekerjaan auditor 800-810 Area-area khusus
komponen ISA/SA 800 Pertimbangan khusus-audit atas laporan
ISA/SA 610 Penggunaan pekerjaan auditor internal keuangan yang disusun sesaui dengan
ISA/SA 620 Penggunaan pekerjaan seorang pakar auditor kerangka bertujuan khusus
ISA/SA 805 Pertimbangan khusus-audit atas laporan
keuangan tunggal dan unsur, akun
atau pos spesifik dalam suatu laporan
keuangan
ISA/SA 810 Perikatan untuk melaporkan ikhtisar
laporan keuangan

Perkembangan ISA/SA:

Standar Audit merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing
terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA).
PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan
Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh
IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA.

IPSA berguna untuk memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam
penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perluasan lebih
lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh anggota
IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar
pelaporan beserta interpretasinya.

1. Standar Umum

 audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki
kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

 auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang
berhubungan dengan audit

 auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit dan


menyusun laporan

2. Standar Pekerjaan Lapangan

 auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten
sebagaimana mestinya

 auditor harus mempunyai pemahaman yang cukup mengenai entitas serta


lingkunganya, termasuk pengendalian internal untuk menilai resiko salah saji yang
signifikan dalam laporan keuagan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta luas
prosedur audit selanjutnya

 auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat yang menyangkut
laporan keuangan yang diaudit

3. Standar Pelaporan

 auditor harus menyatakan dalam laporan audit apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum
 auditor harus mengidentifikasi dalam lapran auditor mengenai keadaan dimana
prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika
dikaitkan dengan seperti sebelumnya

 jika auditor menerapkan bahwa pengungkapan yang informatif belum memadai


maka, auditor harus menyatakanya dalam laporan auditor

 auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan

ISA/SA 200

No. Deskripsi SA baru SA yang ada


1. Tujuan Memperoleh keyakinan Untuk menyatakan pendapat
Audit memadai tentang apakah tentang kewajaran, dalam semua
laporan keuangan sebagai hal yang material, posisi
suatu keseluruhan bebas dari keuangan, hasil usaha, perubahan
salah saji material, baik yang ekuitas, dan arus kas sesuai
disebabkan oleh kecurangan dengan Standar Akuntansi
maupun kesalahan, dan oleh Keuangan di Indonesia.
karena itu memungkinkan
auditor untuk menyatakan
opini atas apakah laporan
keuangan disusun, dalam
semua hal yang material,
seusai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang
berlaku; dan menerbitkan
laporan tentang laporan
keuangan dan
mengkomunikasikannya
berdasarkan temuan auditor.

ISA/SA 210

No. Deskripsi SA baru SA yang ada


1. Prakondisi untuk suatu Diatur secara jelas dan Tidak diungkapkan
audit detail. secara detail dan jelas.

2. Kerangka pelaporan Pencantuman dalam Diatur dalam SA 623


keuangan yang ketentuan perikatan audit “Laporan Khusus”.
ditentukan oleh bahwa Selain ada paragraf
peraturan perundang- Penekanan Suatu Hal,
I. Laporan auditor atas ada paragraf ke 3,
undangan sebelum opini yang :
LK akan menyatakan basis
menambahkan penyajian dan mengacu
paragraf penekanan ke catatan atas laporan
suatu hal, untuk keuangan yang
menarik perhatian menjelaskan basis
pemakai LK tersebut,
terhadap
pengungkapan
tambahan (SA 706)

II. Kecuali jika auditor


disyaratkan oleh
peraturan
perundang-undangan
untuk menyatakan
opininya atas
laporan keuangan
dengan
menggunakan frasa
“menyajikan secara
wajar, dalam semua
hal yang material,”
sesuai dengan
kerangka pelaporan
keuangan yang
berlaku, opini
auditor tidak perlu
memasukkan frasa
tersebut.

ISA/SA 220

No. Deskripsi SA baru SA yang ada


1. Mengatur tanggung jawab Diterapkan oleh setiap KAP
tertentu auditor dalam
pada semua jasa audit, atestasi,
memperhatikan Prosedur
akuntansi dan revivu, dan
Pengendalian Mutu untuk konsultasi yang standarnya
audit atas laporan keuangan telah ditetapkan oleh IAPI
dalam SPAP
2. Tanggung SPM 1 mengatur tanggung KAP dapat menetapkan
jawab atas mutu jawab firm untuk menetapkan tanggung jawab kepada
audit dan memelihara sistem personelnya agar dapat
pengendalian mutu perikatan melaksanakan kebijakan dan
audit prosedur pengendalian
mutunya secara efektif
3. Tanggung Rekan perikatan harus Tidak diatur secara detail
jawab bertanggung jawab atas
kepemimpinan keseluruhan mutu setiap
atas mutu audit perikatan audit yang
ditugaskan kepada rekan ybs
4. Konsultasi Auditor harus memasukkan Tidak diatur secara jelas
dalam dokumentasi audit: sifat keharusan dokumentasi atas
dan ruang lingkup, serta konsultasi. SPM menyatakan:
kesimpulan yang ditarik dari, KAP harus merumuskan
konsultasi yang dilakukan kebijakan dan prosedur
selama pelaksanaan perikatan pengendalian mutu mengenai
audit konsultasi

ISA/SA 230

No. Deskripsi SA baru SA yang ada


1. Dokumentasi Diatur sebagai topik tersendiri
Tidak diatur sebagai topik
audit tersendiri, tetapi tersebar pada
berbagai SA sesuai dengan
prosedur audit masing-masing
SA
2. Folder audit Disebutkan secara khusus dan Tidak disebutkan secara
final detail. Harus diselesaikan tidak khusus
lebih dari 60 hari setelah
tanggal laporan auditor
3. Batas waktu Pada umumnya tidak boleh Tidak disebutkan secara
penyimpanan kurang dari 5 tahun sejak khusus batas waktu
tanggal yang lebih akhir dari: penuimpanan. SA 339: Auditor
harus menerapakan prosedur
Laporan auditor atas laporan memadai untuk menjaga
keuangan entitas, atau keamanan kertas kerja dan
harus menyimpannya dalam
Laporan auditor atas laporan periode yang dapat memnuhi
keuangan Konsolidasian kebutuhan praktiknya, dan
Entitas dan Entitas Anak ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku mengenai
penyimpanan dokumen

ISA/SA

Kesulitan dalam perkembangan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai