Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERKULIAHAN KEDUA

Nama : MEISI YULIA PUTRI


NIM : 21130070
Prodi : TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
HP/WA : 082268920197
E-mail : meisiyuliaputri@gmail.com

Pertanyaan:
1. Jelaskan manfaat agama bagi manusia!
2. Kenapa dikatakan islam sebagai agama yang lengkap dan seimbang?
3. Bagaimanakah sikap saudara apabila berhadapan dengan orang yang berbeda
keyakinan?
4. Jelaskan pemahaman saudara terkait dengan islam sebagai agama Rahmatan Lil
Alamin!

JAWAB:

1. Jelaskan manfaat agama bagi manusia!

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah ajaran atau sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang disertai dengan tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dengan manusia lainnya atau pun dengan lingkungannya.Sedangkan menurut
etimologi, istilah agama merujuk dari bahasa Sanskerta, yaitu "a" yang artinya tidak,
dan "gama" yang berarti kacau. Maka agama memiliki arti tidak kacau, atau teratur.
Maka dari itu, agama dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan aturan yang
mengarahkan manusia pada arah dan tujuan yang baik dan benar.

Fungsi Agama

Dalam proses kehidupan, agama memiliki fungsi-fungsi penting yang berperan dalam
kehidupan seseorang. Dalam Jurnal Tarbiyah Al-Awlad yang berjudul "Agama dan
Pengaruhnya dalam Kehidupan", menyebutkan fungsi agama yaitu:
 Edukatif
Fungsi agama yang pertama adalah fungsi edukatif. Para penganut agama berpendapat
bahwa ajaran agama mereka memberikan ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran agama
secara yuridis, berfungsi untuk menyuruh dan melarang seseorang bertindak. Kedua
unsur suruh dan larangan ini mempunyai latar belakang untuk mengarahkan seseorang
agar para penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran
agama masing-masing.

 Penyelamat
Fungsi agama yang kedua yaitu fungsi penyelamat. Setiap orang pasti menginginkan
dirinya selamat di mana pun berada. Agama hadir dengan membawa keselamatan
tersebut. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi keselamatan di dua alam,
yaitu di dunia dan akhirat. Tapi untuk mendapatkan keselamatan tersebut, agama
mengajarkan para penganutnya melalui pengenalan kepada masalah sakral, berupa
keimanan kepada Tuhan.

 Pendamai
Fungsi agama yang ketiga adalah sebagai pendamai. Dengan agama, seseorang yang
bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa
berdosa dan rasa bersalah yang ada pada dirinya akan segera menjadi hilang dari
batinnya, ketika seorang pelanggar tersebut telah menebus dosanya dengan cara tobat,
pensucian, ataupun penebusan dosa.

 Sosial Kontrol
Fungsi agama yang keempat yaitu sebagai sosial kontrol. Para penganut agama akan
terikat batinnya pada ajaran agama yang dipeluknya, baik secara pribadi maupun
secara kelompok. Oleh penganutnya, ajaran agama tersebut dianggap sebagai
pengawasan sosial secara individu maupun kelompok.

2. Kenapa dikatakan islam sebagai agama yang lengkap dan seimbang?

Islam dikatakan lengkap karena Islam memuat konteks "Syamil Mutakamil"


(Islam mengurus segala tata peraturan yang ada di dunia maupun di akhirat dengan
sangat konkret) yang membagi ajarannya menjadi beberapa cabang misalnya akidah,
akhlak, muamalah, syariah, tarikh, dan lain sebagainya. Islam dikatakan seimbang
karena Islam memuat konteks "At-Tawazun" (Islam mengurusi tata peraturan
mengenai kepentingan insan pribadi maupun kepentingan insan yang bersifat
universal). Islam selalu bersifat Al 'Adalah (adil) kepada setiap kasus yang dialami
manusia.
Islam adalah agama penyempurna, agama Allah, panggilan Allah, rumah yang
resmi dibangun oleh Allah, Islam adalah shirathal mustaqim (jalan yang lurus), dan
Islam adalah tali yang menghubungkan manusia dengan Allah. Dalam ajaran
umatnya, Islam dipercaya sebagai agama Rabbaniyah yaitu agama yang langsung
bersumber dari Allah, tuhan semesta alam.

Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Islam dinyatakan sebagai agama


penyermpurna. Berikut ayatnya : "Pada hari ini TeIah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan TeIah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan TeIah Ku-ridhai Islam
itu menjadi agama bagimu" (Surat Al-Maidah ayat 3)

Islam memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Rabbaniyah (murni dari Allah)


 Insaniyah 'Alamiyah (Diperuntukan bagi seluruh manusia baik yang beragama
Islam maupun tidak)
 Syamil Mutakamil (Islam itu ibarat mie instan dengan paket lengkap, terdiri
dari bumbu cabai, penyedap, kecap, kriuk-kriuk, dan minyak lezat)
 Al-Basathah (Islam bersifat luwes terhadap segala perubahan, selagi masih
sesuai dengan ajaran)
 Al 'Adalah (Islam adalah agama yang adil)
 Al-Tawazun (Islam adalah agama yang mampu menyeimbangkan dirikan atas
segala urusan, baik urusan kecil maupum yang besar).

3. Bagaimanakah sikap saudara apabila berhadapan dengan orang yang berbeda


keyakinan?

Sikap saya terhadap orang yang berbeda pendapat juga keyakinan dengan saya adalah
MENGHARGAI dan MENGHORMATI pendapat serta keyakinan mereka dengan
cara tidak memaksakan pendapat saya dan tidak pula mencampuri urusan ibadah yang
ia lakukan kepada Tuhan yang ia yakini.

Perbedaan adalah SUNNATULLAH, yang artinya adalah bagian dari Hukum


Allah SWT, ketetapan-Nya yang tak bisa diubah lagi oleh manusia. Adapun sebagai
muslim yang baik maka kita wajib meyakini bahwa segala ketetapan Allah SWT
selalu ada hikmah atau pelajaran baik di baliknya termasuk perbedaan yang ditetapkan
Allah SWT atas manusia.
Dengan memandang perbedaan pendapat atau keyakinan sebagai sunnatullah maka
manusia pun wajib menghormati dan menghargai perbedaan yang ada sesuai dengan
yang dimaksudkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Terhadap perbedaan pendapat, kita berhak mempertahankan pemikiran kita dan


demikian pula orang lain. Tidak boleh ada pemaksaan atas pendapat tersebut. Adapun
terhadap perbedaan keyakinan, dalam Surah Al-Kafirun secara tegas Allah SWT
berfirman bahwa tidak ada campur baur antara agama yang satu dengan agama yang
lain. Dengan demikian, penghargaan dan penghormatan atas kepercayaan lain
dilaksanakan dengan cara tidak saling mencampuri aapalagi mengganggu peribadatan
orang lain.

Penghargaan terhadap perbedaan keyakinan ini dicontohkan langsung Rasulullah


SAW saat memimpin Madinah yang masyarakatnya majemuk termasuk dalam hal
agama. Bahkan dalam peperangan pun, Rasulullah SAW melarang keras
menghancurkan rumah ibadah atau mengganggu umat yang sedang menjalankan
ibadahnya.

4. Jelaskan pemahaman saudara terkait dengan islam sebagai agama Rahmatan Lil
Alamin!

Ajaran Islam Rahmatan Lil’alamin sebenarnya bukan hal baru, basisnya sudah
kuat di dalam al-Qur’an dan al-Hadits, bahkan telah banyak diimplementasikan dalam
sejarah Islam, baik pada abad klasik maupun pada abad pertengahan. Secara
etimologis, Islam berarti “damai”, sedangkan rahmatan lil ‘alamin berarti “kasih
sayang bagi semesta alam”. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil’alamin
adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.

Rahmatan lil’alamin adalah istilah qur’ani dan istilah itu sudah terdapat dalam Al-
Qur’an , yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 107: ”Dan
tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam
(rahmatan liralamin)”.

Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar dengan
sendirinya akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk
seluruh alam. Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua ;
rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam
konteks rahman adalah bersifat amma kulla syak, meliputi segala hal, sehingga orang-
orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan.

Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam. Jadi rahim
itu adalah khoshshun lil muslimin. Apabila Islam dilakukan secara benar, maka
rahman dan rahim Allah akan turun semuanya. Dengan demikian berlaku hukum
sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim kalau mereka melakukan hal-hal yang
diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan mendapatkanya. Kendatipun mereka
orang Islam, tetapi tidak melakukan ikhtiar kerahmanan, maka mereka tidak akan
mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, kurnia rahman ini berlaku hukum
kompetitif. Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka
mereka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang melakukan
ikhtiar kerahmanan adalah non-muslim, maka mereka akan mendapatkan
kemakmuran secara ekonomi. Karena dalam hal ini mereka mendapat sifat
kerahmanan Allah yang berlaku universal (amma kulla syak).

Sedangkan hak atas syurga ada pada sifat rahimnya Allah Swt, maka yang mendapat
kerahiman ini adalah orang mukminin. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan
bahwa rahmatan lil’alamin adalah bersatunya karunia Allah yang terlingkup di dalam
kerahiman dan kerahmanan Allah.

Dalam konteks Islam rahmatan lil’alamin, Islam telah mengatur tata hubungan
menyangkut aspek teologis, ritual, sosial, dan humanitas. Dalam segi teologis, Islam
memberi rumusan tegas yang harus diyakini oleh setiap pemeluknya, tetapi hal ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa non-muslim memeluk agama Islam (Laa
Ikrooha Fiddiin). Begitu halnya dalam tataran ritual yang memang sudah ditentukan
operasionalnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunah.

Namun dalam konteks kehidupan sosial, Islam sesungguhnya hanya berbicara


mengenai ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilarnya saja, yang penerjemahan
operasionalnya secara detail dan komprehensif tergantung pada kesepakatan dan
pemahaman masing-masing komunitas, yang tentu memiliki keunikan berdasarkan
keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai