Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Kanker adalah beragam penyakit yang sama-sama memiliki gambaran kekacauan
pengendalian pertumbuhan. Beberapa kanker seperti Limfoma Hodkgin, dapat disembuhkan,
sementara yang lain, misalnya kanker pancreas, memperlihatkan angka kematian yang sangat
tinggi. Satu-satunya harapan untuk mengendalikan kanker terletak pada mempelajari lebih
banyak tentang kausa dan patogenesisnya, dan telah banyak dilakukan upaya untuk memahami
kausa dan dasar molecular kanker.
Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma. Sedangkan dalam klinik
istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan,
pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, calor,
dolor, tumor, fungsio laesa) atau perdarahan, dan sebagainya.
Neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel yang tidak normal. Regenerasi epitel dan
pembentukan jaringan granulasi juga merupakan kumpulan sel baru yang sedang tumbuh. Tetapi
bukan neoplasma karena pertumbuhannya sesuai dengan jalannya pertumbuhan sel normal.
Seperti diketahui sel itu mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembangbiak.
Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma, sedangkan berkembang biak bergantung kepada
aktivitas intinya. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energy
digunakan untuk berkembang biak.
Seperti diketahui sitoplasma itu terdiri atas 3 bagian terpenting yaitu :
1.      Partikel-partikel besar atau mitochonrdria
2.      Partikel-partikel kecil atau mikrosom = ergastoplasma = endoplasmic reticulum
3.      Zat-zat yang terlarut.
Pada tumor-tumor eksperimentil mitochondria sangat berkurang jumlahnya, kadang-
kadang hanya ¼ dari jumlah normal, besarnya tidak sama, kristanya tidak teratur dan sering
menunjukkan degenerasi. Karena itu enzim-enzim yang diperlukan untuk fungsi sel juga sangat
berkurang. Ergastoplasma ialah saluran-saluran dengan pelebaran-pelebaran, cistern-cisterna dan
vesikel- esikel yang mengandung ribosomal RNA di permukaannya untuk pembuatan asam-asam

1
amino. Pada neoplasma vesikel-vesikel melebar dan berkurang jumlahnya. Ini menunjukkan
bahwa ergatoplasma fungsi-fungsinya berkurang atau hilang sama sekali.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari neoplasma?
2. Apa saja jenis-jenis neoplasma?
3. Bagaiamana peroses neoplasma?
4. Apa saja Klasifikasi Neoplasma?
5. Apa neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita?

C.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.   Untuk memahami pengertian tentang neoplasma?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis neoplasma?
3. Untuk mengetahui peroses neoplasma?
4. Untuk mengetahui klasifikasi neoplasma?
5. Untuk mengetehui neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Neoplasma

Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak


terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus-menerus meskipun rangsang yang
menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi, oleh karena mereka
terus-menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang
yang memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang
mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak
ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.

Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah. Neoplasma bersifat
otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa
neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.

B. Macam-macam Neoplasma.

1.    Nonneoplasma (biasanya akibat bekas dari infeksi ataupun trauma)


2.    Neoplasma (tumor)
3.    Kista
4.    Hipertrofi
5.    Ganas/maligna (kanker)
6.    Karsinoma sarkoma
7.    Benigna
8.    Radang

3
a.    Atas dasar sifat biologik tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak (tumor
jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas
yang disebut “intermediate”.
 Tumor jinak atau beligna
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai (kapsul), tidak tumbuh
infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada
tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna
kecuali yang mensekresi horrmon atau yang terletak pada tempat yang sangat penting,
misalnya di sumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplegia atau pada saraf
otak yang menekan jaringan otak.
 Tumor ganas atau maligna
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan sekitarnya.
Disamping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah dan
dapat menimbulkan kematian.
 Tumor intermediate
Di antara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive local
tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang agresif local
atau tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
b.    Atas dasar sel atau jaringan
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar jaringan dasar sel tumor yaitu
 Berasal dari sel totipoten
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh. Sebagai
contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering ditemui pada gonad
yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal.
 Berasal dari sel embrional pluripoten
Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan
membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai contoh ialah tumor sel embrional
pluripoten yang berasal dari anak ginjal, disebut nefroblastoma, sering berdeferensiasi ke
dalam struktur yang menyerupai tubulus ginajal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang

4
rawan atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya dapat terdapat pada retinoblastoma,
hepatoblastoma, embrional rhabdomisarcoma.
 Berasal dari sel yang berdeferensiasi
Jenis sel dewasa yang bederensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada
kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdeferensiasi.

Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas


Jinak Ganas
- Serupa sel asal - Tidak sama dengan sel asal
- Tepian licin (bersimpai) - Tepian tidak rata
- Menekan - Menyusup
- Tumbuh perlahan - Tumbuh Cepat
- Sedikit Vaskuler - Vaskuler/sangat Vaskuler
- Jarang Timbul Ulang - Sering residif setelah dibuang
- Jarang nekrosis dan ulserasi - Umumnya nekrosis dan ulserasi
- Jarang efek sistemik kecuali - Umumnya efek sistemik
Neoplasma endokrin

C. Proses Penyakit Neoplasma

1. Invasi lokal
Tumor jinak tetap berada ditempatnya berasal, tidak memiliki kemampuan menginfiltrasi,
menginvasi, atau menyebar ke tempat yang jauh seperti kanker. Contohnya, fibroma dan
adenoma berkembang secara  lambat, membentuk kapsul fibrosa yang memisahkannya dari
jaringan pejamu.
Kapsul ini mungkin berasal dari stroma jaringan asli karena sel parenkim mengalami atrofi
akibat tekanan tumor yang membesar, tidak semua neoplasma jinak memiliki kapsul.
Kanker tumbuh dengan cara menginfiltrasi, menginvasi dan penetrasi progresif ke jaringan
sekitar, tidak membentuk kapsul yang jelas. Cara pertumbuhan yang bersifat infiltratif
menyebabkan perlunya pengangkatan jaringan normal disekitar secara luas melalui bedah.

5
2. Metastasis
Metastasis menunjukkan terbentuknya implan sekunder yang terpisah dari tumor primer,
mungkin di jaringan yang jauh. Dibandingkan ciri-ciri neoplastik lainnya, kemampuan invasi dan
metastasis menunjukkan secara pasti suatu neoplasma bersifat ganas.
Namun, tidak semua kanker memiliki kemampuan sel bermetasis yang setara. Secara
umum, semakin anaplastik dan besar neoplasma primernya, semakin besar kemungkinan
metastasis.  Namun kanker yang sangat kecil juga dapat mengakibatkan metastasis, dan
sebaliknya, kanker yang besar mungkin belum tentu menyebar saat ditemukan.

Neoplasma ganas menyebar melalui salah satu :


1.      Penyemaian dalam rongga tubuh
2.      Penyebaran limfatik
3.      Penyebaran hematogen

Penyemaian kanker terjadi bila neoplasma menginvasi rongga alami tubuh.


Misalnya karsinoma kolon dapat menembus dinding usus dan mengalami reimplantasi di
rongga peritonium.
Penyebaran limfatik lebih khas untuk karsinoma, sedangkan rute hematogen lebih kepada
sarkoma. Namun terdapat banyak hubungan antara sistem limfe dan vaskular sehingga kanker
dapat berkembang melalui salah satu atau kedua sistem.
Misalnya karsinoma paru yang timbul di saluran nafas menyebar ke kelenjar getah bening
bronkialis regional, kemudian ke kelenjar getah bening trakeobronkus dan hilus. Karsinoma
payudara biasanya timbul di kuadran luar atas dan menyebar ke kelenjar aksila.
Penyebaran hematogen merupakan konsekuensi kanker yang paling ditakuti. Arteri lebih
sulit ditembus daripada vena. Setelah vena mengalami invasi, sel kanker mengikuti aliran vena
bersama darah, hati dan paru adalah tempat sekunder yang paling sering terkena.

6
D. Klasifikasi

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen dasar ialah
parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang menunjukkan sifat
pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh produksi
kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung parenkim tumor ,terdiri atas
jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh
darah dengan cara difusi.

Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :

1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor

Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak ( tumor
jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak
dan ganas disebut “ Intermediate” .

a. Tumor Jinak ( Benigna )

Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul. Tidak tumbuh
infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada
tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya disembuhkan dengan sempurna kecuali
yang mensekresi hormone atau yang terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya
disumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang
menekan jaringan otak.

b. Tumor ganas ( maligna )

Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan merusak jaringan sekitarnya.
Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan
sering menimbulkan kematian.

7
c. Intermediate

Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan kecil
tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil.Tumor
demikian disebut tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah
karsinoma sel basal kulit.

Tumor jinak Tumor Ganas Tumor ganas


derajat rendah (
agresif local )

Lambat Bervariasi Cepat

Tidak Local Infiltratif

Sifat Tidak ada Rendah / tidak Tinggi


pertumbuhan
tumbuh eksisi Aksisi luas Eksisi luas,
infiltratif pengangkatan keb
kemampuan rasional,pengobatan
metastasis system k
pengobatan (kemoterapi)

Buruk, cenderung
residef dan
metastasis.

Tinggi Cenderung
residef

Angka
kesembuhan
8
Setelah operasi
2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )

Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :

a. Neoplasma berasal sel totipotent

Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis sel tubuh.Sebagai
contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai
pada gonad yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak
berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang berdiferensiasi minimal
contohnya : karsinoma embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk
trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi
somatic adalah teratoma.

b. Tumor sel embrional pluripotent

Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-sel dan sebagai
tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional
pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma,
hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma/

c. Tumor sel yang berdiferensiasi

Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada
kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.

9
E. Neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita.
Salah satu jenis neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah kista
ovarium.

a.    Definisi
Pengertian Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya
pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Kista ovarium juga dapat menjadi
ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi
kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan
pemeriksaan yang lebih lengkap. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan /
abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Tumor ovarium merupakan proferasi
sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan yang benigna dan maligna (Brooken,
2001: 435). Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu-
satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma ditemukan sangat sedikit (Boethin, Geist,
1996 : 1010) Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan
umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 : 729)

b.    Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium : Faktor
genetik Wanita yang menderita kanker payudara Riwayat kanker kolon Gangguan hormonal Diet
tinggi lemak Merokok Minum alkohol Pengunaan bedak talk perineal Sosial ekonomi yang
rendah. Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah nantinya yang akan
menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista
yang paling banyak ditemukan. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang

10
keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa
kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kanker
ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali
pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium,
kanker payudara atau kanker kolon (www.indomedia.com). Disamping itu, Selain gizi dengan
jumlah lemak tinggi faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat meningkatkan
terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2001 : 670). Resiko terbesar terjadinya kanker ovarium
adalah ovulasi yang terus berlangsung tanpa entrupsi dalam waktu lama. Penggunaan metode pil
KB, kehamilan multiple dan menyusui yang menurunkan frekuensi dari ovulasi tampaknya
memberikan proteksi terhadap kejadian kanker (Donielle & Jane, 2000 : 165).

c.    Anatomi Fisiologi


Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopi. Dua ligamen
mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior
superior, dan ligamentum ovary propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,
ovarium dapat diigerakan. Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.
Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran
ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebeum menarche, permukaan ovarium
licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang
membuat permukaan nodular menjadi kasar.

d.    Patofisiologi
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar menyebabkan berbagai
keluhan seperti perasaan, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan
menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu
tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan kumpulan tumor
dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,
entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam
(Manuaba, 2001 : 400). Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung kemih

11
dan rektum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertia bila tidak
menderita biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada penderita kanker
ovarium ini baru 200 cc buang air kecil biasanya akan kembali lagi buang air kecil dan apabila
tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut bagian bawah tegang dan
membesar, kemudian adanya penekanan terhadap organ-organ dalam rongga panggul lainnya
yang dapat menyebabkan nyeri pada saat senggama. Dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan
apabila tumor pecah atau terpuntir sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan
cairan dalam rongga perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak nafas, yang
kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga panggul dan
rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta dinding perut (www.indomedia.com).
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan
salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk
kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita (Bidanshop Blogspot : 2010).

e.  Manifestasi Klinis


Berdasarkan tanda gejala yang muncul adalah :
a. Nyeri perut
b. Perut buncit
c. Gangguan fungsi saluran cerna
d. Berat badan turun secara nyata
e. Rasa tertekan pada rongga panggul
f. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek
g. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak
h. Gangguan saluran kencing
i. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
j. Mual, muntah
k. Infertilitas ( tidak subur) (Faisal Yatim, 2005 : 32)

12
f. Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarium berdasarkan International Federation of Ginnecology and
Obstetrics (FIGO) adalah : Stadium Batasan I Pertumbuhan tumor terbatas dalam ovarium IA
Tumor terbatas hanya di satu ovarium :
a) Kapsul utuh
b) Kapsul sudah diinfiltrasi tumor atau kapsul pecah IB Pertumbuhan tumor pada satu ovarium
dan tiak ada acites IC Seperti IA atau IB, dengan acites atau pemeriksaan sitologi cairan
peritoneum, positif sel kanker II Tumor tumbuh pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan
ke organ rongga panggul lain.

IIA Penyebaran tumor ke saluran tuba atau uterus IIB Penyebaran tumor ke organ panggul lain,
termasuk ke rongga peritonium IIC Seperti IIA atau IIB, disertai acites dan pemeriksaan cairan
peritoneum, positif sel kanker III Tumor terbatas di dalam rongga panggul, dengan penyebaran
ke rongga perut di luar panggul, dan/atau kelenjar getah bening di belakang rongga perut positif
mengandung sel kanker IV Terjadi penyebaran luas atau ke tempat organ yang jauh dari rongga
panggul (Faisal Yatim, 2005 : 33)

g. Komplikasi
Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian mendadak
menjadi akut abdomen. Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai
sekitar 5 cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang terbatas .Sering terjadi pada
saat hamil dan asca partum dan saat terjadi akut abdomen. Robekan dinding kista Disebabkan
oleh trauma langsung pada kista ovariiterjadi saat torsikista dan dapat menimbulkan perdarahan
akut abdomen Infeksi kista Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut tegang dan
panas hasil pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi Degenerasi ganas Keganasan
ovarium silent killer diketahui setelah stadium lanjut sedangkan perubahan tidak jelas Gejala
keganasan kista ovarii:tumor cepat membesar ,berbenjol benjol,terdapat asites ,tubuh bagian atas
kering sedangkan bagian bawah terjadi oedema.

13
h. Penatalaksanaan
Pembedahan Peranan bedah pada manajemen tumor ovarium sangat menonjol, karena
selain untuk tujuan terapi, juga untuk menentukan stadium tumor, tindakan bedah tergantung
pada stadium tumor, tumor stadium I dan II biasanya dilakukan salpingoverektomy, pada
golongan rendah 90% tanpa teraphi bedah. Pada wanita usia muda dan varietas rendah tindakan
overektromy dapat dilakukan apabila tumor pada stadium I. Tindakan siturekduski biasanya
dilakukan pada stadium lanjut, dimana tumor tidak mungkin diangkat seluruhnya. Tujuan
situreduksi adalah mensterilisasi tumor sehingga kemoteraphi atau radioteraphi lebih efektif,
pada siturenduksi tumor diangkat sebanyak mungkin. Baik tumor primer atau tumor yang
tumbuh diabdomen. Untuk mencegah hal-hal yang tidak perlu pengobatan berlebihan yang
memberikan efek toksin dari kemoteraphi disarankan untuk dilakukan pembedahan rongga
abdomen ( laparotamy).

14
F. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat,
diagnosa medis serta data penanggung jawab Alasan masuk rumah sakit Biasanya klien merasa
nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, mual, perdarahan.
2. Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Merupakan data yang diperlukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan klien saat ini. Keluhan yang dirasakan klien post operasi biasanya
nyeri sebagai efek dari pembedahan seperti: cemas, gangguan aktifitas, dan gangguan nutrisi
3. Riwayat kesehatan dahulu Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi
kesehata n klien sebelum menderita penyakit sekarang, seperti pernah mengalami kanker atau
tumor pada organ lain.
4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita klien, dan untuk menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak.
5. Riwayat perkawinan Jumlah perkawinan dan lama perkawinan merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya tumor ovarium.
6. Riwayat kehamilan dan persalinan Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak
mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu tumor ovarium.
7. Riwayat menstruasi Klien dengan tumor ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis
a. Kepala
1. Hygiene rambut
2. Keadaan rambut

15
b. Mata. 1. Sklera : ikterik/tidak
2. Konjungtiva : anemis/tidak
3. Mata : simetris/tidak
c. Leher 1. Ada/tidak adanya pembengkakan kelenjer tyroid
2. Ada/tidak adanya Tekanan vena jugolaris.
d. Dada Pernapasan
1. Jenis pernapasan
2. Bunyi napas
3. Penarikan sela iga
e. Abdomen 1. Nyeri tekan pada abdomen.
2. Teraba massa pada abdomen.

f. Ekstremitas 1. Nyeri panggul saat beraktivitas.


2. Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1. Adanya konstipasi
2. Susah BAK\

Data Sosial Ekonomi


Tumor ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik
sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.

Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.

Data Psikologis
Klien dengan post operasi tumor ovarium mengalami cemas terhadap segala hal yang terjadi
mengenai penyakitnya misalnya cemas akan perawatan luka bekas operasi karena kurang
pengetahuan klien

Pola kebiasaan Sehari-hari :

16
Biasanya klien dengan tumor ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena
merasa nyeri

Rencana Pulang Hal ini perlu dikaji untuk mengidentifikasi bantuan yang dibutuhkan klien untuk
perawatan di rumah.
Diagnosa yang mungkin muncul :
Diagnosa yang muncul
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada
tumor.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.
3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar panggul.

B. NCP (Nursing Care Plain) Diagnosa Rencana Asuhan Keperawatan keperawatan Tujuan
Intervensi Rasional:
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada
tumor.
Tujuan: setelah melakukan 2X24 JAM nyeri berkurang dengan KH :
         Klien tampak rileks
         Skala nyeri berkurang.
         TTV dalam batas normal
         Klien dapat mengatasi nyeri.
Intervensi :
         Lakukan pengkajian nyeri secara kompherensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi,kualitas.
         Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
         Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan.
         Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
hangat / dingin.
         Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

17
         Tingkatkan istrahat
         Atur posisi senyaman mungkin
         Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama

Rasional :
         Membantu mengevaluasi derajat nyeri
         Mengetahui tingkat kenyamanan klien
         Mengetahui penyebab nyeri
         Mengalihkan perhatian klien saat merasa nyeri hingga nyeri berkurang.
         Membantu mengurangi nyeri
         Agar klien dapat beristrahat dengan baik dan cukup
         Klien merasa nyaman dan rileks
         Mengetahui perkembangan klien.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan : Dalam 2x24 jam nutrisipada klien terpenuhi dengan KH :
         Klien tidak merasa mual dan muntah
         Nutrisi klien terpenuhi
         BB klien meningkat
Intervensi :
         Tentukan BB ideal menurut usia dan tinggi badan
         Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan dan menggunakan nutrisi yang oenting.
         Monitor intake nutrisi, spesifikan porsi makanan yang dimakan.
         Kaji adanya alergi makanan
         Temani pasien saat makan untuk medorong intake nutrisi.
         Timbang pasien setiap minggu dalam kondisi yan sama
         Berikan anti muntah sesuai intruksi sebelum makan
         Jika pasien muntah anjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan kesukaan
         Berikan informasih tentang kebutuhan nutrisi.

18
Rasional :
         Mengetahui keseimbangan berat badan dan tinggi
         Mengetahui kecukupan nutrisi
         Mengetahui balance intake nutrisi
         Mengetahui riawayat alergi
         Mengetahui seberapa banyak klien untuk makan
         Mengetahui peningkatan BB klien
         Agar tidak terjadi mual muntah
         Agar klien tidak merasa muntah
         Agar klien mengetahui status nutrisinya.

3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar panggul


Tujuan : setelah dilakukan askep 2x24 jam didapatkan dengan KH :
         Tidak ada residu urine >100-200 cc
         Intake cairan dalam rentang normal
         Bebas dari ISK
         Tidak ada spasme bladder
         Balance cairan seimbang
Intervensi :
         Monitor intake dan output
         Monitor derajat distensi bladder
         Kaji pada pasien untuk mencatat output urine
         Sediakan privacy untuk eliminasi
         Stimulus reflek bladder dengan kompres dingin pada abdomen
         Kateterisasi jika perlu monitor tanda dan gejala ISK (panas hematuria,perubahan bau dan
konsisten urine)
Rasional :
         Mengetahui balance cairan
         Untuk mengurangi distensi
         Mengetahui jumlah volume urine klien

19
         Menjaga privasi
         Untuk menghangatkan atau memberikan kenyamanan klien
         Jika klien sangat sulit berkemih
         Mengetahui karakteristik urine

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Neoplasma merupakan suatu abnormalitas darim sel-sel yang berada dalam tubuh
manusia, dimana sel-sel tersebut terus mengalami pembelahan secara aktif serta yang menjadi
bahaya adalah karena neoplasma ini bersifat parasit, dalam kata lain menjadi pesaing untuk sel-
sel yang sehat, sehingga apabila pertumbuhannya tidak dihentikan maka akan mengakibatkan
penyakit-penyakit seperti Tumor ganas/ kanker.

B. SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui tentang konsep
Neoplasma,baik Definisi Neoplasma,Metabolisme Neoplasma,Sifat Neoplasma, Klasifikasi
Neoplasma, serta penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh neoplasma, guna menambah skil
performa untuk mendukung tindakan perawat dalam pemberian Askep.

20
Dafatar Pustaka

http://beulel029.blogspot.co.id/2013/12/makalah-neoplasma.html

http://tisyanurses.blogspot.co.id/2015/04/askep-gangguan-sistem-reproduksi-pada.html

http://neoplasma-ahmad-akhyar.blogspot.co.id/
http://doktersehat.com/perbedaan-tumor-dan-kanker/#ixzz1rsiyARAq,

Pringgoutomo S. HimawanS. Tjarta. Buku ajar Patologi I (umum). Ed 1. Jakarta: Sagung Seto.
2006

Ahmad Ahyar, 2011. Neoplasma: http://neoplasma-ahmad-akhyar.blogspot.com

Anomin, 2011. Neoplasma: http://www.scribd.com/

Robbins & Kumar, 1995. Buku Ajar Patologi I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Rukmono, Dr, 1073. Patologi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Adam, Syamsunir., 1995, DASAR – DASAR PATOLOGI – seri keperawatan, EGC, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta

Dorland, 2001, KAMUS KEDOKTERAN, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Gibson, J.M., 1996, MIKROBIOLOGI DAN PATOLOGI MODERN – untuk perawat , EGC,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Robbins, Stanley L.; Kumar, Vinay., 1995, BUKU AJAR PATOLOGI I, edisi 4, EGC, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta

Diposkan oleh Danny Suhaya di 20.08

21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

http://makalahneoplasma.blogspot.co.id/2014/05/makalah-neoplasma.html

22

Anda mungkin juga menyukai