Anda di halaman 1dari 14

TEORI TENTANG HARTA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK III
NAMA:M.FERNANDO SINEKE
MUNIATI FLORES

FAKULTAS EKONOMI ISLAM

AKUNTANSI SYARIAH
PENGANTAR EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI TERNATE


2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamu’alaikim warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah Hirabbilalamin,


banyak nikmat yang Allah berikan,tetapi sedikit sekali yang kita ingat.Segala puji hanya
layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, hidayah-
nya yang tiada terkira besarnya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judulteori tentang harta.
Allah telah menjadikan harta sesuatu yang indah dalam pandangan manusia,
manusia di beri tabiat alamiah mempunyai kecintaan terhadap harta.Hukum islam
memandang harta mempunyai nilai yang sangat strategis,karena harta merupakan alat
dan saran untuk memperoleh berbagai manfaat dan mencapai kesejahteraan hidup
manusia sepanjang waktu.Hubungan manusia dengan harta sangatlah erat.Demikian
eratnya hubungan tersebut sehingga naluri manusia untuk memilikinya menjadi satu
dengan naluri mempertahankan hidup manusia itu sendiri.Justru harta termasuk salah
satu hal penting dalam kehidupan,karena harta termasuk unsur lima asas yang wajib
dilindungi bagi setiap manusia(al-dharuriyat al-khomsah)yaitu jiwa,akal,agama,harta
dan keturunan.
Namun penyusun menyadari betul akan masih banyaknya kekurangan dari
makalah ini,walau telah menyusahkan sepenuhnya untuk menyempurnakannya.Maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangatlah penting bagi penyusun untuk
menghadiri makalah yang jauh lebih baik lagi di kemudian hari.

Terimakasih banyak atas perhatiannya.


DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................................................................
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................................1
C.Tujuan...................................................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................................................
1.Definisi Harta........................................................................................................................................3
2.Hubungan Manusia Dungan Harta.......................................................................................................3
3. Cara Memperoleh Harta....................................................................................................................4
4.Cara Memanfaatkan Harta...............................................................................................................6
5. Mengelolah Harta Dalam Islam..........................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................................................
A.KSIMPULAN........................................................................................................................................10
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Harta merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan dimana manusia tidak akan
terpisah darinya.Secara umum,harta merupakan sesuatu yang disukai manusia,seperti
hasil pertanian,perak dan emas,ternak atau barang-barang lain yang termasuk perhiasan
dunia.
Manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga eksitensinya dan demi
menikmati kenikmatan materi dan religi,dia tidak boleh berdiri sebagai penghalang
antara dirinya dengan harta.Namun,semua motivasi ini di batasi dengan tiga syarat,yaitu
harta dikumpulkannya dengan cara yang halal,dipergunakan untuk hal-hal yang
halal,dan dari harta ini harus dikeluarkan hak Allah dan masyarakat tempat dia hidup.
Harta yang dimiliki setiap individu selain didapatka dan diginakan juga harus
dijaga.Menjaga harta berhubungan dengan menjaga jiwa,karena harta akan menjaga
jiwa agar jauh dari bencana dan mengupayakan kesempurnaan kehormatan jiwa
tersebut.Menjaga jiwa menuntut adanya perlindungan dari segala bentuk penganiayaan
baik pembunuhan,pemotongan anggota badan atau tidak melukai fisik.Harta dalam
pandangan islam pada hakikatnya adalah milik Allah SWT. Kemudian Allah telah
meyerahkannya kepada manusia untuk menguasai harta tersebut melalui izin-Nya
sehingga orang tersebut sah memiliki harta tersebut.

B.Rumusan Masalah
1. Definisi Harta
2. Hubungan Manusia Dengan Harta
3. Cara Memperoleh Harta
4. Cara Memanfaatkan Harta
5. Mengelola Harta Dalam Islam
C.Tujuan

1. Untuk Mengetahui Harta Dalam Islam


2. Cara Memperoleh Harta
3. Dan Cara Memanfaatkannya
BAB 2 PEMBAHASAN

1.Definisi Harta

Harta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud.


Dalam ilmu ekonomi, harta juga disebut sebagai aktiva. Harta dapat dihitung dalam nilai
mata uang untuk menentukan besaran dari nilai harta tersebut. Misalnya, Anda memiliki
sebuah rumah di Jakarta. Rumah merupakan harta yang memiliki nilai dan bisa dihitung
dalam satuan nilai mata uang. Nilai dari harta bisa diuangkan sesuai dengan harga dari
harta tersebut.

Harta bisa berasal dari transaksi-transaksi pada masa lalu dan di masa depan
diharapkan dapat memberikan manfaat. Misalnya, Anda memiliki mobil seharga Rp100
juta hasil bekerja selama 3 tahun, lalu mobil tersebut dijual untuk modal bisnis yang
diharapkan memberikan pemasukan tambahan ke dalam kas Anda.

2.Hubungan Manusia Dungan Harta


Manusia menggunakan harta berdasarkan kedudukannya sebagai
pemegang amanah dan bukan sebagai pemilik yang kekal.
Karena manusia mengemban amanah mengelola hasil kekayaan di dunia,
maka manusia harus bisa menjamin kesejahteraan bersama dan dapat
mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah Swt.

.
1. Allah sebagai pemilik hakiki dari kekayaan ini memberikanmandat kepada manusia untuk
mengatur harta benda yang merekamilik dengan sebaik-baiknya. Hubungan ini
mengharuskanmanusia untuk tidak segan-segan dan tidak merasa keberatandalam
mempergunakan dan mengeluarkan harta dan kekayaanyang dimilikinya, saat Allah
menginginkan darinya untukmenggunakan harta itu, dan pada saat yang sama jangan sekali-kali
orang itu menggunakan otoritasnya dalam harta kekayaan itudengan semena-mena dan dijalan
yang Allah tidak sukai danAllah larang. Artinya ialah bahwasanya manusia
bukanlahpemilik mutlak yang dari harta kekayaan itu. Dia hanyalahpemilik yang serba
terbatas. Dengan demikian dia hanya memilikihak guna pakai, itupun harus sesuai dengan apa
yang telah Allahaturkan dan undangkan.
2. Konsep tentang kepemilikan harta oleh manusia yang tanpa batasadalah sesuatu yang tidak
diterima. Al-Qur‟an telah mengutukkaum Nabi Syuaíb yang mengambil sikap demikian.
Dalamsistem kapitalis, pemilik harta menjadi pemilik dan pemegangabsolut harta kekayaan
tersebut. Dia bebas untuk mencari danmempergunakan harta itu sesuai dengan apa yang
dikehendakinya tanpa memperhatikan nilai-nilai moral dan agama. Hal ini tentu saja tidak
mungkin ada dalam sistem Islam. Itulah sebabnyaseorang muslim yang hakiki, komitmen
dan istiqomah, tidak Pengantar Ekonomi Islam mungkin menjadi seorang kapitalis dan tidak
mungkin jugamenjelma menjadi seorang komunis. Dalam kapasitasnya sebagaipemilik
mutlak, Allah telah menentukan bagian tertentu bagi“pemilik”sementara apa yang harus ia
bagikan kepada sekmenmasyarakat tertentu. Pemilik sementara ini Allah perintahkanuntuk
memberikan bagian yang dia miliki kepada orang-orangyang berhak menerimanya, karena harta
itu adalah hak mereka
3. Dalam hubungannya dengan hal tersebut, diharapkan bahwa ketidaksamaan manusia dalam
hal kekayaan hendaknya di terimasebagai fakta natural kehidupan dan hendaknya juga
disadaribahwa ini sessuai dengan hikmah dan kebijakan Allah, jugahendaknya jangan ada
rasa benci, iri dan semacamnya terhadapmereka yang memiliki harta lebih dari yang lain.
Adanyapengertian yang benar dalam hubungan antara pemilik hakiki danmutlakdengan
pemilik sementaraini akanmenghasilkanbeberapa prilaku dan akhlak yang positif bagi
manusia:
a.Dia akan dengan gampang dan lapang dada untuk menginfakkan hartanya itu
manakala hal itu dibutuhkan
.b.Hal ini juga akan membersihkan dia dari rasa mementingkandiri
sendiri(selfishness), tamak dan prilaki-prilaku tidak adil
. c.Dia akan mengendalikan harta itu dengan sebaik-baiknya.

3. Cara Memperoleh Harta


Islam tidak melarang umatnya menjadi kaya. Bahkan sebaliknya, justru diperintah
untuk mencari harta sebanyak-banyaknya agar bisa memberi kepada orang lain yang
berkekurangan atau perlu dibantu. Islam mengajarkan agar seorang muslim berzakat,
infaq, shadaqoh, waqaf, dan lain-lain. Juga disebutan bahwa, seorang muslim didorong
untuk mampu memberi dan bukan menerima. Disebutkan bahwa, tangan di atas lebih baik
dari pada tangan di bawah. Sebaik-baik orang adalah yang paling banyaak member
manfaat bagi orang lain.
Maka jelas bahwa, Islam mengajarkan umatnya menjadi kuat, dan sebaliknya bukan
menjadi orang yang hanya berharap pertolongan atau menjadi beban orang lain. Islam
tidak menyukai kemiskinan. Diperingatkan oleh Islam bahwa, kemiskinan itu
mendekatkan seseorang kepada kekufuran. Oleh karena itu, umpama kemiskinan itu
diibaratkan berupa kehidupan, maka harus dibunuh. Artinya, kemiskinan harus dicegah
dan diberantas. Memberantas kemiskinan adalah bagian penting dari perintah Islam yang
harus ditunaikan.
Namun demikian, dalam soal rezki, Islam menganjurkan kepada umatnya agar selektif.
Rezki yang diambil tidak boleh sembarangan, yaitu harus dipilih yang baik dan halal.
Kehalalan itu bisa terkait dengan jenis barangnya atau pun juga cara mendapatkannya.
Ada beberapa jenis barang atau benda yang tidak boleh dimakan atau dikonsumsi.
Disebutkan bahwa, sesuatu itu adalah haram, misalnya bangkai, daging babi, darah,
binatang yang disebelih dengan tidak menyebut asma Allah, dan lain-lain.
Selain itu, sesuatu bisa menjadi terlarang memilikinya oleh karena cara mendapatkannya
tidak diperbolehkan. Misalnya, diperoleh dengan cara mencuri, merampok, merampas
milik orang lain, membungakan uang, korupsi, dan lain sebagainya. Islam mengajarkan
tentang cara-cara memperoleh harta yang baik dan halal. Misalnya lewat berdagang
dengan jujur, bertani, nelayan, jual beli, sewa menyewa, dan sejenisnya yang tidak
mengakibatkan orang lain merugi dan apalagi celaka.
Seorang muslim boleh menjadi kaya, tetapi kekayaannya itu baik jenis maupun cara
memperolehnya harus dilakukan dengan cara yang dibolehkan. Kekayaan yang dimiliki
oleh seorang muslim harus sangat selektif. Umat Islam tidak boleh mengkonsumsi dan
juga memiliki sesuatu yang tidak dibolehkan, karena membahayakan dirinya, keluarganya,
maupun orang lain.
Selain itu, dalam soal harta, umat Islam juga harus peduli kepada orang lain. Pemilik harta
dengan ukuran tertentu harus mengeluarkan zakatnya. Zakat itu supaya diberikan kepada
mereka yang berhak, misalnya kepada fakir miskin, anak yatim, orang yang banyak
menanggung hutang, orang yang dalam perjalanan, kepada muallaf , pejuang Islam, dan
seterusnya. Islam mengajarkan agar pemeluknya tidak menyandang sifat individual atau
hanya mementingkan dirinya sendiri. Bahkan di dalam hadits nabi diingatkan agar seorang
muslim juga memperhatikan tetangga. Manakala seseorang memasak sesuatu yang
istimewa, agar tidak melupakan mereka yang bertempat tinggal di sebelah rumahnya.
Islam melarang umatnya memiliki sifat bakhil atau kikir.
Dengan demikian, Islam menganjurkan umatnya menjadi kaya, tetapi kekayaan itu harus
diseleksi, ialah yang halal dan juga yang baik. Berapapun jumlah harta itu boleh dimiliki.
Akan tetapi, diajarkan agar memperhatikan kebutuhan orang lain. Tidak boleh dengan
harta kekayaan, umat Islam menjadi semakin jauh dengan sesamanya. Justru sebaliknya,
dengan harta yang dimiliki, seorang muslim menjadi semakin dekat dengan orang lain.
Pemilik harta hendaknya bersedia membantu dan meringankan beban sesamanya. Itulah
ajaran Islam terkait dengan harta. Kekayaan boleh dicari dalam jumlah sebanyak-
banyaknya, tetapi harus selektif, yaitu dipilih yang halal dan baik, lagi membawa berkah.

4.Cara Memanfaatkan Harta


Agama Islam yang sempurna telah mengatur dan menjelaskan
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaum Muslimin untuk
menyelenggarakan semua urusan dalam hidup mereka, demi
kemaslahatan dan kebaikan mereka dalam urusan dunia maupun agama.
Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‫اب ِت ْب َيا ًنا لِ ُك ِّل َشيْ ٍء َو ُه ًدى َو َرحْ َم ًة َو ُب ْش َر ٰى‬ َ ‫ك ْال ِك َت‬ َ ‫َو َن َّز ْل َنا َعلَ ْي‬
َ ‫ ل ِْلمُسْ لِم‬Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk
‫ِين‬
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang berserah diri [An-Nahl/16:89]. Demikian juga penggunaan dan
pemanfaatan harta diatur dan dijelaskan dalam syariat Islam yang mulia
dan sempurna ini. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, َ‫ال‬
‫َت ُزو ُل َق َد َما َع ْب ٍد َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َح َّتى يُسْ َأ َل َعنْ ُع ْم ِر ِه فِي َما َأ ْف َناهُ َو َعنْ عِ ْل ِم ِه فِي َما َف َع َل َو َعنْ َمالِ ِه مِنْ َأي َْن ْاك َت َس َب ُه‬
ُ‫ َوفِي َما َأ ْن َف َق ُه َو َعنْ ِجسْ ِم ِه فِي َما َأ ْبالَه‬Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang
hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai
pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang
ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana
diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk
apa digunakannya.

Agama Islam yang sempurna telah mengatur dan menjelaskan segala


sesuatu yang dibutuhkan oleh kaum Muslimin untuk menyelenggarakan
semua urusan dalam hidup mereka, demi kemaslahatan dan kebaikan
mereka dalam urusan dunia maupun agama. Allâh Azza wa Jalla
َ ‫اب ِت ْب َيا ًنا لِ ُك ِّل َشيْ ٍء َوه ًُدى َو َرحْ َم ًة َو ُب ْش َر ٰى ل ِْلمُسْ لِم‬
berfirman, ‫ِين‬ َ ‫ك ْال ِك َت‬
َ ‫ َو َن َّز ْل َنا َعلَ ْي‬Dan Kami
turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri
[An-Nahl/16:89]. Demikian juga penggunaan dan pemanfaatan harta
diatur dan dijelaskan dalam syariat Islam yang mulia dan sempurna ini.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‫الَ َت ُزو ُل َق َد َما َع ْب ٍد َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َح َّتى‬
ُ‫يُسْ َأ َل َعنْ عُمْ ِر ِه فِي َما َأ ْف َناهُ َو َعنْ عِ ْل ِم ِه فِي َما َف َع َل َو َعنْ َمالِ ِه مِنْ َأي َْن ْاك َت َس َب ُه َوفِي َما َأ ْن َف َق ُه َو َعنْ ِجسْ ِم ِه فِي َما َأ ْبالَه‬
Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat
sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya
kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia
mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke
mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.

BAGAIMANA MENGGUNAKAN HARTA KITA?

Pemanfaatan penggunaan harta dalam Islam dipandang sebagai kebaikan.


Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun ruhani
sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allâh
Azza wa Jalla dalam menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan di
dunia berarti terpenuhinya segala kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk
ekonomi. Sedang kebahagiaan di akhirat kelak berarti keberhasilan manusia dalam
memaksimalkan fungsi kemanusiaannya (ibadah) sebagai hamba Allâh Azza wa
Jalla sehingga mendapatkan kenikmatan ukhrawi (surga). Seseorang yang ingin
mendapatkan kebahagian dunia akhirat dituntut harus mampu tunduk dan patuh
pada peraturan dan ketentuan yang telah Allâh Azza wa Jalla ciptakan bersamaan
dengan pelaksanaan segala aktifitas ekonomi manusia, termasuk di dalamnya
ketentuan mengenai pemanfaatan harta yang dilakukan oleh umat Muslim.

Agar dapat memanfaatkan dan penggunaan harta dengan baik dan sesuai petunjuk
Allâh Azza wa Jalla , diperlukan kiat atau tips, diantaranya:

1. Menentukan Prioritas Pemanfaatan Harta


Islam mengajarkan seorang Muslim mengenai mekanisme menentukan
pemanfaatan harta untuk mencapai tujuan kebahagian hidupnya. Ini akan
tercapai dengan dengan terpeliharanya lima kemashlahatan yang meliputi
(a) dien (agama)
(b) nafs (jiwa/hidup)
(c) nasl (keluarga/keturunan)
(d) mâl (harta/kekayaan)
(e) aql (intelektual/akal).
Kelima hal ini dikenal dengan Dharuriyat al-Khams. Untuk memelihara ke-5
perkara ini, para Ulama menjelaskan adanya 3 Maslahat; yaitu
(1) kebutuhan mendesak (dharuriyyat)
(2) kesenangan dan kenyaman (hajiat)
(3) kemewahan (tahsiniyat).
2. Prinsip Halal dan Thayyib Dalam Konsumsi
Islam mendorong penggunaan barang dan jasa yang halal dan baik
serta bermanfaat. Semua barang yang tidak memiliki kebaikan dan tidak bisa
membantu meningkatkan manusia, maka menurut Islam, barang itu tidak dapat
dianggap sebagai milik atau aset umat Muslim. Oleh sebab itu, semua barang
yang dilarang (untuk dikonsumsi) tidak dianggap barang dalam Islam.
Penggunaan prinsip halal dan thayyib (bermanfaat) dimaksudkan untuk
memberikan kebebasan bagi setiap Muslim untuk menggunakan segala barang
yang baik, bermanfaat bagi dirinya, menyenangkan, lezat dan lain sebagainya,
selama barang itu halal dan thayyib. Kebebasan yang diberikan Islam kepada
setiap Muslim dalam berkonsumsi tak terlepas dari pandangan Islam itu sendiri
bahwa pemanfaatan barang dan jasa merupakan suatu kebaikan. Konsumsi dan
pemuasan (kebutuhan) tidak disalahkan dalam Islam selama keduanya tidak
melibatkan segala yang tidak baik atau merusak. Seorang Muslim harus
senantiasa mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib (bermanfaat) baginya
seperti ikan, daging, dan lain sebagainya. Seorang Muslim yang baik tidak akan
pernah mengkonsumsi khamr, daging babi serta akan senantiasa menjauhi
perjudian dan spekulasi (Intangible goods) dalam penggunaan hartanya.
3. Menghindari Tabdzir dan Israf serta Tidak Kikir dalam Menggunakan Harta.
Ajaran Islam membolehkan umatnya menikmati kebaikan duniawi selama
tidak melewati batas kewajaran. Seperti tidak melakukan perbuatan tabzîr dan
Isrâf. Tabzîr artinya menghambur-hamburkan harta tanpa ada kemaslahatan
yang terwujud. Ketika seseorang membeli sesuatu melebihi kadar kebutuhannya
maka pada saat itu ia dapat dikategorikan sedang melakukan tabdzîr. Islam
melarang seorang Muslim membelanjakan hartanya dan menikmati kehidupan
duniawi ini secara boros. Larangan ini cukup beralasan. Tabdzîr dilihat dari
pandangan ekonomi dapat menyebabkan harta menyusut secara cepat.
Ketiadaan harta akan berdampak pada rendahnya daya beli (low purchasing
power) seseorang terhadap barang dan jasa. Hasilnya, berbagai macam
kebutuhan manusia tidak akan terpenuhi secara maksimal.

5. Mengelolah Harta Dalam Islam


Menurut syariah Islam, di dalam harta yang kita miliki itu, ada hak orang
lain, yaitu fakir miskin. Oleh karena itu, supaya harta itu berkah harus dikelola
yang benar dengan cara Mengeluarkan Zakat dan Sedekah.Orang yang mampu
wajib membayar zakat dengan jumlah dan waktu sesuai ketentuan. Sedangkan
sedekah bersifat sunnah atau tidak wajib yang bisa diberikan kepada orang yang
membutuhkan kapan saja dan tidak ada batasan jumlahnya. Sunnah atau tidak
wajib, artinya bila dikerjakan dapat pahala, bila tidak dikerjakan tidak dapat dosa.

BAB 3
PENUTUP
A.KSIMPULAN

Istilah harta digunakan oleh para fuqaha salaf dalam pengertian yang sempit.Harta
diartikan sebagai sesuatu benda yang dapat dimiliki,dikuasai,diusahakan,dan
dialihkan,baik benda bewujud maupun tidak berwujud – bahwa manfaat termasuk harta
sebab yang penting adalah manfaatnya dan bukan zatnya.Perintah mencari harta dan
giat berusaha dapat dipahami dengan adanya perintah menunaikan zakat yang selalu
mengiringi perintah mendirikan shalat dalam AL-Qur’an.Sebagai Amanah,amanah untuk
mengelola dan memanfaatkannya sesuai dengan ketentuan sang pemilik,Allah SWT.
1.Sebagai perhiasan hidup
2.Sebagai ujian keimanan
3.Sebagai bekal ibadah
4.Harta harus didapatkan dengan usaha(amal)atau mata pencaharian(ma’isyah)yang
halal

B.SARAN

Fungsi dari harta untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah untuk meningkatkan


ketakwaan kepada Allah,selain itu untuk menyelaraskan(menyeimbangi)antara
kehidupan dunia dan akhirat.Agar hidup lebih bermanfaat selayaknya kita sebagai
ciptaan Allah yang telah diberi akal memanfaatkan harta dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA
 kamus.tokopedia.com/h/harta/kamus keuangan pengertian harta20092020
 beritamerdekaonline.com/2019/11/25/permasalahan-harta-didalam-ajaran-
islam
 uin-malang.ac.id/r/141101/islam-mengajarkan-selektif-dalam-mencari-harta
 almanhaj.or.id/7561-agar-benar-dalam-memanfaatkan-harta.html
 swamedium.com/2017/03/30/cara-mengelola-harta-sesuai-tuntunan-agama/

Anda mungkin juga menyukai