Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Dinamika, April 2013, halaman 1 - 14 Vol. 04. No.

1
ISSN 2087 – 7889

POLA USAHATANI TERPADU DALAM UPAYA PENGEMBANGAN


AGRIBISNIS DI KECAMATAN BARA KOTA PALOPO

Sri Hastuty
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon petani dalam
mengelola usaha tani terpadunya yang berorientasi pada usaha agribisnis dan juga untuk
mengetahui bagaimana cara agar produktifitas usaha tani terpadu yang diusahakan oleh
petani dapat mendukung usaha agribisnis. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan
Temmalebba Kecamatan Bara Kota Palopo. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif ditujukan untuk mengetahui bagaimana respon para petani terhadap
pengembangan usaha tani terpadu sehingga mendukung usaha agribisnis di Kota Palopo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon para petani terhadap pola usaha tani terpadu
yang berorientasi pada usaha agribisnis adalah beragam, sebanyak 40% yaitu 8 dari 20
responden merespon dengan baik dikarenakan usaha tani terpadu yang dikelola oleh para
petani telah memenuhi standarisasi yang telah ditentukan. Selanjutnya sebanyak 60% yaitu
12 dari 20 responden yang kurang merespon dengan baik terhadap usaha tani terpadu yang
berorientasi pada usaha agribisnis, dikarenakan para petani responden tersebut tidak
mengembangkan dan mengusahakan usaha tani terpadu sebab terkendala oleh model
usaha. Namun, ada pula beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para petani agar
produktifitas hasil usaha tani terpadu dapat dikelolanya dapat mendukung usaha agribisnis
di Kota Palopo diantaranya dengan cara intensifikasi, diversifikasi, serta penyempurnaan
system kelembagaan kelompok tani dan lembaga keuangan mikro lainnya, serta
melengkapi sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah.

Kata-kata Kunci: Usaha tani terpadu, usaha agribisnis

PE NDAH UL U AN Pertanian terpadu merupakan pilar


kebangkitan bangsa Indonesia dengan cara
Pembangunan di era reformasi menyediakan pangan yang aktual bagi
sekarang ini masih menempatkan sektor rakyat Indonesia. Dalam segi ekonomi
pertanian sebagai primadona pertanian terpadu sangat menguntungkan
pembangunan perekonomian di Indonesia bagi masyarakat karena output yang
yang memegang peranan strategis. Sektor dihasilkan lebih tinggi dan sistem
pertanian masih merupakan sumber mata pertanian terpadu ini tidak merusak
pencaharian utama bagi mayoritas lingkungan karena sistem ini ramah
masyarakat di negeri ini, khususnya di terhadap lingkungan.
Kelurahan Temmalebba Kecamatan Bara Dengan pola usaha tani terpadu
Kota Palopo. dalam rangka mendukung usaha agribisnis
partisipasi petani sangat diharapkan,

1
Sri Hastuty (2013)

sehingga para petani dapat merencanakan Dikelurahan Temmalebba inilah para


pola tanam sesuai dengan potensi yang kelompok tani melaksanakan pola
dimiliki para pelaku agribisnis dan daya integrasi dengan beberapa unit usaha
dukung kondisi wilayah. Usaha tani diantaranya usaha di bidang pertanian
terpadu bisa dilihat dari segi nasional, yang mengelola tanaman pangan
regional maupun dari segi petani. Pola khususnya jagung, di bidang usaha
usahatani terpadu pada tingkat nasional peternakan yang mengelola ayam, dan
artinya memperluas macam produk yang pada bidang usaha perikanan mengelola
dihasilkan negara secara total. Pada kolam ikan air tawar. Dapat dilihat dari
tingkat regional berarti memperluas hasil penanaman jagung yang apabila
macam produk yang dihasilkan di lahan sudah berproduksi maka bukan hanya
usaha taninya yang berorientasi pada dapat dikonsumsi oleh manusia tapi juga
usaha agribisnis. (Ekstensia Volume 9, dapat dibuat menjadi pakan ternak,
1999). dimana ternak unggas (ayam)
Pertanian terpadu pada hakekatnya menghasilkan kotoran dan kotoran ternak
adalah memanfaatkan seluruh potensi dapat menjadi pakan ikan dikarenakan
enegri sehingga dapat di panen secara kolam ikan berada tepat di bawah kandang
seimbang. Pertanian melibatkan mahluk ayam. Apabila usaha pertanian,
hidup dalam satu atau beberapa tahapnya peternakan dan perikanan ini dapat
dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu termanfaatkan dengan baik maka akan
serta jangka waktu tertentu dalam proses dapat terjadi peningkatan hasil produksi
produksi. Dengan pertanian terpadu ada dan penekanan biaya produksi sehingga
pengikatan bahan organik di dalam tanah efektifitas dan efesiensi produksi akan
dan penyerapan karbon lebih rendah tercapai sehingga dapat mendukung usaha
dibandingkan pertanian konvensional agribisnis.
yang memakai pupuk nitrogen dan Pembangunan sektor pertanian yang
sebagainya. Agar proses pemanfaatan disusun berdasarkan visi, misi dan sasaran
tersebut dapat terjadi secara efektif dan pembangunan pertanian Kota Palopo
efisien, maka sebaiknya produksi dituntut lebih terintegrasi. Dalam rangka
usahatani terpadu berada dalam suatu peningkatan produksi dan upaya
kawasan. Pada kawasan tersebut peningkatan pendapatan kesejahteraan
sebaiknya terdapat sektor produksi petani dan masyarakat dalam rangka
tanaman, peternakan maupn perikanan. menciptakan usaha tani terpadu, sehingga
Keberadaan sektor-sektor ini akan memiliki nilai tambah dalam mendukung
mengakibatkan kawasan tersebut memiliki usaha agribisnis Kota Palopo.
ekosistem yang lengkap dan seluruh
komponen produksi tidak akan menjadi Tujuan Penelitian
limbah karena pasti akan dimanfaatkan Untuk mengetahui bagaimana
oleh komponen lainnya. respon petani dalam mengelola usaha tani
Pola pertanian terpadu yang dapat terpadu yang berorientasi pada usaha
dilihat di Kota Palopo tepatnya berada di agribisnis serta bagaimana cara agar
Kelurahan Temmalebba Kecamatan Bara. produktifitas usaha tani terpadu dapat

2
Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan Agribisnis

mendukung usaha agribisnis di Kota sehingga diperoleh peningkatan nilai


Palopo. ekonomi, tingkat efesiensi dan
produktifitas yang tinggi.
Manfaat Penelitian (http://ekabess.wordpress.com).
1. Diharapkan menjadi informasi dan Usaha tani adalah ilmu yang
evaluasi bagi petani dalam mempelajari tentang cara petani
mengusahakan dan mengembangkan mengelola input atau faktor-faktor
suatu usaha tani terpadu yang produksi (tenaga kerja, tanah, modal
berorientasi pada usaha agribisnis. teknologi, pupuk, benih) dengan efektif,
2. Sebagai bahan informasi dan bahan efisien dan kontinu untuk menghasilkan
referensi bagi peneliti serta pihak- produksi yang tinggi sehingga pendapatan
pihak yang berkepentingan yang usaha taninya meningkat. (Rahim, 2007).
berhubungan dengan penelitian ini. Usaha tani yaitu suatu ilmu
mempelajari bagaimana seseorang
TINJAUAN PUSTAKA mengusahakan dan mengkoordinasikan
Pertanian terpadu adalah perpaduan faktor-faktor produksi berupa lahan dan
antara bidang pertanian dengan bidang alam sekitarnya sebagai modal sehingga
lainnya misalnya peternakan dan memberi manfaat yang sebaik-baiknya.
perikanan.Pertanian terpadu yaitu Sedang defenisi usaha tani terpadu yaitu
merupakan konsep pemanfaatan lahan suatu kegiatan di bidang pertanian yang
yang tersedia semaksimal mungkin untuk direncanakan sesuai dengan kondisi
menghasilkan produk pertanian yang wilayah dan keluarga tani yang
beranekaragam dengan kualitas tinggi. bersangkutan, dengan mengupayakan
Sistem pertanian terpadu (Integrated adanya hubungan yang saling menunjang,
Farming System) didefenisikan sebagai dari beberapa komuditi yang diusahakan,
penggabungan semua komponen pertanian sehingga dapat dicapai hasil usaha tani
dalam suatu sistem usaha pertanian yang yang optimal.
terpadu. Pada sistem ini mengedepankan Definisi usaha tani terpadu adalah
ekonomi yang berbasis teknologi ramah penerapan pola sistem usahatani terpadu
lingkungan dan optimalisasi semua tersebut akan dapat memaksimalkan hasil
sumber energi yang dihasilkan. produksi pertanian para petani selain
(http://medion.co.id). mampu mendukung ketahanan pangan,
Sistem pertanian terpadu adalah satu juga menjadi alternatif peningkatan
sistem yang menggunakan ulang dan ekonomi bagi petani.
mendaur ulang menggunakan tanaman (http://poktangotro.blogspot.com).
dan hewan sebagai mitra, menciptakan Usaha agribisnis yaitu suatu
suatu ekosistem yang meniru cara alam kegiatan yang berbasis pada keunggulan
bekerja. (http://athirah09.wordpress.com). sumber daya alam yang terkait erat
Pola pertanian terpadu yaitu suatu dengan penerapan teknologi dan
pola yang mengintegrasikan beberapa unit keunggulan sumber daya manusia bagi
usaha di bidang pertanian yang dikelola perolehan nilai tambah yang lebih besar.
secara terpadu, berorientasi ekologis

3
Sri Hastuty (2013)

Perencanaan usaha agribisnis adalah berarti memperluas macam produk yang


suatu usaha secara sistematis untuk dihasilkan dari setiap tanah garapannya.
mencari alternatif-alternatif baru yang Dalam hal ini perlu dicata ini bahwa untuk
dimulai dari proses produksi sampai mencapai suatu usaha tani terpadu pada
produk itu sampai ke tangan konsumen, tingkat nasional/regional dapat dicapai
dengan memperhitungkan konsekuensi dengan spesialisasi tanaman pangan
terhadap hasil dan biaya. tingkat petani. Maka dari itu pada tingkat
Perencanaan usaha tani agribisnis petani seharusnya diberikan kesempatan
terlebih dahulu harus menjawab apa yang dan bantuan untuk selalu dapat
diinginkan oleh pembeli, dan apa yang meningkatkan produktifitas usaha taninya,
dibutuhkan oleh industri hilir yang serta memberikan pengetahuan teknologi
meliputi kegiatan penyimpanan, yang dipergunakan untuk meningkatkan
pengeringan, pengolahan, dan produktifitas usaha taninya. (Ekstensia
pengangkutan.agribisnis sendiri memiliki Volume 9, 1999).
ciri utama, menghasilkan komoditi dengan
tujuan untuk dijual guna mendapatkan Upaya Pengembangan Usaha
keuntungan sebesar-besarnya. (Pusat Agribisnis Berbasis Pertanian Terpadu
Penyuluhan Pertanian, 1997). Dalam pengembangan usaha
agribisnis yang berbasis pada pertanian
Partisipasi Petani Terhadap Pola Usaha terpadu, konsep LEISA (Low Eksternal
Tani Terpadu Input Sustainable Agriculture) merupakan
Partisipasi pada pola usaha tani penyangga dari pertanian terpadu. Dan
terpadu sangat diharapkan sehingga dapat konsep dari LEISA yang apabila
merencanakan pola tanaman sesuai dilaksanakan akan melahirkan manfaat
dengan potensi yang dimiliki dan daya dan keuntungan yaitu:
dukung kondisi wilayah. Dalam 1. Mengoptimalisasikan pemanfaatan
peningkatan pola usahatani terpadu tak sumber daya lokal.
lupa peran dan partisipasi petani sangat 2. Maksimalisasi daur ulang (Zero
dibutuhkan agar pola usaha tani terpadu Waste).
dapat meningkat. 3. Meminimalisasi kerusakan lingkungan
Pola usaha tani terpadu (ramah lingkungan).
(terintegerasi) biasa dilihat dari segi 4. Diversifikasi usaha.
Nasional, regional, maupun dari segi 5. pencapaian tingkat produksi yang stabil
petani. Pola usaha tani terpadu pada dan memadai dalam jangka panjang.
tingkat nasional berarti memperluas 6. Menciptakan kemandirian pangan.
macam produk yang dihasilkan negara Konsep LEISA yang
tersebut secara total. Pola usahatani mengedepankan pada pemanfaatan pada
terpadu pada tingkat regional berarti sumber daya lokal sebagai bahan baku
memperluas macam produk yang pola pertanian terpadu akan menjaga
dihasilkan oleh suatu daerah propinsi, kelestarian usaha pertanian sehingga tetap
kabupaten, kecamatan dan desa. Pola eksis dan memiliki nilai efektifitas,
usahatani terpadu pada tingkat petani efisiensi serta produktifitas yang tinggi.

4
Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan Agribisnis

Dalam konsep ini dikedepankan 2 hal 5. Curah hujan yang tidak menentu,
yaitu pertama, mengubah limbah menjadi semakin menurunnya jumlah dan hari
pakan ternak dan kedua, mengubah hujan per tahun sehingga membuat
limbah peternakan menjadi pupuk pengurangan dan penundaan masa
organik. (http://ekabees.wordpress.com). tanam.
Agribisnis adalah rangkaian kegiatan 6. Pemakainan pupuk berimbang kian
usaha pertanian yang terdiri atas 4 (empat) menurun dan semakin maraknya
subsistem, yaitu: beredar pupuk alternatif yang tidak
1. Subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi jelas kandungannya.
yang menghasilkan sarana produksi Adapun upaya pemecahan masalah
(input) pertanian. untuk meningkatkan pertanian terpadu
2. Subsistem pertanian primer yaitu yaitu diantaranya:
kegiatan ekonomi yang menggunakan 1. Mensosialisasikan agar petani
reproduksi yang dihasilkan subsistem mengubah pola tanam yang biasanya
hulu. hanya menanam satu jenis komoditi
3. Subsistem agribisnis hilir yaitu menjadi beberapa jenis komoditi
mengolah dan memasarkan komuditas seperti komoditi pertanian, peternakan,
pertanian. perikanan dan perkebunan.
4. Subsistem penunjang yaitu kegiatan 2. Program pemerintah yang mendukung
yang menyediakan jasa penunjang pertanian terpadu dengan cara
antara lain pemodalan dan lain-lain. peningkatan kemampuan petani
Adapun permasalahan yang dihadapi melalui penyuluhan, pelatihan dan
dalam upaya pengembangan usaha magang serta mendorong kelompok
agribisnis berbasis pertanian terpadu yaitu tani untuk menyiapkan kandang ternak
penurunan produksi hasil pertanian dan sesuai dengan ketentuan teknis.
pendapatan petani yang relatif rendah 3. Pemamtauan penyaluran pupuk dan
disebabkan beberapa hal, diantaranya pemberian rekomendasi pembelian
yaitu sebagai berikut: pupuk bersubsidi kepada kelompok
1. Semakin meluasnya alih fungsi lahan, tani. (http://fitlyd14n.blogspot.com).
lahan produktif menjadi lahan
pemukiman dan digunakan untuk Perencanaan Kegiatan
pabrik, alih fungsi lahan pertanian ke Kegiatan identifikasi dilaksanakan
non-pertanian. bersama petani dan penyuluh lapangan
2. Tanah semakin jenuh atas penggunaan dimaksudkan untuk mengetahui
bahan kimia sintesis khususnya pupuk bagaimana pola usahatani terpadu untuk
kimia dan pestisida kimia sintesis yang meningkatkan usaha agribisnis. Selain itu
berlebihan. juga dikumpulkan data dan informasi
3. Biaya usaha tani yang semakin mahal mengenai seberapa besar peran petani
dan semakin sulitnya tenaga kerja untuk mendukung usaha tani terpadu,
pertanian. sehingga dengan demikian dapat tercapai
4. Adanya serangan OPT (organisme keberhasilan dalam usaha agribisnis.
pengganggu tanaman).

5
Sri Hastuty (2013)

Pelatihan Usaha Tani Terpadu kimiawi dan pestisida kimia dalam jangka
Pelaksanaan pelatihan usaha tani panjang justru akan menurunkan hasil
terpadu disesuaikan dengan kondisi produksi dan daya dukung lingkungan.
lapangan dan potensi sumber daya alam Dengan adanya pernyataan seperti itu
serta dukungan sarana dan prasarana. maka dibutuhkan pertanian yang lebih
Materi pelatihan diberikan secara teori hemat energi, mempertahankan
dan praktek baik materi berupa teknis keaneragaman hayati pertanian serta
maupun materi berupa ekonomi pertanian. mampu mencapai produksi optimun
Dan kegiatan ini akan lebih baik hasilnya melalui diversifikasi produk meski dalam
jika dilaksanakan dengan metode belajar lahan yang terbatas. Ciri tersebut dimiliki
sambil bekerja (Sekolah Lapang/SL). oleh sistem pertanian terpadu.
Adapun pelaksanaan Dan unggulan lain dari sistem
pemasyarakatan pola usahatani terpadu pertanian terpadu adalah petani akan dapat
dilakukan melalui penerangan dengan memilih beragam sumber penghasilan,
pemanfaatan berbagai media, baik media dikarenakan seorang petani bisa menanam
cetak maupun elektronik serta penyuluhan dan bisa juga beternak kambing atau ayam
dengan melakukan revitalisasi sistem serta menanam sayuran. Kotoran yang
LAKU yaitu latihan dan kunjungan dihasilkan ternak dapat digunakan sebagai
(Anonim, 2001). pupuk sehingga petani tidak perlu
membeli pupuk lagi. Jika panen gagal,
Peningkatan Produksi Hasil Usaha tani petani masih bisa mengandalkan daging
Terpadu atau telur ayam atau bahkan menjual
Melalui penerapan pola usahatani kambing untuk mendapatkan penghasilan.
terpadu akan dapat memaksimalkan hasil Dengan demikian sistem pertanian terpadu
produksi pertanian para petani sangat bermanfaat dikarenakan tidak
dikarenakan para petani tidak hanya lagi hanya mengandalkan satu sumber
menanam satu jenis tanaman saja tetapi penghasilan saja. (http://ekonomi.
mengembangkan sistem usahatani terpadu kompasiana.com).
yang mana petani menanam padi untuk
kebutuhan pangan, sisa jerami untuk Komponen Sistem Pertanian Terpadu
pakan ternak, sedangkan limbah ternak Sistem ini memiliki satu pusat dan
sebagai bahan pupuk organik fine satu tujuan yaitu manusia yang harus
compost. Sehingga selain mendukung dipenuhi kebutuhannya. Pusat ini
ketahanan pangan, juga menjadi alternatif dikelilingi dengan berbagai model
peningkatan ekonomi bagi petani dan juga kegiatan ekonomi pertanian yang saling
dapat meningkatkan hasil produksi berkaitan satu sama lain misalnya
usahatani terpadu dan usaha agribisnis. peternakan, perikanan, ladang garing
persawahan dan pengolahan limbah
Sistem Pertanian Terpadu (Waste Tretment). Satu per satu kita akan
Sistem pertanian yang selama ini membahas komponen sistem pertanian
menerapkan metode monokultur dan terpadu (Integrated farming System) yaitu
penggunaan input dari luar, seperti pupuk diantaranya:

6
Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan Agribisnis

1. Manusia sebagai mahluk hidup (polikultur), asalkan jenis yang


membutuhkan energi sebagai motor dipelihara mempunyai kebiasaan
kehidupannya. Dengan sistem makan berbeda agar tidak terjadi
pertanian terpadu, manusia tidak hanya perebutan pakan. Nutrisi untuk ikan
mendapatkan keuntungan finansial berasal dari jatuhan kotoran ternak
tetapi juga pangan sebagai kebutuhan yang kering dan sisa pakan ternak.
primer dan energi panas listrik. Selain yang kering, kotoran ternak
2. Peternakan yang jatuh ke kolam juga memacu
Peternakan memainkan peran sebagai perkembangan plankton yang menjadi
sumber energi dan penggerak ekonomi makanan ikan.
dalam sistem pertanian terpadu. 5. Waste Tredment
Sumber energi berasal dari daging, Komponen ini berperan dalam
susu, telur, serta organ tubuh lainnya penyediaan energi dan penekanan
bahkan kotoran hewan. Sedangkan pencemaran lingkungan. Hasil dari
fungsi penggerak ekonomi berasal dari pengolahan limbah tersebut adalah
hasil penjualan ternak, telur, susu, dan kompos, pupuk kandang dan juga
hasil samping ternak (bulu dan biogas.
kotoran). Dalam mendesain komponen
peternakan yang akan digunakan untuk
Pembuatan Sistem Pertanian Terpadu
sistem pertanian terpadu faktor
biosekuriti adalah faktor penting yang Dalam proses mendesain Integrated
selalu diperhatikan yaitu pencegahan Farming System harus mencakup faktor-
penularan penyakit antar hewan yang faktor di bawah ini yaitu:
menjadi fokus biosekuriti. 1. Modal
3. Persawahan atau Ladang Penekanan faktor modal meliputi
Syarat tanaman yang bisa diusahakan modal teknis dan non teknis. Dimana
adalah bernilai ekonomi dan bisa modal teknis meliputi biaya seperti
menyediakan pakan untuk peternakan. pembuatan kandang, pembuatan kolam,
Hasil samping pertanian berupa jerami, dan sebagainya. Sedang modal non
sekam, dan sisa batang dapat teknis menyangkut perizinan usaha
digunakan sebagai pakan ternak dan tersebut, dikarenakan sistem pertanian
ikan, pembuatan biogas dan kompos. terpadu merupakan gabungan dari
4. Perikanan pertanian, peternakan dan perikanan
Ikan yang digunakan untuk sistem maka peternakan wajib mengantongi
pertanian terpadu adalah ikan air tawar izin untuk ketiganya. Namun tak lupa
yang dapat beradaptasi dengan lakukan survey pendahuluan untuk
lingkungan air yang keruh, tidak memetakan bagaimana desain sistem
membutuhkan perawatan ekstra, pertanian terpadu yang akan dibuat,
mampu memanfaatkan nutrisi yang ada lalu perhitungan berapa modal yang
dan memiliki nilai ekonomis. Ikan diperlukan, kapan modal akan kembali,
dapat dipelihara secara tunggal berapa besar resiko yang dihadapi dan
(monokultur) atau campuran sebagainya.

7
Sri Hastuty (2013)

2. Tenaga Kerja Model Sistem Pertanian Terpadu


Dalam sistem pertanian terpadu Ada dua model sistem pertanian
(Integrated Farming System) terpadu yaitu diantaranya:
penggunaan tenaga kerja akan lebih 1. Sistem Pertanian Terpadu
sedikit dikarenakan pada pola usaha Konvensional
tani terpadu memadukan beberapa jenis Model sistem pertanian terpadu
budidaya seperti budidaya pertanian, konvensional sudah banyak diterapkan
peternakan, perikanan yang saling oleh petani di masa lalu, namun saat ini
terintegrasi. sudah banyak ditinggalkan. Tumpang sari
3. Teknologi antara ternak ayam dan ikan (longyam)
Penerapan teknologi dalam sistem dimana kotoran ayam yang terbuang
pertanian terpadu akan lebih produktif dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Dan
namun tentunya akan berakibat pada tumpang sari antara tanaman palawija
dua hal yaitu modal dan tenaga kerja dengan peternakan, dimana limbah
karena dalam penggunaan teknologi tanamandigunakan sebagai pakan
yang modern membutuhkan biaya yang kambing, sapi, sedangkan kotoran ternak
cukup dalam membiayai sistem pola digunakan sebagai pupuk organik tanaman
usaha tani terpadu namun dalam berikutnya. Namun praktek pertanian
penggunaan teknologi dapat menekan terpadu konvensional ini belum tentu
pemakaian tenaga kerja. suatu siklus berkelanjutan karena hanya
4. Keuntungan mengandalkan dekomposisi biomassa
Keuntungan berasal dari penjualan alamiah yang lambat serta dapat
hasil produksi, dan keuntungan bersih mengurangi masukan energy dari luar
didapatkan dari selisih antara biaya sistem pertanian.
(cost) dan pendapatan kotor (bruto). 2. Sistem Pertanian Terpadu Modern
Gunakan perhitungan biaya
(Teknologi EM)
berdasarkan kegiatan produksi (FC, Model sistem pertanian terpadu
VC, dan TC). Biaya tetap (Fixed modern dengan menggunakan teknologi
Cost/FC) digunakan untuk biaya yang EM (effective macro-organisme).
harus dikeluarkan meski usaha sedang Memadukan budidaya tanaman
tidak berjalan misalnya: penyusutan perkebunan, peternakan, perikanan dan
kandang, retribusi dan sebagainya. pengolahan daur ulang limbah secara
Biaya tidak tetap (Variable Cost/VC) selaras, serasi dan berkesinambungan.
adalah biaya yang jumlahnya Budidaya tanaman yang dipilih adalah
mengikuti volume produksi, tanaman semusim.
contohnya: biaya pakan, pupuk, obat-
obatan dan sebagainya. Keduanya Konsep Terapan Pertanian Terpadu
harus dijumlah dan digabungkan Konsep terapan dari pertanian
menjadi biaya total (total cost/TC). terpadu akan menghasilkan F4 yang
(www.media.co.id). sebenarnya adalah langkah pengamanan
terhadap ketahanan dan ketersediaan
pangan dan energi secara regional maupun

8
Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan Agribisnis

nasional, terutama pada kawasan remote bio/organic fertilizer bukan hanya


area dari jajaran kepulauan Indonesia. sebagai penyubur tetapi juga sebagai
a. F1 – Food perawat tanaman (Soil Conditioner),
Pangan manusia (beras, gandum, yang dari sisi keekonomisan maupun
jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan karakter hasil produknya tidak kalah
lain sebagainya). Produk peternakan dengan pupuk buatan (anorganik
(daging, susu, telur dan lain fertilizer) bahkan pada kondisi tertentu
sebagainya). Produk perikanan akan dihasilkan bio pestisida (dari asap
budidaya ikan air tawar (lele, mujair, cair yang dihasilkan pada proses
nila, gurameh dan lain sebagainya). pirolisis gasifikasi) yang dapat
Dan hasil produk perkebunan (kopi, dimanfaatkan sebagai pengawet
teh, gula dan lain sebagainya) makanan yang tidak berbahaya (bio
b. F2 – Feed preservative) (www.nasih.ugm.ac.id).
Pakan ternak termasuk didalamnya
ternak ruminansia (sapi, kambing, METODE PENELITIAN
kerbau, kelinci dan lain-lain). Ternak Penelitian ini dilaksanakan di
unggas ( ayam, itik, angsa, burung dara Kelurahan Temmalebba Kecamatan Bara,
dan lain-lain). Serta paka ikan budidaya Kota Palopo. Pemilihan lokasi didasarkan
air tawar terutama ikan herbivora dan pada pertimbangan bahwa lokasi yang
ombivora yang tidak perlu protein dipilih merupakan wilayah yang
content tinggi (mujair, tombro, mengmbangkan pola usaha tani terpadu.
bandeng, nila dan gurameh). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
c. F3 – Fuel Agustus sampai dengan Desember 2012.
Akan dihasilkan energi dalam berbagai Penentuan responden dalam
bentuk mulai energi panas untuk penelitian ini dilakukan dengan metode
kebutuhan domestik/masak-memasak, purposif yaitu mengambil data secara
energi panas untuk industri makanan langsung ke 20 orang petani dalam suatu
dikawasan pedesaan juga untuk industri kelompok tani.
kecil, juga akan dihasilkan power Penelitian ini menggunakan dua
energi misalnya Pure Plant Oi (PPO) sumber data, yaitu:
atau dicampur menjadi bio diesel, 1. Data primer adalah data yang
ethanol dan gasohol, synthetic gas yang dikumpulkan dari hasil wawancara
dihasilkan dari pirolisis gasifikasi langsung dengan petani, kemudian data
maupun enziminasi gasifikasi dan juga tersebut diolah.
pemakaian tenaga langsung lembu 2. Data sekunder adalah data yang
untuk penarikan pedati, kerbau untuk diperoleh dari instansi terkait yang
mengelolah lahan pertanian sebenarnya berhubungan dengan penelitian.
adalah produk berbentuk
FUEL/ENERGI. Teknik Analisis Data
d. F4 – Fertilizer Analisis data yang digunakan dalam
Akan dihasilkan juga bio fertilizer yang penelitian ini yaitu analisis deskriptif.
semua juga memahami bahwa Dalam hal ini analisis deskriptif

9
Sri Hastuty (2013)

digunakan untuk mengetahui bagaimana input pertanian atau pengusahaan


respon petani terhadap pengembangan produksi itu sendiri ataupun juga
pertanian terpadu sehingga dapat memilih pengusahaan pengelolahan hasil
dan menentukan cara agar produktifitas pertanian.
pertanian terpadu mendukung usaha f. Produktifitas yaitu hubungan antara
agribisnis di Kota Palopo. kualitas yang dihasilkan dengan jumlah
Dalam penelitian ini di gunakan kerja yang dilakukan untuk mencapai
beberapa istilah yang mempunyai arti suatu hasil.
sebagai berikut: Usaha agribisnis yaitu kegiatan yang
a. Pola pertanian terpadu yaitu merupakan berbasis pada keunggulan sumber daya
suatu pola yang mengintegrasikan manusia bagi perolehan nilai tambah yang
beberpa unik usaha di bidang pertanian lebih besar.
yang dikelola secara terpadu,
berorientasi ekologis sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh peningkatan nilai ekonomi, Identitas Petani Responden
tingkat efesiensi dan produktifitas yang Identitas responden merupakan ciri-
tinggi. ciri yang dimiliki petani yang berkaitan
b. Sistem pertanian terpadu (Integrated dengan usahanya termasuk anggota
Farming System) didefenisikan sebagai keluarga. Dalam kaitan ini identitas
penggabungan semua komponen responden yang diuraikan meliputi umur,
pertanian dalam suatu sistem usaha pendidikan, jumlah tanggungan, luas
pertanian yang terpadu. Pada sistem ini lahan dan pengalaman berusaha tani.
mengedepankan ekonomi yang
berbasis teknologi ramah lingkungan Tabel 1. Jumlah Responden Menurut
Umur di Kelurahan Temmalebba
dan optimalisasi semua sumber energi
Kecamatan Bara Kota Palopo
yang dihasilkan. Kelompok
c. Usaha tani (farming) adalah bagian inti Jumlah Persentase
Umur
dari prtanian karena menyangkut (Orang) (%)
(Tahun)
sekumpulan kegiatan yang dilakukan 33 – 43 4 20,00
dalam budidaya. 44 – 54 12 60,00
d. Usaha tani terpadu yaitu suatu kegiatan 55 – 65 3 15,00
di bidang pertanian yang direncanakan 66 keatas 1 5,00
Jumlah 20 100,00
sesuai dengan kondisi wilayah dan
keluarga tani yang bersangkutan,
Apabila diasumsikan bahwa umur
dengan mengupayakan adanya
produktif berkisar pada umur 44 – 54
hubungan yang saling menunjang, dari
tahun maka tabel 1 di atas menunjukan
beberapa komoditi yang diusahakan,
bahwa petani responden rata-rata yang
sehingga dapat dicapai hasil usaha tani
berusia produktif yaitu sebanyak 20 orang.
yang optimal.
Umur maksimum petani responden adalah
e. Agribisnis adalah setiap usaha yang
66 tahun, sedangkan umur minimum
berkaitan dengan kegiatan produksi
adalah 33 tahun.
pertanian yang meliputi pengusahaan

10
Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan Agribisnis

Tingkat pendidikan petani responden Pada tabel 3 menunjukan bahwa


dilihat dari pendidikan terakhirnya yang petani responden yang mempunyai
pernah diperoleh petani tersebut dapat tanggungan keluarga terbanyak adalah 5 –
dilihat pada tabel dibawah ini. 6 orang atau 50,00% sedangkan petani
responden yang tanggungan keluarganya
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Petani
Responden di Kelurahan kurang adalah 1 – 2 dan 7 – 8 atau sekitar
Temmalebba Kecamatan 10,00%.
Bara Kota Palopo
Tabel 4. Luas Lahan Garapan Petani
Kelompok Jumlah Persentase Responden di Kelurahan
No
Pendidikan (Orang) (%) Temmalebba Kecamatan Bara,
1 SD 8 40,00 Kota Palopo

2 SLTP 5 25,00 Luas


Jumlah Persentase
No Lahan
3 SLTA 7 35,00 (Orang) (%)
(Ha)
Jumlah 20 100,00 0,25 –
1 9 45,00
1,00
2 > 1,00 11 55,00
Tabel 2 di atas menunjukan bahwa,
Jumlah 20 100,00
jumlah petani responden sebagian besar
berpendidikan SD dan SLTA yaitu Tabel 4 di atas memperlihatkan
40,00%, dan 25,00% hal ini disebabkan bahwa petani responden yang memiliki
karena keadaan ekonomi para petani saat luas lahan lebih dari 1,00 Ha ada 11 orang
ini masih kurang memungkinkan. Orang atau dengan persentase 55,00%. Hal ini
tua mereka lebih cenderung mengarahkan dapat dapat disimpulkan pemilikan luas
anaknya pada proses produksi usaha tani lahan petani responden atas lahan yang
dari pada melanjutkan pendidikan. dimiliki tergolong luas, namun para petani
tidak merespon untuk mengembangkan
Tabel 3. Tanggungan Keluarga Petani pola usaha tani terpadu.
Responden di Kelurahan
Temmalebba Kecamatan Tabel 5. Pengalaman Berusaha Tani
Bara Kota Palopo Petani Responsen di Kelurahan
Temmalebba Kecamatan Bara,
Jumlah
Tanggungan Jumlah Persentase Kota Palopo
No
Keluarga (Orang) (%)
(Jiwa) Pengalaman
Jumlah Persentase
No Berusahatani
1 1-2 2 10,00 (Orang) (%)
(Tahun)
2 3-4 6 30,00 1 4–9 5 25,00
2 10 – 19 10 50,00
3 5-6 10 50,00
3 20 – 29 3 15,00
4 7-8 2 10,00 4 30 – 40 2 10,00
Jumlah 20 100,00 Jumlah 20 100,00

11
Sri Hastuty (2013)

Tabel 5 di atas menunjukan bahwa ternak unggas (ayam, itik, angsa,


15 orang atau 75,00% petani mempunyai burung dara, dan lain-lain) dan juga
pengalaman berusaha tani di atas 10 pakan ikan budidaya air tawar (lele,
tahun. mujair, nila, gurameh, dan lain-lain).
[

Respon Petani dalam Mengelola Pola 3. Mampu menghasilkan energi dalam


Usaha Tani Terpadu yang Berorientasi berbagai bentuk diantaranya energi
Pada Usaha Agribisnis. panas untuk kebutuhan domestik/
masak-memasak dalam rumah tangga,
Dalam pola usaha tani terpadu industri makanan, dan juga industri
yangmerupakan salah satu program kecil.
pemerintah pertanian yang dilaksanakan 4. Mampu menghasilkan bio fertilizer/
oleh para petani di Kelurahan organik fertilizer yang digunakan
Temmalebba Kecamatan Bara memiliki sebagai penyubur dan sebagai perawat
respon tersendiri oleh setiap para petani. tanaman (soil conditioner).
Serta memiliki standarisasi penilaian Apabila standarisasi respon petani
tersendiri pula yang dianggap perlu untuk yang telah ditentukan dapat terealisasikan
lebih jauh menganalisa bagaimana respon dengan baik oleh para petani maka dapat
petani terhadap pola usaha tani terpadu dinyatakan bahwa respon petani tersebut
yang pada umumnya menghasilkan merespon dengan baik pola usaha tani
beragam produktifitas yang dapat terpadu yang berorientasi pada usaha
mendukung usaha agribisnis. Adapun agribisnis dan para petani yang tidak
standarisasi penilaiannya yaitu apa bila mengembangkan dan mengusahakan pola
suatu usaha tani terpadu yang pada usaha tani terpadu atau tidak sama sekali
umumnya menghasilkan beragam melaksanakan standarisasi yang telah
produktiifitas yang dapat mendukung ditentukan maka dapat dinyatakan bahwa
usaha agribisnis. Adapun standarisasi para petani tidak merespon dengan baik
penilainnya yairu apabila suatu usaha tani pola usaha tani terpadu yang berorientasi
terpadu yang diusahakan oleh para petani pada usaha agribisnis.
mampu menghasilkan yaitu diantaranya: Dari data yang diperoleh dapat
1. Mampu menghasilkan pangan manusia disimpulkan bahwa dari 20 orang petani
seperti produk hasil pertanian (beras, responden, hanya 8 orang petani saja yang
gandum, jagung, kedelai, kacang- merespon dengan baik pola usaha tani
kacangan, dan lain-lain), produk hasil terpadi yang berorientasi pada usaha
peternakan (daging, susu, telur, dan agribisnis dikarenakan usaha tani terpadu
lain-lain), produk hasil perikanan yaitu yag dikelolahnya telah memenuhi
budidaya ikan air tawar (lele, mujair, standarisasi yang telah ditentukan. Dan 12
nila, gurameh, dan lain-lain) dan orang pettani responden lainnya kurang
produk hasil perkebunan (kopi, teh, merespon terhadap pola usaha tani terpadu
gula). yang berorientasi pada usaha agribisnis,
2. Mampu menghasilkan pakan ternak dikarenakan ke 12 para petani responden
termasuk didalamnya ternak ruminasi tersebut tidak mengembangkan dan
(sapi, kambing, kerbau, kelinci), pakan mengusahakan usaha tani terpadu.

12
Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan Agribisnis

Cara Agar Produktifitas Pola Usaha 4. Menyempurnakan sistem kelembagaan


Tani Terpadu Dapat Mendukung usaha tani melalui pembinaan
Usaha Agribisnis kelompok tani dan lembaga keungan
Cara yang dilakukan agar mikro lainnya yang bertujuan untuk
produktifitas hasil usaha tani terpadu memberikan motivasi produktifitas
dapat mendukung usaha agribisnis yaitu agar lebih meningkat sehingga
diantaranya: mengatasi hambatan-hambatan yang
1. Dengan menggunakan cara dihadapi oleh para petani dikarenakan
diversifikasi merupakan suatu usaha juga adanya penyediaan sarana dan
atau cara penganekaragaman jenis prasarana yang diberikan oleh
usaha atau komoditi pertanian pemerintah.
dikarenakan semakin banyak komoditi
yang dipadukan maka semakin besar KESIMPULAN DAN SARAN
pula peluang untuk menghasilkan Kesimpulan
produktifitas suatu usaha tani. 1. Respon petani dalam mengolah usaha
Diversifikasi juga menghindari tani terpadu yang berorientasi pada
ketergantungan pada satu komoditi usaha agribisnis yaitu dari 20 orang
pertanian saja. petani responden, hanya 8 orang petani
2. Dengan menggunakan cara saja yang merespon dengan baik pola
intensifikasi merupakan suatu cara usaha tani terpadu yang berorientasi
untuk meningkatkan hasil pertanian pada usaha agribisnis, 12 orang petani
dengan cara memanfaatkan lahan responden lainnya kurang merespon
dengan sebaik-baiknya seperti terhadap pola usaha tani terpadi yang
penggunaan teknologi secara tepat. berorientasi pada usaha agribisnis
Teknologi yang dimaksud adalah 2. Cara agar produktifitas usaha tani
penggunaan bibit unggul, terpadu dapat mendukung usaha
pemberantasan hama dan penyakit, agribisnis yaitu dengan cara
pemupukan berimbang dan pasca diversifikasi dan intensifikasi
panen. Sehingga suatu usaha tani pertanian, serta penyempurnaan system
terpadu yang dikembangkan mulai dari kelembagaan kelompok tani dan
pertanian, peternakan, perikanan, lembaga keuangan mikro lainnya, serta
perkebunan dapat terintegrasi secara melengkapi sarana dan prasarana yang
baik dan menghasilkan produktifitas disediakan oleh pemerintah.
yang baik pula agar dapat mendukung
usaha agribisnis. Saran
3. Memberikan subsidi dan insentif modal 1. Diharapkan dukungan dari aparat
kepada para petani agar petani dapat pemerintah setempat agar dapat
meningkatkan produksi hasil usaha tani memberikan informasi lebih mengenai
terpadu yang dikelolahnya sehingga usaha tani terpadu yang dapat
dapat pula mendukung usaha mendukung usaha agribisnis sehingga
agribisnis. para petani lebih merespon dengan baik
dan juga paham mengenai cara-cara

13
Sri Hastuty (2013)

agar produktifitas usaha tani terpadu Pusat Penyuluhan Pertanian. 1997.


dapat mendukung usaha agribisnis. Panduan Sekolah Lapang
2. Diharapkan kegiatan ini dapat lebih Perencanaan Usaha Tani
Agribisnis. Jakarta: Departemen
meningkatkan kerjasama dengan
Pertanian.
seluruh stakeholder dalam penerapan
pola usaha tani terpadu sehingga dapat Sistem Usaha Tani Terpadu. 2010. Upaya
mendukung usaha agribisnis. Pengembangan Agribisnis
Berbasis Pertanian Terpadu.
Blogspot (online), http://fitlyd14n.
DAFTAR PUSTAKA blogspot.com. Diakses 15 Februari
2013.
Rahim, Abdul., 2007. Usahatani
(Wholefarm). Ekonomika
Pertanian. Jakarta.
Hariyadi, Agus., 1999. Kemandirian
Pertanian: Partisipasi Petani
Terhadap Pola Tanaman
Diversifikasi. Ekstensia Volume 9.
Anonim, 2011. Bulletin Pertanian. Balai
Pengkajian dan Penerapan
Informasi Teknologi Pertanian.
Makassar.
----------, 2011. Integrated Farming
System. www.ekabees.wordpress.
com. Diakses Pada Tanggal 22
Juli.

-----------, 2009. Komponan Sistem


Pertanian Terpadu. www.medion.
co.id. Diakses Pada Tanggal 1
agustus 2013.

------------, 2002. Pertanian Terpadu.


www.nasih.ugm.ac.id. Diakses
Pada Tanggal 18 Juli 2013.
Suprapto, Ato., 2011. Badan Ketahanan
Pangan Kementerian R.I. Sinar
Tani.

Kelompok Tani Gotong Royong. 19 Mei


2011. Pola Perencanaan
Usahatani Terpadu. Poktan Gotro
(online),
http://poktangotro.blogspot.com.
Diakses 15 Februari 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai