Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN PADA
KEHAMILAN (PERDARAHAN SEKUNDER)
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Emergency Kebidanan Komunitas
Dosen pengampu : Ranti Lestari, SST., M. Keb

Disusun oleh kelompok 7


Yuniari : A.14.19.0063
Yanti Aulia H : A.14.19.0064
Zulva Arnas : A.14.19.0065
Nisrina : A.13.18.0051
Solihat : A.15.20.0091

YAYASAN PRIANGAN CIANJUR


AKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
Jln. Raya Abdullah Bin Nuh No. 13 Cianjur
Telp./fax. (0263) 271283 Cianjur
Email: akbidcianjur@yahoo.com
Website: www.akbidcianjur.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Pada Kehamilan (Perdarahan Sekunder)”. Makalah ini
disusun berdasarkan RTM (Rencana Tugas Mahasiswa) Akademi
Kebidanan Cianjur.

Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi yang


membaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya kepada pembaca. Untuk itu kami mengharap kan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata kami mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
bagi kami khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita, amin.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Cianjur, 08 November 2021

Kelompok 7

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan......................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
BAB II Pembahasan.....................................................................................2

A. Pengertian...........................................................................................2
B. Jenis-Jenis Dan Cara Pemberiannya...................................................6
BAB III Simpulan.......................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah
sebanyak lebih dari 500cc yang terjadi setelah anak lahir baik sebelum,
selama, atau sesudah kelahiran plasenta. Menurut waktu kejadiannya,
perdarahan postpartum sendiri dapat dibagi atas perdarahan postpartum
primer yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir, dan perdarahan
postpartum sekunder yang terjadi lebih dari 24 jam sampai dengan 6
minggu setalah kelahiran bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
pelayanan kesehatan di suatu negara. Angka kematian ibu di Indonesia
sendiri masih sangat tinggi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005, angka kematian ibu saat
melahirkan adalah sebanyak 262 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut
DepartemenKesehatan RI ( 2008 ) Angka Kematian Ibu (AKI)
mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, dimana penyebab kematian
ibu terbanyak adalah perdarahan (28 %), eklampsia (24 %), komplikasi
puerperium (8 %), dan abortus (5 %). Hal tersebut tidak berbeda jauh
pada tahun 2003 angka kematian ibu adalah 307 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian ibu diantaranya perdarahan sebanyak 30 %
dari total kasus kematian, abortus 25 %, eklampsia 12 %, infeksi 5
%,partus lama 5 %,emboli obstetrik 3 %, komplikasi masa nifas 8 %,
dan penyebab lain 12 % (Siswono, 2005 ).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perdarahan sekunder?
2. Apa penyebab dari perdarahan sekunder?
3. Bagaiamana tanda dan gejala perdarahan sekunder?
4. Komplikasi apa yang terjadi pada perdarahan sekunder?
5. Penatalaksaan apa yang harus dilakuakan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perdarahan sekunder.
2. Untuk mengetahui penyebab dari perdarahan sekunder.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala perdaraha sekunder.
4. Untuk mengetahui komplikasi perdarahan sekunder.
5. Untuk mengetahui penetalaksaan perdarahan sekunder.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500
cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara
hari ke 5 sampai 15 hari postpartum. Pada kenyataannya sangat sulit
untuk membuat determinasi batasan pascapersalinan dan akurasi jumlah
perdarahan murni yang terjadi. Batasan operasional untuk periode
pascapersalinan adalah periode waktu setelah bayi dilahirkan. Sedangkan
batasan jumlah perdarahan hanya merupakan hanya merupakan taksiran
secara tidak langsung dimana sebutkan sebagai perdarahan abnormal
yang menyebabkan perubahan tanda vital (pasien mengeluh lemah,
limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik < 90
mmHg,nadi >100 x/menit, kadar Hb < 8 g%) (PONEK 2008).
B. Penyebab
1. Sub Involusio
Sub involusio adalah kemacetan atau kelambatan involusio yang
disertai pemanjangan periode pengeluaran lokhea dan kadang-kadang
oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore
yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau
berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada
keadaan normalnya.
Gejala :
Nyeri tekan perut bawah dan pada uterus, kadang di persulit dengan
anemia dan demam.
2. Hematoma Vulva
Khususnya yang terbentuk dengan cepat dapat menyebabkan rasa
nyeri mencekam yang sering menjadi keluhan utama. Hematoma
dengan ukuran sedang dapat diserap spontan.jaringan yang melapisi
gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis
akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini
dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan
uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih
besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya keadaan ini
mungkin disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang
mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama.
3. Sisa Plasenta
Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim
dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan
pospartum lambat (biasanya terjadi dalam 6 – 10 hari pasca
persalinan). Pada perdarahan postpartum dini akibat sisa plasenta
ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir
dan kontraksi rahim baik. Pada perdarahan postpartum lambat
gejalanya sama dengan subinvolusi rahim, yaitu perdarahan yang
berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim.
Perdarahan akibat sisa plasenta jarang menimbulkan syok.
Penilaian klinis sulit untuk memastikan adanya sisa plasenta, kecuali
apabila penolong persalinan memeriksa kelengkapan plasenta setelah
plasenta lahir. Apabila kelahiran plasenta dilakukan oleh orang lain
atau terdapat keraguan akan sisa plasenta, maka untuk memastikan
adanya sisa plasenta ditentukan dengan eksplorasi dengan tangan,
kuret atau alat bantu diagnostik yaitu ultrasonografi. Pada umumnya
perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi
rahim baik dianggap sebagai akibat sisa plasenta yang tertinggal
dalam rongga rahim.
C. Tanda dan Gejala
1. Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui pengeluaran lokhea
normal
2. Terjadi perdarahan cukup banyak
3. Rasa sakit di daerah uterus
4. Pada palpasi fundus uteri masih dapat diraba lebih besar dari
seharusnya
5. Pada VT didapatkan uterus yang membesar, lunak dan dari ostium
uteri keluar darah.
6. Pucat
7. Lemah
8. Menggigil
9. Tekanan darah rendah ( sistolik < 90 mmHg )
10. Nadi cepat ( > 100x/m )
11. Anemia ( hb < 8 g% )
D. Komplikasi
Perdarahan postpartum yang tidak ditangani dapat mengakibatkan :
1. Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan
menurunnya kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini
menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat
menyebabkan hipovolemia berat. Apabila hal ini tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan kerusakan atau
nekrosis tubulus renal dan selanjutnya meruak bagian korteks renal
yang dipenuhi 90% darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka
akan menyebabkan ibu tidak terselamatkan.
2. Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan
menyebabkan perubahan hemostasis dalam darah, juga termasuk
hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut menjadi masalah apabila
tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan juga akan
berdampak juga pada asupan ASI bayi.
3. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan
postpartum sampai syok. Sindrom ini disebabkan karena
hipovolemia yang dapat menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis.
E. Penatalaksanaan
1. Pasang infus dan transfusi darah.
2. Tergantung dari sumber perdarahannya:
a. Perdarahan berasal dari perlukaan yang terbuka :
- Dijahit kembali
- Evaluasi kemungkinan terjadi hematoma
3. Perdarahan berasal dari bekas implantasi plasenta :
- Lakukan anesthesia dengan demikian kuretase dapat di
lakukan dengan aman dan bersih.
- Jaringan yang di dapatkan harus dilakukan pemeriksaan
untuk memperoleh kepastian.
4. Perawatan terapi sekunder perdarahan postpartum:
- Rehidrasi diteruskan sampai tercapai keadaan optimal
- Berikan antibiotika
- Berikan pengobatan suportif
- Gizi yang baik
- Vitamin dan praparat Fe
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

“ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS HPP SEKUNDER”

Pengkajian / Pengumpulan Data

Pengkajian merupakan langkah pertama dalam manajemen kebidanan.


Pengkajian dilaksanakan secara umum meliputi aspek biopsikososial
spiritual yang komprehensif, data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber
dari pasien, keluarga, tenaga kesehatan, catatan medik, catatan perawatan
dan hasil pemeriksaan penunjang.

A. Data Subjektif
Keluhan utama : Ibu masih mengeluarkan banyak darah dari kemaluannya
sampai berkali-kali ganti pembalut. Ibu mengatakan nyeri atau sakit pada
kemaluanya, lelah.

Riwayat kesehatan ibu

Ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,


riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.

Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,


penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.

Riwayat persalinan sekarang terdiri dari : persalinan yang ke berapa, tempat


dan penolong persalinan, lama kala I,II,III serta komplikasi yang dialami,
jenis persalinan, perdarahan pada kala IV ( > 500 cc) serta komplikasinya

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas terdahulu (jika ada) terdiri dari :
persalinan yang ke, umur anak, UK, jenis persalinan, penolong, BB/PB, JK,
komplikasi ibu dan bayi, lama masa laktasi.
Riwayat penggunaan kontrasepsi terdiri dari : jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, lama pemakaian dan keluhan selama pemakaian.

Riwayat sibling rivalry yaitu penerimaan kakak terhadap adiknya yang baru
lahir tersebut.

Kecukupan nutrisi terdiri dari : makan terakhir pukul berapa, jenis serta
porsi makanan, minum terakhir pukul berapa, jenis dan jumlah minuman
Eliminasi terdiri dari : terakhir eliminasi pukul berapa serta keluhannya.

Istirahat dan tidur terdiri dari : lama istirahat

Mobilisasi terdiri dari : apakah ibu dapat tidur miring kiri atau kanan, duduk
maupun berjalan

Rencana menyusui terdiri dari ada atau tidak pengalaman menyusui dan
rencana lama menyusui

Pengetahuan ibu mengenai : bahaya masa nifas 2-6 hari, cara memeriksa
kontraksi uterus, cara masase fundus uteri, cara mencegah hipotermi bayi,
cara menyusui dan senam nifas lanjutan .

Data Objektif

Pemeriksaan

Keadaan umum, kesadaran, keadaan emosional, keadaan psikologis,


antropometri dan tanda vital ( nadi, tekanan darah, suhu, resprasi)

Pemeriksaan fisik :

Wajah : oedema/pucat/normal

Mata : konjungtiva, sclera.

Mulut : pucat/kering/lembap

Dada dan aksila : kebersihan dan bentuk payudara, puting susu, pengeluaran
air susu, kelainan payudara.

Abdomen : distensi, kandung kemih, TFU, kontraksi uterus, nyeri tekan

Genetalia eksterna : inspeksi vulva (lochea), jahitan perineum, oedema,


tanda infeksi, kelainan

Anus terdapat haemoroid atau tidak.


Ekstremitas atas dan bawah : oedema, kekuatan sendi,kemerahan, varices
dan patella.

Bounding skor

Analisa Data Dasar

Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan yang


disebut dengan diagnosa kebidanan.

-Kondisi pasien yang terkait dengan masalah


-Masalah utama dan penyebab utama masalah potensial

-Kebutuhan pasien

Deteksi Dini

Pada saat anamnesis, ibu mengeluh mengeluarkan banyak darah dari


kemaluannya sampai berkali-kali ganti pembalut. Ibu mengatakan nyeri atau
sakit pada kemaluanya, lelah.

Periksaan vital sign : Tekanan darah di bawah normal, nadi cepat lemah,
respirasi cepat, suhu meningkat

Pada saat pemeriksaan fisik, muka : pucat, bibir kering, TFU masih dapat
diraba lebih besar dari seharusnya, kontraksi lemah, kandung kemih penuh,
jumlah perdarahan > 500 cc, perdarahan aktif.

Perencanaan

Dibuat untuk setiap permasalahan sesuai kebutuhan serta tindakan yang


spesifik, perencanaan harus dikembangkan pada pasien dan keluarga,
rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan HPP sekunder adalah
sebagai berikut :

Mendiagnosa dan penanganan secara dini

Jelaskan tentang kondisi ibu

Informed consent pada ibu dan keluarga atas tindakan yang akan dilakukan

Stabilkan kondisi ibu

Hentikan perdarahan sesuai penyebab


Rujuk ibu atau kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah disusun,


beberapa prinsip dalam melaksanakan tindakan kebidanan sebagai berikut :

Tindakan kebidanan ada yang dapat dikerjakan sendiri atau dibantu dan
dilimpahkan kepada pasien atau keluarga, kolaborasi dan dirujuk kepada
tenaga kesehatan yang lebih berwenang.

Penguasaan pengetahuan dan keterampilan bidan tentang tindakan yang


dilakukan.
Mencatat dan mengadakan konsultasi dan rujukan jika perlu.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan terkait kasus HPP sekunder
adalah stabilkan kondisi pasien, menghentikan perdarahan sesuai penyebab
perdarahan, rujuk dan dampingi pasien.

Menilai Keberhasilan Tindakan

Jika keadaan pasien kembali stabil dan perdarahan dapat dihentikan, maka
pertolongan pertama yang bidan berikan berhasil. Selanjutnya pasien
dirujuk untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Studi Kasus
    Studi Kasus
    Dokumen15 halaman
    Studi Kasus
    Yanti Aulia Hambali
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal
    Contoh Soal
    Dokumen7 halaman
    Contoh Soal
    Yanti Aulia Hambali
    Belum ada peringkat
  • LPKMD
    LPKMD
    Dokumen36 halaman
    LPKMD
    Yanti Aulia Hambali
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hisprung
    Makalah Hisprung
    Dokumen15 halaman
    Makalah Hisprung
    Yanti Aulia Hambali
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen10 halaman
    MAKALAH
    Yanti Aulia Hambali
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Imunisasi
    Konsep Dasar Imunisasi
    Dokumen65 halaman
    Konsep Dasar Imunisasi
    Yanti Aulia Hambali
    Belum ada peringkat