Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Tanda Bahaya Pada Kala I

Disusun oleh
Yanti Aulia Hambali
A.14.19.0064
Tingkat 2B

YAYASAN PRIANGAN CIANJUR


AKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
Jln. Raya Abdullah Bin Nuh No. 13 Cianjur
Telp./fax. (0263) 271283 Cianjur
Email: akbidcianjur@yahoo.com
Website: www.akbidcianjur.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Tanda Bahaya Pada Kala I”. Makalah ini disusun berdasarkan RTM (Rencana Tugas
Mahasiswa) Akademi Kebidanan Cianjur.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi yang membaca. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka
dari itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca. Untuk itu kami
mengharap kan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata saya mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi saya
khususnya. Semoga AllahSWT senantiasa meridhai segala usaha kita, amin.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Cianjur, 1 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan......................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
BAB II Pembahasan

A. Defenisi Persalinan.............................................................................2
B. Tanda Bahaya Persalinan Kala I.........................................................2
BAB III Penutup

A. Kesimpulan.........................................................................................6
B. Saran...................................................................................................6
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah kehamilan 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Pembukaan
pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. Dengan
perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
Kondisi yang menggambarkan peristiwa yang dirasakan oleh ibu bersalin pada
persalinan kala I, yaitu rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur; keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil
pada serviks; terkadang ketuban pecah dengan sendirinya; serviks mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar (effacement). Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai persalinan kala I terutama tentang tanda bahaya.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah definisi dari persalinan Kala I?
B. Apa sajakah tanda bahaya pada kala I?
C. TUJUAN
A. Mengetahui definisi persalinan Kala I.
B. Mengetahui tanda bahaya pada kala I.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSALINAN
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (janin yang viabel, plasenta, dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina
ke dunia luar. ( Hellen Farrer, 1999:118)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (FK UNPAD, 1983:167).
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu :
1. Kala pertama dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10
cm), proses ini terbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka dari 3 cm sampai 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala empat dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum
(Prawirohardjo, 2006:296).
B. TANDA-TANDA BAHAYA PADA KALA I
Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu
waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Menunda
pemberian asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian atau
kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Langkah atau tindakan yang akan dipilih sebaiknya
dapat memberikan manfaat dan memastikan bahwa proses persalinan akan
berlangsung aman dan lancar sehingga akan berdampak baik terhadap keselamatan
ibu dan bayi yang akan dilahirkan (JNPK-KR, 2007).
Tanda bahaya yang harus diwaspadai seorang bidan saat menolong persalinan
kala I adalah: tekanan darah lebih 140/90 mmhg (Pre-eklamsi); Temperatur lebih dari
36oC, Nadi lebih dari 100x/menit; denyut jantung janin (DJJ) (100 atau >180x/menit
(normal 120-160x); Kontraksi kurang dari 3 dalam 10 menit berlangsung kurang dari
40 detik; Ketukan dipalpasi lemah; Serviks: Partograf melewati garis waspada pada
fase aktif, Cairan amnion, mekonium, darah, bau; Urine: Volume sedikit dan pekat.
Riwayat yang harus di perhatikan antara lain adalah pernah bedah Sesar,
riwayat perdarahan berulang, prematuritas atau tidak cukup bulan, ketuban pecah dini,
pewarnaan mekonium cairan ketuban, infeksi ante atau intrapartum, Hipertensi,
Dwarfism atau TB dibawah 140 cm, gawat janin, primipara dengan bagian terbawah
masih tinggi, malpresentasi atau malposisi, Tali pusat menumbung, keadaan umum
jelek atau syok, Inersia uteri atau fase laten memanjang, Partus lama atau kasep.
1. Riwayat seksio sesaria
Rencana Asuhan
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan
seksio sesaria.
 Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
2. Perdarahan per vagina
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu di sisi kiri.
 Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan Ringer Laktat atau cairan garam fisiologis (NS).
 Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan SC.
Perhatian: Jangan melakukan pemeriksaan dalam
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)
Rencana Asuhan
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
kegawatdarutratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri
 Dengarkan DJJ.
 Segera rujuk ke fasilitas dengan kemampuan melakukan seksio sesaria.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan, bawa partus set, kateter penghisap lendir De
Lee dan handuk/ kain untuk mengeringkan dan meyelimuti bayi jika ibu
melahirkan di jalan.
5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
Rencana Asuhan
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri.
 Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
6. Infeksi, tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut.
1. Temperatur tubuh > 38oC.
2. Menggigil.
3. Nyeri abdomen.
4. Cairan ketuban yang berbau
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri
 Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan Ringer Laktat atau cairan garam fisiologis (NS) 125 ml/ jam.
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri.
 Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
7. Preeklamsia/ hipertensi dalam kehamilan (tekanan darah lebih dari 160/100
mmHg dan atau terdapat protein dalam urine).
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri.
 Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan Ringer Laktat atau cairan garam fisiologis (NS).
 Jika mungkin, berikan dosis awal pada saat kejang 4 g MgSO420% IV selam 20
menit (untuk eklamsia).
 Suntikan 8gMgSO440%, IM, boka-boki (untuk preeklamsia berat).
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
8. Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion, kehamilan
ganda).
Rencana Asuhan
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri.
 Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
Alasan: Jika diagnosisnya adalah polihidramnion, mungkin ada masalah- masalah
lain dengan janinnya. Dengan adanya makrosomia, risiko distosia bahu dan
perdarahan pasca persalinan akan lebih besar.
9. Gawat janin (DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180x/menit pada dua kali
penilaian dengan jarak 5 menit)
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernapas secara teratur.
 Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan Ringer Laktat atau cairan garam fisiologis (NS) 125 ml/jam.
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan
kagawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Damping ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
10. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri.
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan
seksio sesaria.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
11. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang, dan lain-lain).
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri.
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
12. Presentasi majemuk/ganda (adanya bagian janin seperti lengan atau tangan,
bersamaan dengan presentasi belakang kepala)
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu dengan posisi lutut menempel ke dada atau miring ke kiri.
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
13. Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)
Rencana Asuhan
 Gunakan sarung tangan DTT, letakkan satu tangan di vagina dan jauhkan kepala
janin dari tali pusat. Gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk membantu
menggeser bayi dan menolong bagian terbawah bayi agar tidak menekan tali
pusatnya (keluarga mungkin dapat membantu).
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
14. Syok, tanda dan gejala syok adalah sebagai berikut.
1. Nadi cepat dan lemah (lebih dari 110 kali/menit).
2. Tekanan darah rendah (sistol kurang dari 90 mmHg).
3. Pucat.
4. Berkeringat atau kulit lembab, dingin.
5. Napas cepat (lebih dari 30 kali/menit).
6. Cemas, bingung, atau tidak sadar.
7. Produksi urine sedikit (kurang dari 30 ml/jam).
Rencana Asuhan
 Baringkan ibu miring ke kiri.
 Jika mungkin, naikkan kedua kaki ibu untuk meningkatkan aliran darah ke
jantung.
 Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan Ringer Laktat atau cairan garam fisiologis (NS). Infuskan 1 liter cairan
dalam waktu 15-20 menit; jika memungkinkan, infus 2 liter cairan dalam waktu
satu jam pertama, kemudian turunkan tetesan menjadi 125 ml/jam.
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
15. Persalinan dengan fase laten yang memanjang, tanda dan gejalanya adalah
sebagai berikut.
1. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam.
2. Kontraksi teratur (lebih dari 2 dalam 10 menit).
Rencana Asuhan
 Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan penatalaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
 Damping ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat
Bab III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspada
terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Menunda pemberian asuhan
kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian atau kesakitan ibu dan bayi baru
lahir. Langkah atau tindakan yang akan dipilih sebaiknya dapat memberikan manfaat
dan memastikan bahwa proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga
akan berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.
Menurut Helen Varney’s 2007, alur berfikir bidan saat mengahadapi klien meliputi
tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
melalui proses berfikir sistematis, maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu
 S: subjektif, menggambarkan pendokumentasia hasil anamnesis
 O: objektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
dari pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostic lin yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney.
 A: assessment, menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data   objektif dalam identifikasi yang meliputi :
1. Diagnosis atau masalah
2. Antisipasi diagnose atau masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi, atau
rujukan sebagai langkah II, III dan IV varney
 P: planning, menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan pelaksanaan
tindakan dan evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan.
2. Saran
Sebaiknya kita sebagai calon bidan, dapat mengetahui tanda-tanda bahaya kala I,
asuhan yang di berikan serta cara mendokumentasikan kala
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19121151/Tanda_gejala_Kala_1_Persalinan
http://idanatalia.blogspot.com/2014/06/makalah.html

Anda mungkin juga menyukai